Anda di halaman 1dari 17

iklan : selamugm.scubaholic@gmail.

com

Scuba Holic diterbitkan oleh Unit Selam UGM, sebagai media informasi dan komunikasi mengenai dunia penyelaman. Majalah ini memiliki versi online yang dapat diunduh di website resmi Unit Selam UGM. Penanggungjawab: Aldian Giovanno Pimpinan Umum : Annisa Filania Pimpinan Redaksi : Moses Parlindungan Editor : Moses Parlindungan Redaktur Tulisan : Arfian Setiaji Redaktur Foto : Firly Fathya Desain Konten : Lola Karlina, Annisa Filania Pimpinan Perusahaan: Fatah Damar Periklanan : Ari Baskoro, Triswanto Produksi : Agung Prakoso, Bobby D. Distribusi: Vega Felicia, Ivonne M. Cover : Annisa Filania Alamat Redaksi: Sekretariat Unit Selam UGM, Gelanggang Mahasiswa UGM Jalan Pancasila nomor 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Website : www.selamugm.org Twitter : @selamugm Facebook : Unitselam UGM

DAFTAR ISI
Environtment 6 Musibah dari Kapal Dive Jpeg 9 Dive Destination 12 Hanging Walls, Bunaken Marine Bites 16 Ocean King Aqua Sounds 18 Halo Nusantara! Divers Health 21 Chamber Selam Whos Bubbling 22 Irfan Ramdhani Gear Up 24 Nacker Nymph Divenotes 26 Teluk Maumere Vacancy 29 Greed? Dive Event 30 Reef Covery V
Kritik/saran : selamugm.scubaholic@gmail.com dengan subject : kritik/saran. Terimakasih, selamat membaca!

Editorial Notes
Selama ini tentu saja kita sudah sering mendengar bahwa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dan pernah terkenal dengan sebutan wilayah Nusantara. Tetapi mungkin saja tak banyak dari kita yang tahu tentang sejarah kenusantaraan tersebut. Perlu diketahui, Nusantara telah lebih dahulu merepresentasikan wilayah Indonesia, ketimbang kata Indonesia sendiri. Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang luar biasa. Kita tentu saja biasa mendengar dendang lagu nenek moyang ku seorang pelaut , atau tak jarang juga sedari kecil kita telah dikenalkan dikenalkan dengan cerita Phinisi, kapal bercadik yang melegenda milik suku bugis, yang telah melaut, mengelilingi dunia. Pada edisi ke #17 ini, tim Scuba Holic mengangkat isu mengenai sejarah Nusantara, dengan harapan bahwa kita sebagai generasi muda mampu memaknai kembali, bahwa Indonesia dahulu pernah memiliki sejarah kelautan yang sangat luar biasa. Jadi, kenapa sekarang kita tidak mencoba untuk mengembalikan kejayaan tersebut? Salam Bahari!

environment

Musibah dari Kapal


Teks : Firly Fathiya Foto : Annisa Filania

environment

Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan berbagai pelabuhan dan sejumlah besar kekayaan alam bawah laut, dan sudah seharusnya Indonesia mampu mengoptimalkan penanganan limbah kapal

etiap pelabuhan harus memiliki fasilitas penanganan limbah (Port Reception Facilities). Begitulah isi mandat dalam konvensi MARPOL 73/78 dalam IMO (International Maritime Organization) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 46 Tahun 1986, pada tanggal 9 September 1986. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pembuangan limbah yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan laut. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan berbagai pelabuhan dan sejumlah besar kekayaan alam bawah laut, sudah seharusnya mengoptimalkan fasilitas penanganan limbah kapal. Namun faktanya, Indonesia belum sepenuhnya mematuhi peraturan tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya dukungan biaya operasional dari pihak pengelola dan minimnya pengawasan. Kekurangan tersebut menimbulkan adanya pengumpul limbah minyak kapal liar serta maraknya kapal berlalu lalang dengan membuang limbah secara liar. Pengumpul limbah liar akan membeli limbah dari operator kapal untuk kemudian dia olah sendiri sehingga membuat pengelola limbah kapal (reception facilities) yang seharusnya, tidak bekerja secara optimal. Pengumpul limbah lebih diminati karena proses pembuangan limbah ke reception facilities dikenai biaya. Padahal, reception facilities ini merupakan

environment

dive jpeg

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh tiap pelabuhan. Maraknya pengumpul limbah liar menyebabkan pencemaran limbah secara tidak bertanggung jawab di daerah pelabuhan. Contoh kasus lainnya adalah tercemarnya perairan laut akibat pembuangan limbah minyak dari kapal yang belum diketahui identitasnya di wilayah resort wisata selat Lembeh, yang menyebabkan menghitamnya air laut. Limbah minyak dapat menyebabkan rusaknya ekosistem perairan laut karena mengandung berbagai senyawa berbahaya. Seorang teman yang pernah menaiki kapal dengan rute Surabaya-MakassarPapua menceritakan bahwa banyak sekali penumpang nakal membuang sampah ke laut, bahkan awak kapalnya pun membuang sampah ke laut. Sungguh mengerikan jika membayangkan berapa banyak sampah yang disalurkan oleh manusia ke dalam laut setiap harinya.

Sangat disayangkan sekali jika Indonesia masih harus berkutat dengan permasalahan-permasalahan di dunia perkapalan ini. Sangat disayangkan juga melihat kekayaan alam bawah laut Indonesia yang jika kita jaga dengan sungguhsungguh bersama-sama akan melahirkan sumber pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan menjadi pengumpul limbah liar, contohnya melalui pariwisata, budidaya biota laut, dan sebagainya. Kita, sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya ikut menjaga kebersihan laut melalui tindakan diri kita sendiri. Contoh sederhananya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan ke laut ketika sedang menaiki kapal. Untuk tindakan yang lebih keren, kita bisa berinovasi seperti Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) yang dapat membuat kapal otomatis pendeteksi limbah. Karena lautku, lautmu, laut kita semua!.

Nudie Under the Light by Rihatma Punta D. Lokasi : TN. Baluran Kamera : Canon G12 F 5,6 | exposure 1/50

10

dive jpeg

dive jpeg

11

Seniman Phinisi by Annisa Filania Lokasi : Bulukumba, Sulsel Kamera : Sony Nex 5n F 4,5 | exposure 1/400

Playing Ground by Hasnanto Lokasi : Lampung Selatan Kamera : Canon Powershot D10 F 2,8 | exposure 1/200

12

dive destination

dive destination 13

Hanging Walls, Bunaken


Teks : Cahyo Foto : Spesial

Jumat, 4 Oktober 2013, saya dan seorang teman melakukan perjalanan ke Manado, Sulawesi Utara. Perjalanan ini dimulai dari Bandara Adisutjipto menuju Bandara Sam Ratulangi. Dalam rute penerbangan, pesawat yang kami tumpangi akan transit di Balikpapan selama 5 jam. Sampai akhirnya kami mendarat mulus di bandara Sam Ratulangi sekitar pukul 20.30 malam, dan segera menuju ke penginapan, yaitu Manado Grace Inn.

Hal pertama yang saya rasakan ketika pertama kali menginjakan kaki di Manado adalah keramahan masyarakat lokal yang cenderung terbuka dan menerima wisatawan domestik maupun mancanegara dengan baik. Hal ini terlihat ketika saya bertanya alamat suatu tempat dan bagaimana cara menuju kesana, mereka menjawab dengan senyum dan memberikan petunjuk secara lengkap. Hal menarik lain yang saya lihat di Manado adalah banyaknya kalimat yang tidak

biasa, berupa ajakan yang diberikan oleh instansi kepolisian setempat. Apabila di Yogyakarta ataupun di daerah lain pada umumnya polisi mengajak kita untuk memakai helm/ sabuk pengaman saat berkendara, atau mengunci ganda kendaraan kita agar lebih aman, di Manado polisi memberi ajakan BRENTI Jo BAGATE yang artinya entikan Minum Minuman Keras/Beralkohol. Rupanya orang Manado sangat gemar meminum minuman keras/beralkohol, ini

seperti sudah menjadi kebiasaan mereka untuk minum dan kemudian mabuk setiap malam, baik ketika ada acara khusus maupun hari biasa. Di saat mereka mabuk itu, sifat masyarakat Manado yang baik, murah senyum dan ramah seketika hilang dan diganti dengan sifat anarkis yang mudah marah. Di Manado sangat jarang ada kasus pencurian/kehilangan barang, yang marak terjadi di Manado adalah kasus pembacokan atau pengroyokan yang sering memakan korban

14 dive destination
Selama dua hari, saya akan menyelam sebanyak empat kali di beberapa spot yang berbeda. Sebagian besar dari 4 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken. Selama penyelaman saya juga melihat banyak sekali biota laut yang belum pernah saya jumpai sebelumnya, diantaranya ikan Napoleon, nudibranch, penyu hijau, barracuda, bahkan hiu. Dalam interval dua kali penyelaman, saya bersantai di daratan Pulau Bunaken, sambil me-

dive destination 15
nikmati pisang goreng yang dimakan dengan sambal ikan roa. Awalnya saya terheran-heran, mendapati pisang goreng yang disajikan bersama sambal, sesuatu yang tidak biasa menurut saya. Tetapi ternyata setelah saya mencoba, saya justru langsung ketagihan, rasanya manis, asin, gurih sekaligus pedas, dan ditemani aroma ikan roa, sungguh lezat. Tetapi sangat disayangkan, pemandangan laut Bunaken yang indah tidak didukung dengan tertatanya sistem pariwisata di Pulau Bunaken secara keseluruhan. Para pedagang di pulau tersebut tidak terkoordinasi dengan baik sehingga terlihat kumuh dan padat oleh pedagang. Semoga kedepannya Bunaken tidak hanya terkenal karena wisata lautnya, tetapi juga wisata darat.

jiwa, dan ini diakibatkan oleh orangorang mabuk yang memiliki tingkat emosi yang lebih tinggi dan menjadi lebih tidak terkontrol. Maka dari itu berhati-hatilah bila berjalan-jalan di Manado pada malam hari, apalagi bila melalui jalan-jalan kecil. Usahakan tidak melakukan kontak mata dengan orang yang sedang mabuk. Hari berikutnya, saya memulai aktifitas penyelaman dengan terlebih dahulu mencari informasi dive centre yang cukup recommended untuk memfasilitasi penyelaman. Saya menggunakan jasa dive center Mi-

nahasa Divers. Tujuan penyelaman saya kali ini, yakni beberapa dive spot yang berada dalam kawasan Taman Nasional Bunaken. Untuk menuju ke titik penyelaman, saya menggunakan jasa kapal yang telah disediakan langsung dari dive centre. Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.

Where to stay: Manado Grace Inn Phone :+62 431 8880288 e-mail: admin@manadograceinn.com Website : http://manadograceinn.com/ Dive Center: Minahasa Divers, Manado Tateli Beach Resort Mobile: +62 81 340 071 113 Website : http://www.minahasadivers.com/ How to get there: Flight dengan maskapai apapun ke Manado Pelabuhan Manado - Pulau Bunaken (30 menit dengan kapal)

16

marine bites

marine bites 17

Ocean King
Teks : Nurhasni Yoisangadji Foto : Spesial

Coelacanth merupakan jenis ikan purba tertua (the living fossil) yang kini eksistensinya kembali terlacak di sejumlah perairan dunia, tak terkecuali di laut Indonesia. Coelacanth pernah dinyatakan punah dari muka bumi hingga pada tahun 1983, secara tidak sengaja ikan purba tersebut berhasil ditangkap di perairan pulau Comoro, Afrika Selatan. Sejak itu, laporan penemuan jenis ikan ini terus menerus masuk dari berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penemuan keberadaan Coelacanth terdeteksi pada tahun

2007 berkat laporan Dr. Mark V. Erdmann dan istrinya, Arnaz Mehta. Setahun kemudian di temukan oleh seorang nelayan dari pulau Manado Tua, Lameh Sonathan. Spesimen tersebut dijadikan sebagai Holotype Latimeria Menadoensis dan diawetkan dan disimpan di Museum Zoologi Bogor yang berlokasi di Cibinong, Science Centre LIPI. Coelacanth diperkirakan telah hidup pada masa Devonia, sekitar 360 juta tahun silam dan merupak jenis ikan Omnivora yang tidak memilih jenis

makanan. Sifat predatorisnya lebih suka menunggu mangsa yang lewat didepannya daripada mengejar mangsa. Habitus alami Coelacanth yaitu berlindung di relung gua-gua bawah air pada kedalaman mencapai ratusan meter yang memiliki temperatur 14-18oC. Keunikan Coelacanth yaitu pada struktur tubuhnya dimana keberadaan sepasang sirip dada, sirip perut, satu sirip anal (bagian belakang bawah), dan satu sirip punggung yang tidak menyatu dengan tubuh, tetapi men-

julur seperti tungkai layaknya lengan manusia. Untuk tetap pada posisinya, Coelacanth menggerakkan sirip perut dan sirip punggung belakang serta Coelacanth ini ternyata bisa bergerak mundur berkat fungsi sirip yang mirip lengan tersebut. Berkat kemampuan genetika yang dimilikinya, struktur tubuh ikan Coelacanth tidak banyak mengalami perubahan evolusi selama kurang lebih 70-360 juta tahun.

18

aqua sounds

aqua sounds 19
tis untuk memperjuangkan suatu negara merdeka bernama Indonesia. Saya kembali mencoba memaknai kata Nusantara itu sendiri, apa itu Nusantara, kenapa kita memilih kata Nusantara, dan peradaban seperti apa yang telah dibangun oleh Nusantara? Secara etimologi, kata Nusantara berasal dari bahasa Sangsekerta, tersusun dari dua kata, nusa dan antara. Nusa memiliki arti kepulauan, sedangkan antara memiliki arti seberang, relasi, atau laut, maka jika digabungkan Nusantara akan bermakna sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atau bangsabangsa yang dipisahkan oleh laut. Jauh sebelum Indonesia merdeka, Nusantara telah dikenal dengan peradaban maritim yang maju, kita dengan bangga menyanyikan lagu nenek moyang ku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudra, menerjang ombak tiada taktu, menempuh badai sudah biasa, bahkan sejarah mencatat bahwa bangsa kita telah berlayar ke belahan dunia lain, dengan alat navigasi sederhana dan kapal bercadik, ya jauh hingga Madagaskar, dan berlanjut ke timur hingga Pulau Paskah. Tidak hanya sampai disitu, sejarah pun kembali mencatat kejayaan-kejayaan kerajaan bercorak maritim yang pernah ada di Nusantara, sebut saja Kerajaan Sriwijaya dengan armada laut yang kuat dan sangat disegani seantero Asia Teng-

Halo Nusantara!
Teks : Annisa Filania Foto : Spesial Indonesia Archipelago. Every beautiful things on earth is in Indonesia, the greean mountains, the blue ocean, and the people are so kind, lovely!.

Ada banyak hal yang terlintas dalam pikiran saya ketika dulu duduk di bangku sekolah dasar, saat seorang guru mata pelajaran IPS membentangkan peta Indonesia, di papan tulis kelas. Saya bahkan ingat ketika dulu saya pernah bertanya Ibu, kenapa Indonesia harus dari Sabang sampai Merauke? dan saat itu juga pertanyaan yang saya lontarkan ditertawakan oleh seluruh teman saya di kelas. Baiklah lupakan pertanyaan bodoh itu! Beberapa waktu yang lalu, saya sem-

pat berkenalan dengan seorang turis bernama Myra, berasal Afrika Selatan, yang sedang berlibur di Indonesia, dan begitu saja terlintas pertanyaan dalam benak saya Why Indonesia, Myra?, dan dengan spontan Ia menjawab Indonesia Archipelago. Every beautiful things on earth is in Indonesia, the greean mountains, the blue ocean, and the people are so kind, lovely!. Archipelago dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai Nusantara. Jika kamu menulis kata kunci Indonesian

Archipelago pada google search engine, maka akan keluar hasil pencarian pulau-pulau nan cantik lengkap dengan lautan yang begitu biru, seperti Maluku Island, Aru Island, Mentawai Island, Raja Ampat Island, dan banyak pulau-pulau lain nya. Ya, Indonesia memang terkenal sebagai negara kepulauan, bahkan kata Nusantara lebih dahulu tersohor ke seluruh penjuru dunia, sebelum nama Indonesia dideklarasikan sebagai nama dari negara republik ini, yang pada akhirnya lebih bermakna poli-

20

aqua sounds
gara, hingga mencapai puncak keemasan saat Kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Raden Wijaya, Hayam Wuruk, dan Patih Gadjah Mada yang untuk pertama kalinya berhasil menguasai dan mempersatukan wilayah Nusantara. Bahkan saat itu pengaruhnya bisa dirasakan sampai Kamboja, India, dan Cina. Nusantara hadir dengan paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial. Romantisisme kita dan sejarah kejayaan dan kegemilangan Nusantara seharusnya mampu memotifasi kita kembali untuk mengeksplor banyak hal-hal yang ada di negeri yang katanya heaven on earth ini. Indonesia sebagai negara yang berdaulat, dilalui oleh garis khatulistiwa, terkenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 13.466 pulau, dan memiliki garis pantai terpanjang di dunia, tentu saja menyimpan ba-nyak potensi luar biasa yang bisa kita kembangkan dan tentu saja tetap harus kita jaga kelestariannya. Bahkan saya selalu ingat bagaimana dulu ketika di sekolah begitu akrab dengan lirik lagu Koesplus bukan lautan hanya kolam susu, jaring dan jala cukup menghidupi mu, tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu. Ya, bahkan sejak beberapa puluh tahun yang lalu kita telah kenal dan telah tau betapa ada banyak sekali potensi yang dimiliki oleh Nusantara. Lalu sekarang apa yang terjadi dengan Nusantara? Mungkin masingmasing dari kita punya jawaban akan pertanyaan ini. Apapun jawaban itu, mengutip kata-kata Pramoedya Ananta Toer, saya selalu percaya, dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis, bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang. Ya, semoga saja begitu.

divers health

21

Teks : Indriyani Foto : Spesial

Chamber Selam
tubuh dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai kerusakan dalam tubuh seperti kelumpuhan, gangguan pernapasan bahkan sampai mengakibatkan kematian bagi seorang penyelam. Decompression chamber atau biasa dikenal dengan Hiperbarik Oksigen Terapi (HBOT) merupakan salah satu perangkat yang biasa digunakan dalam dunia penyelaman. Metode terapi ini digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit akibat penyelaman seperti dekompresi, di mana seseorang naik ke permukaan air dengan terlalu cepat sehingga kadar nitrogen di dalam tubuh yang masih tinggi dan terperangkap di dalam pembuluh darah di seluruh jaringan tubuhnya. Perangkat ini mampu menaikan ataupun menurunkan tekanan atmosfer secara bertahap. Dengan rata-rata biaya terapi sekitar Rp. 350.000/kali, melalui perangkat ini penyelam atau bagi mereka yang bekerja di dalam air memungkinkan menyesuaikan diri dengan tekanan atmosfer normal setelah resurfacing dari penyelaman daripada melakukan decompression stop di dalam air.

Sebagai salah satu cabang olahraga air yang bisa dikatakan ekstrim terdapat banyak resiko dalam dunia penyelaman. Penyelam yang baik akan selalu mengikuti setiap detail prosedur yang ada. Bila prosedur tidak dilaksanakan dengan benar maka bukan kesenangan dalam penyelaman yang didapat, justru sebaliknya. Terdapat beberapa penyakit yang membahayakan seorang penyelam, salahsatunya yaitu penyakit dekompresi. Semakin dalam seseorang menyelam, semakin banyak pula nitrogen yang terserap oleh tubuh. Apabila terlalu banyak nitrogen dalam

22

whos bubbling
1. Halo Mas Irfan! Apakabar? Apa yang membawa kamu sampai ke Jogja lagi nih? Awalnya saat di kampus saya mengalami diskriminasi, lalu saya melapor ke @filmdisabilitas yang terpusat di daerah Gamping , Sleman, Yogyakarta. Keesokan harinya oleh @filmdisabiltas di show-up di Twitter, pada saat bersamaan itu pula mention saya penuh oleh masukan dari teman-teman followers. Ada yang merekomendasikan untuk menghubungkan ke mas @saptuari, foundernya sedekah rombongan. Dan pada saat itu juga saya mengisi data di web sedekah rombongan. keesokan paginya saya dihubungi oleh staf dari sedekah rombongan untuk membicarakan soal brace alat penyangga di kaki, lusanya saya sudah berada di Jogja. 2. Kalau boleh tau, umur kamu berapa sih, mas? 17 lebih dikit hahahahahaha. 3. Cerita dikit dong mas, tentang kecelakaan yang menimpa kamu beberapa waktu yang lalu? Intinya saya terjatuh dari ketinggian di papan panjat setinggi 10 meter saat sedang latihan SRT (Single Rope Technique). Pasca jatuh, tubuh saya jadi tidak bisa digerakkan dari bagian pinggang hingga kaki, dan sempat buta sesaat juga. 4. Dibalik semua keterbatasan itu, apa sih yang bikin kamu tetep semangat

whos bubbling 23
buat berpetualang dari gunung sampai lautan? Hal terutama pasti keluarga, ibu dan adik saya. Setelah itu support dari berbagai pihak dan terutama temanteman di sekeliling saya yang sangat berperan penting hingga saya bisa mendaki serta menyelam. 5. Anyway, gimana nih ceritanya bisa ikut dan tertarik mencoba untuk menyelam? Awalnya hanya ingin terapi air, namun saat berada di kolam renang Tirta Yuda daerah Cijantung, Jakarta. Ada salah satu senior di MAPA Gunadarma yaitu bang Sarwo Edhie Mohan, salah satu instruktur selam, dan pada akhirnya saya diajak untuk ikut seleksi divisi diving di MAPA Gunadarma. Sejak saat itu saya berniat untuk mendalami tentang ilmu menyelam. 6. Katanya menyelam itu bisa dijadiin terapi buat pemulihan saraf kakimu ya, mas? Cerita dong tentang terapinya! Kehidupan manusia dalam keseharian di daratan adalah 0,2 atmosfer, karena presentasi oksigen di udara adalah 20 % karena tekanan 1 atmosfer jadi tekanan oksigen menjadi 0,2 atm 1 atm= 0,2 kalau kita menyelam di kedalaman 30 meter = 4 atm. Berarti 0,2 4 atm= 0,8 atmosfer. Intinya: Dengan bernafas, oksigen yang tekanannya di naikkan akan merangsang sel-sel tubuh untuk memproduksi sel-sel baru. Dan

Irfan Ramdhani Irfan Ramdhani


Teks : Ivonne Foto : Dok. BDIP & Dok. Pribadi

24

whos bubbling
Hehehehe iya nih, masih belum selesai garapan proyek nulisnya, kadang terbagi fokusnya sama terapi. Intinya tentang bangkitnya seorang Irfan dari segala keterpurukan. Selebihnya nanti wajib beli buku saya, TABAH SAMPAI AKHIR.. Hahaha. 9. Ada pesan ga yang pengen kamu sampaikan ke orang-orang di luar sana supaya tetep semangat dalam berpetualang meskipun kadang ada banyak keterbatasan? Jika pikiran saya bisa membayangkanya, hati saya bisa meyakininya. Saya tahu saya pasti akan bisa menggapainya. Maka bermimpilah setinggi-tingginya, kejar mimpi itu sehingga ia lelah lalu ditangkap impian itu. Keterbatasanku tidak membatasiku untuk menembus batas, karena keterbatasan bukan suatu hambatan dan bahwa tabah bukan di awal, tabah juga bukan dipertengahan tapi TABAH SAMPAI AKHIR. 10. Menurutmu, apasih hal yang paling keren dan membanggakan dari Indonesia? Hal yang paling keren menurut saya pasti lautnya karena Indonesia adalah negara kepulauan, dan perairan di Indonesia tidak kalah menarik dengan di luar negeri, contohnya Raja Ampat, Pulau Weh, Alor, Natuna, Nusa Penida dan masih banyak lagi destinasi pulau pulau keren yang ada di Indonesia.

gear up

25

Nacker Nymph
Teks : Agung Prakoso Foto : Spesial dan juga memerlukan equalizing secara manual. Transportasi aero kapal selam ini mempunyai kelebihan yaitu ramah lingkungan karena daya apung transportasi ini 0 sehingga daya apung atau daya layang sangat tinggi sehingga tidak di khawatirkan akan jatuh ke karang, dan tidak bising sehingga tidak merusak dan menganggu biota bawah laut . Kehadiran Nacker Nymph tersebut sangat membantu dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, dan penelitian. Para ilmuwan contohnya, untuk penelusuran-Nacker Nymph mampu mempermudah penelusuran gua bawah laut, wreck (kapal karam), dan daerah slope, sehingga tidak mengeluarkan energi pada saat penjelajahannya,dan dapat mengungkap pengetahuan, dan fakta-fakta yang baru dalam dunia ilmu pengetahuan alam dan arkeologi. Dalam segi keamanan Nacker Nhymp, tidak perlu diragukan lagi. Peralatan safety Nacker Nhymp dilengkapi dengan sosis bouyency untuk keadaan darurat, radio, dan flares Sehingga Nacker Nhymp telah terstandarisasi dengan baik.
Sumber : http://www.neckerbelle.virgin.com

yang kedua, dengan keterbatasan fisik seperti kamu fan kaki yang sebelah kiri masih lemas. Kalau di air kaki kamu di gerak-gerakkan jadi merangsang otot-otot kaki. Begitu kalau kata bang Avandy, pendiri Bali International Diving Professionals.

7. Udah pernah nyelam dimana aja, mas? Trus next destination kemana nih? Baru disini-sini aja nih, Ponggok hahahaha terus di Pramuka, Semak Daun, Tulamben, Nusa Penida. Pengen banget sih ke Raja Ampat, tapi entah kapan yang jelas menunggu ada tawaran nyelam gratis dan akomodasi selama di surganya bawah laut itu. Hahahahaha. 8. Sempet denger, katanya lagi bikin buku keren nih! Kasih bocoran dikit dong tentang buku nya mas!

Nacker Nymph adalah nama sebuah transportasi aero kapal selam atau bisa di sebut dengan pesawat bawah air buatan Cariabia. Nacker Nymph sudah di populerkan sejak tahun 2000 di mana para awak Nacker Nymph ini dapat menjelajah dengan kecepatan 6 knot, kedalaman 18 meter hingga 30 meter selama kurang lebih 40 menit. Nacker Nymph digerakkan oleh motor mesin dan dikontrol dengan menggunakan joys steak. Kendaraan ini dapat memuat 3 orang awak,dan harus di dampingi dengan 1 pilot yang sudah bersertifikat dalam pengoprasiannya, untuk bernapas di dalam air tidak jauh berbeda dengan menyelam pada umumnya, yaitu dengan cara menghirup regulator yang telah terkoneksi dengan tabung udara layaknya scuba diver,

26

dive notes
suasana rumah yang ngangeni sangat terasa. Setelah beristirahat selama 2 hari, saya memulai perjalanan saya di Maumere. Untuk menghemat biaya, saya terlebih dahulu pergi ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka untuk meminjam dive gear. Selanjutnya saya bertolak dengan perahu milik kenalan menuju Pulau Kambing, yang merupakan pulau terluar di kawasan Teluk Maumere dan menjadi titik awal penyelaman saya. Pulau Kambing merupakan pulau kecil berpasir putih yang tidak bepenghuni. Pasir putihnya sangat halus dan sedikit berwarna kemerahan karena terdapat banyak serpihan karang suling (Tubipora musica) yang hancur terhempas ombak, sedikit mirip dengan pasir merah yang ada di Taman Nasional Pulau Komodo. Begitu saya masuk ke dalam air, saya langsung disambut dengan hamparan terumbu karang yang membentang kurang lebih 200 meter ke arah laut dan beberapa Moorish idol dan ratusan Damselfish serta beberapa kima (Tridacna sp.). Visibility saat itu cukup baik, yaitu 12 m. Terumbu karang di daerah ini didominasi oleh Hydnophora sp. dan termasuk sedang dalam pemulihan akibat adanya aktivitas pengeboman oleh masyarakat di masa lalu. Tetapi sejak hal itu terjadi, pemulihannya tergolong cukup cepat. Di bagian utara pulau ini terdapat dua laguna yang cukup besar, tetapi pada kesempatan ini saya tidak mengunjunginya. Setelah puas

dive notes

27

Teluk Maumere,
Mutiara di dasar Lautan
Teks : Stevanus Foto : Dok. pribadi, spesial

menyelam di Pulau Kambing, saya kemudian kembali ke base camp saya di Pulau Besar untuk beristirahat dan bersiap untuk penyelaman keesokan harinya. Penjelajahan hari berikutnya saya mulai lebih awal dengan destinasi Margajong yang berada di bagian selatan Pulau Besar. Hanya sekitar 5 menit berperahu dari base camp saya saat itu. Margajong ini juga dulunya merupakan salah satu lokasi dengan tutupan terumbu karang yang bagus. Akan tetapi karena maraknya aktivitas pengeboman beberapa tahun lalu maka sebagian besar lokasi ini hancur. Barulah setelah dicanangkan program pembentukan daerah perlindungan laut oleh COREMAP sejak tahun 2000 maka lokasi ini dilindungi untuk rehabilitasi ekosistemnya. Penyelaman di lokasi ini disambut dengan 5 ekor kima biru. Visibility perairan saat penyelaman saya waktu itu sekitar 10 meter akibat laut sedang akan pasang sehinga banyak partikel silt terangkat ke badan air. Pemulihan pada ekosistem yang sedang sakit ini tergolong cepat karena hanya dalam beberapa tahun saja sudah

Liburan semester genap tahun ini membawa saya untuk pergi mengelilingi beberapa tempat di Indonesia, salah satunya Teluk Maumere yang terletak di Pulau Flores-NTT dan merupakan tempat tinggal saya dulu. Jadi, cerita ini adalah cerita pulang kampong, dan saya memulai perjalanan saya dari Yogyakarta menuju Denpasar dengan Bus selama kurang lebih 24 jam. Setelah beberapa hari menikmati keindahan alam bawah laut Tulamben yang sudah dikenal hingga mancanegara, perjalanan saya pun dilanjutkan ke arah Timur. Dari Denpasar saya terbang meng-

gunakan jasa penerbangan dari maskapai Merpati Nusantara ke Maumere dengan transit sebentar di Labuan Bajo. Perjalanan dari Denpasar membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk dapat sampai ke Maumere via Labuan Bajo. Saat saya tiba di Bandara Frans Seda Maumere, saya langsung disambut hangat oleh Ayah dan Ibu serta beberapa teman lama yang ikut menjemput kedatangan saya. Sungguh, sebagai seorang mahasiswa rantau yang jauh dari rumah, saat pulang seperti ini merupakan saat di mana

28 dive notes
kembali ditumbuhi oleh beberapa koloni tabulate coral. Setelah dari Margajong, saya melanjutkan perjalanan saya ke Darat Pante. Kembali ke Pulau Flores, tetapi ke arah paling Timur Teluk Maumere. Sesampai di sana, saya langsung merasa tidak sabar untuk langsung menceburkan diri karena dari atas kapal sudah terlihat warna-warni terumbu karang yang begitu indah. Benar saja, saat saya masuk ke dalam air, hamparan tabulate coral yang berukuran cukup besar dan padat menyambut saya. Keunikan ekosistem terumbu karang di lokasi ini adalah lebar rataan terumbunya hanya 25 meter, tetapi memanjang dengan pertumbuhan yang sangat baik di bibir slope hingga turun ke slope dengan kedalaman 18 meter lalu berakhir dengan dasar pasir. Visibility saat itu sangat bagus, kira-kira mencapai 20 meter. Ratusan Damselfish dan beberapa Pipe Coral (Tubipora musica) serta bintang laut biru (Linckia laevigata) yang sedang berduaan pun menyambut saya. Penyelaman hari terakhir saya di Maumere saya lakukan di Tanjung, salah satu kawasan pantai pasir putih tak berpenghuni yang terletak di bagian barat Teluk Maumere. Penyelaman di spot ini memberikan kesan tersendiri pada penyelaman saya karena di spot ini saya dapat menjumpai beberapa karang jamur (Herpolitha sp.) yang berukuran besar dan sebuah tabulate coral yang memiliki diameter kurang lebih 2,5 meter serta 3 ekor teripang batu dengan ukuran yang cukup besar, sekitar 30 cm. Visibility pun cukup baik, yaitu sekitar 12 meter, menjadikan penyelaman terakhir saya di Teluk Maumere saat itu menjadi penyelaman yang berkesan dalam benak saya.

vacancy

29

Greed?
Teks : Fatah Damar Pernahkah Anda mendengar nama Hendrick Jacobszoon Lucifer? Hendrick adalah seorang kapten bajak laut besar pada abad ke-17. Pada masa mudanya, Ia merompak tiga kapal koloni Hindia Belanda di laut Kuba. Hendrick menabrakkan kapalnya ke kapal koloni dan mulai menyerang, menurut cerita ia bahkan membunuh setidaknya sepuluh orang awak kapal koloni dengan tangannya sendiri. Setelah pertarungan berakhir, Hendrick menyadari bahwa dadanya telah tertembak, biarpun begitu ia memerintahkan anak buahnya untuk memindahkan harta rampasan ke kapalnya. Mengabaikan keadaannya yang buruk. Hendrick akhirnya meninggal tak lama setelah meletakkan emas terakhir di kapalnya, ia tewas karena pendarahaan di dadanya. Kisah Hendrick diceritakan untuk menggambarkan buruknya keserakahan. Hendrick selalu digambarkan sebagai perompak yang serakah dan mati karena keserakahannya. Meski begitu cerita ini sebenarnya merupakan cerita yang sangat heroik. Bercerita tentang bagaimana seorang perompak, penjahat yang paling kejam dan bengis pun rela mati demi mendapatkan kebahagiaannya. Kisah Hendrick Lucifer sesungguhnya merupakan semacam dongeng pursuit of happiness. Seperti Hendrick, keserakahan itu sendiri sebenarnya tidak begitu buruk, dan justru bisa jadi merupakan sesuatu yang baik. Ivan Boesky, seorang stock trader yang memiliki pengaruh di Wall Street pernah terang-terangan membela keserakahan. Ivan Boesky menyatakan Saya menganggap keserakahan itu menyehatkan. Anda bisa menjadi serakah dan tetap menjadi orang baik. Dalam konsep psikologi sekuler, keserakahan adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu menformulasi ulang keinginan setelah kebutuhan terpenuhi. Sedangkan Erich Fromm menggambarkan keserakahan sebagai lubang tak berujung yang memeras manusia untuk memuaskan kebutuhan tanp pernah mendapatkan kepuasan. Dapat kita simpulkan bahwa keserakahan adalah human nature untuk tidak pernah merasa puas, rasa ketidak-pernah-puasan. Ketidak-pernah-puasan inilah yang mendorong Hendrick mengambil emasnya, mendorong Napoleon memulai revoulsi Perancis dan perangnya, mendorong Colombus berlayar dan menemukan Amerika. Suka atau tidak, keserakahan telah mendorong manusia untuk terus berkembang. Mungkin tanpa Anda sadari, Anda juga sudah dibesarkan oleh keserakahan Anda?

30

dive event

Reef Covery V
Teks : Indriyani Foto : Dok. Unit Selam

Sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang mempunyai visi Konservasi Sumberdaya Bahari Unit Selam Universitas Gadjah Mada yang akrab disapa UNYIL kembali melaksanakan event tahunan Reef Covery V. Dengan tujuan mengambil tindakan nyata untuk menjaga kelestarian ekosistem karang melalui monitoring dan transplantasi karang, kegiatan ini telah dilaksanakan selama tujuh hari pada 17-23 November 2013 di Pulau Peucang, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Sebagai salahsatu langkah kecil sederhana untuk menanggulangi dan memulihkan kembali fungsi dan peranan ekosistem terumbu karang sebagai habitat biota laut, maka dilakukan kegiatan Reef Covery V. Kegiatan ini merupakan agenda rutin bagi Unit Selam Universitas Gadjah Mada selama kurang lebih sepuluh tahun. Reef Covery yang biasa di-

lakukan sebelumnya dilaksanakan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Guna memperluas jaringan serta berkat dukungan dan kerjasama dari Taman Nasional Ujung Kulon dan Yayasan Ujung Kulon Indonesia (YUKINDO), pada tahun 2013 kegiatan monitoring dan transplantasi ini dilakukan di tempat yang berbeda yaitu di Pulau Peucang, dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Setelah mendapat pendidikan konservasi mengenai monitoring dan transplantasi karang. Reef Covery V dilakukan di empat titik penyelaman sekitar Pulau Peucang guna mengetahui kondisi dan tingkat kesehatan terumbu karang kawasan tersebut, sedangkan transplantasi karang dilakukan untuk beberapa jenis hard coral dan soft coral di pulau Peucang dengan jumlah keseluruhan 90 dalam dua meja transplan.

Unit Selam UGM Sayap Utara Gelanggang Mahasiswa UGM Jalan Pancasila no. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 www.selamugm.org

Anda mungkin juga menyukai