Anda di halaman 1dari 6

AFFATUL LISAN Oleh : Achmad Hanif, S.Ag.

1. PERINTAH BERKATA BAIK Kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginannya dengan sesama manusia. Ungkapan yang keluar dari mulut manusia bisa berupa ucapan baik, buruk, keji, dsb. Agar kemampuan berbicara yang menjadi salah satu ciri manusia ini menjadi bermakna dan bernilai ibadah, Allah SWT menyerukan umat manusia untuk berkata baik dan menghindari perkataan buruk. Allah SWT berfirman : Dan katakan kepada hamba-hambaKu. Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar), sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.(QS.17:53) Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (QS.16:125) Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.(HR. Muttafaq alaih) 2. KEUTAMAAN DIAM Sabda Nabi : Barang siapa yang mampu menjamin kepadaku antara dua kumisnya (kumis dan jenggot), dan antara dua pahanya, saya jamin dia masuk sorga (HR.AlBukhariy) Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya(HR Ahmad) Ketika Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk surga, Rasul menjawab : Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq mulia. Dan ketika ditanya tentang penyebab masuk neraka, Rasul menjawab : Dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan (HR. At Tirmidziy) Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang bisa menjaga mulutnya, Allah akan tutupi keburukannya(HR. Abu Nuaim). Ibnu Mas'ud berkata : Tidak ada sesuatu pun yang perlu lebih lama aku penjarakan dari pada mulutku sendiri. Abu Darda berkata : Perlakukan telinga dan mulutmu dengan obyektif. Sesungguhnya diciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kamu lebih banyak mendengar dari pada berbicara. 3. MACAM-MACAM AFATUL-LISAN, PENYEBAB DAN TERAPINYA Ucapan yang keluar dari mulut kita dapat dikategorikan dalam empat kelompok : 1)murni membahayakan, 2) ada bahaya dan manfaat, 3) tidak membahayakan dan tidak menguntungkan, dan 4) murni menguntungkan. Dari empat ini satu-satunya yang harus diupayakan adalah keempat yaitu ucapan yang menguntungkan.

Adapun afatul lisan (bahaya lisan ) dari paling tersembunyi sampai paling berbahaya, Sbb: 1. Berbicara sesuatu yang tidak perlu Rasulullah SAW bersabda : Di antara ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak ia perlukan (HR At Tirmidziy) Ucapan yang tidak perlu adalah ucapan yang seandainya anda diam tidak berdosa, dan tidak akan membahayakan diri maupun orang lain. Terapinya adalah dengan menyadarkan bahwa waktu adalah modal yang paling berharga. Jika tidak dipergunakan secara efektif maka akan merugikan diri sendiri. selanjutnya menyadari bahwa setiap kata yang keluar dari mulut akan dimintai pertanggung jawabannya. 2. Fudhulul-Kalam ( Berlebihan dalam berbicara) Seperti sesuatu yang cukup dikatakan dengan satu kata, tetapi disampaikan dengan dua kata, maka kata yang kedua ini : fudhul (kelebihan). Firman Allah : Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh bersedekah, berbuat ma'ruf, atau perdamaian di antara manusia.(QS.4:114) Rasulullah SAW bersabda : Beruntunglah orang yang dapat menahan kelebihan bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya.(HR. Al Baghawiy). Ibrahim At Taymiy berkata : Seorang mukmin ketika hendak berbicara, ia berfikir dahulu, jika bermanfaat dia ucapkan, dan jika tidak maka tidak diucapkan. Sedangkan orang fajir (durhaka) sesungguhnya lisannya mengalir saja. Berkata Yazid ibn Abi Hubaib : Di antara fitnah orang alim adalah ketika ia lebih senang berbicara dari pada mendengarkan. 3. Al Khaudhu fil bathil (Melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil) Pembicaraan yang batil adalah pembicaraan ma'siyat, seperti menceritakan tentang perempuan, perkumpulan selebritis, dsb. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan ucapan yang Allah murkai, ia tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu dalam murka Allah hingga hari kiamat.(HR Ibn Majah) Orang yang paling banyak dosanya di hari kiamat adalah orang yang paling banyak terlibat dalam pembicaraan batil (HR Ibnu Abiddunya). Allah SWT menceritakan penghuni neraka. Ketika ditanya penyebabnya, mereka menjawab: dan adalah kami membicarakan yang batil bersama dengan orang-orang yang membicarakannya.(QS.74:45) Terhadap orangorang yang memperolok-olokkan Al Qur'an, Allah SWT memperingatkan orang-orang beriman : maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan mereka.(QS. 4:140)

4. Al Jidal (Berbantahan dan Perdebatan) Hal ini biasanya disebabkan oleh taraffu' (rasa tinggi hati) karena kelebihan dan ilmunya, dengan menyerang kekurangan orang lain. Rasulullah SAW bersabda: Tidak akan tersesat suatu kaum setelah mereka mendapatkan hidayah Allah, kecuali mereka melakukan perdebatan.(HR. At Tirmidziy) Imam Malik bin Anas berkata : Perdebatan akan mengeraskan hati dan mewariskan kekesalan 5. Al-Khusumah (pertengkaran) Al-khusumah adalah sikap ingin menang dalam berbicara (ngotot) untuk memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya. Sikap ini bisa merupakan reaksi atas orang lain, bisa juga dilakukan dari awal berbicara. Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang bermusuhan dan suka bertengkar.(HR. Al Bukhariy) 6. Taqa'ur fil-kalam (menekan ucapan) Taqa'ur fil-kalam maksudnya adalah menfasih-fasihkan ucapan dengan mamaksakan diri bersyaja' dan menekan-nekan suara, atau penggunaan kata-kata asing. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di hari kiamat, adalah orang-orang yang buruk akhlaknya di antara kamu, yaitu orang yang banyak bicara, menekan-nekan suara, dan menfasih-fasihkan kata.(HR.Ahmad) Tidak termasuk dalam hal ini adalah ungkapan para khatib dalam memberikan nasehat, selama tidak berlebihan atau penggunaan kata-kata asing yang membuat pendengar tidak memahaminya. 7. Berkata keji, jorok dan caci maki Nabi bersabda : Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah tidak suka sesuatu yang keji dan perbuatan keji dalam riwayat lain : Surga itu haram bagi setiap orang yang keji.(HR.Ibnu Hibban) Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok.(HR.At-Tirmidziy) Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang tua sendiri. Para sahabat bertanya : Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri? Jawab Nabi : Dia mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya.(HR. Ahmad) Perkataan keji dan jorok disebabkan kondisi jiwa yang kotor, menyakiti orang lain, atau karena kebiasaan diri akibat pergaulan dengan orang-orang fasik (penuh dosa). 8. La'nat (kutukan) Penyebab munculnya kutukan pada sesama manusia biasanya adalah satu dari tiga sifat berikut ini, yaitu : kufur, bid'ah dan fasik. Dan tingkatan kutukannya sbb :

a. Kutukan dengan menggunakan sifat umum, seperti : semoga Allah mengutuk orang kafir, ahli bid'ah dan orang-orang fasik. b. Kutukan dengan sifat yang lebih khusus, seperti: semoga kutukan Allah ditimpakan kepada kaum Yahudi, Nasrani dan Majusi, dsb. c. Kutukan kepada orang tertentu, seperti : si fulan la'natullah. Hal ini sangat berbahaya kecuali kepada orang-orang tertentu yang telah Allah berikan kutukan seperti Fir'aun, Abu Lahab, dsb. Dan orang selain yang Allah tentukan itu masih memiliki kemungkinan lain. Kutukan yang ditujukan kepada binatang, benda mati , atau orang tertentu yang tidak Allah tentukan kutukannya, maka itu adalah perbuatan tercela yang harus dijauhi. Sabda Nabi : Orang beriman bukanlah orang yang suka mengutuk.(HR At Tirmidziy) 9. Ghina' (nyanyian) dan Syi'r (Syair) adalah ungkapan yang jika baik isinya maka baik nilainya, dan jika buruk isinya buruk pula nilainya. Hanya saja tajarrud ( menfokuskan diri) untuk hanya bersyair adalah perbuatan tercela. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya memenuhi rongga dengan nanah, lebih baik dari pada memenuhinya dengan syair.(HR Muslim) Said Hawa mengarahkan hadits ini pada syair-syair yang bermuatan buruk. Bersyair secara umum bukanlah perbuatan terlarang jika di dalamnya tidak terdapat ungkapan yang buruk. Buktinya Rasulullah pernah memerintahkan Hassan bin Tsabit untuk bersyair melawan syairnya orang kafir. 10. Al Mazah (Sendau gurau) Secara umum mazah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama, kecuali sebagian kecil saja yang diperbolehkan. Sebab dalam gurauan sering kali terdapat kebohongan, atau pembodohan teman. Gurauan yang diperbolehkan adalah gurauan yang baik, tidak berdusta/berbohong, tidak menyakiti orang lain, tidak berlebihan dan tidak menjadi kebiasaan. Seperti gurauan Nabi dengan istri dan para sahabatnya. Kebiasaan bergurau akan membawa seseorang pada perbuatan yang kurang berguna. Disamping itu kebiasaan ini akan menurunkan kewibawaan. Umar bin Khatthab berkata : Barang siapa yang banyak bercanda, maka ia akan diremehkan/dianggap hina. Said ibn al Ash berkata kepada anaknya : Wahai anakku, janganlah bercanda dengan orang mulia, maka ia akan dendam kepadamu, jangan pula bercanda dengan bawahan maka nanti akan melawanmu. 11. As Sukhriyyah (Ejekan) dan Istihza'( cemoohan) Sukhriyyah berarti meremehkan orang lain dengan mengingatkan aib/kekurangannya untuk ditertawakan, baik dengan cerita lisan atau peragaan di hadapannya. Jika dilakukan

tidak di hadapan orang yang bersangkutan disebut ghibah (bergunjing). Perbuatan ini terlarang dalam agama. Firman Allah : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan janganlah pula wanita-wanita mengolok-olok wanita lain (karena) boleh jadi wanitawanita yang diolok-olok itu lebih baik dari yang mengolok-olok (QS.49:11) 12. Menyebarkan rahasia Menyebarkan rahasia adalah perbuatan terlarang. Karena ia akan mengecewakan orang lain, meremehkan hak sahabat dan orang yang dikenali. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya orang yang paling buruk tempatnya di hari kiamat, adalah orang laki-laki yang telah menggauli istrinya, kemudian ia ceritakan rahasianya.(HR.Muslim) 13. Janji palsu Mulut sering kali cepat berjanji, kemudian hati mengoreksi dan memutuskan tidak memenuhi janji itu. Sikap ini menjadi pertanda kemunafikan seseorang. Firman Allah : Wahai orang-orang beriman tepatilah janji.(QS.5:1) Pujian Allah SWT pada Nabi Ismail as: Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya.(QS.19:54) Rasulullah SAW bersabda : ada tiga hal yang jika ada pada seseorang maka dia adalah munafiq, meskipun puasa, shalat, dan mengaku muslim. Jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya khiyanat.(Muttafaq alaih dari Abu Hurairah) 14. Bohong dalam berbicara dan bersumpah Berbohong dalam hal ini adalah dosa yang paling buruk dan cacat yang paling busuk. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya berbohong akan menyeret orang untuk curang. Dan kecurangan akan menyeret orang ke neraka. Dan sesungguhnya seseorang yang berbohong akan terus berbohong hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai

pembohong.(Muttafaq alaih) Ada tiga golongan yang Allah tidak akan menegur dan memandangnya di hari kiamat, yaitu : orang yang membangkit-bangkit pemberian, orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu, dan orang yang memanjangkan kain sarungnya. (HR Muslim) 15. Ghibah (Bergunjing) Ghibah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama. Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat tentang arti ghibah. Jawab para sahabat : Hanya Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui. Sabda Nabi : Ghibah adalah menceritakan sesuatu dari saudaramu, yang jika ia mendengarnya ia tidak menyukainya. Para sahabat bertanya : Jika yang diceritakan itu memang ada. Jawab Nabi : Jika memang ada itulah ghibah, jika tidak ada maka kamu

telah mengada-ada.(HR.Muslim) Al Qur'an menyebut perbuatan ini sebagai memakan daging saudara sendiri (QS. 49:12) Hal-hal yang mendorong terjadinya ghibah sbb : 1. Melampiaskan kekesalan/kemarahan 2. Menyenangkan teman atau partisipasi bicara/cerita 3. Merasa akan dikritik atau dcela orang lain, sehingga orang yang dianggap hendak mencela itu jatuh lebih dahulu. 4. Membersihkan diri dari keterikatan tertentu 5. Keinginan untuk bergaya dan berbangga, dengan mencela lainnya 6. Hasad/iri dengan orang lain 7. Bercanda dan bergurau, sekedar mengisi waktu 8. Menghina dan meremehkan orang lain Terapi ghibah sebagaimana terapi penyakit akhlak lainnya yaitu dengan ilmu dan amal. Secara umum ilmu yang menyadarkan bahwa ghibah itu berhadapan dengan murka Allah. Kemudian mencari sebab apa yang mendorongnya melakukan itu. Sebab pada umumnya penyakit itu akan mudah sembuh dengan memotong penyebabnya. Menceritakan kekurangan orang lain dapat dibenarkan jika terdapat alasan berikut ini: 1. Mengadukan kezaliman orang lain kepada qadhi 2. Meminta bantuan untuk merubah kemunkaran 3. Meminta fatwa, seperti yang dilakukan istri Abu Sufyan pada Nabi. 4. Memperingatkan kaum muslimin atas keburukan seseorang 5. Orang yang dikenali dengan julukan buruknya, seperti al a'raj (pincang), dst. 6. Orang yang diceritakan aibnya, melakukan itu dengan terang-terangan(mujahir) Hal-hal penting yang harus dilakukan seseorang yang telah berbuat ghibah adalah : 1. Menyesali perbuatan ghibahnya itu 2. Bertaubat, tidak akan mengualnginya lagi 3. Meminta maaf/dihalalkan dari orang yang digunjingkan 16. Namimah (adu domba) 17. Perkataan yang berlidah dua 18. Menyanjung 19. Kurang cermat dalam berbicara (asal bunyi) 20.Melibatkan diri secara bodoh pada pengetahuan dan pertanyaan yang menyulitkan.

---oooOooo---

Anda mungkin juga menyukai