PERCOBAAN I PEMBUATAN TELUR ASIN A. Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui proses pembuatan telur asin. 2. Untuk membuktikan telur bebek bisa dijadikan telur asin. B. Alat yang digunakan 1. Ember plastik 2. Sendok 3. Panci 4. Kompor C. Bahan yang digunakan 1. Telur ayam 4 butir 2. Garam 3. Air 4. Abu gosok D. Dasar Teori Telur adalah benda bercangkang yang mengandung zat hidup bakal anak yang dihasilkan oleh hewan dari golongan unggas (ayam, bebek, burung, dll) dan hewan amfibi (ular, biawak, buaya, dll). Telur ini biasanya terdiri dari sel kuning telur (embrio ; zat hidup bakal anak) dan semen (cairan putih kental), dan setiap telur memiliki jangka waktu pengeraman yang berbeda untuk proses penetasan (lahirnya spesies baru). Telur asin merupakan lauk yang cukup akrab dan ekonomis bagi kebanyakan orang. Apalagi di saat sekarang, di mana harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi sehingga telur asin menjadi salah satu lauk alternatif bagi sebagian orang. Mengapa? karena harganya yang terjangkau, bergizi dan praktis sebab tidak perlu memasaknya lagi.
Hari ke-4
Hari ke-6
G. Pembahasan Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur bebek, meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Masa kadaluwarsa telur asin bisa mencapai satu bulan (30 hari). Sebagaimana yang kita ketahui, telur asin adalah biasanya dari telur bebek. Tetapi, telur asin ini kami buat dari telur ayam, dengan inovasi ini diharapkan orang-orang menjadi tertarik kepada telur asin yang tidak biasa ini. Sebenarnya cara pembuatan telur asin ini sama dengan telur asin biasanya meskipun cangkangnya tipis dan cara pengamplasanya tidak terlalu lama. Garam dari adonan telur asin akan lebih cepat masuk kedalam telur karena cangkangnya tipis. Air yang terkandung didalam telur ayam lebih banyak dibandingkan telur bebek. Bila campuran adonan garam yang digunakan tidak sempurna, yang dihasilkan adalah putih telur yang berwarna hijau kebiruan. Setelah dilakukan percobaan pembuatan telur asin dari telur ayam ini, ternyata banyak dampak positif yang sangat membangun pengetahuan kita. Dan hasil percobaan telur ayam yang telah kami buat ternyata tidak jauh beda dari telur bebek yang biasanya dijadikan telur asin, rasanya pun enak seperti telur asin biasanya. Namun, pada percobaan ini dilakukan 2 cara yaitu perebusan telur ayam
ENDANG / 331 11 002 4
diperdagangkan. Pengelompokan hampir selalu didasarkan pada penampilan atau kegunaan buahnya. Berdasarkan penampilannya terdapat buah tomat dengan kisaran warna dari hijau ketika masak, kuning, jingga, merah, ungu serta belangbelang. Adapun berdasakan kegunaanya, orang-orang mengenal tomat buah, tomat sayur, serta tomat lalapan. Berdaskan hal ini, fungsi tomat merupakan klasifikasi dari buah maupun sayuran, walaupun struktur tomat adalah struktur buah. Tabel 1. Kandungan gizi tomat per 100 g (3,5 oz) : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Kandungan nutrisi Energi 75 kj (18 kcal) Karbohidrat 4 gram Gula 2,6 gram Diet serat 1 gram Lemak 0,2 gram Protein 1 gram Air 95 gram Vitamin C 13 mg (22%)
Hal tersebut karena kemudahan dalam mendapatkan bahan baku, serta berbagai produk dapat diolah dari buah tomat sehingga dapat meningkatkan nilai tambah. Pengolahan berbagai produk olahan dapat meningkatkan penganekaragaman pangan serta memberikan alternatif dalam memasarkan produk baik dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk olahan. Bentuk-bentuk olahan buah tomat antara lain jus tomat, saus tomat, kurma tomat, manisan tomat, sari buah tomat, sirup tomat, dll. E. Prosedur Percobaan 1. Siapkan buah tomat segar kemudian cuci hingga bersih 2. Potong-potong buah tomat
Tabel 2. Uji organoleptik selai tomat : No 1. Bau Aroma tomat Warna Orange kemerahan Rasa Manis Tekstur lembut
G. Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan pembuatan selai dari buah tomat, dari hasil percobaan dapat diketahui ternyata selai tomat yang telah kami buat rasanya enak dan cocok dimakan dengan roti dan makanan lainnya. Warna yang dihasilkan juga menarik, yaitu warna orange kemerahan, warna tersebut dapat menarik minat konsumen sehingga selai tomat kemungkinan akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi setelah dilakukan pengolahan menjadi selai tomat, dan dapat juga diolah menjadi produk pangan yang lainnya.
H. Kesimpulan Dari hasil percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa selai tomat yang kami hasilkan rasanya enak dan tidak jauh beda dengan selai yang dijual-jual, serta dapat memberi inovasi baru bagi masyarakat dalam membuat selai dengan menggunakan tomat.
10
11
Tape adalah makanan adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tape bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tape singkong. Bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih, hasilnya disebut "tapai pulut" atau "tapai ketan". Dalam proses fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae,
ENDANG / 331 11 002 12
Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus sp., dan lain-lain. Tapai hasil fermentasi dari S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket. Umumnya, tapai diproduksi oleh industri kecil dan menengah sebagai kudapan atau hidangan pencuci mulut (Anonim 2011). Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri baik yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara tropis yang mengonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12 (Anonim 2011). Konsumsi tape yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai
13
Fermentasi Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktifitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan sebagai akibat dari pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut (Winarno et al 1980). Cara pengawetan pangan yang lain seperti pendinginan, pengeringan, dan iradiasi ditujukan untuk mengurangi jumlah mikroba, namun fermentasi ini ditujukan untuk memperbanyak jumlah mikroba dan menggiatkan metabolisme dalam makanan. Jenis mikroba yang digunakan sangat terbatas yaitu disesuaikan hasil akhir yang dikehendaki. Awalnya fermentasi adalah pemecahan gula m,enjadi alkohol dan CO2, namun selanjutnya diketahui bahwa protein dan lemak dapat dipecah mikroba dan enzim tertentu menghasilkan CO2 dan zat lainnya. Hasil fermentasi tergantung jenis bahan pangan/substrat, macam mikroba dan kondisi lingkunganyang mempengaruhi pertumbuhan mikroba tersebut, Mikroba yang bersifat fermentative dapat mengubah karbohidrat dan turunannya menjadi alkohol, asam, dan CO2. C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 Alkohol yang berssal dari fermentasi ragi, dengan adanya oksigen akan mengalami fermentasi lebih lanjut oleh Acetobacter aceti menjadi asam asetat. C2H5OH + O2 CH3COOH + H2O Mikroba proteolitik memecah protein dan komponen nitrogen menghasilkan bau busuk yang tidak diinginkan, sedangkan mikroba lipolitik memecah lemak, fosfolipid, dan turunannya menghasilkan bau tengik. Bau alkohol dan asam yang dihasilkan mikroba cukup tinggi,maka pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik dapat dihambat. Jadi prinsip pengawetan pangan dengan fermentasi adalah mengaktifkan pertumbuhan mikroba pembentuk alkohol dan asam dan menekan pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik. Tape ketan hitam dan
14
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi 1. Asam. Makanan yang mengandung asam biasanya lebih tahan lama. Tapi jika oksigen cukup jumlahnya, dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung, maka daya awet dari asam akan hilang. 2. Alkohol. Ragi tidak tahan terhadap alkohol dalam kadar tertentu, kebanyakan 12-15%. 3. Mikroba. Fermentasi biasanya dilakukan menggunakan kultur murni di laboratorium. Dapat juga digunakan hancuran produk yang sudah jadi. Ragi pasar mengandung Saccharomyces cerevisiae dicampur tepung beras dan dikeringkan. 4. Suhu. Jika konsentrasi asam yang dikehendaki telah tercapai, maka suhu dapat dinaikkan untuk menghentikan fermentasi. 5. Oksigen. Mikroba membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya, maka udara harus diatur sebaik mungkin. E. Prosedur Percobaan 1. Potong-potong ubi kayu sesuai keinginan
15
16
17
Tabel 5. Uji Organoleptik Tape Ubi Kayu No 1. Bau Alkohol Warna Putih Rasa Asam Tekstur Lembut
G. Pembahasan Tape adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, dalam percobaan kami membuat tape dari ubi kayu atau singkong. Starter yang digunakan untuk produksi tape disebut ragi, yang umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4 6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Ubi kayu sebagai bahan baku pembuatan tape ini dimatangkan atau dimasak setengah matang lebih dulu, kemudian ditambahkan ragi secara aseptik. Organisme akan tumbuh secara alami pada suhu ruang dalam waktu 2 5 hari. Pada ragi tape tumbuh berbagai mikroorganisme seperti kapang dan khamir walaupun umumnya didominasi oleh pertumbuhan khamir. Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Adanya gula menyebabkan mikrobia yang mengunakan sumber karbon gula
18
19
http://id.wikipedia.org/wiki/Tapai. diakses 11 November 2011. Winarno F.G., S. Fardiaz, D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia. http:// www. Blog.org/Allahu Akbar Laporan Pembuatan Telur Asin dari Telur ayam.htm. diakses 11 Desember 2013.
20