Anda di halaman 1dari 2

Moot Court Guna Keadilan di Masa Depan

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, begitu kiranya isi sila keadilan yang tercantum dalam sila kelima pancasila. Mungkin sebuah keadilan bagi rakyat Indonesia adalah tujuan dari adanya penegakan hukum di dalam masyarakat, namun keadilan tersebut tak kunjung dapat dirasakan karena masih banyak penyimpangan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat. Akibatnya sistem hukum hancur, kepastian hukum yang rendah, dan menurunkan kepercayaan masyarakat pada hukum, khususnya di dalam lembaga peradilan. Peradilan merupakan salah satu media bagi penyelesaian permasalahan yang timbul dimasyarakat. Sudah menjadi sebuah keharusan bagi Negara dan pemerintah untuk dapat menciptakan dan membangun sebuah sistem peradilan yang dapat memenuhi asas trilogi pengadilan dimana sebuah peradilan yang sederhana, mudah, dan berbiaya ringan dapat diperoleh masyarakat.Namun, peradilan saat ini banyak disalahgunakan oleh pihak -pihak yang tidak bertanggung jawab, dan dalam prosesnya pun banyak terjadi penyimpangan penyimpangan dan sedang mengalami masa masa kritis. Munculnya mafia peradilan, pengadilan jalanan, saksi palsu, pseudo court (pengadilan artifisial ), barter tahanan serta sederet penyimpangan penyimpangan lainnya semakin mencoreng nama baik institusi institusi hukum (peradilan) . Disinilah generasi bangsa Indonesia muda khususnya mahasiswa fakultas hukum dituntut untuk dapat belajar beracara melalui kegiatan Moot Court. Mungkin bagi sebagian orang yang bukan berasal dari fakultas hukum istilah moot court masih awam di telinga mereka. Secara etimologis moot court berarti peradilan yang dapat diperdebatkan. Moot court, atau yang lebih dikenal dengan peradilan semu merupakan simulasi dari peradilan yang sebenarnya. Dalam peradilan semu mahasiswa diarahkan untuk dapat menyelesaikan perkara yang ada dalam mekanisme peradilan dalam hal perkara tersebut dibawa ke pengadilan. Peradilan semu sendiri dapat menjadi media bagi penyebarluasan pemahaman akan mekanisme hukum terkini. Banyak sekali manfaat manfaat yang dapat diperoleh mahasiswa, selain mahasiswa dapat beracting menjadi salah satu peran dalam peradilan, dengan adanya peradilan semu mahasiswa juga dapat mengerti lebih jauh mengenai kebiasaan kebiasaan dalam praktek beracara dan memahami tugas tugas dari hakim, penuntut umum dan penasehat hukum, serta kedudukan terdakwa dan kedudukan saksi dalam pengadilan yang kemudian untuk digali dan dicerna sisi sisi ilmiahnya . Selain itu, dalam peradilan semu mahasiswa dituntut untuk dapat menganalisa kasus kasus dan tindakan tindakan yang dilakukan penegak hukum dalam beracara bahkan harus bisa menguasai permasalahan permasalahan yang ditangani sebagai acuan untuk kedepannya dalam beracara nyata di pengadilan. Meskipun peradilan semu hanya sebagai sarana praktik belajar untuk mahasiswa fakultas hukum dan dalam pelaksanaannya masih ada kesalahan kesalahan baik dalam analisis kasus atau dalam beracara, namun sangatlah tabu bagi mahasiswa jika memperlihatkan sesuatu yang tidak benar di hadapan hukum.

Peradilan semu dapat menjadi bahan tolak ukur dalam penyelesaian kasus atau sengketa sengketa yang terjadi dengan peradilan nyata saat ini, agar penegakan hukum diperadilan nyata menjadi lebih baik dan adil. Dalam peradilan semu ini mahasiswa di uji dalam pembuatan berkas beracara,diiantaranya surat dakwaan, surat tuntutan, putusan hakim, dan pembelaan, serta surat menyurat dengan benar, termasuk nantinya dalam penguasaan materi peradilan semu tersebut. Peradilan semu sebagai rintisan peradilan nyata juga digunakan sebagai motivasi untuk melahirkan mahasiswa fakultas hukum yang lebih memahami hukum acara dan praktik berperkara di pengadilan guna memperbaiki sistem peradilan yang telah mencapai masa kritisnya. Moot court juga berguna sebagai tambahan belajar bagi mahasiswa Fakultas Hukum untuk mengembangkan diri, terutama bagi matakuliah -matakuliah hukum acara. Hadirnya moot court sebagai sarana belajar memberikan gambaran ideal yang perlu ditanamkan sejak dini mengenai peradilan yang bersih dan berwibawa serta dapat membantu membenahi pelaksanaan peradilan di Indonesia. Di samping sebagai sarana mengasah keahlian mahasiswa fakultas hukum dalam beracara di peradilan, moot court juga guna menciptakan sarjana hukum yang handal dan profesional, sekaligus menumbuhkan pemahaman dan empati pada diri penerus penegak hukum nantinya dalam keadaan senyatanya dalam dunia peradilan di indonesia, khususnya terhadap masalah acces to justice bagi masyarakat dalam penyelesaian perkara di indonesia.

Oleh: Therisya Karmila (Universitas Udayana 2011)

Anda mungkin juga menyukai