Anda di halaman 1dari 4

RI YA : HAKEKAT, BAHAYA DAN TERAPI NYA

Oleh : Achmad Hanif, S.Ag.





A. HAKEKAT RIYA
Secara etimologi, kata riya berasal dari akar kata ruyah (melihat). Apabila dikatan si
Fulan riya, berarti ia melakukan sesuatu yang ingin dilihat atau agar diperhatikan oleh
orang lain (mencari perhatian).
Adapaun dalam tinjauan terminologi (istilah), riya adalah sikap seseorang yang ingin
diperhatikan orang lain dalam melakukan aktivitas kebaikan, dengan tujuan untuk
mendapatkan kedudukan, pujian, atau tujuan-tujuan lain yang bersifat duniawi. Dengan
kata lain, riya berarti melakukan amal untuk selain Allah SWT.
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah motif beribadah. Oleh
karena itulah, hadirnya keikhlasan merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi. Motif-
motif ibadah untuk selain Allah harus disingkirkan sejauh-jauhnya, termasuk diantaranya
adalah riya itu sendiri. Bahkan secara spesifik penyakit riya ini dilarang dengan tegas
dalam Al-Quran dan Sunnah, karena ia akan menghanguskan nilai ibadah (pahala) kita.
Sebagaimana dalam firman-Nya :
!,!., _ `.. , lL,. >... . _.l!, _: _.ll _.`, .` !. ,! . _!.l
_.`, <!, ,,l > .`: . _ :. . ,ls ', . .,!.! _, ..
. _'.1, _ls ,`_: !.. , . < _., 1l _.>l ___
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya, dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang-orang
yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lau menjadilah ia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. #QS.Al-Baqarah (2) : 264#

Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Shahbat
bertanya : Apa yang dimaksud syirik kecil, ya Rasulullah? Rasulullah menjawab :
Syirik kecil adalah riya. #HR. Ahmad#




B. SEBAB-SEBAB RIYA
Hal penting yang perlu kita ketahui dalam maslah riya adalah sebab-sebab yang bisa
menjatuhkan diri kita dalam penyakit ini.. Di anatara sebab-sebabnya adalah sebagai
berikut :
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan tempat di mana anggota-anggotanya berinteraksi secara
intens sehingga yang terjadi adalah saling mempengaruhi antara satu dengan yang
lainnya. Apabila seseorang hidup dalam sebuah keluarga yang kental dengan
tampilan-tampilan riya, maka sulit untuk tidak jatuh pada penyakit ini, terlebih bagi
anak-anak yang mempunyai kecenderungan untuk meniru orang tua. Maka langkah
strategis yang harus dilakukan orang tua adalah memberi contoh untuk menjauhi
prilaku riya dan memperdalam pengetahuan ajaran Islam, sehingga sang anak tidak
terkena penyakit ini.
2. Pengaruh Teman Pergaulan
Sebagaimana keluarga mempunyai pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi
hitam putihnya prilaku kita, teman pergaulan pun demikian, sehingga Allah SWT
senantiasa menganjurkan kepada kita agar menjadikan orang-orang yang shalih
sebagai mitra kita atau teman dalam bergaul. Allah telah menggambarkan sebuah
penyesalan hambanya yang salah dalam berinteraksi. Allah SWT berfirman :
_.l,., _.., l `l .> !. ,l> __
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dahulu) tidak menjadikan si Fulan itu
teman akrab(ku). #QS.Al-Furqaan (25) : 28 #

3. Tidak Mengenal Allah dengan Baik
Ketidaktahuan seseorang akan kedudukan keagungan Allah SWT dan
kebesaran-Nya akan menghantarkan pada tampilan sikap dalam beribadah kepada-
Nya. Maka, mengenal Allah merupakan hal yang urgen sekali, karena dengan cara
itulah kita akan terjaga dari kesalahan-kesalahan dalam beribadah kepada Allah,
termasuk munculnya penyakit riya.
4. Keinginan yang berlebihan untuk menjadi pemimpin atau meraih jabatan dan
kedudukan
5. Ketamakan kepada harta.
6. Kekaguman yang berlebihan dari orang lain.
Kekaguman yang berlebihan dari orang lain manakala tidak dikelola dengan
baik bias menjadikan orang yang dikagumi membusungkan dadanya dan lupa kepada
Allah SWT sehingga timbullah sikap riya. Penyebabnya, ia akan senantiasa mencari
celah agar sikap, prilaku, dan ibadahnya senantiasa mendapat sanjungan dari orang
lain.
7. Kekhawatiran penilaian yang kurang menyenangkan dari orang lain.

C. DAMPAK SIFAT RIYA
Karena sifat riya merupakan penyakit hati, sudah barang tentu dia mempunyai efek
negative dalam kehidupan kaum muslimin, baik secara pribadi maupun dalam bentuk
amal Islami. Berikut ini adalah dampak negative dari sifat riya :
1. Dampak riya terhadap pelakunya
a. Terhalangi dari petunjuk dan taufik Allah SWT,
b. Menimbulkan kegoncangan jiwa dan kesempitan hidup,
c. Hilangnya kharismatika dirinya pada orang lain,
d. Hilangnya profesionalisme dalam bekerja,
e. Terjerumus pada sikap ujub, terpedaya, dan sombong,
f. Batalnya amal ibadah yang dilakukan,
g. Akan mendapat adzab pada hari akhir.
2. Dampak riya terhadap amal Islami
Efek negative riya yang paling dominant dalam amal Islami adalah tertundanay
banyak pekerjaan dan terjadinya akumulasi beaya pekerjaan yang besar. Hal ini
disebabkan, setiap pekerjaan yang dilakukan menunggu sanjungan orang lain yang
pada waktu bersamaan akan berimbas pada pembiayaan pekerjaan. Betapa banyaknya
pekerjaan-pekerjaan besar yang terbengkalai manakala kaum muslimin terjangkit
penyakit ini . Maka, manakala kita mengetahui dampak negatifnya yang begitu besar,
baik secara individu maupun kolektif, menjadi sebuah kewajiban bagi kita untuk
menghilangkan dan memusnahkan sifat ini dari diri kita.

C. TERAPI SIFAT RIYA
Islam adalah agama yang solutif, sehingga tatkala riya yang merupakan rival
keikhlasan, yang dapat membatalkan nilai-nilai ibadah dan amal-amal kita, Islam yidak
membiarkan begitu saja tanpa adanya solusi atau terapi untuk memproteksi diri kita dari
sifat yang berbahaya ini. Berikut ini adalah terapi sifat riya :
1. Mengetahui dan senantiasa ingat terhadap dampak negatifnya,
2. Menjauhkan diri kita dari berinteraksi social dari orang-orang yang mengidap penyakit
riya
3. Mengenal Allah SWT dengan baik,
4. Melakukan perlawanan (jihad) melawan hawa nafsu yang selalu mendorong dan
menjatuhkan kita ke dalam pelanggaran-pelanggaran kepada Allah, termasuk riya.
5. Komitmen ternadap akhlak Islam.
6. Berusaha semaksimal mungkin untuk memahami nash-nash Al-Quran dan Sunnah
yang melarang sifat riya.
7. Menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sandaran kita dan tempat berlindung.




----oooOOOooo----

Anda mungkin juga menyukai