Anda di halaman 1dari 8

Sanitary Landfill

A. Pengertian Sanitary Landfill Pengelolaan sampah dengan cara sanitary landfill adalah pembuangan sampah di TPA yang diikuti dengan penimbunan sampah dengan tanah. Sampah ditimbun secara berlapis sehingga tidak ada sampah yang tampak di permukaan tanah. Sistem sanitary landfill memberikan dampak positif, antara lain sampah tidak berserakan, tidak menimbulkan bau, tidak menjadi sumber penyakit, serta meninggikan tempat rendah dimanfaatkan untuk kepentingan lain (Manik, 2003). Sistem sanitary landfill merupakan sarana pengurugan sampah ke lingkungan yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis. Ada proses penyebaran dan pemadatan sampah pada area pengurugan dan penutupan sampah setiap hari. Penutupan sel sampah dengan tanah penutup juga dilakukan setiap hari. Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara internasional. Untuk meminimalkan potensi gangguan timbul, maka penutupan sampah dilakukan setiap hari. Namun, untuk menerapkannya diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup mahal. Metode yang diterapkan pada sistem sanitary landfill lebih sulit dan kompleks dibandingkan dengan sistem terdahulu (open dumping) karena memerlukan perlakuan khusus dan konstruksi tertentu. Pada metode ini sampah dibuang ke dalam daerah cekungan atau daerah lereng, kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Pada sistem ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan pada setiap akhir hari operasi, sehingga setelah operasi berakhir tidak akan terlihat adanya timbunan sampah. Dengan cara ini, pengaruh timbunan sampah terhadap lingkungan akan sangat kecil. Dalam pengaplikasian teknik ini pada awalnya memerlukan biaya yang
1

(TPA) sehingga dapat

cukup besar untuk konstruksinya. Namun, jika melihat manfaat yang dihasilkan dari teknik pengolahan sampah ini sangat besar. Dengan menggunakan teknik sanitary landfill ini dapat meminimalisir dampak negatif yang dihasilkan sampah terhadap lingkungan.

B. Metode Sanitary Landfill Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. 1. Metode area Dapat diterapkan pada site yang relatif datar, Sampah membentuk sel-sel sampah yang saling dibatasi oleh tanah penutup. Setelah pengurugan akan membentuk slope. Penyebaran dan pemadatan sampah berlawanan dengan kemiringan 2. Metode slope/ramp Sebagian tanah digali. Sampah kemudian diurug pada tanah. Tanah penutup diambil dari tanah galian. Setelah lapisan pertama selesai, operasi berikutnya seperti metode area. 3. Metode parit (trench) Site yang ada digali, sampah ditebarkan dalam galian, dipadatkan dan ditutup harian. Digunakan bila air tanah cukup rendah sehingga zone non-aerasi di bawah landfill cukup tinggi (> 1,5 m). Digunakan untuk daerah datar atau sedikit bergelombang. Operasi selanjutnya seperti metode area.

4. Metode pit/canyon/quarry Memanfaatkan cekungan tanah yang ada (misalnya bekas tambang). Pengurugan sampah dimulai dari dasar. Penyebaran dan pemadatan sampah seperti metode area. Kenyataan di lapangan, cara tersebut dapat berkembang lebih jauh sesuai dengan kondisi yang ada. Pada awalnya landfilling sampah dilaksanakan pada lahan yang tidak produktif, misalnya bekas pertambangan, mengisi cekungan-cekungan. Dengan demikian terjadi reklamasi lahan, sehingga lahan tersebut menjadi baik kembali.

C. Persyaratan Sanitary Landfill Syarat sanitary landfill yang baik adalah sebagai berikut: 1. Tersedia tempat yang luas. 2. Tersedia tanah untuk menimbunnya. 3. Tersedia alat-alat besar.

Secara umum Sanitary Landfill terdiri atas elemen sebagai berikut : 1. Lining System Berguna untuk mencegah atau mengurangi kebocoran leachate ke dalam tanah yang akhirnya bisa mencemari air tanah. Biasanya Lining System terbuat dari compacted clay, geomembran, atau campuran tanah dengan bentonite. 2. Leachate Collection System Dibuat di atas Lining system dan berguna untuk mengumpulkan leachate dan memompa ke luar sebelum leachate menggenang di lining system yang akhirnya akan menyerap ke dalam tanah. Leachate yang dipompa keluar melalui sumur yang disebut Leachate Extraction System.

3. Cover atau cap system Berguna untuk mengurangi cairan akibat hujan yang masuk kedalam landfill. Dengan berkurangnya cairan yang masuk akan mengurangi leachate.

4. Gas ventilation System Berguna untuk mengendalikan aliran dan konsentrasi di dalam dengan demikian mengurangi risiko gas mengalir di dalam tanah tanpa terkendali yang akhirnya dapat menimbulkan peledakan. 5. Monitoring system Bisa dibuat di dalam atau di luar landfill sebagai peringatan dini kalau terjadi kebocoran atau bahaya kontaminasi di lingkungan sekitar.

Minimal ada empat aspek penting yang mesti dikaji dalam pembuatan Sanitary Landfill : 1. Pertama, seleksi lokasi. Atau karena jaraknya jauh, topografi dan kondisi tanahnya tak mendukung, serta alasan lingkungan setempat yang juga tak mendukung. 2. Kedua, metode sanfil. Ini berkaitan dengan bentuk lahan. Agar efektivitas pemakaian lahannya tinggi, maka rencana operasi harus dibuat. 3. Ketiga, produksi gas dan lindi. Kecuali gas yang dominan, yaitu 60% metana (CH4) dan 35% karbondioksida, ada juga gas lain, yaitu H2S yang berbau busuk seperti di kawah Tangkubanparahu, amoniak (NH3), karbonmonoksida (CO) dll. Gas CO2 bisa melarutkan formasi batu kapur di tanah; metana, gas yang nyalanya seperti spiritus ini, bisa meledak jika terkonsentrasi. Adapun lindi berasal dari internal hasil dekomposisi dan eksternal dari hujan, air tanah, dan limpahan drainase.

4. Keempat, aliran gas dan lindi. Gas bisa dibiarkan lepas ke udara atau ditampung untuk dimanfaatkan energinya. Biogas ini, kalau dieksploitasi dengan hati-hati dan tepat teknologinya, lumayan untuk menerangi kawasan kantor sanfil. Lindi mengalir ke bawah dan terkumpul di dasar sanfil. Bisa dibiarkan di dalam sanfil atau diolah di instalasi pengolahan air limbah sebelum dibuang.

D. Skema Sanitary Landfill Merupakan lahan urug yang telah memperhatikan aspek sanitasi lingkungan. Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian sampah dihamparkan hingga lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah penutup harian setiap hari akhir operasi dan dipadatkan kembali setebal 10% 15% dari ketebalan lapisan sampah untuk mencegah berkembangnya vektor penyakit, penyebaran debu dan sampah ringan yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Lalu pada bagian atas timbunan tanah penutup harian tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah penutup harian. Demikian seterusnya hingga terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Bagian dasar konstruksi sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) yang terbentuk dari proses penguraian sampah organik. Terdapat juga saluran penyalur gas untuk mengolah gas metan yang dihasilkan dari proses degradasi limbah organik. Metode ini merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya investasi dan operasional yang tinggi.

E. Dampak Sanitary Landfill Keuntungan Memilih Sanitary Landfill : 1. Biaya usaha dan investasi usaha rendah. 2. Dapat memasuki operasi dalam waktu singkat.
5

3. Jika dirancang dan dioperasikan dengan baik dan dapat memperkecil hama, acsthetic, penyakit, polusi udara, permasalahan polusi air. 4. Gas metan dapat digunakan sebagai bahan bakar. 5. Dapat menerima berbagai macam sampah. 6. Dapat digunakan untuk reklamasi meningkatkan submarginal daratan.

Kerugian Memilih Sanitary Landfill : 1. Dapat merosot menjadi tempat sampah terbuka jika tidak dirancang dan diatur dengan baik. 2. Memerlukan lokasi yang sangat luas. 3. Sulit menentukan lokasi oleh karena penolakan penduduk dan harga tanah yang naik. 4. Menyebabkan polusi air, produksi metana dari dekomposisi limbah, dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau resiko ledakan material. 5. Membawa limbah/sampah ke lokasi yang jauh memerlukan biaya mahal. Dampak Positif dari Sanitary landfill yaitu: 1. Sampah tidak berserakan 2. Tidak menimbulkan bau 3. Tidak menjadi sumber penyakit 4. Meninggikan tempat rendah (TPA) 5. Kandungan air sampahnya rendah 6. Bau berkurang dan terjauh dari lingkungan masyarakat

Dampak Negatif dari Sanitary landfill yaitu : 1. Mencemari lingkungan sekitar apabila sampa tersebut sudah tetimbun. 2. Jika Hodrogen Sulfida yang erbau busuk akan mudah meledak.

3. Menyebabkan kondisi gas masuk kedalam rumah dan mencemari lingkungan sekitar. 4. Dapat menjadi bibit penyakit seperti lalat, tikus dan lainnya.

Masalah- masalah lain yang mungkin dapat timbul akibat landfill yang tidak terkontrol adalah sebagai berikut : 1. Lahan yang luas akan tertutup oleh sampah dan tidak dapat digunakan untuk tujuan lain. 2. Cairan yang dihasilkan akibat proses penguraian (leachate) dapat mencemari sumber air. 3. Sungai dan pipa air minum mungkin teracuni karena bereaksi dengan zatzat atau polutan sampah. 4. 5. Penyumbatan badan air. Merupakan tempat yang menarik bagi berbagai binatang (tikus, anjing liar). 6. Merupakan sumber dan tempat perkembangbiakan organisme penyebar penyakit 7. Gas yang dihasilkan dalam proses penguraian akan terperangkap di dalam tumpukan sampah dapat menimbulkan ledakan jika mencapai kadar dan tekanan tertentu.

yolambaErvina
7

Daftar Pustaka http://niealoya.blogspot.com/ http://ocktaothed.blogspot.com/2012/01/sanitary-landfill-1.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22967/4/Chapter%20II.pdf http://id.scribd.com/doc/78641462/PKM-GT-11-UNMUL-Novia-KeunggulanSanitary-Landfill http://rahmasari.wordpress.com/ http://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2012/11/teknik-operasional-pengelolaansampah.html http://anithafaluvnoth.blogspot.com/2012/01/sanitary-landfill.html http://www.p3tkebt.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=37 8&Itemid=493&lang=en http://nurulfajrymaulida.blogspot.com/2012/08/cara-efektif-mengurangikemungkinan.html http://nurulhanifahastuti.blogspot.com/2013/01/sanitary-landfill.html

Anda mungkin juga menyukai