,j .H,
*''
It
i,i
I
ri
*L
q +tr.B. e
_q -e4#.
'.is
SIffiI
KATA PENGANTAR
Tahun 2011 merupakan awal terbentuknya Pengadilan Agama Nunukan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011, tanggal 24 Pebruari 2011. Dalam tugas dan fungsinya saat ini berorientasi pada suatu tujuan yakni sebagai lembaga yang memberikan pelayanan peradilan bagi masyarakat pencari keadilan dengan azas cepat, sederhana, dan biaya ringan sesuai dengan tugas yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Nunukan periode 2012-2014 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Nunukan untuk beberapa tahun ke depan, yang disusun antara lain berdasarkan hasil analisa atas pendapat para pemangku kepentingan (stakeholders), analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global maupun nasional, dan Rencana Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung Republik Indonesia. Selain itu, Renstra ini juga disusun dengan berpedoman pada RPJMN 2010-2014, dan sekaligus dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran, agenda dan misi pembangunan, serta visi Indonesia 2014, sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2010-2014.
RENCANA STRATEGIS
Mengingat hal tersebut, maka semua unit kerja, pimpinan dan staf Pengadilan Agama Nunukan harus melaksanakannya secara akuntabel dan senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance). Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaannya dan
mewujudkan pencapaian Visi Renstra Pengadilan Agama Nunukan periode 2012-2014 yaitu Mewujudkan Pengadilan Agama Nunukan yang bermartabat dan dihormati untuk memperkokoh landasan menuju peradilan yang agung, maka akan dilakukan evaluasi setiap tahun. Apabila diperlukan dan dengan memperhatikan kebutuhan dan perubahan lingkungan strategis, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra termasuk indikator-indikator kinerjanya. Revisi
dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan Pengadilan Agama Nunukan yang ada.
Nunukan, K e t u a,
Maret 2012
RENCANA STRATEGIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. B. Latar Belakang ................................................................. 1 Maksud dan Tujuan ......................................................... 3
BAB II. I S I ........................................................................................ 5 A. B. C. D. Visi dan Misi .................................................................... 5 Tujuan dan Sasaran ......................................................... 11 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ..............................14 Matrik Rencana Strategi ................................................. 29
RENCANA STRATEGIS
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Manajemen peradilan yang baik akan terwujud apabila ditata dalam suatu sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
Peran dan fungsi perencanaan lembaga yudisial negara yang mengarah kepada akuntabilitas merupakan landasan yang ideal dalam mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara dalam sektor penegakan hukum dan keadilan.
Salah satu unsur pokok dari penjabaran Sistem Akuntabilitas adalah penyusunan Rencana Strategi (Renstra). Rencana strategi merupakan sekumpulan cita-cita yang terencana dan terukur yang disusun dalam jangka waktu tertentu untuk waktu yang akan datang dengan berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan tuntutan.
RENCANA STRATEGIS
Urgensi penyusunan suatu rencana strategi terletak pada fungsinya sebagai kerangka acuan dalam pelaksanaan tugas secara terencana dan terukur, penyelenggaraan kontrol dan evaluasi, serta menjadi basis pertanggungjawaban kerja pimpinan dan seluruh aparatur Pengadilan Agama Nunukan.
Dalam Sistem Akuntabilistas Kinerja Instansi Pemerintah, perencanaan strategi merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan
lingkungan strategi lokal, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan pendekatan perencanaan Strategi yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Rencana Strategis Pengadilan Agama Nunukan Tahun 20122014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja
dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan, pengkajian,
RENCANA STRATEGIS
pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan peraturan perundangundangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Rencana strategi Pengadilan Agama Nunukan Tahun 2012-2014 mempunyai maksud sebagai berikut: Memberikan gambaran yang jelas, terurai dan terukur tentang rencana kinerja, serta kondisi Pengadilan Agama Nunukan yang akan diwujudkan melalui penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) peradilan sebagai lembaga pelayanan hukum kepada pencari keadilan. Memberikan acuan atau landasan pertanggungjawaban kepada masyarakat (stakeholder) pencari keadilan dalam hal
konstribusi Pengadilan
Agama Nunukan
dalam wilayah
hukumnya terhadap pembangunan hukum di Kabupaten Nunukan Menjadi bahan evaluasi bagi lingkungan internal dan eksternal mengenai sejauh mana Pengadilan Agama Nunukan dapat memanfaatkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) serta meminimalisasi segala kelemahan (weaknesses) dan hambatan (threatment) dalam pelaksanaan tupoksi.
RENCANA STRATEGIS
Adapun tujuan penyusunan rencana strategi Pengadilan Agama Nunukan sebagai berikut : Tersusunnya dokumen perencanaan yang akan dijadikan acuan dalam menyusun perencanaan kinerja Pengadilan Agama Nunukan satu tahun kedepan serta sebagai dasar penilaian akuntabilitas kinerja dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi peradilan. Terwujudnya keterpaduan sinergi kebijakan dan program Pengadilan Agama Nunukan.
RENCANA STRATEGIS
BAB II ISI I
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Nunukan diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Pembangunan Jangka Panjang (20052025) dan Pembangunan Jangka menengah (PJM) tahun 20102014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam
pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2011-2015.
Visi
Berdasarkan Visi Mahkamah Agung Republik Indonesia, Pengadilan Agama Nunukan yang baru terbentuk pada tahun 2011 dalam kurun
RENCANA STRATEGIS
waktu Tahun 2012 sampai dengan 2014 telah ditetapkan visi kedepan yaitu :
Mewujudkan Pengadilan Agama Nunukan yang bermartabat dan dihormat untuk memperkokoh landasan menuju peradilan yang agung. Misi
Berdasarkan visi Pengadilan Agama Nunukan yang telah ditetapkan tersebut, maka ditetapkan beberapa misi Pengadilan Agama Nunukan sebagai fokus program kerja untuk mewujudkan visi tersebut Misi Pengadilan Agama Nunukan adalah : a. b. Menjaga kemandirian Pengadilan Agama Nunukan Memberikan pelayanan hukum yang prima kepada pencari keadilan c. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Pengadilan Agama Nunukan d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Agama Nunukan.
Menjaga
Kemandirian
Badan
Peradilan,
RENCANA STRATEGIS
proses peradilan yang obyektif adalah adanya kemandirian lembaga yang menyelenggarakan peradilan, yaitu kemandirian Pengadilan Agama Nunukan sebagai sebuah lembaga
(kemandirian institusional), serta kemandirian hakim dalam menjalankan fungsinya (kemandirian individual/fungsional).
Kemandirian menjadi kata kunci dalam usaha melaksanakan tugas pokok dan fungsi badan peradilan secara efektif.
Sebagai konsekuensi dari penyatuan atap, dimana badan peradilan telah mendapatkan kewenangan atas urusan organisasi,
administrasi dan finansial (konsep satu atap), maka fungsi perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan organisasi,
administrasi, dan finansial seluruh badan peradilan di Indonesia harus dijalankan secara baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu pelaksanaan tugas kekuasaan kehakiman yang diembannya. Hal penting lain yang perlu diperjuangkan adalah kemandirian pengelolaan anggaran berbasis kinerja dan
penyediaan sarana pendukung dalam bentuk alokasi yang pasti dari APBN. Kebutuhan adanya kepastian ini untuk memberikan jaminan penyelenggaraan pengadilan di seluruh Indonesia.
RENCANA STRATEGIS
Selain kemandirian institusional, kemandirian badan peradilan juga mengandung aspek kemandirian hakim untuk memutus (kemandirian individual/fungsional) yang terkait erat dengan tujuan penyelenggaraan pengadilan. Tujuan peyelenggaraan
pengadilan yang dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil bagi setiap manusia. Selain itu, juga perlu dibangun pemahaman dan kemampuan yang setara di antara para hakim mengenai masalah-masalah hukum yang berkembang.
kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan. Adalah keharusan bagi setiap badan peradilan untuk
meningkatkan pelayanan publik dan memberikan jaminan proses peradilan yang adil. Keadilan, bagi para pencari keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai yang subyektif, karena adil menurut satu pihak belum tentu adil bagi pihak lain.
RENCANA STRATEGIS
Penyelenggaraan
peradilan
atau
penegakan
hukum
harus
dipahami sebagai sarana untuk menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam rangka menghasilkan putusan yang
Perbaikan yang akan dilakukan oleh Pengadilan Agama Nunukan, selain menyentuh aspek yudisial, yaitu substansi putusan yang dapat dipertanggungjawabkan, juga akan meliputi peningkatan pelayanan administratif sebagai penunjang berjalannya proses yang adil. Sebagai contoh adalah adanya pengumuman jadwal sidang secara terbuka dan pemberian salinan putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi pencari keadilan.
Peradilan.
Kualitas
kepemimpinan
badan
peradilan
akan
menentukan kualitas dan kecepatan gerak perubahan badan peradilan. Dalam sistem satu atap, peran pimpinan badan peradilan, selain menguasai aspek teknis yudisial, diharuskan juga mampu merumuskan kebijakan-kebijakan non-teknis
RENCANA STRATEGIS
10
pimpinan pengadilan bertanggungjawab untuk menjaga adanya kesatuan hukum di pengadilan yang dipimpinnya. Untuk area non-teknis, secara operasional, pimpinan badan peradilan dibantu oleh pelaksana urusan administrasi. Dengan kata lain, pimpinan badan peradilan harus memiliki kompetensi yudisial dan nonyudisial. Demi terlaksananya upaya-upaya tersebut, Pengadilan Agama Nunukan menitikberatkan pada peningkatan kualitas kepemimpinan badan peradilan dengan membangun dan
mengembangkan kompetensi teknis yudisial dan non-teknis yudisial (kepemimpinan dan manajerial).
peradilan.
Kredibilitas
dan
transparansi
badan
peradilan
merupakan faktor penting untuk mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan. Upaya menjaga kredibilitas akan dilakukan dengan mengefektifkan sistem
pembinaan, pengawasan, serta publikasi putusan-putusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain sebagai bentuk
pertanggungjawaban publik, adanya pengelolaan organisasi yang terbuka, juga akan membangun kepercayaan pengemban
RENCANA STRATEGIS
11
kepentingan di dalam badan peradilan itu sendiri. Melalui keterbukaan informasi dan pelaporan internal, personil peradilan akan mendapatkan kejelasan mengenai jenjang karir, kesempatan pengembangan diri dengan pendidikan dan pelatihan, serta penghargaan ataupun hukuman yang mungkin mereka dapatkan. Terlaksananya prinsip transparansi, pemberian perlakuan yang setara, serta jaminan proses yang jujur dan adil, hanya dapat dicapai dengan usaha para personil peradilan untuk bekerja secara profesional dan menjaga integritasnya.
Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun kedepan. Tujuan yang
termuat di dalam rencana strategis adalah sebagai berikut : - Pencari keadilan merasa kebutuhan kepuasannya terpenuhi ; - Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan - Terwujudnya kepercayaan masyarakat yang berorientasi pada butir 1 dan 2
RENCANA STRATEGIS
12
dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun kedepan, serta
dimungkinkan mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan stategis dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi.
Berorientasi pada isu strategis Mahkamah Agung oleh publik adalah menuntaskan tunggakan perkara, Pengadilan Agama Nunukan sebagai pengadilan tingkat pertama dibawah Mahkamah Agung wajib untuk menjabarkan isu stragetis tersebut dalam bentuk program, sehingga dengan demikian antara tujuan yang ingin dicapai oleh Mahkamah Agung sebagai pemegang kekuasaan peradilan tertinggi di Indonesia bersinergi dengan tujuan yang diitetapkan oleh Pengadilan Agama Nunukan sebagai salah satu lembaga pengadilan di bawah Mahkamah Agung.
RENCANA STRATEGIS
13
1. Meningkatkan kemampuan dan kinerja institusi Pengadilan Agama Nunukan agar lebih efektif dan efisien. 2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia aparat
Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai organisasi dalam waktu yang lebih pendek dari pada tujuan. Sasaran yang akan
ditetapkan dalam Renstra Pengadilan Agama Nunukan merupakan penjabaran dari Renstra yang ditetapkan oleh Mahmakah Agung yaitu : 1. Peningkatan penyelesaian perkara
2. Peningkatan tertib administrasi perkara 3. Peningkatan penyelesaian upaya mediasi 4. Peningkatan kualitas SDM 5. Peningkatan kualitas pengawasan 6. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
RENCANA STRATEGIS
14
Sasaran
pembangunan
bidang
hukum
dan
aparatur
sebagaimana ditetapkan di dalam RPJMN adalah terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik yang mencerminkan supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia yang didukung oleh aparatur negara yang bersih, berwibawa, bertanggung jawab serta profesional melalui: a. Terwujudnya tertib peraturan perundang-undangan dengan indikator terlaksananya akses terhadap keadilan di bidang politik legislasi b. Terwujudnya peradilan yang bersih dan berwibawa yang ditandai dengan terwujudnya lembaga peradilan yang
dihormati dan disegani oleh setiap warga negara, dengan diterapkannya sistem peradilan yang sederhana, cepat,
perkara serta tersedianya jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak hukum
RENCANA STRATEGIS
15
c. Terwujudnya
pemenuhan,
perlindungan,
pemajuan
dan
penegakan HAM, dengan indikator terlaksananya kebijakan jumlah Kementerian/ Lembaga yang telah melaksanakan kebijakan yang berdasarkan pendekatan hak asasi manusia (Human Rights Based Approach) d. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, ditandai dengan meningkatkan Indeks Persepsi Korupsi menjadi 5 dan membaiknya opini BPK atas LKKL dan LKPD. Untuk LKKL diharapkan pada tahun 2014 terdapat 60% KL yang
mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan 40% yang mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sedangkan opini atas LKPD pada tahun 2014 diharapkan terdapat 20% mendapatkan opini WTP dan 80% mendapatkan opini WDP. Selain itu juga ditandai dengan meningkatnya indeks integritas nasional dan terbentuknya nilai anti korupsi pada penyelenggara Negara dan masyarakat. Sebagai dasar rencana pembangunan lima tahun selanjutnya, prioritas pembangunan di bidang hukum dan aparatur diperkuat kembali dalam RPJM Kedua tahun 2010-2014. Salah satu agenda utama pembangunan dalam RPJM 2010-2014 pada bidang hukum dan aparatur adalah melalui peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam rangka tercapainya konsolidasi penegakan supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia serta kelanjutan penataan sistem hukum nasional melalui perbaikan tata kelola pemerintahan
RENCANA STRATEGIS
16
yang baik masih menjadi isu penting dalam konteks nasional maupun internasional. Krisis ekonomi dalam negeri yang lalu dan krisis keuangan global yang baru saja terjadi tidak terlepas dari lemahnya good governance, baik di sektor pemerintah maupun sektor swasta sehingga perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik akan membantu meningkatkan daya tahan perekonomian, meningkatkan daya saing nasional dan mengurangi ekonomi biaya tinggi.
Dari sisi pembangunan aparatur negara, tata kepemerintahan yang baik adalah suatu kondisi yang mana aturan main dalam birokrasi tertata dan dilaksanakan dengan baik, tidak terjadi penyimpangan dari prosedur yang mengarah pada kepentingan pribadi atau kelompok, melayani masyarakat dan demokratis. Berpijak atas hal di atas, maka prioritas bidang hukum dan aparatur yakni tata kelola pemerintahan yang baik, akan ditempuh melalui arah kebijakan, sebagai berikut:
1. Peningkatan efektifitas peraturan perundang-undangan Upaya untuk menciptakan efektifitas peraturan perundangundangan nasional dilaksanakan melalui peningkatan kualitas
RENCANA STRATEGIS
17
substansi
peraturan
perundang-undangan
tersebut
yang
didukung oleh penelitian/pengkajian Naskah Akademik. Hasil pengkajian/penelitian tersebut akan menjadi bahan penyusunan rancangan peraturan dan perundang-undangan disinkronisasikan yang akan
diharmonisasikan
dengan
peraturan
2. Peningkatan kinerja lembaga penegak hukum Kinerja lembaga penegak hukum sangat ditentukan oleh sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Hal ini dapat diukur dari rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel, serta adanya perlindungan terhadap hak-hak pihak yang terlibat dalam proses peradilan. Akuntabilitas penegakan hukum harus didukung oleh
profesionalisme aparat penegak hukum yang terdiri dari Hakim, Jaksa, Polisi, Advokat dan petugas pemasyarakatan. Hal tersebut terkait dengan kemampuan aparat penegak hukum untuk menangani tinggi. perkara-perkara itu yang kompleksitasnya semakin profesionalisme aparat
Disamping
peningkatan
RENCANA STRATEGIS
18
penegak hukum dimaksudkan juga untuk meningkatkan integritas aparat penegak hukum. Sistem karir aparat penegak hukum juga sangat mempengaruhi kinerja lembaga penegak hukum secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan perbaikan mekanisme seleksi, promosi dan mutasi aparat penegak hukum yang bebas KKN, dan sesuai dengan kompetensi. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan adanya pengawasan eksternal dan internal dari kegiatan penegakan hukum. Hal ini disebutkan untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum sebagai bagian dari tugas dan fungsi pengadilan merupakan hal yang penting untuk ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan pemberdayaan fungsi pengadilan untuk memberikan bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kinerja lembaga penegak hukum.
RENCANA STRATEGIS
19
penghormatan,
pemajuan
dan
penegakan
rangka
melaksanakan
pembangunan hukum
hukum dengan
perlu tetap
ditingkatkan
pembaruan
materi
memperhatikan upaya perlindungan melalui pengakuan dan penerapan gender ke prinsip-prinsip hak asasi manusia dan berkeadilan dalam semua bentuk pelayanan kepada seluruh
lapisan masyarakat tanpa diskriminasi. Untuk mendukung pelaksanaan penegakan hukum perlu pula memperhatikan kepastian dan perlindungan hak asasi manusia. Peningkatan Pemberdayaan Hak Asasi Manusia dilakukan melalui perwujudan keadilan rakyat yang dapat dilakukan dalam berbagai dimensi, yaitu ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan dan hukum, yang sangat tergantung satu sama lain. Diharapkan melalui integrasi pendekatan hak asasi manusia ke dalam berbagai perencanaan kebijakan dan kegiatan di berbagai bidang
pembangunan dapat memberikan manfaat dan hasil guna bagi pemajuan dan pemenuhan hak asasi manusia untuk lima tahun mendatang.
RENCANA STRATEGIS
20
Pendekatan Hak Asasi Manusia dalam melaksanakan rencana dan kegiatan di semua bidang pembangunan juga perlu ditekankan kepada aspek pemberian advokasi dan akses hukum terhadap masyarakat miskin sebagai upaya untuk melakukan pembenahan dan melindungi hak-hak masyarakat miskin dan terpinggirkan sehingga diharapkan tidak terjadi diskriminasi bagi seluruh lapisan masyarakat. 4. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN merupakan prasyarat utama bagi terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik. Tanpa adanya pemerintahan yang bersih akan sulit menjaga sumber daya pembangunan yang berharga. Berkurangnya sumber daya pembangunan ini akan berakibat langsung pada menurunnya kualitas pelayanan publik, yang pada akhirnya berdampak pada menghilangnya kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah. Melalui perwujudan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, keadilan dan kepentingan masyarakat luas akan terjaga. Terwujudnya pemerintahan yang bersih juga berfungsi untuk menunjukkan martabat dan integritas bangsa di mata dunia.
RENCANA STRATEGIS
21
Melalui
pemerintahan
yang
bersih,
penghargaan
dan
kepercayaan bangsa lain akan meningkat dan Indonesia akan lebih mudah berperan dalam percaturan kebijakan global dengan lebih terhormat. Untuk mencapai pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, diperlukan upaya-upaya penegakan hukum yang kuat dan dipercaya. Penegakan hukum diperlukan untuk memberikan kepastian dari suatu kebijakan atau aturan dan untuk
memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Penegakan hukum juga diperlukan sebagai alat paksa agar kebijakan dan aturan tersebut dipatuhi dan dilaksanakan. Tanpa adanya penegakan hukum yang tegas, adil dan tanpa pandang bulu, maka kepastian hukum akan menurun dan selanjutnya menciptakan
permasalahan lain yang sulit untuk diselesaikan. Selain penegakan hukum, diperlukan upaya-upaya pencegahan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kewenangan. Upaya pencegahan dimaksudkan agar tindakan penyalahgunaan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Tanpa adanya upaya pencegahan, prevalensi penyalahgunaan kewenangan akan terus meluas dan tak dapat ditanggulangi karena terbatasnya
RENCANA STRATEGIS
22
kemampuan
upaya
penegakan
hukum
untuk
melakukan
penindakan. Upaya pencegahan antara lain dilakukan melalui peningkatan efektifitas sistem pengawasan dan pengendalian, peningkatan kuantitas dan kualitas auditor dan pengelola keuangan negara, pemantapan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah melalui penyusunan pedoman dan
peningkatan kapasitas auditor, serta pengembangan sistem integritas seperti penerapan kode etik dan pakta integritas. Hal lain yang perlu dilakukan dalam pembentukan
pemerintahan yang bersih adalah adanya partisipasi masyarakat. Masyarakat berperan besar untuk mengawasi dan mengadukan tejadinya mal-praktek dan penyalahgunaan kewenangan serta untuk membantu pemerintah dalam upaya-upaya pembenahan untuk mencapai pemerintahan yang bersih. Partisipasi
masyarakat merupakan sine qua non atau prakondisi dari suatu kehidupan demokrasi yang sehat. Dengan demikian, partisipasi masyarakat yang tinggi menjadi karakteristik penting dari adanya good governance. 5. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
RENCANA STRATEGIS
23
Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik akan terus ditingkatkan secara nyata. Kebijakan yang akan ditempuh adalah menyusun kebijakan operasional agar kebijakan tentang
pelayanan publik yang telah ditetapkan dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dapat segera dilaksanakan dengan efektif. Dalam Undang-undang itu telah diatur bahwa setiap unit penyelenggara pelayanan harus memiliki standar pelayanan dan maklumat yang mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima
layanan. Di dalamnya juga diatur mekanisme penanganan pengaduan oleh penerima layanan bila yang bersangkutan merasa tidak memperoleh pelayanan sesuai standar pelayanan yang ada. Di samping berbagai kebijakan tersebut di atas, beberapa kebijakan lainnya juga akan diambil dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. Di samping UU tentang Pelayanan Publik mengamanatkan adanya standar pelayanan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang selanjutnya dijabarkan dalam PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
RENCANA STRATEGIS
24
dan
Penerapan
SPM,
juga
mengamanatkan
setiap
kementerian/lembaga menyusun standar pelayanan minimal untuk urusan masing-masing. Dalam kaitan ini, hingga saat ini sebagian besar K/L belum menyusun SPM untuk urusannya masing-masing. Untuk itu diperlukan upaya fasilitasi untuk mempercepat proses penyusunan SPM oleh berbagai K/L. 6. Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas instansi pemerintah Upaya peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja
pemerintah akan terus ditingkatkan hingga mencapai sasaran nasional yang diharapkan. Upaya ini meliputi penataan
kelembagaan instansi pemerintah agar menjadi lebih ramping dengan tugas pokok dan fungsi yang jelas, tidak tumpang tindih antar unit kerja maupun antar instansi. Hal ini akan
meningkatkan akuntabilitas, koordinasi, dan efisiensi. Kebijakan lainnya adalah penataan ketatalaksanaan baik di tingkat instansi maupun ketatalaksanaan yang melibatkan lebih dari satu instansi. Sasarannya adalah bisnis proses dan prosedur standar yang pendek dan sederhana, sehingga meningkatkan efisiensi kerja dan sumberdaya. Pemanfaatan teknologi informasi dalam
RENCANA STRATEGIS
25
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses kerja pemerintahan. Hal ini akan dicapai dengan penetapan rencana induk penerapan e-government dan kemudian setiap instansi menindaklanjutinya dengan menyusun rencana strategis
penerapan e-government di instansi masing-masing. Sejalan dengan kebijakan ini, dalam rangka meningkatkan sistem administrasi dikeluarkan yang modern, dan efisien dan akuntabel, penataan akan sistem
kebijakan
pelaksanaan
kearsipan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Kualitas pegawai negeri juga merupakan faktor penting dalam menunjang peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Untuk itu, dalam rangka mencapai kualitas pegawai negeri, akan didorong penerapan sistem merit dalam penyelenggaraan manajemen kepegawaian. Terkait dengan hal ini, Undang-undang Kepegawaian Negara akan direvisi sesuai dengan kebutuhan, antara lain untuk menjamin penerapan sistem merit dalam manajemen kepegawaian. Beberapa PP juga akan disempurnakan, untuk menjamin adanya sistem rekrutmen yang terbuka, kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan
RENCANA STRATEGIS
26
sistem penilaian kinerja pegawai yang lebih obyektif dan berbasis kinerja, serta sistem diklat berbasis kompetensi yang serasi dengan sistem promosi dan mutasi yang sehat. Tidak kurang pentingnya adalah sistem penggajian dan pensiun yang layak, adil, dan berbasis kinerja untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dan mendorong motivasi, semangat berprestasi, dan integritas pegawai. Untuk menunjang pelaksanaan manajemen kepegawaian pengembangan berbasis sistem merit, informasi akan dilanjutkan upaya
manajemen
kepegawaian
nasional untuk menghasilkan data kepegawaian yang lengkap, cepat dan akurat. Di samping itu, juga akan ditingkatkan
pemanfaatan pusat penilaian kompetensi (assesment center) untuk menunjang sistem pembinaan karir pegawai negeri berbasis kompetensi. Berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan akan terus dikembangkan dan disempurnakan, yang disesuaikan dengan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan dan manajemen birokrasi. Aspek lainnya yang tidak ketinggalan dalam pembenahan birokrasi pemerintah, adalah diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam
RENCANA STRATEGIS
27
penyelenggaraan pemerintahan. Akuntabilitas kinerja merupakan faktor penting sebagai pertanggungjawaban kepada publik atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh instansi, baik dari sisi kinerja maupun keuangan. Penting pula
diformulasikan suatu langkah kebijakan untuk mendorong penerapan sistem reward and punishment bagi kinerja instansi pemerintah 7. Peningkatan koordinasi pelaksanaan reformasi birokrasi instansi. Berbagai kebijakan makro untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik, pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, serta kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi perlu dijamin implementasinya di tingkat mikro. Agar proses ini dapat berjalan secara komprehensif, peningkatan terukur, sistematis dan terencana, reformasi
diperlukan
koordinasi
pelaksanaan
instansi. Dalam kaitan ini peranan Kemeneg PAN akan terus diperkuat guna menghasilkan berbagai kebijakan implementasi reformasi birokrasi instansi dan mengkoordinasikan
pelaksanaannya. Untuk itu, Kemeneg PAN diharapkan segera menetapkan rencana induk atau grand design reformasi birokrasi, serta penyusunan dan penyempurnaan
RENCANA STRATEGIS
28
pedoman/juklak/juknis sebagai pedoman teknis operasional pelaksanaan reformasi birokrasi instansi. Salah satu pedoman yang harus disusun dan dilaksanakan adalah pedoman dan koordinasi pelaksanaan kampanye publik secara masif untuk menginternalisasikan nilai-nilai integritas dan budaya kerja di kalangan pegawai negeri. Dengan upaya ini, dan simultan dengan berbagai kebijakan lainnya yang menunjang, diharapkan dapat tercipta etos kerja pegawai negeri yang bersih, kompeten, dan bermental melayani. Di samping itu, agar pelaksanaan reformasi birokrasi instansi dapat mencapai sasaran yang diharapkan, peranan Kemeneg PAN termasuk pula memberikan sosialisasi, asistensi, monitoring, evaluasi, dan membuat penilaian atas pelaksanaan reformasi birokrasi instansi. Selanjutnya, menyadari bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi akan berdampak pada kelebihan atau kekurangan pegawai di suatu instansi tertentu, BKN bertugas mengkoordinasikan mengeluarkan kebijakan teknis dan mengkoordinasikan
pelaksanaan penataan pegawai, termasuk realokasi antar K/L maupun pemberhentian sebagai langkah terakhir. Karena
RENCANA STRATEGIS
29
realokasi pegawai seringkali memerlukan dukungan diklat, LAN diharapkan dapat memfasilitasinya dengan kebijakan diklat yang diperlukan. Pelaksanaan reformasi birokrasi instansi yang telah dicanangkan pada tahun 2007 dan dimulai dengan pilot project di Depkeu, MA, dan BPK ini, diharapkan dapat segera diperluas di seluruh instansi. Diharapkan pada tahun 2011 seluruh instansi pusat telah berproses melaksanakan reformasi birokrasi instansi dan secara bertahap mencapai kinerja yang optimal pada tahun 2014.
Rencana Strategi Pengadilan Agama Nunukan Tahun 20122014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja
dengan tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan, pengkajian, pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan peraturan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. Hal ini dapat terlihat secara rinci sebagaimana yang tergambar dalam matriks berikut ini : perundang-undangan
RENCANA STRATEGIS
30
No
1
Pr ogr am
Peningkatan Manajem en Peradilan Ag ama
Tu juan
Terselesaikanny a penyelesaian perkar a dengan tepat waktu, transparan, dan akuntabel d i ling kungan Peradilan Agam a Terselesaikanny a penyelesaian perkar a dengan tepat waktu, transparan, dan akuntabel d i ling kungan Peradilan Agam a
Sa sar an
Peningka tan penyelesaian perkara
K et .
10% 10%
2 0% 2 0%
Peningka tan t ert ib a. Jum la h berkas yang diregist er administrasi dan siap disidangkan ke Majelis perkara b. Jumlah Penyam paian pem beritahuan Pem anggilan Sidang Tepat Waktu c. Jum la h berkas yang dia jukan banding, k asas i dan PK yang disampaik an secara lengkap d. Jumlah Penyam paian Pe mberitahua n Relaas Putusan Tepat Waktu, T empat dan Para Pihak e. Jum la h Peny ampaian S alinan Putu san/Salinan Penet apan ke KUA dan Para Pihak f. Jumlah Penyitaan dan Eks ekusi tepat waktu dan tempat
330 pkr
10%
2 0%
7 pkr
10%
2 0%
330 pkr
10%
2 0%
210 pkr
10%
2 0%
5 pkr
10%
2 0%
Terselesaikanny a penyelesaian perkar a dengan tepat waktu, transparan, dan akuntabel d i ling kungan Peradilan Agam a
54 p kr
10%
2 0%
Dukung an Duk ung an Manajemen dan Tugas Manajem en da n Teknis dalam Penyelenggaraan Pelaksana an Tugas Fungsi Peradilan Tekn is La innya Mahka mah Agung
a. Jum la h peg awai yang dibina melalui DDTK b. Jum la h peg awai yang lulus diklat teknis c. Pros entase pegaw ai yang lulus diklat non yudisial
8 1 100
9 2 100
11 3 100
Dukung an Duk ung an Manajemen dan Tugas Manajem en da n Teknis dalam Penyelenggaraan Pelaksana an Tugas Fungsi Peradilan Tekn is La innya Mahka mah Agung
100
100
100
b. Pros entase tem ua n yg ditindaklanjut i Peningka tan akses ibilitas mas yarak at terh adap peradilan ( acces to justice ) Peningka tan Manaje men Peradilan Agama Peningka tan Dukungan Manaje men dan Pelaksanaan Tug as T eknis Lainny a Peningka tan S arana dan Prasarana Mahkamah Ag ung RI Prosent ase proses peny elesaian perkar a yang dapat dipublikasikan
100
100
100
Tersediany a s arana dan prasarana aparat ur pada M ahkam ah Ag ung dan Badan-Ba dan Pe radila n dibawahnya
100
100
100
Terselesaikanny a penyelesaian perkar a dengan tepat waktu, transparan, dan akuntabel d i ling kungan Peradilan Agam a
17 p kr
20 pkr
23 pkr
Dukung an Duk ung an Manajemen dan Tugas Manajem en da n Teknis dalam Penyelenggaraan Pelaksana an Tugas Fungsi Peradilan Tekn is La innya Mahka mah Agung
Prosent ase pen capaian peny eleng garaan operasional perkant oran
100
100
100
Tersediany a s arana dan prasarana aparat ur pada M ahkam ah Ag ung dan Badan-Ba dan Pe radila n dibawahnya
Prosent ase pen capaian penyedia an sarana dan prasarana ya ng me ndukung penyelengg araan peradilan berbasis tekhnologi informasi
100
100
100
RENCANA STRATEGIS
31
No
1
Program
Tujuan
a.
Indikator Tujuan
Peningkatan jumlah penyelesaian perkara
Sasaran
Peningkatan penyelesaian perkara a.
Indikator Sasaran
2012 2013 10% 2014 20% Jumlah penyelesaian perkara yang diterima sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan Jumlah sisa perkara yang diselesaikan Jumlah berkas yang diregister dan siap disidangkan ke Majelis Jumlah Penyampaian pemberitahuan Pemanggilan Sidang Tepat Waktu 330 pkr
Ket.
Peningkatan Terselesaikannya penyelesaian Manajemen Peradilan perkara dengan tepat waktu, Agama transparan, dan akuntabel di lingkungan Peradilan Agama
b. Peningkatan jumlah sisa perkara yang diselesaikan 2 Peningkatan Terselesaikannya penyelesaian Manajemen Peradilan perkara dengan tepat waktu, Agama transparan, dan akuntabel di lingkungan Peradilan Agama a. Peningkatan jumlah berkas yang diregister dan siap disidangkan ke Majelis Peningkatan tertib administrasi perkara
b.
105 pkr
10%
20%
a.
330 pkr
10%
20%
b. Peningkatan jumlah Penyampaian pemberitahuan Pemanggilan Sidang Tepat Waktu c. Peningkatan Jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap d. Peningkatan Jumlah Penyampaian Pemberitahuan Relaas Putusan Tepat Waktu, Tempat dan Para Pihak e. Peningkatan jumlah Penyampaian Salinan Putusan/Salinan Penetapan ke KUA dan Para Pihak f. Peningkatan Jumlah Penyitaan dan Eksekusi tepat waktu dan tempat
b.
330 pkr
10%
20%
c.
Jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
7 pkr
10%
20%
d.
Jumlah Penyampaian Pemberitahuan Relaas Putusan Tepat Waktu, Tempat dan Para Pihak Jumlah Penyampaian Salinan Putusan/Salinan Penetapan ke KUA dan Para Pihak
330 pkr
10%
20%
e.
210 pkr
10%
20%
f.
5 pkr
10%
20%
Peningkatan Terselesaikannya penyelesaian Peningkatan Jumlah perkara yang Manajemen Peradilan perkara dengan tepat waktu, berhasil dimediasi Agama transparan, dan akuntabel di lingkungan Peradilan Agama
54 pkr
10%
20%
a.
a.
Jumlah pegawai yang dibina melalui DDTK Jumlah pegawai yang lulus diklat teknis Prosentase pegawai yang lulus diklat non yudisial Prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti Prosentase temuan yg ditindaklanjuti
11
b. Peningkatan Jumlah pegawai yang lulus diklat teknis c. Peningkatan Prosentase pegawai yang lulus diklat non yudisial
b.
c.
100
100
100
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
a.
a.
100
100
100
b. Peningkatan Prosentase temuan yang ditindaklanjuti Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice ) Peningkatan Manajemen Peradilan Agama
b.
100 100
100 100
100 100
Tersedianya sarana dan Peningkatan prosentase proses prasarana aparatur pada penyelesaian perkara yang dapat Mahkamah Agung dan Badan- dipublikasikan Badan Peradilan dibawahnya
Peningkatan Terselesaikannya penyelesaian Peningkatan Jumlah Penyediaan Manajemen Peradilan perkara dengan tepat waktu, Dana Prodeo di Peradilan Tingkat Agama transparan, dan akuntabel di Pertama lingkungan Peradilan Agama
17 pkr
20 pkr
23 pkr
Peningkatan Prosentase pencapaian Peningkatan penyelenggaraan operasional Dukungan perkantoran Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Peningkatan Prosentase pencapaian penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung penyelenggaraan peradilan berbasis tekhnologi informasi Peningkatan Sarana dan Prasarana Mahkamah Agung RI
100
100
100
Tersedianya sarana dan prasarana aparatur pada Mahkamah Agung dan BadanBadan Peradilan dibawahnya
Prosentase pencapaian penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung penyelenggaraan peradilan berbasis tekhnologi informasi
100
100
100
RENCANA STRATEGIS
32
Rencana Strategis Pengadilan Agama Nunukan Tahun 20122014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja
dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan, pengkajian, perundang-
pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan peraturan undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.
Rencana strategi Pengadilan Agama Nunukan tahun 20112015 disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Selain itu penyusunan rencana strategis ini diharapkan sudah mengantisipasi dinamika hukum, politik dan sosial yang berkembang di Indonesia. Dokumen rencana strategi Pengadilan Agama Nunukan tahun 2011-2015 ini yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan proram/kegiatan Pengadilan Agama
Nunukan.
RENCANA STRATEGIS
33
Dengan pendekatan perencanaan Strategi yang jelas dan sinergis, besar harapan satuan kerja Pengadilan Agama Nunukan dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Demikianlah penyusunan rencana strategi ini dilaksanakan sebagai langkah awal memenuhi kelengkapan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
RENCANA STRATEGIS