Sang Pembuat Jam (Bahasa Indonesia - Indonesian Language Edition)
4.5/5
()
About this ebook
-- Bertanyalah bagaimana kau dapat memenangkan satu jam dalam waktu –
Marae O’Conaire sebenarnya memiliki banyak masalah yang lebih besar daripada kenyataan bahwa jam tangannya berhenti di pukul 3:57 sore. Ketika ia membawa jam tangannya kepada seorang pembuat jam yang baik hati, ia menemukan suatu hadiah yang istimewa; sebuah kesempatan untuk kembali pada satu jam yang telah lalu dalam hidupnya. Namun Takdir memiliki peraturan ketat tentang kembali ke masa lalu untuk mengubahnya karena akan menciptakan paradoks waktu. Dapatkah Marae memperdamaikan dirinya dengan kesalahan yang paling ia sesali di dunia ini?
“Suatu kisah yang memilukan. Mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hal yang paling anda sesali adalah suatu hal yang sangat jarang didapatkan!” – Ulasan dari pembaca
“Kisah yang sangat mengharukan dan dramatis... jika kita mendapatkan kesempatan untuk mengubah masa lalu, akankah kita melakukannya?” – Ulasan dari pembaca
“Suatu kisah singkat memilukan seputar tema mitologi Norwegia. Waktu adalah suatu anugerah, dan terkadang, suatu kesempatan terakhir...” – Dale Amidei, penulis
Palabras clave: angeles, suicidio, suicidio adolescente, segundas oportunidades, indonesio, indonesio, indonesio, indonesio, indonesio, indonesio, indonesio, indonesio, indonesio, indonesio, indonesio, Joven adulto, fantasía de adultos jóvenes, realismo mágico, ángel de la muerte, libros de Navidad, destino, ficción femenina.
Anna Erishkigal
Anna Erishkigal is an attorney who writes fantasy fiction under a pen-name so her colleagues don't question whether her legal pleadings are fantasy fiction as well. Much of law, it turns out, -is- fantasy fiction. Lawyers just prefer to call it 'zealously representing your client.'.Seeing the dark underbelly of life makes for some interesting fictional characters. The kind you either want to incarcerate, or run home and write about. In fiction, you can fudge facts without worrying too much about the truth. In legal pleadings, if your client lies to you, you look stupid in front of the judge..At least in fiction, if a character becomes troublesome, you can always kill them off.
Read more from Anna Erishkigal
Malaikat Pelindung Gotik (Bahasa Indonesia) (Indonesian Edition) Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsTrilogi Pelelangan: Sebuah “Jane Eyre” Zaman Modern (Bahasa Indonesia) Rating: 4 out of 5 stars4/5Si Pembuat Jam Tangan: Sebuah Novel (Bahasa Malayu) Rating: 4 out of 5 stars4/5
Related to Sang Pembuat Jam (Bahasa Indonesia - Indonesian Language Edition)
Related ebooks
Perjalanan ke masa lalu Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKetika Bulan Tidur Rating: 4 out of 5 stars4/5Malam Ketika Dia Menembak Dirinya (Kumpulan Cerpen) Rating: 5 out of 5 stars5/5Aku Anak yang Menyimpan Tanya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKisah Hikayat Laba-Laba Gua Tsur Yang Mencintai & Melindungi Nabi Muhammad SAW Edisi Bilingual Inggris & Indonesia Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsCatatan (Seorang) Alien Yang Terdampar di Indonesia Rating: 4 out of 5 stars4/5Ikrar Kemenangan (Buku #5 Dalam Cincin Bertuah) Rating: 5 out of 5 stars5/5Surat Untuk Adinda Rating: 5 out of 5 stars5/5Pendekar Harum: Maling Romantis: Serial Pendekar Harum Rating: 4 out of 5 stars4/5Bobo Pengantar Dongeng Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsGaruda Hitam Rating: 4 out of 5 stars4/5Pendekar Empat Alis: Duel Jago Pedang: Serial Petualangan Pendekar Empat Alis Rating: 5 out of 5 stars5/5Tumbal Janin Rating: 1 out of 5 stars1/5Takdir Naga (Buku #3 Dalam Cincin Bertuah) Rating: 4 out of 5 stars4/5Lorong Tanpa Cahaya Rating: 4 out of 5 stars4/5Pendekar Tanpa Air Mata Rating: 5 out of 5 stars5/5Penasihat Rahasia Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsCinta 3 Sisi [Not English] Rating: 4 out of 5 stars4/5Diary Puisi: #2 Padma Rating: 5 out of 5 stars5/5Rindu yang Memanggil Pulang Rating: 5 out of 5 stars5/5Penjelmaan (Buku #1 dalam Harian Vampir) Rating: 4 out of 5 stars4/5Penghianatan (Buku #3 Dalam Buku Harian Vampir) Rating: 5 out of 5 stars5/5Nyis Rating: 5 out of 5 stars5/5A Street Dream: The Evergreen Architecture Rating: 4 out of 5 stars4/5Perjalanan ke Masa Lalu Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsMenembus Batas Takut Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKekuatan Lawan Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsPendekar Empat Alis: Kekaisaran Rajawali Emas: Serial Petualangan Pendekar Empat Alis Rating: 5 out of 5 stars5/5Terlalu Luka Rating: 5 out of 5 stars5/5
Related categories
Reviews for Sang Pembuat Jam (Bahasa Indonesia - Indonesian Language Edition)
14 ratings1 review
- Rating: 3 out of 5 stars3/5menarik untuk dibaca dengan banyak hal2 baru, keabadian cinta suci
1 person found this helpful
Book preview
Sang Pembuat Jam (Bahasa Indonesia - Indonesian Language Edition) - Anna Erishkigal
SANG PEMBUAT JAM
(Sebuah Novelette)
.
Oleh
Anna Erishkigal
.
Edisi Indonesia
.
Diterjemahkan oleh
Levina Tjahjadi
Hak Cipta 2014 – Anna Erishkigal
Hak cipta dilindungi undang-undang
Ringkasan
—Bertanyalah bagaimana kau dapat memenangkan satu jam dalam waktu –
.
Marae O’Conaire sebenarnya memiliki banyak masalah yang lebih besar daripada kenyataan bahwa jam tangannya berhenti di pukul 3:57 sore. Ketika ia membawa jam tangannya ke tukang reparasi yang baik hati, ia menyadari bahwa ia telah mendapatkan sebuah hadiah istimewa; sebuah kesempatan untuk kembali pada satu jam yang telah lalu dalam hidupnya. Namun Takdir membatasi dengan kuat seseorang yang kembali ke masa lalu, termasuk peringatan bahwa seseorang tidak dapat melakukan apapun yang dapat menciptakan paradoks waktu. Dapatkah Marae memperdamaikan dirinya dengan kesalahan yang paling ia sesali di dunia ini?
.
Bagaimana jika anda dapat
mengulangi masa lalu sekali lagi?
.
Suatu kisah yang memilukan. Mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hal yang paling anda sesali adalah suatu kesempatan yang sangat jarang didapatkan!
– Ulasan dari pembaca
.
Kisah yang sangat menggugah sekaligus dramatis… jika kita mendapatkan kesempatan untuk mengubah masa lalu kita, akankah kita melakukannya?
– Ulasan dari pembaca
.
Suatu kisah singkat yang memilukan seputar tema mitologi Norwegia. Waktu adalah suatu anugerah, dan terkadang, sebuah kesempatan terakhir…
– Dale Amidei, penulis
Daftar Isi
Ringkasan
Daftar Isi
Dedikasi
Perjalanan Marae
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Para Norn oleh H.L.M.
Para Norn
Mohon Waktu Anda Sejenak...
Pratinjau: Trilogi Pelelangan
Pratinjau: Malaikat Natal Gotik
Pratinjau: Pedang Para Dewa
Tentang Penulis Buku Ini
Tentang Penerjemah
Buku Lainnya
Hak Cipta
Dedikasi
Saya mendedikasikan buku ini untuk Paman Hubert, seorang sosok yang baik hati yang mengabdikan hidupnya untuk memelihara hal-hal yang nampak kecil namun penuh arti. Kami yakin bahwa surga akan lebih bermakna dengan keberadaanmu di sana untuk melancarkan roda-roda kehidupan di sana.
Perjalanan Marae
Bab 1
Jam tangan berhenti pada pukul 3:57 sore, Rabu, 29 Januari. Hari itu adalah hari yang cukup biasa, dipenuhi dengan kekhawatiran diriku apakah aku dapat sampai di perpustakaan universitas yang begitu luas hingga melingkupi dua sungai itu pada waktunya untuk mengkaji ulang sebuah makalah. Tidak ada perasaan kehilangan atau ketakutan yang luar biasa, sebab dua perasaan tersebut selalu menyertaiku sepanjang hidupku, hanya perasaan seakan-akan aku telah kehabisan waktu. Aku pasti telah melihat jam tangan tersebut dua puluh kali lagi sebelum akhirnya aku menyadari bahwa jam di dinding telah bergerak ke masa depan sementara jam di pergelangan tanganku tetap terhenti pada pukul 3:57 sore.
Aku menatap keluar jendela saat bis kota yang aku tumpangi melewati pabrik tekstil yang berada pada Boardinghouse Park bagaikan benteng bata merah raksasa. Sebuah pavilyun berwarna hijau hunter berdiri tak terurus diselimuti salju dengan tetesan air yang membeku berkilauan di kisi-kisinya seperti air mata malaikat. Josh pernah mengajakku ke sana sekali untuk mendengarkan konser gratis, ketika musim masih cukup hangat untuk kami duduk di luar. Aku mengepalkan tanganku ke dada dan memaksa diriku menatap ke sisi jendela yang berlawanan, berpura-pura tertarik pada Sekolah Magnet Kota agar pria tua Vietnam berkeriput yang duduk di seberangku tidak mengira bahwa aku sedang memperhatikannya.
Bis itu berbelok, melewati deretan asrama berlantai tiga yang terlihat ketinggalan zaman di kota yang sekarang dipenuhi oleh halaman toko dan perkantoran. Sewaktu Revolusi Industri, seluruh wanita dari generasi di zaman itu meninggalkan ladang mereka untuk bekerja di pabrik tekstil, seperti halnya para muda mudi di zaman ini meninggalkan kota kecil mereka untuk bersekolah di universitas negara bagian yang begitu besar hingga meliputi sungai-sungai. Lalu, kemudian, sempat ada berbagai pekerjaan yang dikerjakan di bangunan-bangunan bata besar yang berjajar sepanjang sungai, hanya saja, zaman ini, pabrik tekstil yang ada memproduksi alat penenun jenis teknologi tinggi: teknologi, sains, dan pekerjaan insinyur.
Aku memainkan jam tanganku, mengingatkan diriku bahwa keputusanku merupakan keputusan yang masuk akal. Aku datang ke kota ini demi kehidupan yang lebih baik, melarikan diri dari jebakan yang sama yang dialami ibuku, yaitu menikah dini dan memiliki terlalu banyak anak. Aku adalah murid berprestasi yang terbiasa bersekolah sambil bekerja paruh waktu. Aku baru berusia dua puluh dua tahun, dan sudah merencanakan seluruh masa depanku. Namun, lalu mengapa, begitu