Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Tomer memiliki masyarakat yang mayoritasnya bermata pencaharian sebagai petani. Pekerjaan mereka yang berkesplorasi dalam dunia pertanian, membuat mereka lebih dekat dengan alam. Karena mereka memanfaatkan lahan yang ada sehingga menambah kekayaan hasil daerah mereka. Tidak hanya berpengaruh dalam pengolahan alam, mereka juga mendapatkan hasil alam untuk pengobatan tradisional dan penjaga stamina mereka. Saat ini masyarakat Kampung Tomer telah mengetahui bahwa sarang semut (Myrmecodia pendans) yang banyak tumbuh di hutan perkampungan mereka merupakan salah satu tanaman herbal yang banyak dicari oleh masyarakat. Meskipun masyarakat sendiri tidak berpatokan pada sarang semut untuk dijadikan sebagai pengobatan herbal yang harus dikonsumsi. Masyarakat lebih melihat jika banyak atau adanya pesanan dari pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berasal dari luar Pulau Papua melakukan pemesanan dalam jumlah yang banyak dan meminta masyrakat mengolah, dan akan dibeli oleh pihak TNI. Nilai ekonomis dari sarang semut (Myrmecodia pendans) menyebabkan masyarakat dengan gencarnya menyusuri hutan-hutan tempat mereka tinggal untuk memenuhi permintaan pesanan yang akan dikirimkan ke luar Pulau Papua. Namun yang sangat disayangkan, masyarakat setempat belum bisa dengan jeli menangkap peluang usaha tersebut. Mereka menjadikan penghasilan tambahan hanya saja ketika ada pemesanan dari masyarakat luar. Jika telah mencapai target pemesanan, mereka pun berhenti melakukan pengolahan sarang semut yang tentunya memiliki daya jual dengan baik. Hasil pengolahan sarang semut yang dilakukan oleh masyarakat setempat pun dihargai dengan harga yang murah. Satu kilogram sarang semut yang telah di olah hingga di keringkan dihargai Rp 10.000,-. Sangat berselisih jauh dengan harga jual yang diberikan oleh distributor kepada konsumen. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M) adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat kampung Tomer tidak melihat potensi alam yang mereka miliki sebagai sumber penghasilan yang bisa menambah kesejahteraan hidup mereka. 2. Bagaimana menjadikan masyarakat kampung Tomer dapat menjadikan sarang semut (Myrmecodia pendans) sebagai sumber penghasilan tanpa merusak ekosistem alam. 1.3 Tujuan Program 1. Memberi pemahaman kepada masyarakat kampung Tomer tentang Sumber Daya Alam (SDA), yaitu sarang semut yang dimiliki oleh daerah mereka. 2. Menjadikan masyarakat kampung Tomer mampu memberdayakan SDA tanpa merusak habitat mereka dan SDA tersebut. 3. Membuat masyarakat kampung Tomer memiliki penghasilan dari SDA sarang semut (Myrmecodia pendans) yang mereka miliki. 1.4 Luaran yang Diharapkan Masyarakat kampung Tomer memiliki sumber penghasilan untuk kelangsungan hidup mereka tanpa merusak alam yang dijadikan sebagai habitat mereka. 1.5 Kegunaan Program 1. Masyarakat kampung Tomer akan lebih dekat dan cinta kepada alam. 2. Masyarakat kampung Tomer akan memiliki sumber penghasilan baru yang tentunya sudah berpotensi besar. 3. Masyarakat kampung Tomer memiliki pilihan lain dalam penggunaan kekayaan alam. Seperti, masyarakat tidak lagi mengeksploitasi kekayaan hutan seperti kayu secara berlebihan.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Masyarakat Kampung Tomer termasuk masyarakat yang memiliki rasa persatuan antara satu dan lainnya. Masyarakat memiliki rasa saling menghargai yang tinggi dilihat dari tidak adanya diskriminasi dalam kelompok masyarakat. Masyarakat menjalani kehidupan dengan memiliki pekerjaan yang bergantung pada alam. Mayoritas masyrakat Kampung Tomer memilih pekerjaan sebagai petani. Lahan masyarakat yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka membuat masyarakat lebih mudah mengolah lahan mereka. Masyarakat kampung Tomer masih termasuk dalam kelompok masyarakat yang hidup dalam budaya tradisional. Mereka masih mengadopsi pengobatan penyakit-penyakit dari ramuan turun menurun yang bersumber dari alam. Berdasarkan penjelasan dari Kepala Kampung, masyarakat Kampung Tomer adalah pekerja keras. Mereka mampu mengolah bahan ataupun hasil alam yang disampaikan oleh pihak pemerintah maupun masyarakat perkotaan yang dapat memberikan penghasilan untuk masyarakat Kampung Tomer. Tetapi kemauan mereka untuk bekerja keras tersebut tidak sejalan dengan keadaan pasar tidak menjanjikan perputaran hasil olahan-olahan mereka. BAB III METODE PENDEKATAN 3.1 Observasi Melalui metode observasi ini, dapat dihimpun data mengenai kegiatan masyarakat dalam pengolahan sarang semut dan cara masyarakat mendapatkan sarang semut yang terdapat di hutan Kampung Tomer. 3.2 Survei dan Interview (Wawancara) Survei yang dilaksanakan dalam kawasan Kampung Tomer menghasilkan informasi bahwa masyarakat Kampung Tomer belum memahami keadaan pasar yang ada. Masyarakat memaksakan pencapaian keuntungan yang besar tanpa memperhatikan kualitas dari sarang semut yang telah diolah oleh masyarakat. Wawancara yang dilakukan kepada beberapa masyarakat Kampung Tomer menghasilkan informasi sebagai berikut: - Masyarakat belum mengetahui secara menyeluruh mengenai potensi sumber daya alam yang ada disekitar kehidupan masyarakat. - Keberagaman harga sarang semut yang diberikan masyarakat kepada konsumen. - Terdapat beberapa anggota masyarakat yang menurunkan harga jual sarang semut jika telah dituntut oleh pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Wawancara tidak hanya dilakukan pada pihak masyarakat, melainkan wawancara juga dilakukan kepada pihak pemerintah dan pengusaha sarang semut. Pihak pemerintah antara lain: Dinas Pemberdayaan Kampung, Dinas Kehutanan, dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop). Pihak yang berwenang dalam penyelesaian pemasaran sarang semut hasil olahan masyarakat Kampung Tomer adalah Perindagkop. BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 4.1.1 Waktu Pelaksanaan Februari 2012 Juni 2012 4.1.2 Tempat Pelaksanaan Balai Desa Kampung Tomer, Distrik Naukenjerai, Kabupaten Merauke, Papua.

4.2 Tahapan Pelaksanaan URAIAN KEGIATAN Penyampaian Informasi a Kepada Kepala Kampung Tomer b Studi Kepustakaan Penyampaian surat c kegiatan Penyuluhan Penyuluhan kepada d Masyarakat. Menghubungi Pedagang e Sarang Semut Via Mobile (di Sorong) Penyampaian ke beberapa instansi f Pemerintah dan Pengusaha Penyampaian informasi g kepada masyarakat mengenai penyaluran h Pembuatan Laporan i Penggandaan Laporan 4.3 Instrumen Pelaksanaan Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan program pengabdian Masyarakat di Kampung Tomer yaitu hardcopy materi mengenai sumber daya alam dan juga sarang semut. Pamflet. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M) ini, hasil yang ingin dicapai yaitu masyarakat Kampung Tomer dapat menjadikan sarang semut (Myrmecodia pendans) sebagai sumber penghasilan mereka dengan melakukan pengolahan sarang semut secara berkelanjutan dan pemasaran yang lancar. Keinginan masyarakat kepada pihak mahasiswa yang menjalankan kegiatan tersebut, yakni mencari pedagang pengepul/pengumpul yang dapat menerima hasil olahan sarang semut masyarakat. Dengan adanya pedangan pengepul/pengumpul diharapkan sarang semut tidak lagi menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat, melainkan menjadi sumber penghasilan tetap yang menjanjikan untuk kelangsungan hidup masyarakat Kampung Tomer. Pihak pemerintah yang dapat mengambil peran penuh dalam permasalahan yang ada, yakni pemasaran adalah Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop). Hasil yang diperoleh ketika menyampaikan keinginan menjalin hubungan kerjasama untuk melakukan pemasaran sarang semut hasil olahan masyarakat Kampung Tomer yaitu pihak Perindagkop menginginkan adanya hasil penelitian laboratorium mengenai kandungan dari sarang semut Kampung Tomer dengan harapan, nantinya pemasaran sarang semut tepat dan bisa dipasarkan secara global. Salah satu pihak pengusaha yang menyambut baik penawaran hubungan kerjasama dalam penyaluran sarang semut masyarakat Kampung Tomer adalah UD.Tifa Rusa yang berada Februari 1 2 3 4 BULAN KEMaret April 1 2 3 4 1 2 3 4 Mei 1 2 3 4 Juni 1 2 3

di Jl.Ahmad Yani Merauke, Papua. Pemilik usaha tersebut menjual berbagai macam hasil olahan yang berasal dari Kota Merauke. Salah satu yang mereka jual adalah sarang semut yang telah diolah dan dikemas. Pihak pengusaha mengatakan, dapat menerima hasil olahan sarang semut masyarakat Kampung Tomer tetapi tidak menjadi pedagang pengepul yang resmi. Pemilik usaha hanya menginginkan akan mengambil sarang semut masyarakat Kampung Tomer seharga Rp 15.000/kg ketika tempat usahanya sedang membutuhkan persediaan. Hal ini menjadi keputusan pihak pengusaha karena telah mmiliki petani sarang semut yang menjadi langganannya. Hasil yang didapatkan dari dinas terkait dan pihak pengusaha telah disampaikan kepada masyarakat Kampung Tomer dalam rapat masyarakat kampung. Masyarakat menerima dengan baik hasil yang didapatkan. Sebagian masyarakat menerima tawaran dari UD.Tifa Rusa yang dapat menerima hasil olahan sarang semut yang siap dipasarkan. Beberapa pihak masyarakat tidak menerima tawaran dengan alasan hasil olahan sarang semut yang telah mereka keringkan masih terjual melalui konsumen yang dengan sendirinya datang membeli pada masyarakat di Kampung Tomer. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Pandangan masyarakat yang berbeda mengenai persaingan pasar dan dunia pemasaran yang mengutamakan kualitas membuat masyarakat memiliki kesulitan dalam penetapan harga yang seragam untuk penjualan harga sarang semut yang telah diolah. Masyarakat lebih memilih untuk melakukan penjualan sarang semut dengan harapan konsumen yang datang mencari dibandingkan dengan melakukan pemasaran ke pedagang peyalur dengan harga yang lebih murah. 6.2 Saran Pengolahan sarang semut yang telah dilakukan oleh masyarakat Kampung Tomer sebaiknya lebih memperhatikan prosesnya. Karena dalam proses pengolahan menentukan kualitas yang berpengaruh dalam harga pemasaran. Masyarakat masih perlu mendapatkan pemahaman mengenai dunia usaha yang dapat bersaing di pasar. Upaya ini dapat dilakukan oleh pihak Pemerintah terkait maupun tim penyuluh dari pihak luar. Lampiran

Gambar.1 Bertemu Dinas Perindagkop

Gambar.2 Penawaran kerjasama di UD. Tifa Rusa

Gambar.3 Penyampaian hasil pada Kepala Kampung untuk mengumpulkan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai