Tinny Sumartini (Kumpulan bahan ajar Tim IPP BPKP DIY) Perwakilan BPKP Provinsi DIY
SIKLUS KEGIATAN
* Ken Blanchard dan Fred Finch (2007): Leading at A Higher Level, 181-182. 2
11/04/2013
Dasar Hukum
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara PP No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah PMK No. 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja Perdirjen PB No. Per-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja
Pengeluaran melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada kantor/satuan kerja di lingkungan kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.
Pasal 18 ayat (3) Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.
11/04/2013
Bendahara Umum Negara/Daerah, kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah dan semua unit kerja yang berada di bawahnya, yang menguasai Uang Negara/Daerah, melakukan akuntansi atas pengelolaan Uang Negara/Daerah berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pasal 1 (Pengertian)
Bendahara adalah setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan, membayar dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga. Bendahara Pengeluaran Pembantu, yang selanjutnya disingkat BPP, adalah Bendahara yang bertugas membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
11/04/2013
Kewajiban melakukan penatausahaan dan penyusunan LPJ dilakukan oleh setiap Bendahara Penerimaan/Pengeluaran pada satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga, termasuk BPP dan bendahara pengelola dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan. Penatausahaan dan penyusunan LPJ Bendahara Penerimaan/ Pengeluaran dilakukan atas pengelolaan uang atau surat berharga dalam rangka pelaksanaan APBN. tidak termasuk dana APBD
11/04/2013
lanjutan
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan LK Kementerian Negara/Lembaga menyatakan bahwa unit pemerintahan selaku kuasa pengguna anggaran/barang sebagai entitas akuntansi wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Penyampaian laporan keuangan dilakukan secara periodik dan berjenjang.
11/04/2013
Pertanggungjawaban Bendahara
Bendahara Pengeluaran wajib menyusun LPJ secara bulanan atas uang yang dikelolanya. LPJ disusun berdasarkan Buku kas Umum, buku-buku pembantu, dan Buku Pengawasan Anggaran yang direkonsiliasi dengan UAKPA. Bendahara Pengeluaran pada satuan kerja wajib menyampaikan LPJ kepada: Kepala KPPN yang ditunjuk dalam DIPA satuan kerja yang berada dibawah pengelolaannya, Menteri/pimpinan lembaga masing-masing, dan Badan Pemeriksa Keuangan, secara bulanan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja bulan berikutnya, disertai dengan salinan rekening koran dari bank/pos untuk bulan berkenaan.
lanjutan
Bentuk/Format Laporan Pertanggungjawaban untuk Bendahara Pengeluaran terdapat di Lampiran 5, 6 dan 7 Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009.
11/04/2013
Ketentuan Lain
Apabila terjadi penggantian Bendahara pada suatu periode pembukuan, dilakukan pemeriksaan kas dan serah terima dengan format berita acara sebagaimana tertuang dalam Lampiran 9 Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009.
PERTANGGUNGJAWABAN
Melaporkan dan mempertanggungjawabkan Pelaksanaan kegiatan kepada para pemangku Kepentingan dengan prinsip:
14
11/04/2013
15
PEMBELIAN BARANG
Pertanggungjawaban pembelian ATK dan penggandaan, bahanbahan serta pemeliharaan ringan, berupa kuitansi dengan melampirkan faktur barang, dengan ketentuan : Rp250.000 Rp1.000.000 diberi meterai Rp3.000 > Rp1.000.000 diberi meterai Rp6.000
16
11/04/2013
HONORARIUM
Pertanggungjawaban pemberian honorarium berupa kuitansi (tanpa meterai) yang dilampiri dengan:
Surat keputusan penetapan petugas Daftar nominatif yang ditandatangani penerima honorarium
17
KEGIATAN RAPAT
KUITANSI yang dilampiri dengan: Surat undangan Daftar hadir Bukti pembelian konsumsi Daftar nominatif penerimaan uang transport (bagi peserta berasal dari luar lokasi rapat) Notulen hasil rapat Laporan kegiatan
18
11/04/2013
Surat Tugas SPD (Surat Perjalanan Dinas) Daftar Pengeluaran riil (pengeluaran yang tidak ada bukti pengeluarannya) Perincian biaya perjalanan dinas yang berisi uang saku, penginapan, transport, nilai nominal dalam daftar pengeluaran riil Bukti penginapan (kuitansi penginapan/hotel) Kuitansi/Bukti biaya transport (misal: tiket, bon bensin) Laporan pelaksanaan tugas
19
(TIDAK
Bentuk pertanggungjawaban berupa Kuitansi (tanpa meterai) dengan lampiran: Surat Tugas Daftar penerimaan transport (apabila yang melakukan perjalanan dinas lebih dari satu orang secara bersama-sama dan tempat tujuan yang sama) Kuitansi/Bukti biaya transport (misal : tiket, bon bensin) Surat Tugas Laporan pelaksanaan tugas
20
10
11/04/2013
21
22
11
11/04/2013
Pelaksanaan Kegiatan :
Waktu dan Tempat Peserta: berapa dan dari mana Nara sumber: berapa orang dan dari mana Jadwal Kegiatan Pendanaan: sumber dana , anggaran dan realisasi penggunaan dana
23
24
12
11/04/2013
Berkas SPJ
Bukti pembayaran biaya panitia (honor, transport !!!!) Bukti pembayaran biaya peserta Bukti pembayaran biaya nara sumber Bukti pembayaran konsumsi Bukti pembayaran ATK dan pelaporan Pembayaran lain-lain
25
Matur Nuwun
26
13