TA. HAYATI
Oleh :
Raditya Putra I. R.
08.024
Kingdom : Bakteria
Phylum : Proteobakteria
Classis : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Familia : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella thyposa
2. Deskripsi
Enterokolitis
Merupakan gejala yang paling sering dari infeksi Salmonella. Setelah
makan Salmonella, 8 hingga 48 jam, timbul mual, sakit kepala, muntah dan diare
yang hebat, dengan beberapa lekosit dalam tinja tetapi jarang terdapat darah.
Biasa terdapat demam ringan tetapi biasanya kejadian ini sembuh dalam 2-3 hari.
Gejala lain, biasanya diawali dengan demam lebih dari seminggu, pada awalnya
seperti terkena flu(tanpa batuk dan pilek). Hanya saja, demam tifus muncul pada
sore dan malam hari dan tidak juga turun meskipun sudah minum obat penurun
demam/panas. Yang kedua, lidah yang terlihat berselaput putih susu di bagian
tengah. Bila semakin parah, lever dan limpa bisa membengkak. Penyakit ini bisa
berkomplikasi pada usus sehingga mengalami luka.Sementara itu, yang sering
menipu, suhu tubuh sering mendadak turun sehingga penderita menganggap
sembuh.
A. Tujuan
Untuk mengetahui aktivitas antimikroba dan Serbuk Herbal Cap Bunga Siantan
terhadap bakteri uji Salmonella typtiosa ATCC 14028 dengan penentuan Kadar Hambat
Minimal (KHM) dan metode dilusi.
A. Alat
Otoklaf, Inkubator, Lemari pendingin, Oven, Neraca analitik, Vortex, Pipet
Eppendorf, penanga air, sengkelit, inset, lampu spiritus, alat-alat gelas dan lain-lain.
C. Bahan
1. Bahan uji : Serbuk Herbal Cap Bunga Siantan dari PT Ruslindo Anugerah Alam
Sejahtera.
2. Bakteri uji: Salmonella typhosa ATCC 14028
3. Media: Nutrien agar steril, Mueller Hinton agar steril
4. Bahan lain : akuades steril, NaCl 0,9 % steril, suspensi McFarland III
Tabel 2
Diameter Zona Hambatan dari Larutan jamu terhadap bakteri Salmonella typhosa ATCC
14028
Diameter zona hambatan (mm)*
Konsentrasi Larutan Uji (mg/ml)
Nomor percobaan
200 100
1 14,10 12,30
2 14,50 12,75
3 13,95 12,64
4 14,25 12,25
5 14,34 12,63
6 14,70 12,42
Diameter zona hambatan rata-rata konsentrasi 100 mglml adalah 12,498 mm
sedangkan pada konsentrasi 200 mg/mI adalah 14,307 mm.
Keterangan: * Zona hambatan parsial
F. PEMBAHASAN
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahul aktivitas antimikroba dari jamu serbuk
herbal Cap Bunga Siantan terhadap bakteri Salmonella typhosa ATCC 14028.
Kuman uji yang digunakan adalah kuman uji yang berumur 18 sampai 24 jam,
karena pada umur tersebut kuman berada dalam fase petumbuhan aktif. Pada umumnya
kuman yang tumbuh cepat dan aktif Iebih peka terhadap antibakteri daripada dalam
keadaan istirahat.
Pada penelitian ini digunakan dua metode, yaitu metode difusI dan metode dilusi.
Untuk metode difusi digunakan cara silinder, karena volume larutan uji yang diteteskan
adalah 100 ul. Untuk metode dilusi digunakan cara penipisan lempeng, bukan dengan
cara pengenceran serial dalam tabung. Hal ini dilakukan karena larutan uji yang
digunakan sudah keruh, sehingga pengamatan yang didasarkan pada kekeruhan tidak
dapat dilakukan.
Larutan uji yang digunakan dibuat dengan melarutkan serbuk dalam air hangat
(dengan menyeduhnya). Adapun alasan pemilihannya karena bentuk sediaan pada saat
dikonsumsi adalah dengan cara menyeduhnya.
Pada penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM), dari serbuk herbal Cap Bunga
Siantan adalah 100 mglml. Hal mi berarti konsentrasi terkecil yang dibutuhkan oleh
larutan uji untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhosa ATCC 14028
adalah 100 mg/mI.
Pada penentuan zona hambatan dari serbuk herbal Cap Bunga Siantan, digunakan
konsentrasi larutan uji sebesar 100 mg/ml dan 200 mg/ml. Dari hasil tersebut diperoleh
bahwa larutan uji memberikan zona hambatan parsial, yaitu zona hambatan yang
terbentuk masih memperlihatkan beberapa koloni bakteri. Hal ini menunjukkan adanya
strain dan mikroba uji yang resisten terhadap larutan uji. Penelitian ini digunakan metode
dilusi untuk penentuan KHM ( Konsentrasi Hambat Minimum ) serta metode difusi untuk
penentuan zona hambatan.
Pada penelitian ini ditentukan KHM terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan Zona
Hambat, dimana setelah ditemukanya nilai KHM 100 mg/ml dan 200 mg dilanjutkan
dengan penentuan zona hmabat dan dilakukan pengulang sebanyak 6 kali.
Pada penentuan zona hambat jamu serbuk herbal cap bunga siantan digunakan
6,
konsentrasi bakteri 10 sedangkan KHM adalah 2 koloni sebanyak 2 ose, seharusnya
konsentrasinya sama.
Penapisan lempeng agar adalah larutan uji dicampur dengan media, secara teorits
digunakan seri pengenceran tabung. Alasanya dibahas pad pembahasan
Kelebihan :
• Dalam sekali penelitian dapat ditentukan nilai zona hambat serta KHM.
• Terdapat modifikasi prosedur, seperti penggunaan pipet ependorf pada penetesan
cakram. Secara teori direndam.
Kelemahan :
• Kerencuan antara konsentrasi pada prosedur pembuatan larutan uji dengan
konsntrasi yang teetera pada pada tabel pengamatan.
• Pada penentuan KHM, konsntrasi bakteri belum diketahui pasti sehingga
penelitian ini perlu dikaji ulang
Pustaka
1. Jawetz, Ernest.1995. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan. Hal 299-303. Jakarta:
EGC
2. Soenarto,W.Penuntun Praktikum Bakteriologi Klinik Untuk pendidikan Analis
Kesehatan.Hal 43-45.Depkes RI
3. Irianto,DRS.Koes,Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme jilid 2.Hal 21-
25:Yrama widya
4. Pratiwi, T. Sylvia.2008.Mirobiologi Farmasi.Erlangga:Jakarta