Discover millions of ebooks, audiobooks, and so much more with a free trial

Only $11.99/month after trial. Cancel anytime.

The Threat : Human Enhancement Technology: 1, #1
The Threat : Human Enhancement Technology: 1, #1
The Threat : Human Enhancement Technology: 1, #1
Ebook302 pages3 hours

The Threat : Human Enhancement Technology: 1, #1

Rating: 5 out of 5 stars

5/5

()

Read preview

About this ebook

Novel action ini mengkisahkan mengenai keadaan masa depan yang penuh dengan kekacauan, kezaliman dan hal dystopia lainnya walau majunya teknologi saat itu. Ketimpangan sosial terjadi di mana-mana. Kota-kota berdiri dengan megah dan gemerlap namun masyarakat terpinggirkan hidup tersisihkan dari semua itu.

Seorang mantan pasukan khusus Indonesia yang menjadi korban dari pemerintahnya yang korup kesulitan mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Seorang mantan pasukan khusus itu bernama Zaki.

Sebuah korporasi teknologi internasional bernama Omega Corp memanfaatkan orang-orang yang sulit dalam ekonomi seperti Zaki untuk mengikuti sebuah percobaan Human Enhancement Technology. Percobaan tersebut gagal dan nyawa Zaki melayang serta keluarganya dibunuh untuk menghilangkan jejak. Namun ternyata Zaki tersadarkan kembali dari mati surinya.

Zaki mendapat kelebihan di atas manusia rata-rata di dalam  tubuhnya. Semuanya meningkat termasuk kemampuan regenerasi mental dan fisiknya. Secara biologis tubuhnya telah bermutasi.

Zaki memanfaatkan kelebihan tersebut untuk menghancurkan perusahaan yang membunuh keluarganya. Mulai dari pemiliknya, ilmuan, teknologi yang dimiliki perusahaan tersebut.serta orang yang terlibat langsung pembunuhan keluarganya diincar oleh Zaki.

Dalam perjalanan Zaki berkeliling dunia untuk membalas dendam, dia melihat kekacauan dan korban nyawa tidak hanya disebabkan oleh Omega Corp namun juga dari rezim yang tiran dan otoriter di masa itu.

Dengan tangis dan jeritan orang-orang yang membutuhkan seorang penolong namun Zaki tetap tak acuh, tidak tertarik untuk menolong siapapun kecuali dirinya sendiri.

Situasi terus berkembang, negara pendukung Omega Corp berkerja sama untuk memburu Zaki dan di satu sisi kelompok perlawanan dunia mencoba membantu dalam setiap  aksi Zaki berharap dia melakukan hal yang sama untuk mereka.

Di tengah krisis di dunia yang terus berjalan akankah dia mendapatkan kembali rasa kemanusiaan dan empatinya yang telah hilang sehingga mengubah pendiriannya, atau membiarkan dunia semakin menuju ke zaman kegelapan? Satu hal yang pasti adalah, akan selalu ada perlawanan di setiap ketidakadilan.

LanguageBahasa indonesia
PublisherRifqi
Release dateMar 4, 2018
ISBN9781540199904
The Threat : Human Enhancement Technology: 1, #1

Related to The Threat

Titles in the series (100)

View More

Related categories

Reviews for The Threat

Rating: 5 out of 5 stars
5/5

1 rating0 reviews

What did you think?

Tap to rate

Review must be at least 10 words

    Book preview

    The Threat - Faisal Rifqi

    BAGIAN 1 : Informasi Penting

    Sebuah ancaman, arwah yang menuntut balas, teror bagi orang yang telah menciptakan kekacauan, semua istilah tersebut mungkin menggambarkan siapa diriku. Orang – orang yang telah menjadi targetku juga akan memanggilku dengan sebutan yang sama.

    Aku adalah terror bagi hidup mereka dan apa yang telah mereka lakukan pada diriku dan kota ini. Aku berkerja sendiri di setiap misiku, memakai cara-cara di luar hukum mengadili dengan caraku. Aku bukanlah seorang pahlawan seperti yang sering mereka katakan.

    Namaku Zaki Zanudin, tapi dari berbagai nama yang orang-orang berikan kepadaku, mereka lebih mengenalku dengan julukan The Threat, karena aku memang seperti bidak catur yang mengancam sang raja jahat. Keluarga dan sahabat yang pernah mengenalku akan memanggil dengan sebutan ‘hantu yang bangkit dari kubur’. Mereka benar, karena memang aku telah bangkit dari kematian walaupun mereka masih meragukannya.

    Tirani berkuasa di dunia yang berhiaskan kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan. Mafia berkedok korporasi yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, termasuk membunuh dan memanfaatkan manusia sebagai kelinci percobaan. Seseorang tidak ada harganya ketika mereka berada di level sosial yang rendah. Aku ingin menunjukan kepada penjahat – penjahat tersebut bahwa kali ini mereka telah berurusan dengan orang yang salah.

    Tujuan dan sasaran misi kali ini adalah memperoleh benda yang menyimpan semua informasi dan pengetahuan untuk menyelesaikan pemburuan ku selamanya. Ini Sebuah tanggung jawab, dendam yang harus dibalaskan, konsikuensi dari malapetaka yang mereka lakukan padaku. Di akhir nanti, aku akan menyudahi semua pemburuan ini dan hal buruk yang telah kulakukan, lalu meletakkan senjataku untuk selama-lamanya.

    Malam ini sama seperti misi-misi lainnya yang dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Eksekusi diperkirakan tidak lebih dari 30 menit, masuk dan keluar. Aku telah merencanakannya dengan sangat terperinci. Mulai dari cara melarikan diri hingga menghadapi lawan apa saja yang akan muncul. Mungkin kalian berpikir, aku hanya berharap semua berjalan sesuai rencana, kan? Tidak, aku mempunyai prinsip, Jangan melangkahkan kaki ke medan perang jika hanya membawa satu senjata, karena itu berbagai rencana alternatif telah kusiapkan untuk menghadapi situasi terburuk yang bisa saja datang menyerang.

    Senjata yang kubawa kali ini adalah senjata serbu M4A1, Beretta 92SB sebagai senjata sekunder terletak di paha kiri dan kananku, Katana di punggung belakang, 3 granat asap pada tali poacher di dada, 3 granat kejut  dan beberapa gadget lainnya di pinggangku.

    Persenjataan lengkap telah aku siapkan dari kepala hingga ujung kaki. Baju tempurku sendiri telah di disain sedemikian rupa untuk menyatu dalam gelap malam. Bahannya adalah Kevlar khusus, anti peluru, tahan akan gesekan dan panas namun sangat ringan dan fleksibel. Bajuku juga di lapisi plat logam anti peluru di beberapa bagian badan. Orang biasa akan kesulitan menggunakan perlengkapan dan baju khsusus ini apa lagi dengan skala tempur yang kuhadapi, tetapi tidak denganku.

    Tubuhku telah di rekayasa sampai ke level sel dan DNA melalui eksperimen yang mematikan. Dunia militer dan pengetahuan pada saat itu menyebutnya dengan kode nama Enhancement yang termasuk dalam Human enchancement technologies disingkat H.E.T. Aku beruntung bisa selamat dari eksperimen tersebut sedangkan yang lainnya tidak. Eksperimen tersebut memberikanku kelebihan dari manusia biasa lainnya dalam hal kekuatan, fokus, refleks, stamina, kognitif dan yang paling luar biasa kemampuan regenerasi sel yang sangat cepat memungkinkan aku pulih dalam waktu yang singkat. Bahkan di umurku yang seharusnya sudah 58 tahun aku terlihat seperti 40 tahun dengan tubuh yang bugar. Semua kelebihan tersebut memungkinkan diriku untuk menghadapi lawan yang lebih besar, lebih kuat, saat kalah dalam jumlah maupun persenjataan. Dengan kemampuan kognitifku, aku mampu menganalisa situasi dan informasi secara cepat sehingga taktis, intelijen dan strategi sangat mudah.   

    Gagalnya eksperimen yang dilakukan kepada subjek manusia akan menghasilkan kematian, namun itu bukanlah hal yang terburuk. Beberapa subjek manusia yang gagal bermutasi sangat kacau dengan berubahnya bentuk fisik menjadi seperti monster atau zombie atau apapun sebutan yang cocok untuk mereka. Ilmuan atau perusahaan yang merekayasa manusia tersebut memanfaatkan yang gagal tadi menjadi hewan peliharaan. Mereka mengambil yang masih bisa di kontrol dan menjadikannya senjata biologis dikarenakan dana yang dikeluarkan untuk penelitian dan eksperimen tersebut sungguh besar. Perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Peningkatan Manusia atau Human Enchancement Technology  tidak ingin mengalami kerugian. Mereka menjual subjek yang gagal namun bisa dikontrol ke negara – negara super power untuk menjadi senjata biologis. Saat ini, salah satu perusahaan terkemuka dalam bidang HET dan menjual senjata biologisnya ke banyak negara adalah Omega Corp.

    Tempat yang menjadi misiku malam ini adalah salah satu fasilitas Omega Corp di Neo Jakarta, sebutan baru Jakarta di era ini. Banyak alasan kenapa aku menginginkan perusahaan ini hancur sampai ke akar – akarnya. Aku ingin bertemu dengan pemiliknya lalu meminta dia membayar semua yang dilakukannya pada diriku dan juga dunia. Tapi, sekarang fokusku adalah menghancurkan tempat ini lalu mendapatkan sumber data penting terkait Omega Corp, person of interest, penilitian, persenjataan, semua fasilitas dari Omega Corps dan bahkan keterkaitan pejabat negara terhadap Omega Corp.

    Fasilitas ini dalam keadaan tidak lagi beroperasi dan izinya telah dicabut dikarenakan terjadi insiden besar pada cabang fasilitasnya di Jogja. Rezim tidak bisa melindungi Omega Corp dari kemarahan dan tuntutan masyarakat. Saat ini hanya ada beberapa pegawai dan petugas yang sedang berjaga, mereka bersiaga dan mempersiapkan pemindahan semua aset termasuk data percobaan, subjek eksperimen dan mungkin senjata di dalamnya yang akan dipindahkan besok pagi. Situasi tersebut memudahkanku untuk menjalankan aksi kali ini, akan tetapi karena sistem penjagaan fasilitas tersebut masih beroperasi penuh maka strategi dan taktik masih diperlukan agar berhasil.

    Denah fasiltas itu ada di tanganku dan dari analisa yang kulakukan, masuk melalui pintu depan atau menerobos pintu belakang tidak memungkinkan. Sambil melihat hologram dari blueprint dan sistem security yang dimiliki fasilitas ini, aku memutuskan untuk masuk dari atas gedung dan menyelinap. Pertanyaannya bagaimana cara masuk melalui bagian atas gedung tersebut adalah hal yang menarik, karena kemampuan yang kumiliki masih belum memungkinkanku untuk terbang.

    Untunglah aku mendapat bantuan dari sahabat lamaku Reza Hasyim. Dia mantan pasukan khusus, dulu kami berada di unit yang sama menjalankan operasi khusus di aceh, papua dan misi sabotase di Asia Tenggara. Kecelakan yang terjadi pada saat misi terakhir di Timor Leste membuat kami harus mengakhiri karir militer kami yang pada saat itu sedang cemerlang. Kami melakukan tugas khusus tersebut untuk menyabotase dan merusak sistem pertahanan rudal NATO, ditempatkan di Timor Leste, dan pada saat itu merupakan ancaman besar bagi kedaulatan Indonesia, sehingga unit kami diterjunkan dalam misi sabotase dan penghancuran aset. Singkat cerita misi tersebut gagal dikarenakan terdapat penghianat di pemerintah sendiri yang membongkar rencana kami. Aku kehilangan jabatan namun lebih buruk lagi bagi Reza, tidak hanya kehilangan karir militer, namun juga mata sebelah kirinya. Kami dikorbankan karena pemerintah mesti menyangkal semua keterlibatan operasi khusus militer ke Timor Leste untuk menghindari ketegangan diplomatik.

    Malam ini Reza akan menerbangkan pesawat kecilnya agar aku dapat terjun dari ketinggian dan masuk dari atas Fasilitas Omega Corp ini. Ponselku bergetar, dan aku melihat nomor penelpon adalah Reza, sudah waktunya dalam hatiku, dia selalu tepat waktu masih seperti yang dulu, mungkin karena kami ex militer. Aku mengangkat ponsel dan menjawab, Halo Reza, kau sudah berada di lapangan terbang? Aku sudah menunggu di Hanggar.

    Kau tahu aku belum pernah terlambat dalam setiap misi saat berada di baret merah.... sahut Reza Hasyim di telpon.

    Aku tersenyum dan menjawab, Ya aku tahu, karena itu aku mengandalkanmu. Aku sudah siap dan jalan menuju ke landasan.

    Kemudian aku menuju ke landasan pacu dan melihat pesawat terbang kecil berwarna putih berjenis twin otter. Pesawat yang dapat membawa aku pada ketinggian yang cukup untuk terjun ke gedung target fasilitas tersebut.

    Mesin Pesawat sudah menyala dan aku membuka pintu kemudian masuk menghampiri Reza lalu berkata, Apa kabar dirimu Za? Kau terlihat cukup prima untuk seorang tua yang sudah kehilangan satu matanya.

    KAU CUKUP GILA UNTUK mempercayai orang tua yang sudah kehilangan satu matanya ini untuk menerbangkan pesawat.... balas Reza.

    Kami saling menjabat tangan, Apa kabar kawan lamaku kataku sambil melihat Reza yang tidak jauh berbeda seperti dulu hanya kerutan di kulitnya yang menandakan umurnya yang sudah menua.

    Aku masih hidup, dan punya penghasilan yang cukup, tapi melihatmu lagi malam ini memakai baju tempur seperti itu membuatku ingin kembali ke militer dan ikut menghancurkan para bedebah itu.... kata Reza lalu diam sejenak sambil mempersiapkan switch pesawat untuk lepas landas. Tidak berapa lama Reza mengatakan, Aku juga akan melakukan hal yang sama jika istri dan anakku dibunuh penjahat berkedok korporasi seperti mereka.

    Aku berkata, Terima kasih, Reza untuk apa yang kau lakukan hari ini, begitu juga saat pemakaman Sari dan Lili, lalu kau juga telah menjaga Hardi pada saat aku masih sedang dalam mati suriku....

    Haha.. tidak usah khawatir mengenai hal itu, setidaknya itulah yang bisa aku lakukan untuk kawan lamaku... jawabnya.

    Pesawat Reza mulai berjalan di landasan dengan kecepatan penuh. Pesawat mulai menanjak dengan kendali dari Reza, tak lama pesawat pun mulai lepas landas lalu mengudara. Sambil memegang kendali pesawat Reza bertanya, Kau siap Zak?

    Ayo kita selesaikan..., jawabku sembari mengokang senapan serbu.

    Pesawat telah mengudara hampir 20 menit pada ketinggian 30000 kaki dan sekarang mendekati gedung target. Aku sudah memakai tas parasut dan sekarang melakukan pengecekan terakhir terhadap perlengkapan yang kubawa. Sambil berdiri dari tempat duduk lalu melihat keluar jendela, aku mengatakan, Stabilkan pesawat, aku bersiap terjun sekarang.

    Reza mengatur pesawat dan melakukan beberapa penyesuaian lalu mengatakan kepadaku, Ok komandan, pesawat berada di ketinggian 30000 kaki, cuaca dalam keadaan mendung, jarak pandang 100 meter ke depan, tapi kau aman untuk terjun!. Aku membuka pintu pesawat yang berada di belakang kokpit kemudian berancang untuk segera terjun. Angin yang dingin dan kuat terus berhembus membuat malam ini semakin menantang untuk misiku.

    Sesaat sebelum aku mulai terjun Reza berkata dari belakang, Hey Zak.... hancurkan para penjahat bedebah itu Aku melihatnya dan senyum tersungging dari diriku lalu melompat keluar pesawat.

    Aku terjun bebas menukik semakin mendekati darat dengan ketinggian yang terus menurun. Berdasarkan penglihatanku saat ini gedung fasilitas tersebut mulai terlihat ke arah barat sehingga aku mengarahkan diriku yang saat ini jatuh ke titik pendaratan yang aku rencanakan. Aku akan menggunakan teknik penerjunan HALO (High Altitude Low Opening), dimana parasut akan dibuka saat aku sudah benar - benar mendekati darat. Aku tidak ingin para penjaga di bawah merasakan kehadiranku, sebisa mungkin mereka tidak boleh menduga aku berada di sana, layaknya hantu. Ketinggian sudah mencapai sekitar 400 meter dari titik pendaratan, Parasutpun akhirnya dibuka. Tekanan udara dari bawah membuat parasut mengembang keatas lalu membuatku melayang. Aku dapat mengarahkan jatuhku menggunakan parasut ke titik x di atas gedung fasilitas Omega Corp ini. Kaki sudah menyentuh atap gedung, aku melihat tidak ada sedikitpun penjagaan di atas. Aku juga berhasil menjatuhkan diriku di bagian blindspot CCTV yang ada di atap tersebut sehingga aku bisa masuk dengan mudah tanpa diketahui.

    Satu hal lagi yang memudahkan kerjaku untuk menyelinap  tanpa terdeteksi sesuai denah yang kupelajari. Gedung ini mempunyai saluran pengeluaran udara dari dalam ke luar yang terletak di atap gedung fasilitas tersebut. Saluran itu tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, memungkinkan untuk pria seukuranku masuk melewati saluran tersebut.

    Misi malam ini masih belum berakhir, sehingga aku tidak akan lengah. Aku bersiaga dengan senjata serbu sebagai senjata utama, mulai mengarahkan jariku ke pelatuk. Secara perlahan aku mendekati CCTV yang ada di atap dan mencoba untuk memasang alat pengganggu elektronik. Tanganku menggapai ke atas dan menghindari arah pandangan CCTV lalu berhasil memasang alat tersebut. Dengan lebih leluasa aku membuka penutup saluran udara dengan obeng. Setelah terbuka, sekarang hanya tinggal berhati hati turun kebawah menggunakan tali yang ku kaitkan pada bagian luar saluran itu lalu masuk mengikuti jalurnya.

    Singkat cerita aku sudah berada di sebuah saluran ventilasi yang mengarah ke bagian penilitan dan percobaan. Aku berhenti sejenak dan mencoba memasangkan bom dalam bentuk kecil namun daya ledak tinggi ke bagian saluran udara. Bom harus di pasang di beberapa tempat untuk menghilangkan jejakku sekaligus menghancurkan fasilitas ini. Sekarang aku harus turun dari saluran udara dan secara hati hati menuju ke bagian server di fasilitas.

    Gedung fasilitas terlihat sepi, instrumen penelitian sepertinya akan ditinggalkan dan sebahagian dibawa ke dalam penyimpanan. Aku melihat beberapa sample darah, zat biologi dan kimia yang berada disana mendeskripsikan banyak percobaan yang telah dilakukan Omega Corp. Di sepanjang jalan menujuke ruang server aku mencoba menanamkan beberapa bom dalam bentuk kecil dengan kekuatan yang sama seperti C4. Tampak juga petugas fasilitas yang lalu lalang terlihat sibuk dengan pemindahan subject eksperimen manusia beserta peralatan yang kemungkinan digunakan untuk melanjutkan proyek mereka walaupun sudah banyak di hentikan di beberapa negara di dunia karena bahaya yang ditimbulkan.

    Aku tetap low profile dan senyap dalam misi ini, menghindari konfrontasi sedapat mungkin, selain infiltrasi ini juga misi penghancuran objek, aku tidak ingin pertunjukan dimulai di waktu – waktu awal.  Aku melihat tujuanku berada di lantai dasar dan ketika akan masuk ke tangga darurat aku melihat subjek yang gagal di ruang penelitian lainnya, mereka sudah terlihat seperti mayat hidup yang buas layaknya hewan menginginkan daging. Entah sudah berapa nyawa yang Omega Corp korbankan untuk keuntungan dan tujuan mereka. Entah sudah berapa penguasa negara yang di kontrol oleh Omega Corp untuk mencapai ambisi akan teknologi senjata dan evolusi manusia yang sangat dipaksakan.

    Tiba – tiba aku mendengar seseorang akan masuk ke dalam koridor di tempatku sekarang berdiri. Dengan cepat aku menghindar, bersembunyi dibalik dinding tak jauh dari ruang penelitian. Orang tersebut ternyata petugas keamanan Omega Corp dan sekarang ia berjalan ke arahku. Tidak ada pilihan lain kataku dalam hati, aku harus menetralkan musuh ini, karena saat ini dia penghalang bagiku untuk menyelesaikan misi. Ketika dia hampir lewat di depanku, dengan bayonet khas pasukan khusus aku memegangnya mulutnya dari belakang, menutup mulutnya lalu menghujam tubuh dan lehernya dengan bayonetku.  Setelah sasaran tersebut dinetralkan aku pun melanjutkan kembali pergerakan ke ruang tujuan untuk mengambil informasi yang bisa digunakan untuk menghentikan Omega Corp, dengan sisa waktu tinggal 20 menit lagi.

    Nyawa manusia merupakan benda yang bisa dibeli, teknologi merupakan tuhan baru yang mereka sembah, mereka akan membayar semua ini.

    Sampai di ruangan eksperimen lainnya, aku melakukan hal yang sama dengan menanam bom kembali, namun kali ini aku merasa ada yang aneh dengan keadaan di lantai tempatku berada. Tak lama aku melihat pegawai dari Fasilitas lari menuju ke luar gedung. Aku tidak mengerti mengapa mereka berlari lalu meninggalkan begitu saja semua peralatan eksperimen dan beberapa subject yang masih tertinggal disini. Aku yakin sepertinya kehadiranku sudah diketahui oleh pihak keamanan gedung, aku berkata, Baiklah, saatnya tanganku menjadi kotor.... kataku sendiri sambil memegang M4A1, mengarahkan moncong senjata kedepan bersiap untuk bertempur.

    Mereka melemparkan gas asap ke arah dimanaku berdiri di koridor. Gas tersebut bertujuan membutakan mata dan sebagai racun untuk melumpuhkan manusia biasa tapi sayangnya aku bukan manusia seperti itu. Sekitar lima lebih individu musuh berada di depanku dan menyerbu dengan mulai menembakkan senjata mereka kearahku. Aku harus menghindar terlebih dahulu dan berlindung dibalik tembok kemudian mengambil granat kejut lalu melemparkan granat kejut tersebut kearah mereka. Petugas keamanan tersebut tidak menyangka apa yang akan kulakukan. Granat kejut meledak pada posisi mereka dengan bunyi yang keras dan cahaya yang menyilaukan memudahkanku melihat bayangan mereka dari kabut gas yang mereka lempar sebelumnya. Disaat mereka sedang bingung akibat granat kejut tadi, aku langsung bergerak dengan memperhitungkan posisi dan jumlah mereka saat terlihat dari pantulan bayangan cahaya. Sambil menuju ke arah para petugas keamanan tersebut, aku menembakkan senjataku secara cepat dan efektif kearah musuh, tembakan ke arah kepala dan dada untuk masing – masing individu. Tak beberapa lama semua musuh bersenjata pun berhasil ku netralkan.

    Tak ada gunanya lagi melanjutkan misi dengan senyap, akupun dengan cepat bergegas menuju ruang server sembari melihat denah pada smartphoneku. Menanam Bom di beberapa tempat lagi dan kembali berlari dengan waktu yang tersisa 12 menit.

    Alarm gedung mendadak berbunyi, dan terdengar suara peringatan dari pengeras suara, Peringatan bahaya, untuk semua personil lab dan petugas yang ada, harap untuk meninggalkan gedung segera, ini bukan latihan.

    Dengan peringatan tersebut aku yakin saat ini pihak kepolisian terdekat juga akan segera datang ke tempat ini sehingga membuat waktu yang tersisa sekarang hanya tinggal 8 menit lagi. Di depan aku dihadang kembali oleh petugas bersenjata Omega Corp dan memberondongku dengan tembakan, namun secara refleks aku menghindar berguling ke tembok lainnya lalu membalas tembakan mereka. Kali ini mereka tidak mengambil resiko untuk mendekatiku sehingga tidak ada pilihan lain aku yang berlari mendekati mereka dengan kecepatanku.

    Aku berhasil menghindari beberapa tembakan namun dua peluru berhasil mengenai bagian dada dan perut. Aku tetap berlari mendekat dan dengan mudah menembak mereka. Peluru yang mengenaiku berkaliber tidak terlalu besar namun dengan baju berbahan kevlar  yang kukenakan sekarang bukanlah masalah. Terlebih lagi, dengan kemampuan penyembuhan tubuhku yang cepat.

    Mendadak aku bertemu dengan seorang petugas lab yang hendak ke luar gedung. Dengan ketakutan dia berkata, Tolong, jangan, aku tidak tahu apa – apa, a..a...aku hanya pegawai biasa disini, kumohon jangan bunuh aku. Aku punya anak dan istri! sambil mengangkat tangannya keatas.

    Aku mengeluarkan Beretta lalu mengarahkannya ke pipi orang tersebut sambil menarik bajunya dengan satu tanganku kemudian berkata, Tentu saja kau tahu semuanya, orang sepertimu ikut bertanggung jawab dalam kejatuhan moralitas.

    Aku tahu, maafkan aku, aku ingin berhenti aku lelah melakukan ini.... jawabnya dengan wajah yang terlihat sangat ketakutan dan pasrah, dia tau bahwa aku juga korban dari apa

    Enjoying the preview?
    Page 1 of 1