Anda di halaman 1dari 3

BERJ ALANLAH J ANGAN BERHENTI

Oleh : Achmad Hanif, S.Ag.


!!., _ `.., | `-,L. !1, _. _ . ..>l :`, .-, >...| _.

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang
diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah
kamu beriman" #Qs.Ali I mran(3):100#

Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan sikap para sahabat setelah perang Badar, mereka
duduk-duduk santai sambil menceritakan kehebatan masing-masing diri dan sukunya dalam
peperangan yang baru usai. Kondisi ini dimanfaatkan orang kafir untuk menyulut kembali
persoalan masa lalu yang telah mereka pendam, yakni fanatisme kesukuan. Akhirnya
muncullah sikap saling membanggakan diri (kelebihan) masing-masing di waktu perang
Badar. Percikan ini mengakibatkan amarah dari masing-masing pihak yang bertikai untuk
membuktikan siapa sebenarnya yang paling hebat. Bahkan nyaris akan terjadi bentrokan besar
antar mereka. Berita ini sampai juga kepada Rasulullah saw. Beliau prihatin dengan kondisi
yang terjadi di antara mereka karena permasalahan ini, padahal dengan ajaran Islam para
sahabat telah diselamatkan dari permusuhan dan konflik kesukuan kepada persaudaraan dan
persatuan dalam Islam.
Menyadari kondisi ini akan membahayakan eksistensi kaum muslimin maka beliau
menyikapinya dengan memberikan kesibukan kepada para sahabat terhadap aktifitas dakwah.
Kesibukan para sahabat ternyata mampu meredam konflik internal yang akan membahayakan
diri mereka dan kaum muslimin pada umumnya. Sejak peristiwa itu amaliyah dakwah
beruntun diperintahkan Allah SWT kepada mereka. Apabila kita memperhatikan peristiwa
yang terjadi di kalangan sahabat tadi, merupakan teguran untuk kita semua agar selalu
berbuat dan menindak lanjutinya dengan aktifitas lain setelah selesai mengerjakannya. Ketika
mengingat kejadian di atas, terlintas dalam benak pikiran saya barang kali banyak
bermunculannya permasalahan konflik internal lantaran adanya jeda yang cukup lama dari
aktifitas yang kerap dan biasa kita lakukan. Kemudian saya teringat apa yang dinasehatkan
Syekh Mustafa Masyhur "janganlah kalian lupa bahwa titik tolak berangkat kalian bermula
dari aktifitas tarbiyah". Nasihat syekh ini menegaskan bahwa aktifitas yang sekarang ini kita
rasakan kenikmatannya, kita petik buahnya, kita raih hasilnya, dan kita rambah berbagai
wilayah dan gedung bermula dari aktifitas tarbiyah. Aktifitas yang membentuk diri kita
seperti sekarang ini. Mencermati aktifitas dakwah dan tarbiyah beberapa waktu yang lalu
mengalami penurunan, sehingga terjadi ketumpulan dalam pengelolaan dan peningkatan
produktivitas dakwah dan tarbiyah. Penurunan ini tidak boleh berlarut-larut akan tetapi harus
segera kembali pada penyadaran diri untuk berada pada jalan yang benar dalam amaliyah ini.
J alan yang benar dalam aktifitas dakwah dan tarbiyah ini adalah melakukan taf'il tarbawi
(optimalisasi tarbiyah) dan ta'shil tarbawi (kembali pada orisinalitasnya tarbiyah) agar meraih
produktivitasnya demi kejayaan Islam. Mengingat dua sasaran yang mesti dicapai perlu
mengembalikan semangat dan stamina dakwah dan tarbiyah kita dengan mengingat hal-hal
berikut :
1. Kesempatan hanya dating sekali.
Menyadari bahwa kesempatan yang diberikan Allah SWT. Tidak akan terulang kembali.
Imam 'Athaillah Sakandari memaparkan dalam kitabnya Taajul 'Aruus, bahwa kesempatan
yang diberikan Allah SWT. tidak akan berulang. Ia datang menjumpai manusia sekali
saja, karenanya orang yang tidak memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya
termasuk orang-orang yang pandir. Kesempatan yang diberikan pada kita sangat banyak
sekali untuk melakukan kebajikan namun sering kali kita mengabaikannya. Saat ini kita
masih diberikan peluang untuk beramal dalam dakwah dan tarbiyah. Betapa banyak tugas
yang bisa kita kerjakan. Merekrut manusia agar mendapatkan hidayah selanjutnya dapat
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya. Memberdayakan kesempatan yang kita
miliki diperlukan modal besar. Modal besar itu adalah kecerdasan dan kedewasaan dalam
bersikap. Dengan kecerdasannya ia akan mengendalikan dirinya serta mampu memeta
aktivitasnya guna meraih manfaat di masa yang akan datang. Rasulullah SAW bersabda
bahwa orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan diri dan berbuat untuk hari
esok. Dengan kecerdasan dan kedewasaan dalam bersikap ini kita dapat mengukir
kesempatan itu dengan berbagai amal mulia.
2. Aktifitas yang stabil dan dinamis memberikan kesehatan menyeluruh.
Kegiatan yang dinamis dan stabil akan memberikan dampak kebaikan, di antaranya
kesehatan yang menyeluruh; kesehatan ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. Imam Syafi'i
Rahimahullah memberikan pelajaran yang baik dan bijak. Menurut imam terkemuka ini,
air yang diam tergenang akan cepat rusak dan dapat kembali baik jika dialirkan. Karena
air yang mengalir mengaktifkan susunan molekul yang ada di dalamnya. Islam
mengibaratkan kehidupan seorang mukmin bagaikan tubuh yang saling terkait satu
organnya dengan organ lain. Aktifitas organ yang dinamis dengan gerakan yang terarah
dan terukur. Dalam kaidah dakwah dikenal satu kaidah yang berbunyi Alharakah barakah
(gerakan akan memberikan keberkahan).
3. Balasan Allah SWT. bagi orang yang berbuat.
Allah SWT. akan membalasi orang yang berbuat setimpal dengan mutu perbuatannya
malah lebih besar lagi. Sudah barang tentu hal ini agar mendorong kita untuk berbuat
lebih baik lagi. Sikap Allah Orientate ini hendaknya menjadi dasar perbuatan kita agar
kita terhindar dari sikap putus asa bila tidak dapat merasakan hasilnya dan tidak sombong
ketika meraih hasilnya.
_l .>: !.. l.s !. , _.-, !.s _l.-, __
"Dan masing-masing orang memperoleh derajat seimbang dengan apa yang mereka
kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". #(QS.Al-
An'am(6):132#
_. _.s !>l.. _. : _.. > "_.`. ..,`>`.l :,> ,, L `.,>.l
>> _.>!, !. .! l.-, __
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" #QS.An-Nahl(16):97#

4. Berbuat mewariskan sesuatu yang terbaik kepada generasi yang akan datang.
Mewariskan sesuatu yang baik menjadi suatu kemestian. Bahkan Islam menandaskan agar
khawatir dan cemas bila meninggalkan generasi yang lemah dan terbelakang. Apabila kita
menyimak sejarah orang terdahulu yang diabadikan dalam QS. Al Baqarah : 132-134
maka kita temukan bahwa mereka mempersiapkan bekalan-bekalan yang baik kepada
generasi berikutnya. Bekalan itu untuk mengokohkan tugas dan tanggung jawab generasi
yang akan datang. Syekh Mustafa Masyhur telah menyatakan: Dauruna qad madha wa
saya'ti daurukum (era kami telah lewat dan akan datang era kalian). Pernyataan ini secara
implisit menyiratkan bahwa para pendahulu dakwah ini telah memberikan bekalan dan
arahan kerja dalam dakwah ini kepada kita untuk ditindak lanjutinya. Memperhatikan
besarnya tanggung jawab kita terhadap dakwah saat ini maka perlu kita sikapi dengan
sebuah tekad: berjalanlah jangan berhenti.


---oooOooo---

Anda mungkin juga menyukai