Anda di halaman 1dari 26

Mengenal Berbagai Variasi

MODEL PEMBELAJARAN
DALAM PENCIPTAAN SUASANA BELAJAR YANG MENYENANGKAN

Memacu Kinerja Guru

melalui PROGRAM BERMUTU

TIPS & TRIK

Menyelesaikan Soal Perbandingan

Inovasi Pembelajaran

Humor Facebooker

Tips & Trik Microsoft Word


Guru di Mata Mbok Siti

eks Distrik Purwantoro


Kabupaten Wonogiri

EDISI 06 - JUNI 2013

eks Distrik Purwantoro Kabupaten Wonogiri

Sekapur Sirih...
Pembaca Budiman,
WAHANA INFORMASI DAN KOMUNIKASI
KELOMPOK KERJA GURU
DISTRIK PURWANTORO

Pelindung
Drs. Siswanto, M.Pd.
Dra. Hj. Sri Mulyati, M.Pd.
Drs. Sarwono, M.Pd
Pengarah
Joko Suranto, S.Pd., MM.
Siswanto, S.Pd
Sunardi, S.Pd., M.Pd.
Warsito, S.Pd
Sri Wiyani Purwaningsih, S.Pd., M.Pd.
Pembina
Karmin, S.Pd.
H. Katono, S.Pd.
Drs. Tarto
Drs. Miyatno
Kustono, S.Pd.
Suyoto Hadi, S.Pd.
Pemimpin Redaksi
Toyik Haryanto, S.Pd.
Suyanto, S.Pd.
Dewan Redaksi
Sugeng Priyanto, S.Pd., M.Pd
Dwi Wuryanto, S.Pd.
Samino, S.Pd.
Purwanto, S.Pd.
Mujiyanto, S.Pd.
Susilo Budiyanto, S.Pd.
Sekretaris
Sukardi, S.Pd.
Keuangan
Suparno, S.Pd.
Alamat
FKKG Distrik Purwantoro
SDN I Purwantoro
Jl. Raya Purwantoro-Wonogiri

Email
toyikharyanto@yahoo.co.id
yan.kismantoro@yahoo.co.id

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena


rahmat dan hidayah-Nya buletin PROSPEK untuk edisi keempat
ini dapat kami terbitkan dan menyapa para pendidik semua.
Edisi 06 Juni 2013 ini, kami suguhkan beberapa informasi
terkait dengan kebijakan pemerintah, artikel, opini, abstraksi
penelitian, refleksi, tips dan triks serta beberapa tulisan temanteman guru dari berbagai gugus di eks Distrik Purwantoro.
Dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa, para guru diharapkan mengenal,
mempelajari dan menguasai berbagai variasi Model
Pembelajaran yang inovatif. Sehingga para secara bertahap
dapat mengubah model pembelajaran konvensional kearah
model pembelajaran yang lebih inovatif.
Upaya pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mutlak harus dilakukan
oleh para guru agar tujuan pembelajarannya dapat mencapai
ketuntasan dan maksimal. Beberapa Abstrak Penelitian berikut
dokumentasi kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bukti
bahwa guru telah berupaya untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Upaya mengatasi masalah, guru membuat kelompok
berdasarkan kelompok jenjang mengajar atau tingkatan kelas,
dimana mereka melakukan aktifitas seharihari. Hal ini dilakukan
untuk lebih memfokuskan kepada permasalahan yang ditemukan
kemungkinan cenderung sama ditingkatnya. Merancang kembali
untuk melakukan perbaikan dari perencanaan (Plan) melakukan
(Do) dan melihat kembali (See). Semua rangkaian kegiatan ini
dibicarakan bersama, pembagian tugas persiapan alat dan media,
serta mempersiapkan bersama RPP. Kemudian memilih guru
model (simulasi), yang bertugas mengajar materi yang dirancang
secara bersamasama. Berbagai rangkaian tersebut merupakan
upaya untuk memacu kinerja guru melalui Program BERMUTU.
Tanpa mengesampingkan kelemahan yang masih juga hadir
dalam penyusunan buletin PROSPEK ini, kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan buletin ini. Harapan kami, penerbitan ini bermanfaat
bagi pengembangan profesi, memberikan inspirasi dan
memotivasi guru untuk tetap menunjukkan eksistensinya sebagai
seorang pendidik. Pada akhirnya, dampak peningkatan layanan
pendidikan yang bermutulah yang sangat diharapkan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi segala upaya
yang kita tempuh.
Wonogiri, Juni 2013

Website
http://fkkgpurwantoro.blogspot.com

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Redaksi

Daftar Isi

1. Sekapur Sirih .......................................................................................................................................... 1


2. Laporan Utama : Mengenal Berbagai Variasi Model Pembelajaran .................................................. 3
3. Artikel : Memacu Kinerja Guru Melalui Program BERMUTU ............................................................ 10
4. Tips & Triks : Menyelesaikan Soal Perbandingan ........................................................................... 13
5. Abstrak Penelitian : Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Melalui Metode Ekspositori ......... 15
6. Abstrak Penelitian : Penerapan Pendekatan Tipe STAD ................................................................... 16
7. Abstrak Penelitian : Penggunaan Alat Peraga Bola-Bola Plastik ..................................................... 17
8. Lensa KKG : Kegiatan Pertemuan Rutin KKG Program BERMUTU Kec. Slogohimo ..................... 18
9. Refleksi : Guru Di Mata Mbok Siti ........................................................................................................ 21
10. Humor Facebooker ............................................................................................................................. 23
11. Tips & Triks : Microsoft Office (Ms. Word) ............................................................ .......................... 24

Lensa FKKG
KETERANGAN GAMBAR :
Review Kegiatan Hasil
On Service di KKG
Program BERMUTU Tahun 2012
FKKG eks Distrik Purwantoro
Kabupaten Wonogiri
Kegiatan dilaksanakan
di SDN I Purwantoro
(sekretariat Forum KKG
eks Distrik Purwantoro)

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Laporan Utama
Mengenal Berbagai Variasi

MODEL PEMBELAJARAN
DALAM PENCIPTAAN SUASANA BELAJAR YANG MENYENANGKAN
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasi-kan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, sebenarnya model pembela-jaran
memiliki arti yang sama dengan pendekatan atau strategi pembelajaran. Saat ini telah banyak
dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang
agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses
pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah
guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas
yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar,
seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi
penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan
pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pendapat serupa dikemukakan
oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menya-takan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar,
memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi,
merencanakan pembela-jaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung
keberhasilan guru dalam mengajar. Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap
perkem-bangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut
perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi
belajar peserta didiknya.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan pada saat ini yang berbasis pada
Student Centered Learning (SCL). Model SCL sangat digemari karena berbagai alasan,
diantaranya:
1.

diterimanya pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran;

2.

adanya pergeseran paradigma pengajaran ke pembelajaran;

3.

adanya pergeseran dari teacher oriented ke student oriented;

4.

adanya pergeseran dari orientasi hasil ke proses pembelajaran;

5.

diterimanya konsep pendidikan sepanjang hayat;

6.

diterimanya konsep multiple intelligence;

7.

semakin mudah dan murahnya akses informasi melalui jaringan dan perangkat TI;

8.

tersedianya buku-buku referensi yang mudah diperoleh. .

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Laporan Utama
Perlu diingat bahwa sebaik apapun model pembelajaran tersebut secara teoretik, tetapi
keberhasilannya dalam membantu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik
sangat tergantung pada kepiawaian guru dalam menerapkannya. Penelitian di Jepang
menunjukkan bahwa keunggulan pembelajaran di Jepang terutama disebabkan oleh peranan guru
yang mampu memilih strategi pembelajaran yang efektif termasuk di dalamnya memilih model
pembelajaran (Aleks Masyunis, 2000). Guru memberikan warna dan nilai terhadap model yang
diterapkan.
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh model pembelajaran yang berbasis pada SCL.
Contoh suatu model tidak harus ditiru 100% oleh guru, tetapi guru harus dapat memodifikasi sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan fasilitas yang tersedia di sekolah. Dengan demikian
penerapan model pembelajaran tidak membatasi kreativitas guru dalam menjalankan tugasnya,
tetapi tetap mampu mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang digelutinya.
Berbicara mengenai proses pembelajaran di sekolah seringkali membuat kita kecewa,
apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar. Mengapa demikian?
Ya, karena kenyataan menunjukkan banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang
baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi mereka tidak memahaminya. Sebagian peserta
didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dipergunakan/ dimanfaatkan. Selain itu, peserta didik kesulitan
memahami konsep yang diajarkan hanya dengan metode ceramah, apalagi jika konsep yang
diajarkan sangat abstrak. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep
yang berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan
hidup dan bekerja.
Banyak pertanyaan muncul di diri guru yang berkeinginan untuk membantu masalah yang
dihadapi peserta didiknya tersebut, seperti:
1.

Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan
di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua peserta didik dapat menggunakan dan
mengingatnya lebih lama konsep tersebut ?

2.

Bagaimana setiap bagian mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan
dan membentuk satu pemahaman yang utuh ?

3.

Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didiknya yang
selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa
yang mereka pelajari ?

4.

Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari peserta didiknya,
sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengaitkannya dengan
kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya ?.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Laporan Utama
Semua pertanyaan itu merupakan tantangan bagi guru untuk selalu berusaha dan berusaha agar
dapat menemukan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya. Penga-laman di negara lain
menunjukkan bahwa minat dan prestasi peserta didik dalam bidang matematika, sains, dan bahasa
meningkat secara drastis pada saat:
1. Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan
pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.
2. Mereka diajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep, dan bagaimana konsep tersebut
dapat digunakan di luar kelas.
3. Mereka diperkenankan untuk bekerja secara bersama-sama (cooperative).
Hal itulah yang merupakan jiwa dan inti pokok dari penerapan model pembelajaran berbasis
CTL.
1. Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan CTL
Pendekatan CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penera-pannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:
konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questinoning), menemukan (Inquiry), masyarakat
belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (reflection), dan penilaian
sebenarnya (Authentic Assessment) (Johnson, 2002).
Sesuai dengan faktor kebutuhan individual peserta didik, maka untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran kontekstual guru seharusnya:
Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning)
dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi
berkelanjutan).
Menggunakan teknik bertanya (questioning) yang meningkatkan pembelajaran peserta didik,
perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika ia diberi
kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru (contructivism).
Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengeta-huan
dan keterampilan melalui penemuan sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pengajuan pertanyaan (questioning).
Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar
peserta didik.
Memodelkan (modelling) sesuatu agar peserta didik dapat menirunya untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Laporan Utama
Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
2. Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan PAIKEM
a. Pembelajaran Aktif
Anak didik belajar, 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang
dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa
yang dikatakan dan dilakukan (Sheal, Peter, 1989). Pernyataan tersebut nampak sejalan dengan
yang diharapkan dalam Kurikulum 2006, yang menginginkan peserta didik mencapai suatu
kompetensi tertentu yang dapat diko-munikasikan dan ditampilkan.
Kurikulum terbaru kita menginginkan adanya perubahan pembelajaran dari teacher centered
ke student centered. Perubahan ini tidak semudah diucapkan, karena pola pembelajaran kita
sudah terbiasa dengan cara guru menjelaskan dan menyampaikan informasi, sedangkan peserta
didik lebih banyak menerima. Namun bukan berarti kita pesimis dengan perubahan itu, tetapi
mungkin pencapaiannya memerlukan waktu. Bagaimanapun habits yang sudah terbentuk lama,
untuk mengubahnya perlu kesung-guhan dan kemauan tinggi dari semua komponen yang terlibat
dalam pembelajaran.
Pembelajaran aktif artinya pembelajaran yang mampu mendorong anak didik aktif secara
fisik, sosial, dan mental untuk memahami dan mengembangkan kecakapan hidup menuju belajar
yang mandiri, atau pembelajaran yang menekankan keaktifan anak didik untuk mengalami sendiri,
berlatih, beraktivitas dengan menggunakan daya pikir, emosi-onal, dan keterampilannya. Melalui
pembelajaran aktif diharapkan anak didik akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan
kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya. Selain itu, mereka secara penuh dan sadar dapat
menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa,
berpikir secara sistematis, kritis, tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari
melalui penelusuran informasi yang bermakna baginya.
Guru yang aktif adalah guru yang memantau kegiatan belajar anak didik, memberi umpan
balik, mengajukan pertanyaan yang menantang, dan memperbanyak gagasan anak didik untuk
dapat dimunculkan. Sedangkan anak didik yang aktif adalah mereka yang sering bertanya,
mengemukakan pendapat, mempertanyakan gagasan sendiri/orang lain, dan aktif melakukan
suatu kegiatan belajar (Mel Silberman, 2002).
Sayangnya, sebagian guru kurang mampu mengajukan pertanyaan yang menan-tang
kepada anak didik, sehingga pembelajaran aktifpun jarang tercipta. Hal ini kemung-kinan
disebabkan berbagai hal, seperti alasan klise karena dikejar waktu untuk menye-lesaikan materi
hingga tak sempat berpikir ke arah itu, ketidaksiapan guru itu sendiri untuk membuat dan menjawab
pertanyaan menantang. Padahal dengan pertanyaan menantang sudah pasti anak didik kita

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Laporan Utama
terpacu dan termotivasi untuk mencari jawaban dan itu berarti aktivitas belajar mereka semakin
tinggi dan wawasan pengetahuannya akan selalu ber-tambah dari hari ke hari.
b. Pembelajaran Inovatif dan Kreatif
Setiap manusia secara normal pasti memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap sesuatu yang baru. Demikian juga anak didik, jika dalam pembelajaran disuguhi sesuatu
yang baru pasti akan timbul semacam energi baru dalam mengikuti pelajaran. Dengan kata lain,
sesuatu yang baru mampu bertindak seperti magnet yang menarik minat dan motivasi anak didik
untuk mengikutinya.
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran dengan memperkenalkan sesuatu yang
berbeda yang belum dialami dari sebelumnya. Sesuatu yang baru tidak identik dengan sesuatu
yang mahal. Apa yang nampaknya sepele, bisa saja mampu membuat pembelajaran lebih hidup
hanya karena sang guru mampu melakukan inovasi. Dalam penciptaan pembelajaran inovatif yang
terpenting adalah kemauan dan keinginan guru untuk membuat belajar menjadi menarik untuk
diikuti dan menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar.
Kreatif adalah cara berpikir yang mengajak kita keluar dan melepaskan diri dari pola umum
yang sudah terpateri dalam ingatan. Pembelajaran kreatif adalah pembela-jaran yang mengajak
anak didik untuk mampu mengeluarkan daya pikir dan daya karsanya untuk menciptakan sesuatu
yang di luar pemikiran orang kebanyakan. Kreatif merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris
to create yang dapat diurai : C (combine), R (reverse), E (eliminate), A (alternatif), T (twist), E
(elaborate). Jadi, seorang anak didik yang berpikir kreatif dalam benaknya berisi pertanyaan :
dapatkan saya mengkombinasi / menambah, membalik, menghilangkan, mencari cara / bahan lain,
memutar, mengelaborasikan sesuatu ke dalam benda yang sudah ada sebelumnya ?
Melepaskan diri dari sesuatu yang sudah terpola dalam pikiran kita bukanlah pekerjaan
yang mudah. Beberapa hal yang mampu membangkitkan pikiran kita untuk menjadi kreatif antara
lain : berfantasi atau mengemukakan gagasan / ide yang tidak umum, terkesan nyleneh, berada
pada satu gagasan / ide untuk beberapa saat, berani mengambil resiko, peka terhadap segala
keajaiban, penasaran terhadap suatu kebenar-an, banyak membaca artikel penemuan yang
membuatnya kagum dan terheran-heran.
Berpikir kreatif dapat diawali dengan bercanda dan berteka-teki tentang sesuatu, karena
berpikir kreatif berlangsung ketika otak dalam keadaan santai. Seorang pemikir kreatif suka
mencoba gagasan/ide yang berkebalikan dengan yang dipikirkan oleh orang banyak. Mereka suka
melihat sisi-sisi lain yang baginya lebih menarik untuk dicermati dan dipikirkan. Kadang-kadang
orang yang berpikir lurus tidak akan dapat berteman baik dengan orang yang berpikir kreatif,
karena menganggap ia sebagai orang aneh.
Untuk dapat menciptakan pembelajaran inovatif maupun kreatif diperlukan tiga sifat dasar
yang harus dimiliki anak didik maupun guru, yaitu peka, kritis, dan kreatif terhadap fenomena yang
ada di sekitarnya. Peka artinya orang lain tidak dapat melihat keterkaitannya dengan konsep yang
Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Laporan Utama
ada dalam otak, tetapi kita mampu menangkapnya sebagai fenomena yang dapat dijelaskan
dengan konsep yang kita miliki. Kritis artinya fenomena yang tertangkap oleh mata kita mampu
diolah dalam pikiran hingga memunculkan berbagai pertanyaan yang menggelitik kita untuk
mencari jawabannya. Kreatif artinya dengan kepiawaian pola pikir dan didasari pemahaman yang
mendalam tentang konsep-konsep tertentu lalu kita berusaha menjelaskan/menciptakan suatu
aktivitas yang mampu menjelaskan fenomena tersebut kepada diri sendiri atau orang lain.
Guru yang kreatif dan inovatif adalah guru yang mampu mengembangkan kegiatan yang
beragam di dalam dan di luar kelas, membuat alat bantu/media sederhana yang dapat dibuat
sendiri oleh anak didiknya. Demikian pula anak didik yang kreatif dan inovatif mampu merancang
sesuatu, menulis dan mengarang, dan membuat refleksi terhadap semua kegiatan yang
dilakukannya.
c. Pembelajaran Efektif
Efektif memiliki makna tepat guna, artinya sesuatu yang memiliki efek/pengaruh terhadap
yang akan dicapai/dituju. Pembelajaran efektif artinya pembelajaran yang mampu mencapai
kompetensi yang telah dirumuskan, pembelajaran dimana anak didik memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Pembelajaran dikatakan efektif jika terjadi perubahan pada aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Adapun ciri-ciri pembelajaran efektif diantaranya tercapainya tujuan yang diharap-kan,
anak didik menguasai keterampilan yang ditargetkan. Belajar dan mengajar akan efektif jika anak
didik aktif dan semua aktivitas pembelajaran berpusat pada anak didik. Hal ini karena pembelajaran
yang berpusat pada anak didik akan mampu menimbulkan minatnya dan secara tidak langsung
mereka memahami konsep dan kaitannya dengan aspek-aspek kehidupan.
d. Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning)
Saat ini di berbagai negara sedang trend dan semangat mengembangkan joyful learning dan
meaningful learning, yaitu dengan menciptakan kondisi pembelajaran sede-mikian rupa sehingga
anak didik menjadi betah di kelas karena pembelajaran yang dijalani menyenangkan dan
bermakna. Mereka merasakan bahwa pembelajaran yang dijalani memberikan perbedaan dalam
basis pengetahuan yang ada di pikirannya, berbeda dalam memandang dunia sekitar, dan
merasakan memperoleh sesuatu yang lebih dari apa yang telah dimilikinya selama ini. Sebagai
bangsa yang ingin maju dalam era globalisasi yang kompetitif ini tentunya kita juga ingin merasakan
pembelajaran yang demikian.
Semua mata pelajaran dapat dibuat menjadi menyenangkan, tergantung bagai-mana niat
dan kemauan guru untuk menciptakannya. Pembelajaran yang dikemas dalam situasi yang
menyenangkan, jenaka, dan menggelitik sangat diharapkan oleh anak didik saat ini yang sangat
rawan stres karena saratnya materi ajar yang harus dikuasai. Penelitian terhadap beberapa anakanak sekolah di dunia yang diadakan UNESCO menunjukkan sebagian dari mereka menginginkan
belajar dengan situasi yang menyenangkan (Dedi Supriadi, 1999).

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Laporan Utama
Pembelajaran menyenangkan artinya pembelajaran yang interaktif dan atraktif, sehingga
anak didik dapat memusatkan perhatian terhadap pembelajaran yang sedang dijalaninya.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang guru menjelaskan suatu materi tanpa ada selingan
dan anak didik hanya mendengarkan, melihat, dan mencatat, maka perhatian dan konsentrasi
mereka akan menurun secara draktis setelah 20 menit. Keadaan ini semakin parah jika guru tidak
menyadari dan pembelajaran hanya berjalan monoton dan membosankan (Tjipto Utomo dan Kees
Ruijter, 1994). Lebih lanjut dikemukakan, keadaan ini dapat diatasi apabila guru menyadari lalu
mengubah pembelajarannnya menjadi menyenangkan dengan cara memberi selingan aktivitas
atau humor. Tindakan ini secara signifikan berpengaruh meningkatkan kembali perhatian dan
konsentrasi anak didik yang relatif besar.
Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat anak didik tidak takut
salah, ditertawakan, diremehkan, tertekan, tetapi sebaliknya anak didik berani berbuat dan
mencoba, bertanya, mengemukakan pendapat / gagasan, dan mempertanyakan gagasan orang
lain. Menciptakan suasana yang menyenangkan tidaklah sulit, karena kita hanya menciptakan
pembelajaran yang relaks (tidak tegang), lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan,
mengaitkan materi ajar dengan kehidupan mereka, belajar dengan balutan humor, dorongan
semangat, dan pemberian jeda berpikir. Dalam belajar guru harus menyadari bahwa banyak kata
aku belum tahu akan muncul dan kata aku tahu sedikit muncul, karena mereka memang dalam
tahap belajar. Demikian pula guru harus menyadari bahwa otak manusia bukanlah mesin yang
dapat disuruh berpikir tanpa henti, sehingga perlu pelemasan dan relaksasi.
Pendapat Bruner yang menyatakan belajar akan berhasil lebih baik jika selalu dihubungkan
dengan kehidupan orang yang sedang belajar. Secara logika dapat dipahami, bahwa kita pasti
akan belajar serius bila yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan kata-kata
atau kalimat yang didengar sudah familiar di kepala kita. Melalui joyful learning diharapkan ada
perbaikan praktik pembelajaran ke arah yang lebih baik. Perubahan ini tidak harus terjadi secara
draktis, perlahan-lahan tetapi pasti. Perbaikan proses sangat penting agar keluaran yang
dihasilkan benar-benar berkualitas.
Seperti diketahui, otak kita terbagi menjadi dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Terkadang
dalam dunia pendidikan kita lupa akan pentingnya mengembangkan otak sebelah kanan. Secara
umum hanya otak kiri yang menjadi sasaran pengembangan, terutama untuk ilmu eksakta. Otak
sebelah kanan adalah bagian yang berkaitan dengan imajinasi, estetika, intuisi, irama, musik,
gambar, seni. Sebaliknya otak sebelah kiri berkaitan dengan logika, rasio, penalaran, kata-kata,
matematika, dan urutan. Untuk menepis hal itu, sebenarnya kita dapat tunjukkan bahwa ilmu
apapun mampu digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan otak sebelah kanan,
diantaranya dengan cara memahami dan menghafal konsep melalui puisi, nyanyian, maupun
permainan teka-teki. Berdasarkan hal ini, maka kita sebagai pendidik dapat merancang apa yang
sebaiknya kita berikan kepada anak didik agar otak mereka menyukainya. Sebagai contoh
mengemas pembelajaran dengan menggunakan puisi atau lagu untuk menyimpulkan materi yang
diajarkan, atau melalui teka-teki jenaka untuk mengevaluasi sejauhmana mereka menguasai
materi yang diajarkan.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

Artikel
Memacu Kinerja Guru Melalui

PROGRAM BERMUTU

ada hakekatnya Program BERMUTU bertujuan untuk lebih meningkatkan


kemampuan kompetensi dan kinerja guru melalui kegiatan Kelompok Kerja
Guru (KKG). Kegiatan ini tentu saja menyentuh sebagian guru di tingkat yang
paling bawah sampai kecamatan. Setiap kelompok kerja berjumlah sekitar 60 orang dengan
menyelesaikan program minimal 16 kali pertemuan. Guru yang menjadi peserta hampir dari
setiap sekolah yang ada di wilayah kerja.
! Terdapat 3 tujuan utama dari program ini, yaitu:
! Meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam memperbaiki
kualitas pengajaran.
! Memberikan kontribusi pada peningkatan kualifikasi para peserta dengan adanya angka
kredit yang diberikan kepada yang berhasil menyelesaikan program ini.
! Memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas sistem pengembangan tenaga profesi
onal melalui tersedia nya program kelompok kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas
yang dapat di terapkan, sistematis, dan berkelanjutan.
Setiap peserta KKG harus mengikuti penuh seluruh program yang telah terjadwalkan
dan terstruktur program kegiatan dalam dua tahapan kegiatan, In service dan on service
selama 19 kali pertemuan. Kegiatan ini dipandu oleh guru pemandu, fasilitator dan nara
sumber baik yang telah mengikuti pelatihan dari LPMP dan dari LPTK yang terkait dengan
kegiatan BERMUTU.
Pada jadwal on service, guru sudah diarahkan untuk mulai memikirkan dan meng
amati apa saja kendala dan permasalahan yang selama ini terjadi di kelas. Hal ini jarang
dilakukan adanya pengamatan seputar permasalahan yang terjadi di kelas. Guru jarang
berpikir kritis untuk melakukan sebuah upaya perbaikan atau threatment untuk mengatasi
permasalahan apa yang terjadi selama proses KBM.
Melalui langkah awal menuliskan Case Study yang terjadi di kelas, guru sudah mulai
melakukan pengamatan dan sekaligus menuliskan apa saja yang terekam selama proses
KBM. Disini guru sudah mulai melakukan langkah awal me
nuliskan halhal yang dianggap perlu untuk diamati hingga akhirnya menuliskan dalam
bentuk narasi. Tantangan menulis ini adalah awal pembaharuan yang dapat merubah
kebiasaan yang selama ini terjadi dan berlangsung lama. Banyak yang berpandang an
bahwa mengamati atau meneliti adalah tugas para peneliti.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

10

Artikel
Penulisan narasi hasil pengamatan di dalam kelas, selanjutnyan guru akan melakukan
sebuah upaya perbaikan, yang diikuti dengan merevisi ulang dari RPP yang sudah
diterapkan. Datadata atau temuan selama proses PBM terus menjadi masukan yang
sangat berharga buat perbaikan atau mencari solusi.
Datadata atau fakta yang menghambat dilaporkan kembali dalam pertemuan KKG
Bermutu. Kemudian seluruh peserta mendengarkan pemaparan yang disampaikan oleh
beberapa guru, kemudian dituliskan permasalahanpermasalahan yang muncul tersebut.
Permasalahanpermasalahan tersebut dikumpulkan, kemudian dikelompokkan untuk
mencari rumusan masalah yang akhirnya mencari solusi apa yang bisa dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
Upaya mengatasi masalah, guru membuat kelompok berdasarkan kelompok jenjang
mengajar atau tingkatan kelas, dimana mereka melakukan aktifitas seharihari. Hal ini
dilakukan untuk lebih mem fokuskan kepada permasalahan yang ditemukan kemungkinan
cenderung sama ditingkatnya. Kemudian mereka merancang kembali untuk melakukan
perbaikan bersama. Mulai dari perencanaan (Plan) melakukan (Do) dan melihat kembali
(See). Semua rangkaian kegiatan ini dibicarakan bersama, pembagian tugas persiapan alat
dan media, serta mempersiapkan bersama RPP. Kemudian mereka memilih siapa yang
menjadi guru model (simulasi), yang bertugas mengajar materi yang dirancang secara
bersamasama.
Lesson study yang mereka lakukan itu, membagi peran dan tugas yang sudah
disepakati dalam tahap perencanaan. Pelaksanaan lesson study yang sudah disepakati
juga diamati oleh temannya, bukan hanya menonton atau menyaksikan saja tapi mereka
mempunyai peran sebagai observer yang mencatat segala hal yang terjadi di dalam kelas.
Kegiatan pengamatan ini semua dilaporkan dengan data yang ditulis lengkap apa dan
bagaimana seluruh rangkaian PBM itu berlangsung. Data temuan tersebut disampaikan
langsung pada akhir kegiatan PBM, khususnya menuliskan perilaku dan tindakan serta
aktifitas yang dilakukan oleh seluruh siswa pada saat PBM dalam pelaksaanaa lesson
study. Disini guru kembali dituntut kembali untuk mendokumentasi kan melalui tulisan dari
faktafakta yang terjadi, setelah proses refleksi berlangsung.
Setelah kegiatan lesson study, tidak berhenti tapi terus melakukan upaya perbaikan
dalam rangka menemukan pemecahan kendala yang dihadapi. Penanganan untuk
menyelesaikan masalah ini, guru membuat perencanaan pembelajaran berikutnya lebih
lengkap dan sempurna. Kecermatan dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dan
instrumen pelengkap lainnya seperti rubrik penilaian, lembar kerja siswa harus selalu
dipersiapkan.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

11

Artikel
Rubrik penilaian yang jarang dibuat lengkap hanya penilaian semu yang didapat,
karena tidak jelas bagianbagian penilaian yang lebih objektif. Objektifitas yang ditulis oleh
guru merupakan datadata valid, memberikan laporan yang sesungguhnya atas
kemampuan siswa. Begitu pula objektifitas data nilai yang akurat dari lembar kerja siswa
yang dibuat langsung oleh gurunya.
Aktifitas menulis terus dilakukan apabila menemukan beberapa masalah dan
berakibat menggangu dalam proses PBM berikutnya. Permasalahan tersebut kemudian
diangkat untuk dijadikan objek penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan tantangan guru untuk lebih mengoptimalkan kinerjanya melalui kajiankajian
atau pengamatan yang cermat dan didokumentasikan melalui laporan penelitian.
Kegiatan penelitian jelas sangat memicu guru lebih banyak menuangkan pikiran,
gagasan, ide serta beberapa temuan yang menjadi modelmodel pembelajaran,
pembelajaran yang menyenangkan aktif kreatif serta inovatif. Gagasangagasan ini terus
akan berkembang lebih jauh manakala guru itu terus melakukan kajian dan penelitian yang
berkesinambungan dan tidak pernah berhenti selama melaksanakan tugas sebagai guru.
Dorongan untuk melakukan penulisan akan terus berlangsung, selain tuntutan tugas juga
kewajiban dalam program BERMUTU.
Jadi secara tidak langsung program bermutu mengharuskan seluruh pesertanya untuk
senantiasa menulis tentang apa saja yang berkenaan dengan PBM dan umumnya
artikelartikel yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Dengan melihat konsep
program, dukungan dana serta keterlibatan berbagai pihak dan apabila program ini
dilaksanakan dengan konsisten maka cita-cita untuk mencapai pendidikan yang lebih
bermutu bukan hal yang mustahil lagi. Kita berharap pemerintah terus menjaga
komitmennya dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Upaya-upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru melalui kegiatan model
BERMUTU sebagaimana diuraikan di atas memang tidak serta merta mudah dilakukan
oleh semua guru. Bahkan, sebagian besar dari guru peserta masih mengalami banyak
kesulitan dalam upaya pengembangan diri melalui kegiatan yang menuntut banyak menulis.
Ini mungkin bisa menjadi sebuah pemacu komitmen dan kinerja guru dalam
mengembangkan kompetensinya .
Bagi sebagian guru yang sudah terbiasa dan terbangun kesadaran dan komitmennya
untuk berubah memperbaiki diri, program BERMUTU bisa menjadi pemicu dan pemacu
semangat yang sangat berharga untuk terus belajar mengembang kan kompetensinya.
Namun bagi sebagian lainnya yang belum siap atau komitmen dan motivasinya terbatas,
bisa jadi belum mampu menjadi penguat semangatnya.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

12

Tips & Triks


Menyelesaikan Soal Perbandingan
Langkah-langkah :
- Buat tabel yang dimana kolom 1 adalah angka perbandingan, dan kolom 2 adalah
angka real
- Carilah bilangan pengali yang diperoleh dari
angka real : angka perbandingan
- Kalikan bilangan pengali dengan angka perbandingan sehingga didapat angka
real.
angka real = angka perbandingan x bilangan pengali
Contoh Soal
Perbandingan umur Andi dengan umur Ayah adalah 2 : 7. Jika umur Ayah 49 tahun
maka :
a.Berapa umur Andi ?
b.Berapa jumlah umur mereka ?
c.Berapa selisih umur mereka ?

Bilangan pengali
= 49 : 7 = 7
a. Jadi umur Andi
= 14 tahun
b. Jumlah umur mereka
= 63 tahun
c. Selisih umur mereka
= 35 tahun
Pak Tono adalah penjual buah. Ia menjual buah mangga, jeruk, dan apel dengan
perbandingan 3 : 5 : 9. Jika selisih buah apel dengan jeruk adalah 24 buah,
maka
a. Berapa jumlah buah mangga ?
b. Berapa jumlah buah jeruk ?
c. Berapa jumlah buah apel ?
d. Berapa jumlah semua buah yang dijual ?
e. Berapa selisih buah apel dengan mangga ?
f. Berapa selisih buah jeruk dengan mangga ?

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

13

Tips & Triks


Menyelesaikan Soal Perbandingan

Bilangan pengali = 24 : 4 = 6
Jadi :
a. Jumlah buah mangga
b. Jumlah buah jeruk
c. Jumlah buah apel
d. Selisih apel dengan mangga
e. Selisih jeruk dengan mangga
f. Total semua buah

=
=
=
=
=
=

18 buah
30 buah
54 buah
36 buah
12 buah
102 buah

Pak Tani menanam berbagai macam sayuran di ladangnya. Ladang pak Tani luasnya 1.800
2
m . Jika lahan tersebut ditanami terong, sawi, kol, tomat dan cabe dengan perbandingan 2 :
4 : 5 : 6 : 7 , maka
a. Berapa m2 lahan yang ditanami terong ?
b. Berapa m2 lahan yang ditanami sawi ?
c. Berapa m2 lahan yang ditanami kol ?
d. Berapa m2 lahan yang ditanami tomat ?
e. Berapa m2 lahan yang ditanami cabe ?
f. Berapa m2 selisih lahan yang ditanami cabe dengan kol ?
g. Berapa m2 selisih lahan yang ditanami tomat dengan terong ?

Bilangan pengali = 1800 : 24 = 75


Jadi
a. Lahan yang ditanami terong
b. Lahan yang ditanami sawi
c. Lahan yang ditanami kol
d. Lahan yang ditanami tomat
e. Lahan yang ditanami cabe
f. Selisih lahan yang ditanami cabe dengan kol
g. Selisih lahan yang ditanami tomat dengan terong
Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

=
=
=
=
=
=
=

150 m
2
300 m
2
375 m
2
450 m
525 m2
150 m2
300 m2

14

Abstrak Penelitian
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPA
Melalui Penerapan Metode Ekspositori
oleh : Kadam, S.Pd.
(KKG Gugus Diponegoro, Kec. Purwantoro)

Kadam, S.Pd. 2013; Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Menerapkan Metode
ekspositori pada Kelas IV SDN I Sendang Purwantoro Wonogiri Semester II Tahun
Pelajaran 2012/2013
Tujuan Penelitian bahwa dengan menerapkan metode ekspositori dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa Kelas IV SDN I Sendang Purwantoro
Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013
Penelitian ini dilakukan di SD N I Sendang Purwantoro Wonogiri pada bulan Januari
2011 sampai bulan Mei 2013 dengan subyek penelitian siswa kelas IV SD N I Sendang
Purwantoro Wonogiri yang berjumlah 26 anak
Analisis dan Prosedur penelitian yang digunakan adalah analisis data deskritif
kualitatif dengan mengumpulkan data melalui tes tertulis, observasi langsung, dan
wawancara. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode ekpositori dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD NI Sendang Purwantoro Wonogiri
semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai kondisi
awal sebesar 4,6 pada siklus I sebesar 6,1 pada siklus II sebesar 7,2. Ternyata penerapan
metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
Kata Kunci : Metode Ekspositori , Minat dan Prestasi belajar IPA

Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu.


Guru yang baik menjelaskan.
Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya.
Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya.
(W illiam A. Ward)

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

15

Abstrak Penelitian
Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD
untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi belajar Matematika
oleh : Sri Purwanti, S.Pd.
(KKG Gugus Teuku Umar, Kec. Purwantoro)

Sri Purwanti, S.Pd, 2012;Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Bilangan
Bulat dalam Pemecahan Masalah melalui Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) bagi Siswa Kelas V SD Negeri II Purwantoro Semester I Tahun
Pelajaran 2012 / 2013.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selama ini dipandang sebagai mata pelajaran
yang paling sulit bagi siswa. Banyak siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga siswa tidak mampu
menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Di sisi lain, guru dituntut agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif, efektif, dan
kreatif. Selain itu kesiapan guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang
harus diwujudkan. Guru tidak hanya melakukan pembelajaran secara konvensional, namun guru
harus mampu menggunakan model maupun strategi pembelajaran yang bervariasi agar dapat
mengembangkan kerjasama antar siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan
adalah pendekatan kooperatif model STAD (Student Team Achievement Division).
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika bagi
siswa melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model STAD di kelas V SD Negeri II Purwantoro
Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.
Sumber data primer dan sekunder dengan teknik pengumpul data : teknik pemberian tes,
pemberian angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui analisis
deskripsi dan komparatif dengan tahapan mulai dari persiapan, tindakan dan observasi serta refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah dapat
meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas V SD Negeri II Purwantoro Kecamatan Purwantoro
Kabupaten Wonogiri semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari siswa sebanyak 24 orang, terbukti
pada tes awal sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif model STAD nilai rata-ratanya 40,41,
pada siklus I nilai rata-rata 60,62 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,37. Adapun saran yang
dapat diajukan adalah : guru hendaknya dapat diterapkan pendekatan kooperatif model STAD dalam
pembelajaran, siswa diharapkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif lebih meningkatkan
kemampuan siswa terhadap mata pelajaran Matematika.
Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Pendekatan Kooperatif Model Student Team Achievement Division
(STAD).

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

16

Abstrak Penelitian
Penggunaan Alat Peraga Bola-Bola Plastik
untuk Meningkatkan Minat dan Daya Serap IPA
oleh : Sri Kismartini, S.Pd.
(KKG Gugus Teuku Umar, Kec. Purwantoro)
Sri Kismartini, S.Pd, 2012; Peningkatan Minat dan Daya Serap Ilmu Pengetahuan Alam melalui Alat
Peraga Bola-Bola Plastik bagi Siswa Kelas VI SD Negeri I Bangsri Semester 2 Tahun Pelajaran
2012/2013.
Minat siswa di Sekolah Dasar Negeri I Bangsri masih rendah, hanya 25% siswa yang memiliki minat
tinggi. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan minat, meningkatkan aktivitas, dan
meningkatkan daya serap. Secara khusus mengetahui seberapa besar minat siswa melalui penerapan
model pemelajaran dengan pendekatan inquiri dan dengan menggunakan alat peraga bola-bola
plastik. Rumusan masalah penelitian ini bagaimana cara meningkatkan minat siswa melalui
penerapan model pendekatan inquiri dengan menggunakan alat peraga bola-bola plastik di Sekolah
Dasar ?
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri I Bangsri, Kecamatan
Purwantoro, Tahun Pelajaran 2012/2013. subyek penelitian 28 siswa terdiri dari laki-laki 17 anak dan
perempuan 11 anak. Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) siklus dengan prosedur umum meliputi
tahapan 1) Planning yaitu merencanakan yang akan dilakukan, 2) Acting yaitu melaksanakan tindakan
sesuai rencana, 3) Observasi yaitu melakukan pengamatan minat, aktivitas dan daya serap siswa, 4)
Reflecting yaitu melakukan analisis kekuatan dan kelemahan perbaikan pembelajaran. Data
penelitian ini adalah data tentang minat, aktivitas, dan daya serap siswa. Tekhnik pengumpulan data
melalui metode observasi dan metode tes. Instrumen pengambilan data dengan lembar pengamatan
untuk mengetahui minat, aktivitas dan butir soal tes formatif untuk mengetahui daya serap siswa.
Tekhnik analisis data dengan menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu membandingkan pra
siklus dan antar siklus.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil pada siklus I minat 46,7% siswa katergori tinggi,
aktivitas 60% siswa kategori tinggi. Prestasi belajar rata-rata 6,82. siklus II : minat 67,8% siswa
kategori tinggi, aktivitas 78,5% siswa kategori tinggi. Prestasi belajar rata-rata 7,46. siklus III : minat
82,1% siswa kategori tinggi, aktivitas 92,8 kategori tinggi. Prestasi belajar rata-rata 8,4. berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran pendekatan inkuiri dengan mengunakan alat peraga bola-bola plastik dapat
meningkatkan minat, aktivitas dan daya serap siswa. Selain hal tersebut ada persepsi dan kesan siswa
yang signifikan terhadap penerapan model pembelajran dengan pendekatan inquiri. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam memilih dan menerapkan model
pembelajaran pendekatan inquiri. Selain itu sekolah, pengambil kebijakan, peneliti lain dapat
menggunakan sebagai bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang perbaikan
pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kata kunci : Minat dan daya serap, alat peraga bola-bola plastik.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

17

Lensa KKG
KEGIATAN PERTEMUAN RUTIN KKG PROGRAM BERMUTU TAHUN 2012
KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Rutin KKG Gugus Sudirman melalui Program BERMUTU TAHUN 2012
di Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

18

Lensa KKG
KEGIATAN PERTEMUAN RUTIN KKG PROGRAM BERMUTU TAHUN 2012
KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Rutin KKG Program BERMUTU TAHUN 2012 di KKG Gugus Soedirman
Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

19

Lensa KKG
KEGIATAN PERTEMUAN RUTIN KKG PROGRAM BERMUTU TAHUN 2012
KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Rutin KKG Gugus Gajah Mada melalui Program BERMUTU TAHUN 2012
di Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

20

Refleksi

ambing di belakang rumah Mbok Siti tampak sehat-sehat dengan gerak


mulut lincah mengunyah rumput. Tiap aku sodori rumput, kambing itu
dengan cepat menyambarnya seolah mengucapkan terima kasih. Mbok
Siti tiba-tiba memberikan seikat rumput berupa dedaunan di wadah makanan
yang diikat setinggi 60 cm menempel di kandang. "Kok banyak Mbok?",
tanyaku menyelidik. "Rumput segini, memang sudah porsinya, anakku",
sambil tersenyum memandangku. Karena tiap hari memberikan rumput, Mbok
Siti sangat hafal takaran rumput yang diberikan.
Begitu pula, guru sudah seharusnya hafal dengan takaran materi
pembelajaran yang diberikan. "Guru harus tahu seberapa berat materi
diberikan untuk siswanya", kata Mbok Siti. Tentu, tidak semua siswa menerima
takaran yang sama. Takaran materi pembelajaran tentu bergantung kapasitas
siswa, situasi, kondisi, dan tujuan yang akan dicapai. "Anakku, jangan sekalikali melihat materinya tetapi lihatlah siapa yang akan menerima materi itu",
pesannya. Akupun mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.

bok Siti masih saja di pelataran rumah sambil memindahkan jagung


gelondongan ke dalam karung goni. Padahal, senja sudah terlalu
memerah pertanda malam segera menjemput perannya. Aku segera
memarkir sepeda motor untuk segera membantu Mbok Siti. "Aku bantu Mbok",
kataku dengan cepat. Mbok Siti menganggukkan kepala menyetujui. Kami
dengan cepat memasukkan jagung yang kering, keras, dan berwarna kilap. "Ini
ciri jagung baik ya Mbok?", tanyaku sambil menunjukkan satu tongkol ke Mbok
Siti. "Tepat sekali, anakku. Itulah jagung baik", jawab Mbok Siti sambil terus
memasukkan ke karung jagung-jagung itu. Jagung baik pastilah berbeda
dengan jagung yang tidak baik. Perbedaan itu berdasarkan bentuk yang
disepakati, yakni lebih besar, padat isi, warna cerah, kering, dan sehat atau
tanpa ulat.
Guru baik juga berbeda dengan guru tidak baik. "Guru baik pasti lebih
besar kepeduliannya, padat isi pikirannya, cerah dan bergembira, tidak
terpengaruh hal yang buruk, dan sehat", terang Mbok Siti. Berarti, tidak semua
guru menjadi guru baik meskipun semua guru berpotensi menjadi guru baik.
Banyak pikiran guru sangat baik tetapi buruk di pelaksanaan nyata. Guru baik
itu seperti jagung pilihan yang siap menjadi benih dengan menurunkan jagung
yang lebih baik lagi.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

21

Refleksi

engapa ya Mbok, selama ini, sampeyan tidak pernah mengeluh atau


tampak tidak pernah susah"", tanyaku dengan sedikit takut. "Padahal,
aku sendiri sangat tidak sopan dan kurang ajar kepada Mbok",
alasanku agar Mbok memaklumi kalau ada pertanyaan seperti itu.
"Anakku, memang mengeluh dan susah itu hak semua orang, termasuk
hak diri Mbok ini", jawabnya dengan ramah berbeda dengan yang aku duga
kalau Mbok akan marah. Namun, hak setiap orang juga untuk tidak
menggunakan keluhan dan kesusahan dalam menapaki hidup ini. "Mengeluh
dan susah sangat pribadi, mengapa harus ditampakkan ke orang lain?"
imbuhnya dengan ringannya. Ada dua jalan dalam menapaki hidup, yakni
susah dan senang, negatif dan positif, dan marah dan gembira. "Karena ada
dua jalan berarti ada dua pilihan, lalu, mengapa kita tidak memilih yang
menguntungkan saja, yakni jalan senang, positif, dan gembira", katanya
dengan mendalam. Aku terharu mendengarnya.
Guru yang hebat adalah guru yang mampu menggeser rasa susah ke
arah senang, mengubah berpikir negatif ke berpikir positif, dan selalu gembira
daripada selalu marah. Jika jalan itu yang dipilih, siswa akan terbiasa untuk
senang dalam segala hal, selalu lebih berpikir positif, dan dalam keadaan
apapun, siswa akan gembira. "Guru sejati adalah guru kegembiraan yang
senantiasa berpikir positif terhadap siswanya", jelas Mbok Siti yang memasang
foto keluarga di dinding sebelah kanan pintu masuk.

duh, Mbok. Aku lunglai sekali setelah seminggu memfasilitasi para


pramuka penggalang di Jambore daerah," keluhku sambil duduk
terdiam di depan Mbok Siti. Bahkan, beberapa hari tidak sempat
menjumpai Mbok di sini.
Tak mengapa lelah, anakku, karena lelah akan dapat segera menjadi
segar," jawab Mbok dengan enteng. "Yang paling penting adalah hasilnya.
Berkat peranmu, tentu anak-anak itu mendapatkan pengalaman yang menarik
bagi hidupnya kelak," ujar Mbok yang selalu senyum. Mengabdi kepada anakanak hukumnya wajib karena memenuhi hukum keberlangsungan. "Dulu,
ketika kita kecil, kita juga difasilitasi orang yang lebih dewasa dari kita,"
tambahnya. Begitu pula, sekarang, sudah menjadi kewajiban kita
menumbuhkan generasi baru. Prinsip itulah yang harus dipegang oleh semua
guru agar terjadi keikhlasan dan ketulusan dalam mendidik.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

22

Humor Facebooker
SEANDAINYA AMERIKA
MENYERANG INDONESIA
Oleh: Statusku
Pentagon membayangkan jika AS terpaksa
harus menyerang Indonesia berapa kerugian
yang harus dipikul pihak AS dan berapa
keuntungan pihak indonesia dari kehadiran
tentara AS di sana.
Begitu memasuki daratan indonesia, mereka
akan dihadang pihak bea cukai karena
membawa masuk senjata api dan senjata tajam
serta peralatan perang tanpa surat izin dari
pemerintah RI. Ini berarti mereka harus
menyediakan Uang Damai, coba hitung berapa
besarnya jika bawaanya sedemikian banyak.
Kemudian mereka mendirikan base camp
militer. Bisa ditebak, di sekitar base camp pasti
akan di kelilingi oleh penjual bakso, tukang es
kelapa, lapak VCD bajakan, sampai obral celdam
Rp. 10.000, 3 Pcs. Belum lagi para pengusaha
komedi puter bakal ikut mangkal di sekitar base
camp juga.
Kemudian kendaraan tempur serta tank tank lapis baja yang di parkir dekat base camp
akan dikenakan retribusi parkir oleh petugas dari
dinas perpakiran daerah. Jika dua jam pertama
perkendaraan dikenakan Rp. 10.000,- (maklum
tarif orang bule), berapa yang harus di bayar AS
kalau kendaraan & tank harus parkir selama
sebulan.
Sepanjang jalan ke lokasi base camp
pasukan AS harus menghadapi para Mr. Cepe
yang berlagak memperbaiki jalan sambil
memungut biaya kendaraan yang melewati. Dan
jika kendaran tempur dan tank harus membelok
atau melewati pertigaan mereka harus
menyiapkan recehan untuk para pemandu belok
alias juga Mr. Cepe.
Suatu kerepotan besar bagi rombongan
pasukan jika harus berkonvoi, karena konvoi
yang berjalan lambat pasti akan dihampiri para
pengamen, pengemis dan anak-anak jalanan, ini
berarti harus mengeluarkan recehan lagi. Belum
lagi jika di jalan bertemu polisi yang sedang
bokek, udah pasti kena semprit kerena konvoi
tanpa izin. Bayangkan berapa uang damai yang
harus dikeluarkan.
Di base camp militer, tentara AS sudah pasti
nggak bisa tidur, karena nyamuknya, Ampun!!,
gede-gede kayak vampire. Malam hari di hutan
yang sepi mereka akan dikunjungi para wanita
yang tertawa dan menangis. Harusnya mereka
senang karena bisa berkencan dengan wanita ini

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

tapi kesenangan tersebut akan sirna begitu melihat


para wanita ini punya bolong besar di
punggungnya.
Pagi harinya mereka tidak bisa mandi karena
di sungai banyak di lalui Rudal Kuning yang
ditembakkan penduduk setempat dari Flying
helicopter alias wc terapung di atas sungai.
Pasukan AS juga tidak bisa jauh jauh dari
pelaratan perangnya, karena di sekitar base camp
sudah mengintai pedagang besi loakan yang siap
mempereteli peralatan perang canggih yang
mereka bawa. Meleng sedikit saja tank canggih
mereka bakal siap dikiloin. Belum lagi para
curanmor yang siap beraksi dengan kunci T-nya
siap merebut jip-jip perang mereka yang kalau
didempul dan cat ulang bisa dijual mahal ke anakanak orang kaya yang pengen gaya-gayaan.
Target sedang diintai
Dan yang lebih menyedihkan lagi badan
pasukan AS akan jamuran karena tidak bisa
berganti pakaian. Kalau berani nekat menjemur
pakaiannya dan meleng sedikit saja, besok
pakaian mereka sudah mejeng di pasar jatinegara
di lapak-lapak pakaian bekas.
Dan mereka juga harus membayar sewa
tanah yang digunakan untuk base camp kepada
haji Husin, haji mamat, dan engkong jai' para
pemilik tanah. Disamping itu mereka juga harus
minta izin kepada RT/ RW dan kelurahan
setempat, berapa meja yang harus dilalui dan
berapa banyak dana yang harus disiapkan untuk
meng-Amplopi pejabat-pejabat ini.
Ok tinggal transfer aja!!!
Setuju,saya tanda tangan dulu ya
Para komandan di pasukan AS ini juga akan
kena tugas tambahan mengawasi prajuritnya yang
banyak menyelinap keluar base camp buat nonton
dangdut di RW 06, katanya ada Inul di sana. Apa
lagi kalau menjelang 17 Agustusan.

23

Tips & Triks


MICROSOFT OFFICE

Ms. WORD

(Lanjutan Edisi 5)

4. Berhubungan dengan proses edit dokumen


ALT+CTRL+F : Menambah footnote
ALT+CTRL+D : Menambah endnote
BACKSPACE : Menghapus satu karakter ke kiri
CTRL+BACKSPACE : Menghapus satu kata ke kiri
DELETE : Menghapus satu karakter ke kanan (BERSAMBUNG)
CTRL+DELETE : Menghapus satu kata ke kanan
CTRL+X : Cut : Mengambil teks/gambar
CTRL+C : Copy: menduplikat teks/gambar
CTRL+C, C : Memunculkan daftar teks yang telah di-copy atau di-cut
F2 : Memindahkan teks atau gambar, dengan memilih dulu teks yg akan dipindahkan,
lalu tekan F2, lalu klik pada posisi dimana teks tersebut akan dipindahkan, lalu tekan
ENTER
CTRL+V : Paste: menyisipkan teks/gambar yang telah di-cut atau di-copy.
3. Berhubungan dengan inserting symbol
CTRL+F9 : Membuat sebuah field
SHIFT+ENTER : Membuat baris baru
CTRL+ENTER : Membuat halaman baru
CTRL+SHIFT+ENTER : Membuat bagian dokumen baru. Bagian yang baru ini bukan
lanjutan dari halaman sebelumnya, jadi nomor halamannya bisa dimulai dari yang
baru, CTRL+SHIFT+SPACEBAR : Membuat spasi yang tidak bisa dipisahkan.
Maksudnya seolah-olah dua kata yang berada di antara spasi tersebut tetap berada
dalam satu baris
ALT+CTRL+C : Simbol Copyright ( )
ALT+CTRL+R : Simbol Registered Trademark ( )
ALT+CTRL+T : Simbol Trademark ( )
kode simbol, ALT+X : Memasukkan simbol tertentu, dengan menulis dulu kode
simbolnya, lalu tekan ALT+X. Daftar simbol dan kodenya dapat anda lihat pada menu
Insert, Symbol, lalu pilih tab Symbol. Contoh : untuk menulis simbol , ketik
2211 lalu tekan ALT+X. Kode simbol berupa kode Unicode (Hexadesimal).
ALT+kode simbol : Memasukkan simbol tertentu sesuai dengan kode simbolnya
(desimal ANSI). Kode simbolnya berupa angka-angka yang harus diketikkan melalui
Keypad Numeric.

Buletin PROSPEK Edisi 06 - Juni 2013

24

Maju Bersama

meraih PROFESIONALITAS

Kegiatan Pertemuan FKKG eks Distrik Purwantoro

Anda mungkin juga menyukai