Anda di halaman 1dari 16

PSIKO ANALISIS

Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil dan meninggal pada tanggal 6 Juni
1961 di Kusnach, Swiss. Ia lulus dari Fakultas kedokteran Universitas Basle pada tahun
1900. Pada tahun 1923 ia berhenti menjadi dosen untuk mengkhususkan dirinya dalam riset-
riset. Sejak 1906 ia mulai tulis menulis surat kepada Sigmund Freud yang baru dijumpainya
pertama kali setahun kemudian yakni tahun 1907. Pertemuan yang terjadi di Wina tersebut
sangat mengesankan kedua belah pihak, sehingga terjadi tali persahabatan antara mereka.
Freud begitu menaruh kepercayaan kepada Jung, sehingga Jung dianggap sebagai orang
yang patut menggantikan Freud di kemudian hari.
Carl Gustav Jung adalah murid Sigmund Freud. Freud adalah adalah penggagas psikoanalisa
yang merupakan seorang Jerman keturunan Yahudi. Ia dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1865
di Freiberg, dan pada masa bangkitnya Hitler ia harus melarikan diri ke Inggris dan
meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.
Meskipun mengambil beberapa pendapat gurunya, ia tidak sepenuhnya sependapat dengan
Freud, terutama karena gurunya tersebut terlalu menekankan pada seksualitas dan
berorientasi terhadap materialistis dan biologis di dalam menjelaskan teoriteorinya
Doktrin Jung
Doktrin Jung yang dikenal dengan psikologi analitis (analytical psychology), sangat
dipengaruhi oleh mitos, mistisisme, metafisika, dan pengalaman religius. Ia percaya bahwa
hal ini dapat memberikan keterangan yang memuaskan atas sifat spiritual manusia,
sedangkan teori-teori Freud hanya berkecimpung dengan hal-hal yang sifatnya keduniaan
semata. (Carl Gustav Jung, 1989: 10.)
Jung mendefinisikan kembali istilah-istilah psikologi yang dipakai pada saat itu, khususnya
yang dipakai oleh Freud. Ego, menurut Jung, merupakan suatu kompleks yang terletak di
tengah-tengah kesadaran, yakni keakuan.
Istilah Freud lainnya yang didefinisikannya kembali adalah libido. Bagi Jung, libido bukan
hanya menandakan energi seksual, tetapi semua proses kehidupan yang penuh energi: dari
aktivitas seksual sampai penyembuhan (Kohnsamm dan B.G Palland, 1984: 92).
Id, ego, dan superego, adalah istilah istilah yang tak pernah dipakai oleh Jung. Sebagai
gantinya, ia menggunakan istilah conciousness (kesadaran), personal unconciousness
(ketidaksadaran pribadi), dan collective unconciousness (ketidaksadaran kolektif
Conciousness dan personal unconciousness sebagian dapat diperbandingkan dengan id dan
ego, tetapi terdapat perbedaan yang sangat berarti antara superego-nya Freud dengan
collective unconciousness, karena Jung percaya bahwa yang terakhir ini adalah wilayah
kekuatan jiwa (psyche) yang paling luas dan dalam, yang mengatur akar dari empat fungsi
psikologis, yaitu sensasi, intuisi, pikiran, dan perasaan. Selain itu, juga mengandung warisan
memori-memori rasial, leluhur dan historis.
Untuk dapat mengerti aspek-aspek metafisik dalam teori mimpi Jung, menurut penulis kita
harus menelusuri dan memahami berbagai terma yang biasa dipakai oleh Jung di dalam
menguraikan teori mimpinya.
Struktur Psyche Menurut Jung
Menurut Jung, psyche adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan
dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu
sama lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari :
1. Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-perasaan
sadar. Ego bekerja pada tingkat consciousDari ego lahir perasaan identitas dan kontinyuitas
seseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan
ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian
manusia yang membuat ia sadar pada dirinya.
2. Personal Unconscious
Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari
pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan
cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga
disimpan kedalampersonal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam personal
unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena
desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa. Kompleks adalah kelompok yang
terorganisir dari perasaan, pikiran dan ingatan-ingatan yang ada dalam personal
unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai
pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, semakin kuat daya tarik inti semakin besar
pula pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu
akan didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.
3. Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yang
tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga
leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri dari
beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang
diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran
yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara
hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi
berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari
kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri. Empat archetype yang
penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah :
1. Persona yang merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-
tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal  sendiri.
2. Anima & Animus merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh
terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalaharchetype sifat kewanitaan / feminine pada
laki-laki, sedangkan Animus adalah archetype sifat kelelakian / maskulin pada
perempuan.
3. Shadow  adalah archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusia
dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih
tinggi.
4. Self, yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis
didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadian
terkonstelasi disekitarnya. Self  membimbing manusia kearah self-
actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi
jarang tercapai.

Tipologi Jung
Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap
dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert danekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking,
feeling, sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :
1. Thinking ekstrovert :

Hidup mengikuti peraturan yang pasti. Objektif dan dingin. Pemikirannya positif dan
dogmatic.
1. Feeling ekstrovert :

Sangat emosional dan sangat menghormati otoritas dan tradisi. Mudah bergaul dan mencari
harmoni dengan dunia.
1. Sensing ekstrovert :

Mencari kesenangan, riang, mudah menyesuaikan diri, secara konstan mencari pengalaman-
pengalaman sensoris yang baru, sangat mungkin tertarik pada makanan yang baik dan seni,
sangat realistis.
1. Intuition ekstrovert :

Keputusan dilandasi oleh penelusuran dan bukan fakta, sangat mudah berubah dan kreatif,
tidak tahan dengan satu ide terlalu lama, lebih suka beralih dari satu id eke ide yang lain,
sangat mengenal unconscious dirinya
1. Thingking introvert :

Sangat menghargai privasi, terhambat secara social dan penilaiannya payah, merupakan
seorang yang sangat intelek yang mengabaikan segi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
1. Feeling introvert :

Pendiam, pemikir, sangat peka, kekanak-kanakan, tidak mempedulikan perasaan dan


pendapat orang lain, emosi sangat kurang.
1. Sensing introvert :

Kehidupannya hanya diarahkan oleh apa yang terjadi, artistic, pasif dan kalem. Menghindari
“ Human Affair” karena dia juga lebih mempedulikan apa yang terjadi.
1. Intuition introvert :

Aneh, eksentrik, suka menciptakan ide baru tapi aneh, sulit dimengerti oleh orang lain tapi
tidak menjadi masalah, hidupnya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalam subjektifnya.
Tahap Perkembangan Kepribadian Jung
Tahap perkembangan kepribadian Jung terdiri dari 4 tahap, yaitu childhood,
youth dan young adulthood, middle age  dan  old age. Pada tahap kedua menekankan akan
adaptasi terhadap kehidupan social dan ekonomi. Jung memperlihatkan ketertarikannya
pada tahap perkembangan kepribadian ketiga yaitu middle age, karena disini terdapat proses
yang penting dari puncak dari individuation dan orang mulai merubah kepedulian terhadap
materi menjadi kepedulian spiritual.
Aktivitas Energi Psikis, Individuation, dan Transcendent Function
Energi psikis muncul dari pengalaman individual dan merupakan energi untuk berpikir,
berkeinginan, memelihara, dan berjuang. Energi psikis mengikuti hukum equivalence dan
entropy dari hukum thermodinamika. Dimana jumlah energi tidak akan berubah dan saling
berinteraksi agar mencapai keseimbangan. Energi psikis melakukan dua tujuan hidup yaitu
mempertahankan diri dan mengembangkan budaya dan aktivitas spiritual dengan
melakukan progression, sublimation (energi bergerak
maju) , regression dan repression (yang menekan ke ketidak sadaran).
Progression adalah keadaan dimana kesadaran/ ego dapat menyesuaikan diri secara
memuaskan baik terhadap tuntutan dunia luar maupun kebutuhan ketidak sadaran, yang
menyebabkan perkembangan bergerak maju. Apabila gerak maju ini terganggu oleh suatu
rintangan, dan karenanya libido tercegah untuk digunakan secara maju maka libido akan
melakukan regresi, yaitu kembali ketahap sebelumnya atau masuk ke ketidak sadaran atau
dikenal dengan repression. Sedangkan sublimation adalah transfer energi dari proses yang
lebih primitif, instinktif dan rendah diferensiasinya ke proses yang lebih bersifat kultural,
spiritual dan tinggi diferensiasinya.
Individuation adalah proses untuk mencapai kepribadian yang integral serta sehat, dimana
semua sistem atau aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan
yang sepenuh-penuhnya, disebut juga proses pembentukan diri, atau penemuan diri.
Transcendent function adalah kemampuan untuk mempersatukan segala kecenderungan
yang saling berlawanan dan mengolahnya menjadi satu kesatuan yang sempurna dan ideal.
Tujuan dari fungsi ini adalah menjelmakan manusia sempurna, realisasi serta aktualisasi
segala aspek-aspek yang tersembunyi dalam ketidak sadaran. Fungsi inilah yang mendorong
manusia mengejar kesempurnaan kepribadian.
Contoh perilaku :
Dengan mengkombinasikan 2 attitude dan 4 fungsi, Jung menguraikan 8 tipe manusia, yaitu:
 Introversion-Thinking

Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak


memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka
memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan
lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa
memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak.
 Extraversion-Thinking

Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan dan


peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong.
Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling. Kenyataan yang obyektif
merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang
sama.
 Introversion-Feeling
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka
menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvertdan fungsi feeling yang dominan adalah
seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk
seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy, namun
perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
 Extraversion-Feeling

Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat


berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka
cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
 Introversion-Sensation

Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang
tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang
tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa
berkomunikasi.
 Extraversion-Sensation

Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, dan
pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati
cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah
ketagihan pada berbagai hal.
 Introversion-Intiuting

Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan
fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang
artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka
memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki
intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
 Extraversion-Intuiting

Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang dominan,


mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik
dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu
ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup
mereka.

PERSONA

�Bagian depan� atau front office dari kepribadian kita dikenal dengan istilah Persona
(dari bahasa Latin, yang artinya adalah �topeng�). Persona adalah wajah kepribadian
yang ditunjukkan kepada dunia luar, dengan maksud agar dapat diterima dan dihargai secara
social. Wujud nyata dari Persona adalah perilaku atau sopan santun yang kita tunjukkan,
misalnya dengan berkata �Terima kasih�, �Maaf�, �Silahkan�, dsb. Sekalipun pada
waktu mengucapkan kata-kata tersebut kita tidak sepenuhnya mengartikannya demikian.

Orang tidak akan mengenakan topeng yang sama untuk setiap kesempatan atau pada setiap
waktu atau tempat. Setiap topeng adalah merupakan respon terhadap situasi atau individu
yang spesifik. Misalnya seorang wanita yang bekerja sebagai dokter, dia akan memakai
topeng dokter, isteri, ibu, tetangga, teman, dsb. Jumlah atau gabungan dari total topeng yang
digunakan oleh seseorang inilah yang disebut dengan Persona. Persona adalah kompromi
yang sifatnya unik antara tuntutan lingkungan dan kebutuhan individual seseorang. Oleh
karenanya satu orang bisa memiliki banyak variasi atau bentuk topeng yang dikenakannya,
misalnya topeng-topeng untuk anggota keluarga yang berlainan (ibu, bapak, mertua, ipar,
adik, anak, cucu), topeng-topeng lainnya untuk rekan kerja (atasan, rekan kerja, bawahan,
pelanggan, pemasok).

Sekalipun Pesona dapat dilihat nyata secara lahiriah, namun tidaklah mudah untuk
mengendalikan atau mengganti topeng-topeng itu secara cepat dan tepat. Kesulitan untuk
mengganti topeng-topeng kita secara cepat dan tepat ini akan sangat tergantung dari proporsi
peran atau keterlibatan seseorang dalam keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat secara
umum. Sering kali peran-peran ini sering tidak sejalan atau saling bertentangan hingga dapat
menghasilkan ketidaknyamanan (psikis). Seorang remaja pria misalnya, mungkin akan
mengenakan topeng anak manis yang taat di hadapan orang tua atau gurunya. Sementara
topeng garang atau jutek akan dikenakannya pada waktu berhadapan dengan adik atau teman
sekolahnya. Pada waktu dia ada di antara orangtua dan adiknya, atau di antara guru dan
teman-teman sekolahnya, sangat mungkin ia akan berperilaku yang sama sekali bukan
sebagai anak-manis ataupun jutek. Sangat mungkin ia akan berperilaku sebagai seorang
remaja yang pemalu.

Persona bermanfaat untuk adaptasi dengan dunia (luar). Tanpa Persona yang berkembang,
orang akan menemui kesulitan social untuk mencapai tujuan tertentu yang mengandaikan
impresi atau kesan positif dari orang lain. Misalnya anak muda yang over-protected
mungkin tidak akan bisa belajar untuk memulai membangun persahabatan atau network nya
sendiri. Atau bisa juga seseorang akan sangat mudah tersinggung terhadap orang lain yang
tidak sependapat atau sepaham dengannnya. Sebagai akibatnya, ia akan sangat sering
ngambek, mutung yang akan berdampak tidak langgengnya suatu persahabatan. 

Dalam beberapa kasus, Persona seseorang bisa menimbulkan konflik dengan harapan orang
lain. Misalnya seseorang yang bekerja sebagai tenaga penjual, salesman atau customer
service dimana topeng-topeng keramahan, outgoing, kesabaran sangat diharapkan oleh
orang lain yang dihadapinya. Apabila orang merasa sangat terpaksa mengenakan topeng-
topeng ini, dia mungkin bisa mengenakannya hanya sesaat, atau bila dikenakan ia akan
tampak tidak wajar atau aneh. Apabila ini terus berlanjut bisa jadi orang akan jadi depresi
atau sebaliknya bisa kehilangan pekerjaannya.

Persona seperti yang diinginkan (oleh dunia luar) kadang juga dapat dibentuk secara sengaja
dan dapat berhasil atau berfungsi dengan baik. Kutipan syair lagu �Dunia ini Panggung
Sandiwara� adalah contoh paling tepat untuk menggambarkan dan menjelaskan ini. 

Persona adalah juga bersifat mandiri dan karenanya ia dapat juga konflik dengan harapan
atau kesadaran seseorang. Contoh nyata adalah para public figure � apakah itu para
selebritis, artis, politikus, presenter, pelawak, dsb. Karena begitu sering dan mudahnya orang
untuk mengenakan topeng sebagaimana dikehendaki atau yang dapat diterima oleh publik
atau masyarakat luas, ia tidak jarang dapat kehilangan kontak dengan perasaan atau
kepribadian diri yang sebenarnya. Pada titik ekstrimnya, jika orang merasa tidak mungkin
untuk bisa mengungkapkan dirinya yang sebenarnya akan sangat rentan terhadap hal-hal
yang drastic, misalnya lari ke penggunaan narkoba atau bahkan sampai bisa bunuh diri. 

EGO

Ego atau �saya� dalam bahasa Latin adalah merupakan pusat dari kesadaran � inisiator,
pengarah dan pengamat terhadap pengalaman-pengalaman (kesadaran) seseorang.
Sedangkan pusat dari keseluruhan kepribadian (baik Kesadaran maupun Bawah Sadar)
disebut dengan Self. Sebagai pusat dari Kesadaran, Ego yang berfungsi dengan baik akan
menerima realitas secara akurat dan akan mampu memilah-milahkan dunia luar dari inner
images. Ego semacam ini akan mampu mengarahkan pikiran dan tindakan seseorang. Ego
akan juga mampu menggambarkan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan seseorang :
�Saya pikir�, �Saya rasa�, �Saya memahami�, dst.

Ego sejati adalah bukan Ego yang �besar� atau arogan, bahkan sangat mungkin
merupakan Ego yang kurang berkembang dengan baik atau Ego yang rapuh. Ego semacam
ini sering tidak akan mampu untuk menghadapi dengan tantangan-tantangan secara
konstruktif. Ia akan menjadi defensif dan bahkan mengabaikan adanya atau kehadiran orang
lain. Sebaliknya, Ego yang sehat akan bisa memiliki toleransi terhadap kritik, halus dan
berfungsi dengan baik. 

Pembentukan Ego � menurut Jung, dimulai dengan �benturan� antara kebutuhan fisik
seseorang dengan lingkungannya. Agar dapat bertahan hidup, seorang bayi akan harus bisa
menunjukkan kebutuhannya kepada dunia luar: cinta, makanan dan minuman, perlindungan.
Melalui proses atau cara ini embrio Ego kemudian akan bisa memilah-milahkan  antara
dirinya dengan lingkungan (di luar dirinya), dan juga dengan orang-orang yang ada dan
terlibat di dalamnya. 

Pada waktu dilahirkan, seorang bayi akan dibungkus oleh Bawah Sadar Kolektif (Collective
Unconscious). Sebelum kita bisa menemukan bahwa sebagian dari Psyche adalah
tersembunyi (Bawah Sadar), kita akan cenderung berfikir bahwa Ego adalah segalanya.
Perkembangan Ego termasuk juga bagaimana anak (bisa) menjadi atau mengenali antara
dirinya dengan dunia Bawah Sadarnya.

Sebagai pusat dari Kesadaran, Ego menjamin atau menyediakan kesinambungan (continuity)
bagi Kepribadian. Hal ini tampak pada waktu kita berkata �Pada waktu saya berumur 4
tahun�  dan kita juga dapat mengetahui bahwa �anak umur 4� adalah sama dengan
orang yang saat ini berkata �Saya�. Ini adalah wujud nyata dari berfungsinya Ego. Ego
akan membawa kenangan yang akan dapat menghubungan seseorang dengan masa lalu
(nya) dan juga dengan kompleksitas pengalaman-pengalamannya saat ini.

TIPOLOGI

Setiap orang adalah unik karena dipenuhi oleh pengalaman-pengalaman histories yang
begitu banyak dan beragam. Tanggapan kita terhadap pengalaman-pengalaman ini adalah
hasil dari temperamen yang belum tampak (inborn temperament) dan bahan dasar yang
sifatnya majemuk dari tanggapan-tanggapan yang kita tunjukkan sebelumnya. 

Apakah itu Temperamen ? Bayi yang baru lahir ada yang sangat aktif, ada juga yang kalem.
Ada juga yang sangat sensitive terhadap cahaya, suara, sentuhan, sementara bayi lain
tampak begitu �cuek� dengan lingkungan sekitarnya. Sampai dengan akhir Masa Kanak-
kanak atau Masa Remaja awal, penampakan Temperamen akan sudah dapat digambarkan ,
demikian menurut Jung. 

Setiap orang �berdasarkan teori Kepribadian Jung, memiliki Ego, Persona dan kompoknen
lain dari Psyche, masing-masing dengan karakter kepribadian individual. Sekalipun
demikian, ada kesamaan di antara individu yang berbeda tersebut yang dapat ditarik benang
merahnya untuk membentuk suatu dimensi. Setiap orang memiliki potensi atas semuanya
itu, tetapi dengan derajat atau tingkat yang berbeda-beda. Satu atau dua unsure bisa jadi
merupakan cara yang dominan atau menonjol bagi seseorang dalam memandang atau
menghadapi dunia (luar) nya.

Jung mulai mengembangkan teori tentang Type - yang kemudian dikenal dengan Tipologi
Jung, dari pengamatan terhadap hubungan Sigmund Freud dengan para pengikutnya,
termasuk di antaranya Alfred Adler. Adler dan Freud tidak sependapat tentang asal-muasal
Neurosis. Bagi Freud, asal atau sebab Neurosis adalah konflik seksual, bagi Adler adalah
konflik social � khususnya keinginan terhadap kekuasaan. Perbedaan ini � sebagaimana
diamati oleh Jung, adalah merupakan perbedaan cara pandang dalam mengalami dunia luar.
Sebagian orang akan memiliki kecenderungan �ke dalam� (inwardly-oriented), sebagian
lagi outwardly. Jung menamai unsur ini sebagai �Introversion dan Extraversion�.
Menurut Leona Tyler � seorang professor psikologi dan pengarang buku �The
Psychology of Human Differences� (1965) Jung adalah orang pertama yang menggunakan
istilah �Extraversion� dan �Introversion� untuk menggambarkan kepribadian  atau
tipe-tipe psikologis, sekalipun perbedaan di antara keduanya sudah ada selama berabad-
abad.

Melalui penjelajahan literature sejarah, Jung menemukan hal yang sama misalnya perbedaan
ideologis antara Carl Spittler dan Johann Wolfgang Goethe, antara Apollo dan Dionysius.
Jung melihat Freud sebagai seorang yang Extraversi sedangkan Adler sebagai Introversi.
Perbedaan-perbedaan inilah sangat mungkin yang merupakan factor penyebab
�perpisahan� di antara Freud dan Jung (yang juga seorang Introversi).

Introversion menaruh perhatian terhadap faktor-faktor subyektif (subjective factors) dan


tanggapan internal (inner response). Orang dengan tipe ini akan menikmati kesendiriannya
dan akan mencurahkan perhatiannya terhadap hal-hal yang sifatnya subyektif. Dan oleh
karenanya ia akan tampak lebih bisa mandiri dalam melakukan penilaian (judgement).
Seorang introvert secara relatif akan memiliki teman yang lebih sedikit namun ia akan
sangat setia, loyal terhadap mereka. Ia akan tampak sebagai pemalu dalam situasi social, dan
mungkin juga sangat hati-hati, pesimistis dan kritis.

Sebaliknya, seorang Extravert akan menaruh perhatian lebih pada dunia di luar dirinya �
orang, kejadian dan benda atau barang lain, dan akan dapat dengan mudah menjalin
hubungan dengan mereka. Orang tipe ini akan memiliki kecenderungan untuk superficial,
siap untuk menerima dan mengadopsi conventional standard, tergantung dalam usaha untuk
memberikan kesan yang baik.

Tipe kepribadian ini akan berpengaruh terhadap perasaan, pikiran dan perilaku seseorang,
dan ia akan berada di bawah kendali Ego.  Tipe yang tidak dominan � dimana ia tidak
berada di bawah kendali Ego, akan tetap berada di alam Bawah Sadar. Misalnya seorang
introvert yang mencoba untuk mengungkapkan minat atau kesenangannya, sangat mungkin
akan bercerita tentang sesuatu yang sangat unik dan spesifik yang tidak dikenal atau
diketahui oleh orang kebanyakan (misalnya tentang bunga anggrek spesies tertentu yang
hanya ada di Himalaya, atau tentang motif batik yang begitu njlimet)

Sekalipun Jung memakai istilah Tipologi atau Type, dia tidak bermaksud untuk mengkotak-
kotakkan orang sebagaimana banyak kritik menyebutkan tentang teori kepribadian Jung ini.
Jung menempatkan tipologi ini sebagai Dimensi (dimension) : setiap orang memilikinya,
bagi sebagian orang ia lebih banyak berada di Kesadarannya, sementara bagi sebagian orang
lain lebih banyak berada di Bawah Sadarnya. Tendensi psikologis ini merupakan alat Bantu
untuk memahami dan menghargai orang lain atau cara-cara mereka berhadapan dan
menghadapi dunia (di luar diri) nya.

Banyak orang yang tidak begitu akrab dengan teori psikologi mengenal Jung melalui
Tipologi, misalnya melalui Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) � yang biasanya banyak
digunakan sebagai alat Bantu (psikologis) dalam perkawinan atau industri (seleksi). Melalui
MBTI orang akan bisa mengatakan bahwa �saya adalah tipe INFP, ESTJ atau satu di
antara 14 kombinasi tipe-tipe ini�. Alat ukur lain yang terkenal adalah Gray-Wheelwrights
Jungian Type Survey (GWJTS), Singer-Loomis Inventory of Personality (SLIP) dan Keirsey
Temperament Sorter (KTS). Alat-alat ukur tersebut semuanya mendasarkan diri pada teori
Jung.

Tulisan berikutnya akan mengupas tentang bagian Bawah Sadar dari teori kepribadian
menurut Jung
Daftar Bacaan
- Sharp, Daryl, Personality types : Jung�s model of typology. Toronto: Inner City Books,
1987
- Meier, C.A., Personality: The individuation process in the light of C.G. Jung�s typology.
Einsiedeln, Switzerland: Daimon Verlag, 1995
- Edinger, Edward F. Ego and Archetype, New York: Putnam, 1972.

 Tercatat

esteje Re: Psikologi Analitik - Carl Gustav Jung


Anggota « Jawab #3 pada: 28 Juni 2007, 11:35:29 »
Yunior
(... sambungan tulisan sebelumnya)

Karma: +2/-0
4. PSYCHE YANG TERSEMBUNYI (the Hidden Psyhce)
 Offline

Jenis BAWAH SADAR


kelamin:  Bawah Sadar dari Psyche dibentuk atau berisikan banyak hal dan beragam
Tulisan: 72 antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan dari waktu ke waktu. Isi yang
�tersembunyi� ini sebagian bersifat individual, sebagian lagi kolektif. Isi dari
alam Bawah Sadar adalah sangat jauh lebih banyak dan beragam jika
dibandingkan dengan isi Kesadaran. Kebanyakan orang (awam) menyebut isi
dari alam Bawah Sadar manusia ini dengan sebutan �Bawah Sadar�,
sedangkan istilah �Psyche Bawah Sadar� � yang sebenarnya lebih tepat,
hanya sedikit dipahami dan dipergunakan di kalangan para professional
(psikoanalis).

Sebagai konsep yang sangat khusus, gagasan tentang proses mental � dan juga
aspek aspeknya, berawal pada tahun 1700 an, kemudian menjadi topik atau
bahan pembicaraan (wacana) pada sekitar 1800 an, dan menjadi teori pada
tahun 1900 an. Penemuan sebelum tahun 1730 kebanyakan dilakukan oleh para
filsuf atau sastrawan, yang kemudian diikuti oleh para dokter, ahli nujum dan
para teolog. Dari 1730 sampai 1800, para filsuf dan sastrawan adalah dua
profesi yang terus menerus melontarkan hipotesis tentang Bawah Sadar.

Setelah �perpisahannya� dengan Freud, Jung memiliki lebih banyak


kebebasan untuk memperdalam dan mengembangkan teori-teorinya �
khususnya tentang isi dari pikiran dan alam bawah sadar. Antara tahun 1913 �
1919 Jung menjalani apa yang disebut dengan �ketidak pastian
internal� (internal uncertainty) atau disorientasi, yang oleh Henri F
Ellenberger disebutnya sebagai Creative Illness. Pada masa ini Jung
meluangkan banyak waktunya untuk bekerja, meneliti dan memperdalam
pemahamannya tentang Mimpi dan Fantasi. Sebagai hasilnya banyak dari teori-
teori Jung yang lahir di antara tahun tersebut. Mulai 1919 � 1944 � pada saat
pekerjaan Jung banyak terganggu karena penyakit yang dideritanya, Jung
kemudian menuangkan teori-teorinya itu ke dalam kumpulan tulisan yang
diberi judul Collected Works

Jung membedakan istilah antara Ambang Sadar (Subconscious) dan Bawah


Sadar (Unconscious) karena menurutnya di alam Bawah Sadar terdapat banyak
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang sangat bermutu. Jung menggunakan istilah
Ambang Sadar untuk merujuk pada isi alam Bawah Sadar yang sifatnya
sementara, Freud menyebut hal ini dengan Preconscious. Jika Freud
beranggapan bahwa isi dari Bawah Sadar semuanya adalah bersifat
pengalalam-pengalaman individual, Jung mengemukakan bahwa sebagian dari
isi Bawah Sadar adalah bersifat kolektif � merupakan bagian dari warisan atau
peradaban manusia.
Dimulai dengan disertasi doktornya, Jung meneliti banyak aspek dalam diri dan
kehidupan manusia. Penelitiannya ini merupakan refeleksi dari pandangannya
bahwa semua gejala atau fenomena (ke)manusia(an) adalah hasil dari Psyche
dan oleh karenanya menjadi tanggungjawab psikologi untuk mencari,
menemukan dan menjelaskannya.

BAYANGAN (SHADOW)

Bayangan merupakan isi psikis yang tidak ingin ditampilkan atau bahkan
dihargai oleh seseorang atau individu. Bayangan merupakan bagian dari hidup
seseorang namun ia tidak diinginkan untuk muncul karena dianggap lemah,
tidak dapat diterima secara social atau bahkan cenderung aneh. Manifestasi dari
Bayangan kerap kali bisa jadi merupakan hal yang tidak mengenakkan.
Misalnya seorang pembawa acara yang tiba-tiba bisa lupa akan nama dari tamu
terhormat yang harus diperkenalkannya. Hal ini mungkin karena si pembawa
acara sebenarnya tidak senang atau benci dengan tamu terhormat tersebut.
Contoh lain yang sering kita alami adalah : di tengah tengah percakapan yang
biasa dan bersahabat, orang bisa saja melontarkan komentar atau kata-kata
kasar.

Bayangan akan muncul atau diekspresikan biasanya pada waktu orang berada
dalam taraf kecemasan, di bawah pengaruh alcohol atau obat-obatan, atau
dimana Kesadarannya tidak penuh atau menurun. Menurut Jung, dalam mimpi
Bayangan sangat sering muncul sebagai figure yang tidak disukai oleh orang itu
dan biasanya berjenis kelamin sama. 

Sekalipun Bayangan yang secara natural bersifat tersembunyi, orang dapat juga
mengangkatnya ke dalam alam Kesadaran dan menjadi bagian daripada nya.
Pada dasarnya manusia akan selalu menekan Bayangan sampai ke tingkat
dimana orang tidak menyadari (perilaku) nya dan oleh karenanya tidak akan
dapat mengendalikannya. Dalam keadaan yang demikian, Bayangan bersifat
mandiri (autonomous) dan bisa mewujud dalam bentuk moods, tersinggung,
symptom fisik lainnya, emosi, dan juga perilaku. Contoh klasik dari sifat
Bayangan yang mandiri ini adalah dalam diri Otto von Bismarck � pemimpin
yang berhasil menyatukan Jerman di abad XIX. Dari luar Bismarck adalah
figure militer (jendral) yang kuat, tegar, dan tegas. Namun ini semua (secara
tidak disadari) dilakukannya untuk mengatasi kecemasan histeriknya.
Kecemasan histerik itu merupakan manifestasi dari Bayangan dari Bismarck
yaitu lemah dan pasif.
Sebagaimana Ego dan Persona, isi dari Bayangan adalah bervariasi antara
orang satu dengan yang lainnya (bersifat individual). Dalam diri setiap orang,
ada kualitas Bayangan yang tidak atau belum berkembang, tidak menarik, aneh
atau bahkan kasar. Jika kualitas Bayangan yang sama itu muncul dalam bentuk
yang sudah lebih berkembang, dewasa, menarik, sopan dalam diri orang lain,
orang akan menjadi irihati tanpa tahu apa sebabnya. Jadi, tergantung dari
kualitasnya: bagi satu orang bisa jadi merupakan Bayangan sedangkan hal yang
sama bagi orang lain bisa merupakan Ego nya.

Sekalipun orang lebih sering melihat Bayangan dari sisi negatif, namun
sebenarnya ia bisa banyak bermanfaat (positif). Kualitas atau isi Bayangan
yang destruktif, aneh (pada saat berada di Bawah Sadar) bisa jadi merupakan
hal yang sangat bernilai jika ia dapat diangkat ke dalam Kesadaran. Misalnya
Bayangan tentang Marah bisa berubah menjadi Asertif,
Ketidakberdayaan (vulnerable) bisa menjadi Empati. Jung menegaskan
berulang kali bahwa Bayangan adalah merupakan unsure penting dalam hidup
manusia. Bayangan dapat menunjukkan kualitas yang baik seperti misalnya
instink normal, reaksi-reaksi (psikologis) yang tepat, realistic insight dan
impuls-impuls kreatif.

Manifestasi Bayangan berakar pada satu dari dua pengalaman besar seseorang
(1) melihat dirinya sendiri sebagai yang jelek atau tidak sempurna. Ini
disebabkan mungkin karena terlalu sering atau berulang kali dicemooh oleh
orang lain bahwa dirinya tidak berguna, hingga kemudian ia tidak dapat melihat
apa yang baik dalam dirinya, atau (2) bangga atau merasa diharagai karena
karakter negatif yang dimilikinya, misalnya orang yang suka atau haus akan
kekuasaan.

Menurut Jung, disamping isi yang sifatnya individual Bayangan juga berisikan
hal-hal yang sifatnya kolektif. Kisah atau sejarah Nazi Jeman adalah
contohnya. Jung sempat bingung mengapa bangsa Jerman yang beradab dan
religius dapat mendukung Naziisme. Jung kemudian menyimpulkan bahwa
setiap orang memiliki kaitan atau hubungan antara Bawah Sadar
Kolektif(Collective Unconscious) dengan Bayangan Kolektif (Collective
Shadow) nya. Dalam konteks bangsa Jerman, hal ini dipersonifikasikan melalui
figure Wotan � dewa badai dan amarah. Kriminalitas atau garakan kejahatan
massal � sebagaimana yang dilakukan oleh Nazi, menggambarkan isi Bawah
Sadar Kolektif yang ada dan dimiliki oleh setiap orang Jerman.

SELF
Self tidak mudah untuk dijelaskan atau digambarkan. Kata yang singkat yang
dapat menjelaskan Self adalah Kepribadian Total (total personality) baik
Kesadaran maupun Bawah Sadar. Self adalah pusat dari kepribadian.
Bandingkan saja Self dengan matahari dalam tata surya kita � sumber dari
segala energi bagi keseluruhan system. Jika Ego adalah bumi, maka Self adalah
matahari.

Sebagai totalitas Psyche, Self merupakan gabungan atau jumlah dari seluruh
proses, isi dan karakteristik mental � baik itu positif maupun negatif,
konstruktif maupun destruktif.  Isi dari Self ini yang kemudian akan menjadi
bagian dari pola pengembangan (kepribadian) seseorang. Sebagaimana
Kesadaran akan berhadapan dengan masalah-masalah dan tantangan hidup, Self
akan menjadikan Bawah Sadar untuk bisa mendukung atau menyediakan
sumberdaya bagi Kesadaran untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hidup.

BAWAH SADAR KOLEKTIF (Collective Unconscious)

Sekalipun gagasan tentang Bawah Sadar Kolektif merupakan pusat dan nafas
dari karya Jung, namun sebenarnya ini bukan berasal dari Jung sendiri. Adalah
merupakan rentetan karya dari rentang waktu yang cukup banyak oleh para
filsuf, sastrawan, teolog dan psikolog. Bahkan Freud yang secara eksplisit
menyangkal adanya Bawah Sadar Kolektif yang dikemukakan oleh Jung,
sebenarnya juga menerimanya secara implicit. Freud menulis tentang Archaic
Remmants � mitos yang diperankan kembali oleh setiap individu, misalnya
mitos Oedipus (kebencian anak pria terhadap ayahnya untuk mendapatkan cinta
ibunya) yang kemudian menjadi Oedipus Complex.

Jung memberikan sumbangan besar dengan mendefinisikan Bawah Sadar


Kolektif berikut isinya yang kemudian dikenal sebagai Archetype. Konsep
tentang Archetype dan Bawah Sadar Kolektif adalah saling berkaitan dan
membentuk satu teori. Jung mengembangkan teori ini secara empiris karena ia
ngotot bahwa dari pengalaman-pengalaman pribadinya ia menyimpulkan
bahwa Bawah Sadar Kolektif itu ada. Ini dijelaskannya melalui Mimpi nya
ketika ia dalam perjalanan bersama Freud ke Massachusetts, Amerika Serikat
tahun 1909

Saya ada dalam sebuah rumah. Saya tidak tahu itu rumah siapa, tapi yang pasti
ada dua lantai. Saya berada di tingkat atas, dimana ada ruang tamu dengan gaya
Barok. Di dindingnya tergantung sejumlah lukisan tua yang mahal. Saya pikir
ini pasti rumah saya dan �Lumayan� juga kelihatannya. Kemudian saya
turun ke lantai bawah. Di sini semuanya tampak lebih tua, dan saya menyadari
bahwa bagian dari rumah ini pastilah dari abad XV atau XVI. Perabotannya
sangat bergaya abad pertengahan (medieval), lantainya dari batu bata merah.
Suasananya tampak temaram, cenderung gelap. Saya masuk ke setiap ruang
dan berfikir �Tampaknya sekarang saya harus meneliti seluruh rumah ini�.
Saya jumpai pintu kamar yang berat dan kemudian saya masuk ke dalam. Di
sana, ada tangga batu yang mengantarkan saya ke ruang bawah tanah. Saya
kemudian turun ke sana dan saya jumpai ruang yang berantakan dengan gaya
yang sangat kuno. Dindingnya terbuat dari batu dan ada sederetan yang terbuat
dari batu bata. Ini pasti dari jaman kerajaan Romawi. Kemudian saya lihat ke
lantainya, ia terbuat dari potongan-potongan batu dan di dalam salah satu
potongan itu saya temukan sebuah cincin. Ketika saya menariknya, potongan
batu itu kemudian terbuka. Dan lagi saya lihat ada tangga batu yang sempit
menuju ke bagian yang lebih bawah dari rumah ini. Lalu saya menuruninya dan
menjumpai sebuah gua kecil. Debu tebal terdapat di lantainya, dan di antara
tebaran debu itu ada tulang belulang dan pecahan keramik seperti peninggalan
orang atau jaman primitif. Saya juga menjumpai dua tengkorak manusia, sudah
pasti sangat tua dan hampir tidak berbentuk lagi. Kemudian saya
bangun (Memories, Dreams, and Reflections, hal. 158-159)[/color]

Jung kemudian menceriterakan mimpinya kepada Freud dan bersama-sama


menganalisisnya. Selama tujuh minggu, setiap hari Freud dan Jung saling
menganalisis mimpi-mimpi mereka. Ketika Jung berceritera pada Freud tentang
mimpinya yang satu ini, Freud menyarankan Jung untuk mengingat kembali
tentang harapan-harapan yang ditekannya sebagaimana digambarkan oleh dua
tengkorak manusia itu. Tahu bahwa Freud berasumsi bahwa tengkorak
mengindikasikan harapan akan kematian � mungkin kematian Freud, Jung
kemudian mengatakan bahwa itu mungkin isteri dan adik iparnya. Jung
melakukan ini karena disamping �violent resistance� nya terhadap
interpretasi (yang dilontarkan oleh Freud), dia juga ragu-ragu terhadap
penilaian nya sendiri dan ia sebenarnya ingin dengar langsung dari Freud apa
pendapatnya tentang mimpi nya itu. 

Pengalaman ini bagaimanapun juga kemudian menyebabkan Jung mulai


menyadari ketidaksesuaian antara (gagasan) dirinya dengan Freud. Jung sama
sekali tidak bisa mengartikan secara jelas mimpinya itu, tapi ia mengingatnya
sebagai sebuah pengalaman yang mengantarkannya kepada adanya unsur
kolektif  di samping Psyhce yang sifatnya individual. Lima puluh tahun
kemudian, Jung mengelaborasikan pengalaman mimpi nya itu
Adalah jelas bagiku sekarang bahwa rumah itu menggambarkan Psyche saya
pada tingkat Kesadaran. Kesadaran itu digambarkan sebagai ruang tamu yang
memiliki suasana rumah yang berpenghuni, sekalipun disainnya antik.

Lantai bawah menggambarkan tingkat pertama dari Bawah Sadarku. Semakin


ke bawah aku pergi, semakin asing dan gelap suasananya. Dalam gua saya
jumpai peninggalan dari kultur atau peradaban primitif. Ini adalah dunia
primitif yang ada dalam diri saya � dunia yang sangat jarang dapat disentuh
atau diterangi oleh Kesadaran �

Mimpi itu menunjukkan bahwa ada hal lain di luar Kesadaran. Sebagaimana
saya gambarkan : lantai bawah yang panjang dan tidak berpenghuni baik itu
dengan gaya medieval, kerajaan Romawi sampai pada gua pra-sejarah. Ini
menggambarkan masa lalu dan juga tahapan-tahapan sebelumnya dari
Kesadaran � 

Mimpi saya ini membentuk sebuah diagram structural dari Psyche manusia. Ia
mengandung (peng) alam (an) impersonal yang mendasari Psyche itu � yang
bagi saya merupakan jejak-jejak dari bagaimana (psyche) berfungsi �
Kemudian, sejalan dengan bertambahnya pengalaman dan berdasarkan pada
pengetahuan yang lebih reliable, saya mengenalinya sebagai �.
Archetype (Memories, Dreams and Reflections hal 160-161)[/color]

Penerawangan Jung tentang Bawah Sadar Kolektif ini memerlukan beberapa


tahun sampai kemudian pada 1912 muncul dalam karya Jung yang disebutnya
sebagai �primordial image�. Jung kemudian menggunakan istilah ini untuk
merujuk juga pada mitologisme, legenda, motif dsb yang menggambarkan
mode universal bagi persepsi dan perilaku manusia. Puncak dari teori Jung
tentang Bawah Sadar Kolektif muncul pada tahun 1919 pada waktu ia
memperkenalkan istilah Archetype.

Anda mungkin juga menyukai