Anda di halaman 1dari 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN PENDAFTARAN DI BIDANG PERDAGANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,


Menimbang

Mengingat

bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan Perizinan dan untuk menjamin kepastian berusaha serta sebagai dasar Pemerintah dalam membina dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan sesuai dengan kewenangan yang diberikan serta dalam rangka pengingkatan pendapatan daerah maka perlu diatur izin usaha di bidang perdagangan; b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Usaha dan Pendaftaran di Bidang Perdagangan tidak sesuai lagi dengan perkembangan peraturan perundang undangan yang berlaku, maka perlu ditinjau kembali; c. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16/M DAG/PER/3/2006 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37/MDAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan, maka perlu dilakukan Perubahan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Usaha dan Pendaftaran di Bidang Perdagangan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Usaha dan Pendaftaran di Bidang Perdagangan; : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ); 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214 ); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
: a.

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048 ); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720); 7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 8. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Lembata (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 180, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3901), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 52 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Lembata (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3967); 9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 12. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756 ); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16/M-DAG/PER/3/2006 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan; 19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan; 20. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Usaha dan Pendaftaran di Bidang Perdagangan (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 4 Seri C Nomor 1); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 4 Seri E Nomor 3), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 1 Seri E Nomor 1); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Lembata (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 1 Seri E Nomor 1); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3 Seri D Nomor 2);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LEMBATA DAN BUPATI LEMBATA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN

DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN PENDAFTARAN DI BIDANG PERDAGANGAN. Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Usaha dan Pendaftaran di Bidang Perdagangan (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 4 Seri C Nomor 1) diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 angka 4 dan angka 5 diubah dan antara angka 7 dan angka 8 disisipkan angka 7a sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lembata. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lembata. 3. Bupati adalah Bupati Lembata. 4. Dinas adalah Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Perindustrian dan Perdagangan. 6. Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disingkat SIUP adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. 7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Lembata. 8. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Perundang undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi. 9. Pencabutan SIUP adalah penghentian seluruh kegiatan usaha perdagangan karena terbukti melakukan kesalahan, kelalaian dan atau pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan Peraturan Perundang undangan yang berlaku. 10. Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disingkat TDP adalah Surat Tanda Pengesahan yang diberikan oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada Perusahaan yang telah melakukan Pendaftaran Perusahaan. 11. Perubahan TDP adalah kegiatan dalam perusahaan yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan yang meliputi perubahan pengalihan kepemilikan atau kepengurusan perusahaan, nama perusahaan, bentuk dan status perusahaan, alamat perusahaan dan kegiatan usaha pokok dan perubahan akta pendirian atau anggaran dasar khusus untuk Perseroan Terbatas. 12. Penghapusan TDP adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan karena pembubaran perusahaan, perusahaan yang menghentikan segala kegiatan usahanya, perusahaan berhenti akibat Akta Pendiriannya kadaluarsa atau berakhir, perusahaan menghentikan kegiatannya atau bubar berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. 13. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang barang perniagaan. 14. Usaha Pergudangan adalah kegiatan jasa pergudangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau perorangan melalui pemanfaatan gudang gudang miliknya sendiri, dan atau pihak lain untuk mendukung / memperlancar kegiatan perdagangan barang, dan untuk melakukan usaha pergudangan ini harus memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). 15. Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disingkat TDG adalah Tanda daftar yang diberikan kepada orang pribadi atau badan untuk memanfaatkan gudang baik miliknya sendiri dan atau pihak lain untuk mendukung / memperlancar kegiatan perdagangan barang. 16. Perubahan TDG adalah kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan yang meliputi perubahan kepemilikannya, perubahan ukuran luas gedung sehingga tidak lagi sesuai dengan yang tercantum dalam TDG. 17. Pergantian SIUP, TDP dan TDG adalah kegiatan penerbitan SIUP, TDP dan TDG baru sebagai pengganti SIUP, TDP dan TDG yang telah diterbitkan karena hilang dan / atau rusak. 18. Pendaftaran Ulang SIUP, TDP dan TDG adalah kegiatan pendaftaran ulang SIUP, TDP dan TDG yang telah berakhir masa berlakunya untuk memperoleh SIUP, TDP dan TDG baru. 19. Pembaharuan SIUP, TDP dan TDG adalah kegiatan penerbitan SIUP, TDP dan TDG baru yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini. 20. Pembekuan SIUP, TDP dan TDG adalah penghentian seluruh kegiatan usaha perdagangan karena terbukti melakukan kesalahan, kelalaian dan / atau pelanggaran yang dilakukan oleh pemilik / penanggungjawab perusahaan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku. 21. Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara terus menerus, dengan

tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi.
22. Perusahaan Daerah adalah bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan

23. 24.

25.

26. 27

terus menerus dan didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah daerah untuk tujuan memperoleh keuntungan dan / atau laba. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan berapa jumlah retribusi yang terutang. Surat Tagihan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKDRLB adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDT adalah surat ketetapan yang menentukan penambahan jumlah retribusi yang terhutang berdasarkan hasil pemeriksaan dan atau ditemukan data baru yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terhutang. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Surat Pemberitahuan Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPTRD adalah surat yang digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang.

2. Ketentuan Pasal 8 ayat (2) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 8 (1) Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan berdasarkan jenis dan klasifikasi SIUP dan Tanda Daftar. (2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) : Pendaftaran Ulang SIUP : 1) SIUP Kecil Rp. 100.000,00.(seratus ribu rupiah); 2) SIUP Menengah Rp.150.000,00.(seratus lima puluh ribu rupiah); 3) SIUP Besar Rp.300.000,00.(tiga ratus ribu rupiah). b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 1. Pembaharuan TDP a) Perusahaan Perorangan b) CV c) Koperasi d) Firma Rp. 100.000,00.-(seratus ribu rupiah);

Rp. 250.000,00.-(dua ratus limapuluh ribu rupiah); Rp. 100.000,00.-(seratus ribu rupiah); Rp. 250.000,00.-(dua ratus lima puluh ribu rupiah); Rp. 250.000,00.-(dua ratus lima puluh ribu rupiah);

e) Perseroan Terbatas (PT) Rp. 500.000,00.-(lima ratus ribu rupiah); f) Badan Usaha lainnya g) setiap Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak Perusahaan sebagaimadimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f dikenakan tarif sesuai dengan bentuk perusahaan; h) setiap Perusahaan Asing Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak Perusahaan, Agen dan Perwakilan Perusahaan Asing Rp.1.000.000,00.- (satu juta rupiah). 2. Setiap salinan resmi dari daftar perusahaan Rp. 10.000,00.- (sepuluh ribu rupiah); 3. Setiap petikan resmi dari daftar perusahaan Rp. 5.000,00.- (lima ribu rupiah);

4. Buku informasi perusahaan hasil olahan c. Tanda Daftar Gudang (TDG) Tanda Daftar Gudang Baru

Rp. 50.000,00.- (lima puluh ribu rupiah).

a) luas gudang di atas 12m2 s/d 100m2 Rp.50.000,00,-(lima puluh ribu rupiah) b) luas gudang di atas 101m2 s/d 250m2 Rp.75.000,00.-(tujuh puluh lima ribu rupiah) c) luas gudang di atas 251m2 s/d 2.500m2 Rp. 100.000,00.- (seratus ribu rupiah).

3. Ketentuan Pasal 9 ayat (2) huruf f diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 9 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi izin trayek dan izin operasional lainnya didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin trayek oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pembinaan, pengaturan dan pengawasannya. (2) Biaya yang dapat ditutup dengan hasil retribusi izin trayek angkutan kota dan angkutan pedesaan serta izin insidentil : a. biaya penyediaan formulir; b. c. d. e. f. biaya yang berkaitan dengan pemrosesan permohonan izin seperti penelitian, survei, konsultasi di lapangan dan sebagainya; biaya penyiapan dan pemberian dokumen; biaya pemeriksaan dan pengawasan dalam rangka memastikan bahwa pemegang izin tetap melakukan kegiatannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam izin; biaya pemungutan retribusi;

biaya pendukung kegiatan perizinan trayek, angkutan kota dan angkutan pedesaan, izin insidentil dan izin angkutan taxi. 4. Ketentuan Pasal 10 ayat (1), ayat (2), ayat (3) diubah dan ayat (4) dihapus, sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai berikut : Pasal 10 (1) Retribusi izin trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan sesuai kapasitas tempat duduk untuk setiap kendaraan per tahun sebagai berikut : a. mobil bus umum dengan kapasitas kurang dari 12 (dua belas) tempat duduk, sebesar Rp 120.000,00.- (seratus dua puluh ribu rupiah); b. mobil bus umum dengan kapasitas dari 13 (tiga belas) sampai 17 (tujuh belas) tempat duduk, sebesar Rp 150.000,00.- (seratus lima puluh ribu rupiah); c. mobil bus umum dengan kapasitas dari 18 (delapan belas) sampai 23 (dua puluh tiga) tempat duduk, sebesar Rp 175.000,00.- (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah);

d. mobil bus umum dengan kapasitas dari 24 (dua puluh empat) sampai 40 (empat puluh) tempat duduk, sebesar Rp 200.000,00.- (dua ratus ribu rupiah); (2) Retribusi Pemberian Ijin Insidentil Angkutan Penumpang Dalam Daerah, ditetapkan sebesar Rp. 10.000,00.- (sepuluh ribu rupiah); (3) Retribusi Pemberian Ijin Pengoperasian Taxi sebesar Rp. 150.000,00.- (seratus lima puluh ribu rupiah) per tahun; (4) Dihapus

Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lembata.

Ditetapkan di Lewoleba pada tanggal, 03 Jini 2009 BUPATI LEMBATA, ANDREAS DULI MANUK Diundangkan pada tanggal, 06 Juni 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEMBATA, PETRUS TODA ATAWOLO di Lewoleba

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI C NOMOR 2.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN PENDAFTARAN DI BIDANG PERDAGANGAN

I. UMUM Dengan ditetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16//M-DAG/PER/3/2006 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan, yang secara hirarki berdampak pada perubahan regulasi secara menyeluruh teristimewa dibidang perdangangan. Sebagai implementasi dari perubahan regulasi diatas terhadap kebijakan di daerah yang merupakan kewenangan yang sudah diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa daerah dapat merumuskan Peraturan Daerah sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Retribusi Izin Usaha dan Pendaftaran di Bidang Perdagangan merupakan salah satu jenis retribusi yang sangat potensial, karena memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pemasukan daerah. Sehubungan dengan ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, maka Retribusi Izin Usaha dan Pendaftran di Bidang Perdagangan perlu disesuaikan sehingga dapat meningkatan penerimaan asli daerah guna kelancaran tugas tugas pemerintahan, pelayanan kemasyarakat dan pelaksanaan pembangunan demi tercapainya Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Usaha dan Pendaftaran di Bidang Perdagangan tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi dan meningkatnya pembangunan di bidang perdagangan maka perlu ditinjau kembali.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal I Cukup Jelas Pasal II Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2009 NOMOR 3.

Anda mungkin juga menyukai