PENDAHULUAN
1
1.2 PERMASALAHAN
Permasalahan yang timbul dalam proses pembuatan kemudi power steering tipe
recirculating ball, ini dapat ditinjau dan dikaji lebih lanjut dari uraian alasan
pemilihan judul di atas. Penulis cermati masalah yang timbul sebagai berikut adalah :
1. Komponen apa saja yang ada pada sistem kemudi power steering.
2. Bagaimana cara membedakan sistem power steering dengan model manual.
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin di capai di dalam pembuatan model sistem kemudi power
steering tipe recirculating ball ini antara lain :
1. Dapat mengetahui komponen sistem kemudi power steering.
2. Dapat membedakan daya pengemudian pada sistem power steering dengan
model manual.
1.4 MANFAAT
Dengan adanya model sistem kemudi power steering diharapkan dapat memberi
manfaat antara lain :
1. Memberikan informasi pada dunia otomotif tentang rekayasa sistem power
steering
2. Memberikan gambaran, pengetahuan bagi mahasiswa mesin tentang system
power steering meliputi cara kerja dan konstruksi.
3. Dapat sebagai wahan praktek untuk menunjang kegiatan praktek pada mata
kuliah Sasis dan Bodi.
4. Dapat sebagai sumbangsih perbendaharaan peralatan Laboratorium Sasis dan
Bodi Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Power steering
Power steering adalah suatu tipe peralatan hidrolik yang digunakan untuk
memperingan kemudi, sumber tenaga penggerak pompa yaitu menggunakan tenaga
mesin. Jadi putaran pompa sesuai putaran mesin.
Sistem kemudi power steering pada prinsipnya merupakan modifikasi dari
sistem kemudi manual yang ditambah dengan perangkat hidrolis pada kecepatan
rendah. Saat batang kemudi digerakkan ke kiri maka tekanan hidrolik tadi akan
membantu (mendorong) kemudi ke kiri, begitu juga sebaliknya saat kemudi diputar
ke kanan maka tekanan hidrolis akan membantu (mendorong) kemudi ke kanan
sehingga pengemudian ringan. Sedangkan pada kecepatan tinggi minyak hidrolis
tadi justru menahan gerakan kemudi sehingga kemudi lebih berat dan mantap.
Ada beberapa tipe power steering tetapi masih mempunyai tiga bagian yang
terdiri dari pompa, control valve, gear housing. Banyak tipe yang telah di
kembangkan tetapi untuk power steering recirculating ball terdiri dari dua tipe
dengan flapper valve dan rotari valve.
Untuk tipe recirculating ball ini mempunyai komponen-komponen yang
penting yaitu rumah roda gigi, control valve, dan vane pump.
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
2. Control Valve
Control valve (Flapper valve) di dalam rumah roda gigi (gear housing)
mengarahkan aliran minyak dari pompa menuju piston kanan atau kiri.
3. Vane pump
Sistem power steering adalah suatu tipe peralatan hidraulis yang
membutuhkan tekanan sangat tinggi dan debit yang besar, penghasil tekanannya vane
pump. Vane pump termasuk dalam pompa rotari. Vane pum disamping untuk
membangkitkan tekanan juga untuk mengatur jumlah aliran fluida yang diperlukan
sesuai putaran mesin, juga sebagi alat idle up untuk mencegah masin mati saat setir
diputar maksimal. Pada pompa rotari ini dipergunakan vane (sliding blade), sehingga
vane pump nama yang dipakai pada pompa tipe ini yang digunakan pada power
steering.
a. Bagian utama vane pump
Adapun bagian komponen yang ada dalam vane pump adalah sebagai berikut :
1) Reservoir Tank
Tangki reservoir menampung persediaan minyak power steering.
Penempatannya dapat disatukan dengan pump body dan juga terpisah dengan
pump body dengan pipa penghubung.
Biasanya tutup tangki reservoir dilengkapi dengan pengukur minyak
(Level gauge / deep stick) untuk memeriksa permukaan minyak power
steering dalam tangki. Bila ketinggian permukaan minyak dalam tangki
kurang dari yang ditentukan, maka pompa akan kemasukan udara dan kinerja
pompa menjadi tidak normal.
5
2) Pump Body
Pompa digerakkan oleh puli poros engkol mesin dengan drive belt,
yang berfungsi untuk menaikan tekanan minyak serta mengalirkanya ke gear
housing. Banyaknya minyak yang dialirkan ke gear housing diatur oleh
control valve dengan kelebihan minyak dialirkan ke sisi hisap (sunction side).
7
2) Flow Control Valve dan Control Spool
Volume pengeluaran minyak dari vane pump akan bertambah
sebanding dengan kenaikan RPM mesin. Besarnya gaya steering asist yang
diberikan oleh power piston ke gear housing ditentukan oleh volume minyak
dari pompa. Bila RPM naik, maka volume alirannya semakin besar dan
memberikan bantuan pengemudian yang lebih besar, akibatnya diperlukan
gaya pengemudian yang lebih kecil. Usaha pengemudian dengan perubahan
RPM, ini mengakibatkan kerugian dalam aspek stabilitas pengemudian.
Oleh karena itu, volume aliran minyak dari pompa perlu di pertahankan
konstan meslipun putaran pomap berubah, inilah kerja dari fungsi flow control
valve. Bila kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi tahanan ban berkurang
dan akibatnya dibutuhkan usaha pengemudian yang lebih kecil. Pada beberapa
power steering diberikan hambatan pada sector shaft yang besar selama
kecepatan tinggi agar diperoleh pengemudian yang nyaman.
Volume aliran minyak dari pompa ke gear housing dikurang selama
pengandaraan pada kecepatan tinggi, sehingga tidak ada power assist pada
sistem power steering.
Volume aliran minyak yang keluar dari pompa akan bertambah bila
kecepatan pompa bertambah tetapi aliran minyak ke gear housing dikurangi.
Hal ini berlaku pada RPM sensing type dan mempunyai control valve dengan
built ini control spool.
8
3.2 DASAR HIDROLIK
1. Fluida Yang Digunakan
Dalam sistem power steering menggunakan Automatic Transmition Fluids
(ATF). Minyak ini digunakan untuk mengubah momen puntir untuk kendaraan
bermotor. ATF digunakan dalam sistem power steering karena mempunyai fungsi
untuk mengalihakan gaya, maka power steering menggunakan minyak yang sama
dengan trasmisi otomatis.
Persyaratan untuk minyak ATF adalah cukup tinggi karena harus :
a. Kekentalan yang sesuai.
b. Stabil terhadap panas dan oksidasi.
c. Tidak berbusa maka minyak power steering ditambah bahan anti
foaming agent.
d. Untuk membedakan antara ATF dan minyak lain, ATF diberi warna
merah.
e. Sifat mengalir yang baik oleh sebab itu memerlukan minyak dasar
yang sangat encer.
Minyak power steering harus mampu memelihara sifat hidrolik dengan baik
karena juga berfungsi sebagai pelumas untuk power silinder dan pompa. Minyak
power steering yang digunakan sesuai spesifikasi adalah Dextron atau Dextron II.
Pada proyek akhir sistem power steering ini menggunakan ATF dengan merk Union
76 yang diproduksi oleh Unocal Cooperation California USA, dengan viskositas 50
grafik VT Thomas Krist (1994 : 84)
9
2. Vane Pump
Pada vane pump perhitungan yang ada hanya pada perhitungan debit yang
dikeluarkan oleh pompa dengan ukuran m3/jam.
( )
Q = 60 π/4 Dc 2- Dr2 Lr.n.η v m
Keterangan :
Q = Debit pompa (liter/menit)
Dr = Diameter rotor (mm)
N = Putaran pompa (rpm)
Dc = Diameter casing (mm)
Lr = Panjang rotor (mm)
ηv = Efisiensi volumetrik (mm)
10
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, kami menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut
1. Sistem kemudi power steering tipe recirculating ball mempunyai bagian-
bagian antara lain : roda kemudi (steering wheel), batang kemudi (steering
coloumn), gigi kemudi (steering gear), pompa (vane pump) dan katup
pengatur (control valve).
2. Pada sistem power steering daya pengemudian lebih ringan dari system
pengemudi manual karena adanya tenaga dorong dari sistem hidrolik.
11
B. SARAN
Sebagai akhir Proyek Akhir ini penulis akan berusaha memberi saran untuk
peningkatan sistem kemudi power steering tipe recirculating ball sebagai berikut:
1. Pada komponen hidrolik seperti pompa (vane pump), piston dan katup
pengatur (control valve) sangat tergantung pada kualitas minyak pelumas.
Jadi penggunaan minyak pelumas atau hidrolis harus sesuai dengan
spesifikasi yaitu ATF dengan merk Union 76 yang diproduksi oleh Unokal
Cooperation Calivornia USA, dengan viskositas 50 garfik VT Thomas Krist
(1994 : 84).
2. untuk mobil yang menggunakan sistem kemudi power steering saat memutar
batang kemudi usahakan pelan-pelan pada waktu kendaraan parkir walaupun
kemudi ringan. Jika tidak maka ball joint serta tierodnya akan cepat aus
karena melawan beban roda yang berat.
3. saat pembelian komponen power steering usahan mencermati barang yang
akan dibeli dari kemungkinan (cacat atau rusak) agar nantinya tidak terjadi
pembengkakan biaya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1996. New Step 1. Training Manual. Jakarata : PT. Toyota Astra Motor.
............., 1996. New Step 2. Traning Manual. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.
............., 2001. Daihatsu Training Center. Jakarta : PT. Astra Daihatsu Motor.
............., 2001. Isuzu Training Center. Jakarta : PT. Astra Isuzu Motor.
Drs. Daryanto, 1999. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.
Tasmedi, 1996. Dasar-Dasar Sistem Kemudi Konvensional. Bandung : P3GT.
13