NUR RISMAYANI 8214 12 051 JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013
Karsinoma
kolorektal
dapat
dianggap sebagai
penyakit
yang
ditimbulkan oleh ekspansi progresif sel asal progenitas tunggal yang dapat
melepaskan diri dari pengawasan regulator sel dan mekanisme homeostatis yang normal. Saat ini operasi tetap merupakan terapi primer pada tumor
solid.
Kelompok peneliti kanker menyatakan bahwa pemahaman lebih dalam tentang mekanisme genetic dan epigenetik yang berperan pada tumor bisa
menentukan faktor prognostik yang bisa dipercaya dan terapi yang efektif. Ketidakstabilan kromosom, defisiensi sistem repair DNA yang mismatch, dan penyembunyian gen dengan hypermethylation pada promoter CpGrich menyebabkan jalur genome pada kanker kolorektal tidak stabil. Genotipe ini serta marker dari beberapa molekul, protein dan karbohidrat, berpengaruh
Tumor solid biasanya diinfiltrasi oleh sel imun (limfosit T dan B, sel natural killer, sel dendritik, makrofag, neutrofil, eosinofil dan sel mast) dan dipenuhi dengan berbagai mediator inflamasi dan sitotoksik serta sel sitokin dan kemokin. Kompleks ini menciptakan keragaman biologi tumor dan interaksi antara tumor dengan host. Untuk memahami interaksi antara
diproduksi tubuh dan sel yang mati. Keseimbangan ini diawasi sistem
pengontrol yang jika tidak berfungsi, sel yang seharusnya mati akan membentuk klon dan berkembang menjadi neoplasma.
Antigen Tumor
Immunitas tumor adalah proteksi sistem immun terhadap timbulnya tumor. Meskipun adanya respon immun alamiah terhadap tumor dapat dibuktikan, namun immunitas sejati hanya terjadi pada subset tumor yang mengekspresikan antigen immunogenik. Identifikasi molekuler antigen tumor merupakan faktor kunci dalam perkembanagan immunoterapi anti tumor. Antigen tumor yang unik dapat
mononuklear, limposit sedikit sel plasma dan sel mast. Meskipun pada
beberapa neoplasma infiltrat sel mononuklear merupakan indikator untuk prognosis yang baik, tetapi pada umumnya tidak ada hubungannya antara
infiltrasi sel dengan prognosis. Sistem ini dapat langsung menghancurkan sel
tumor tanpa sensitasi sebelumnya.
imun. T-sel memori pada prognosis. Memori imunologis didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk mengingat antigen yang pernah ditemukan dan
membawa kepada respon yang lebih cepat jika terjadi paparan ulang.
terdiseminasi dan berada dalam tubuh untuk jangka waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, sifat utama trafficking dan kapasitas antitumor selT memori yang tahan lama dapat membantu dalam mengawal sel tumor yang tersisa. Peranan respon imun menjadi tidak lagi efektif untuk sel tumor yang bersirkulasi. Dengan kata lain, respon imun membantu menghancurkan sel
kolorektal sering mengalami respon imun yang bersifat kompleks terhadap luka operasi. Idealnya respon imun harus tetap seimbang namun sering kali respon imun menjadi tertekan sehingga resiko untuk mengalami infeksi menjadi tinggi. Sebaliknya respon peradangan menimbulkan stimulasi berlebihan