Discover millions of ebooks, audiobooks, and so much more with a free trial

Only $11.99/month after trial. Cancel anytime.

Naskah Akademik Pendirian Badan Pengatur Jalan Tol
Naskah Akademik Pendirian Badan Pengatur Jalan Tol
Naskah Akademik Pendirian Badan Pengatur Jalan Tol
Ebook201 pages1 hour

Naskah Akademik Pendirian Badan Pengatur Jalan Tol

Rating: 3.5 out of 5 stars

3.5/5

()

Read preview

About this ebook

In adalah contoh naskah akademik untuk pendirian lembaga baru yaitu Badan Pengatur Jalan Tol yang disusun pada tahun 2004

LanguageBahasa indonesia
PublisherDedy Gunawan
Release dateJan 6, 2019
ISBN9781386310839
Naskah Akademik Pendirian Badan Pengatur Jalan Tol

Related to Naskah Akademik Pendirian Badan Pengatur Jalan Tol

Related ebooks

Human Resources & Personnel Management For You

View More

Reviews for Naskah Akademik Pendirian Badan Pengatur Jalan Tol

Rating: 3.5 out of 5 stars
3.5/5

8 ratings1 review

What did you think?

Tap to rate

Review must be at least 10 words

  • Rating: 5 out of 5 stars
    5/5
    Bagi Yang suka main game / Gamers silahkan bisa coba game di qqharian,net Cukup 1 user id saja anda bisa banyak bermain game.
    Modal perdana kurang beruntung? tenang, kami ganti dgn Bonus Welcome Cashback 100% Dansaat anda regist/daftar jangan lupa masukan kode referal :8FE83FDE
    Utk info lebih lanjut lsg cek ke TKP atau bisa follow IG : kellymagdalena97 yah terima kasih. :)

Book preview

Naskah Akademik Pendirian Badan Pengatur Jalan Tol - Dedy Gunawan

2004

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ I

DAFTAR ISI.................................................................................................................... II

DAFTAR TABEL............................................................................................................. IV

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... V

BAB  1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.3 Lingkup/Batasan Penulisan

1.4 Cara Pendekatan

BAB  2 PENYELENGGARAAN JALAN TOL DI INDONESIA SELAMA INI

2.1 Umum

2.2 Analisis Ekonomi Kegagalan Pasar

2.2.1 Perkembangan Pasokan Jalan Tol di Indonesia

2.2.2 Laju Pasokan Jalan Tol di Indonesia

2.2.3 Kebutuhan Jalan Tol Di Indonesia

2.2.4 Kemampuan Pasokan Untuk Memenuhi Kebutuhan

2.3 Permasalahan Mendasar Investasi Jalan Tol di Indonesia

2.3.1 Masalah Pembiayaan Jalan Tol

2.3.2 Masalah Penanganan/Pengaturan Penyelenggaraan Jalan   Tol

2.4 Permasalahan PT Jasa Marga sebagai Operator dan Regulator

2.5 Rekomendasi Reformasi Kelembagaan Jalan Tol Di Indonesia

BAB  3 PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN JALAN TOL KE   DEPAN DAN MODEL BADAN PENGATUR JALAN TOL

3.1 Dasar Pengembangan

3.1.1 Paradigma Baru Pengembangan Infrastruktur Indonesia

3.1.2 Reposisi Peran Pemerintah

3.1.3 Desentralisasi Sebagai Pilihan

3.1.4 Kesinambungan Lingkungan Hidup

3.1.5 Partisipasi Swasta

3.1.6 Model Penyelenggaraan Jalan Tol Kedepan

3.2 Pelajaran Dari Pengalaman Internasional

3.3 Badan Pengatur Jalan Tol di Malaysia : MHA

3.4 Contoh Kasus Indonesia : BP Migas

3.5 Badan Administrasi Kontrak Baru : BPJT

3.5.1 Amanah UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

3.5.2 Kesepakatan Final Workshop Tentang Pengaturan Institusional Sektor Jalan Tol Di Jakarta Tanggal 8 September 2003

3.5.3 Kesepakatan Forum Diskusi Pengaturan Jalan Tol Di Jakarta Tanggal 27 Oktober 2004

3.5.4 Pendekatan Pasar Untuk Model BPJT

3.5.5 Bentuk Dukungan Pemerintah

BAB  4 PERAN DAN KEWENANGAN BPJT

4.1 Umum

4.2 Fungsi Teknis

4.3 Fungsi Adminitrasi Kontrak

4.4 Fungsi Pengaturan Dalam Kontrak

4.5 Fungsi Fasilitator

4.6 Fungsi Penyelesaian Perselisihan

4.7 Keterlibatan Pemerintah Daerah

BAB  5 ORGANISASI BPJT

5.1 Struktur Organisasi BPJT

5.2 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi, Fungsi Pokok Divisi

BAB  6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan

6.2 Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ i

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Panjang Jalan Tol  Di Beberapa Negara Asia dan Asean (2002)

Tabel 2.2   Jalan Tol Yang Telah Beroperasi

Tabel 2.3  .............................................................Laju Pasokan Jalan Tol di Indonesia

Tabel 2.4  Proyek Jalan Tol Yang Diambil Alih Oleh PT Jasa Marga Pada Tahun 2001

Tabel 2.5  Proyek Jalan Tol Yang Dilanjutkan Katagori A1  (Dibangun Pada 2002-2004)

Tabel 2.6  Proyek Jalan Tol Yang Dilanjutkan Katagori A2  (Proses Finalisasi Investasi Dan Dibangun Pada Tahun 2004)

Tabel 2.7  Jalan Tol yang Diusulkan oleh Pemerintah Daerah Katagori B  (Atas Dasar Usulan Pemda)

Tabel 2.8  Usulan Proyek Jalan Tol Baru

Tabel 2.9  Daftar Proyek Jalan Tol Prioritas 1, 2 dan 3

Tabel 2.10  Program Pembangunan Jalan Tol Tahun 2005 - 2009

Tabel 2.11  Kebutuhan Jalan Tol di Indonesia

Tabel 2.12  Perkiraan Biaya Investasi Infrastruktur di Indonesia  (2005 – 2009)

Tabel 2.13  Rekomendasi Reformasi Kelembagaan Jalan tol Di Indonesia

Tabel 3.1  Ringkasan Kewenangan Lainnya Yang Terkait antara Pemerintah Pusat   dan Propinsi Khusus Bidang Pekerjaan Umum Dalam Pengelolaan   Infrastruktur Menurut PP No 25/2000

Tabel 3.2  Indikator Pembangunan Jalan Tol Di Beberapa Negara Berdasarkan Keekonomiannya

Tabel 3.3  Bentuk Umum dan Ciri-ciri Kontrak Konsesi

Tabel 3.4  Struktur Kontrak Konsesi Proyek Jalan Tol Di Beberapa Negara

Tabel 3.5  Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan Jalan Tol

Tabel 3.6  Perubahan Pola Pikir Dalam Penyelenggaraan Jalan Tol Kedepan

Tabel 3.7  Visi dan Misi untuk BPJT Dibandingkan dengan Jasa Marga

Tabel 3.8  Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Model BPJT

Tabel 3.9  Anggota Dewan BPJT dan Kertelibatannya Masing-Masing Dalam BPJT

Tabel 3.10  Keuntungan dan Kerugian Adanya Dukungan Pemerintah dalam  Pembangunan Jalan Tol

Tabel 4.1  Siklus Pengembangan Jalan Tol

Tabel 5.1  Hirarki Jabatan BPJT Dibedakan Dengan Jabatan Struktural Departemen

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1  Diagram Alir Cara Pendekatan Penulisan

Gambar 2.1  ................................................................Pertumbuhan Panjang Jalan Tol

Gambar 2.2  ......................Kemampuan Pasokan dan Rencana Kebutuhan Jalan Tol

Gambar 2.3  Bentuk Badan Otorita Jalan Tol

Gambar 3.1  ....................................Skema Pemisahan Fungsi Regulator Jasa Marga

Gambar 3.2  .Sasaran Pengembangan Model Penyelenggaraan Jalan Tol Kedepan

Gambar 3.3  ........................................Diagram Penyelenggaraan Jalan Tol Kedepan

Gambar 3.4  ...........................................Struktur Organisasi Kementrian Kerja Raya (Ministry of Works) Malaysia

Gambar 3.5  ...Perbedaan Status dan Tanggung Jawab MHA dengan Departemen   Pekerjaan Umum (Public Works Department) dalam Kementrian   Kerja Raya (Ministry of Works) Malaysia

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Malaysian Highway Authority

Gambar 3.7  ...............Diagram Fungsi dan Peran Penyelenggara Jalan Tol  Dalam   UU RI No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

Gambar 3.8 Proses Perubahan Pola Pikir Penyelenggaran Jalan Tol Kedepan

Gambar 3.9  ...............Strategi Implementasi Program Pembangunan Jalan Tol Dalam Berbagai Modaliti

Gambar 3.10......Strategi Implementasi Program 1.500 km Jalan Tol (2005 – 2009)

Gambar 3.11...............Model Struktur Organisasi BPJT -1  (Dewan BPJT sebagai Unit Pembuat Keputusan)

Gambar 3.12...............Model Struktur Organisasi BPJT – 2  (Dewan BPJT sebagai Unit Pengawasan)

Gambar 4.1 Fungsi Teknis BPJT Dalam Proses Pengambilan Keputusan  Penetapan Ruas Jalan Tol

Gambar 5.1 Struktur Organisasi BPJT

Gambar 6.1 Struktur Organisasi BPJT

BAB  1    PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Undang-Undang tentang Jalan yang baru, dan merupakan Amandemen Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan telah mendapatkan pengesahan pada rapat paripurna DPR RI tanggal 29 September 2004 dan selanjutnya telah pula ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia  pada tanggal 18 Oktober 2004.

Dengan ditetapkannya UU No. 38  Tahun 2004 tentang Jalan ini, maka pada saat Undang-Undang ini mulai dinyatakan berlaku, Undang-Udang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3186) dinyatakan tidak berlaku lagi.

Perubahan yang sangat signifikan yang terdapat pada UU Jalan yang baru ini adalah terwujudnya peraturan perundang-undangan tentang Jalan yang sesuai dengan tuntutan paradigma reformasi penyelenggaraan jalan di Indonesia. Perubahan karakteristik UU Jalan yang lama (UU 13/1980) dan yang baru ini adalah sebagai berikut :

UU Nomor 13 Tahun 1980 memiliki karakteristik : Sentralistik dalam hal kewenangan penyelenggaraan jalan termasuk jalan tol, bersifat monopolistik serta belum adanya pengaturan peran-serta masyarakat dan sektor swasta.

Amandemen UU 13/1980 atau UU-RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan yang baru ini memiliki karakteristik : Desentralistik, kewenangan penyelenggaraan Jalan Tol telah melibatkan Pemerintah Daerah, tidak monopolistik yaitu dengan adanya pemisahan regulasi dan operasi serta telah adanya pengaturan peran-serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan Jalan Tol.

Pada Undang-Undang Jalan yang baru ini telah pula diakomodasi berbagai tuntutan sehubungan dengan perkembangan lingkungan strategis, yaitu : 1) Keterbukaan dalam perdagangan dan investasi; 2) Demokratisasi; 3) Otonomi Daerah; 4) Peran masyarakat dan swasta; serta 5) Akuntabilitas.

Dibidang penyelenggaraan Jalan Tol, perubahan ini sangat melegakan dan diharapkan akan dapat memperlancar dan meningkatkan pembangunan Jalan Tol dimasa datang, karena dengan perubahan tersebut berbagai kendala utama penyelenggaraan Jalan Tol telah dapat diatasi dan rantai birokrasi telah dapat diperpendek. Perubahan ini antara lain adalah   (UU RI No. 38 Tahun 2004):

a)  Undang-Undang ini mengamanahkan adanya satu Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang akan menggantikan fungsi Regulator yang selama ini dilakukan oleh Jasa Marga. BPJT dibentuk oleh Menteri, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Pembentukan BPJT ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak berlakunya UU Jalan yang baru ini (Pasal 45, Pasal 50 dan Pasal 66);

b)  Tarif tol ditetapkan pemberlakuannya bersamaan dengan penetapan penggunaan jalan tersebut sebagai jalan tol. Evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali dan pemberlakuan tarif tol awal dan penyesuaiannya ditetapkan oleh Menteri (Pasal 48);

c)  Pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol dilaksanakan oleh Pemerintah dan dapat menggunakan dana yang berasal dari Pemerintah dan/atau Badan Usaha (Pasal 61).

Selanjutnya Undang-Undang tentang Jalan yang baru ini perlu ditindak lanjuti dengan pembuatan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Jalan dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Jalan Tol. Sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang, maka dalam jangka waktu satu tahun semenjak diundangkannya UU tentang Jalan ini, maka kedua Peraturan Pemerintah tersebut harus pula dapat berlaku secara efektif.

Sejalan dengan penyelesaian kedua Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Jalan dan tentang Jalan Tol tersebut, maka persiapan pembentukkan Badan Pengatur Jalan Tol secara paralel harus pula dapat disiapkan secara final. Hal ini berarti bahwa konsep pembentukan BPJT  ini seyogyanya telah pula dapat dirampungkan secara lebih awal dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya agar dapat diakomodasi dalam RPP dimaksud. Naskah Akademis Badan Pengatur Jalan Tol ini dibuat dengan maksud utama untuk memberikan konsep pembentukan BPJT tersebut.

1.2  Maksud Dan Tujuan

SEBAGAIMANA TELAH DITULISKAN diatas, maksud utama yang merupakan tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk memberikan konsep/rumusan pembentukan BPJT yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Jalan Tol, pembentukan Organisasi BPJT dan rekrutmen personil kunci.

Adapun secara lebih khusus tujuan dari penulisan ini adalah untuk :

a)  melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan Jalan Tol serta praktek bisnis investasinya di Indonesia selama ini;

b)  mencari alternatif  model penyelenggaran Jalan Tol yang dapat diterapkan di Indonesia kedepan;

c)  memberikan rekomendasi alternatif model BPJT yang terbaik untuk diterapkan di Indonesia dan penyiapan perangkat organisasinya secara bertahap;

d)  merumuskan peran dan fungsi BPJT, sedemikian rupa agar memiliki efektifitas sebagai Badan Tunggal Pengembangan Jalan Tol (Key

Enjoying the preview?
Page 1 of 1