L Factor
Oleh Mohamad Risat
()
Tentang eBuku ini
L (Love) Factor adalah faktor penentu kebahagiaan juga keberhasilan. Dengan menggunakan pendekatan psikologi dan spiritual (lintas agama) buku ini mengajak Anda untuk menjalani hidup yang menyenangkan juga sangat efektif dalam mewujudkan apapun yang Anda dambakan. Tanpa ini (faktor cinta) semuanya akan terasa sulit dan memberatkan.
L Factor akan membebaskan Anda dari menjalani hidup yang diperbudak oleh reward and punishment, yang hanya berorientasi pada hasil namun mengabaikan prosesnya. Kita bukan anak kecil lagi yang melakukan sesuatu hanya karena ingin hadiah dan takut dihukum. Kita adalah manusia bebas yang memiliki waktu terbatas. Hidup terlalu berharga untuk diberikan pada kekuatan selain cinta.
Cinta bukanlah persoalan sederhana yang sempit. Cinta adalah yang terpenting dan meliputi seluruh sendi-sendi kehidupan. Bahkan, tanpa cinta ibadah pun menjadi bersyarat, yang hanya digerakkan oleh inginkan surga dan takutkan neraka saja. Walau demikian, buku ini tidak bertabur ayat dan omongan folosofis. Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan indah. Ditulis dengan semangat cinta.
"Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam."
– Jalaluddin Rumi
Baca buku lainnya dari Mohamad Risat
Semua Akan Pindah Pada Waktunya Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Mind Heart Connection Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Hati Yang Purnama Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Setelah Usai Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Surat Untuk Adinda Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5
Terkait dengan L Factor
E-book terkait
Melodi Pelangi Rasa Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianGadis Bercadar ...The Veiled Girl Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Terlalu Luka Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Natasha Istriku, Selingkuh Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5R[a]indu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSajak Sang Pencari Inspirasi Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Jentik Jen(T)aka Cinta Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Penghianatan (Buku #3 Dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Cyan Magenta Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianGajah Mada: Cinta Dua Dunia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Twisi Diary: Puisi-puisi twitter Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Untuk Semua kehidupan dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPenasihat Rahasia Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMy Friend's Wife: Larasati: Seri Selingkuh dengan Istri Teman Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Di Jalan Spiritualitas dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianGadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Bintang Kejora Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTarian Kelopak Rindu Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Aku Anak yang Menyimpan Tanya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianHapsari Istriku, Selingkuh Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Dunia Yang Hancur Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Gairah Suster Riska Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digoyang Airin Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Rindu yang Memanggil Pulang Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Diary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digoda Istri Teman Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Tidak Ada Yang Bisa Lolos Dari Takdir Anda Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianKumpulan Artikel Motivasi dan Spiritualitas Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Selingkuh Undercover: Lurah Jasmine Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Muslimat NU: Buku Antologi Al-Mad Al-Badiu - Cerita Indah Muslimat Nahdatul U'lama Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaian
Ulasan untuk L Factor
0 rating0 ulasan
Pratinjau buku
L Factor - Mohamad Risat
Kata Pengantar
Alkisah, di sebuah kerajaan yang masa kejayaannya sudah mulai memudar, baginda raja gelisah memikirkan bagaimana caranya mengembalikan masa keemasan negara yang dipimpinnya tersebut seperti di era ayahnya dulu.
Walau masukan dari penasihatnya sudah dilaksanakan namun kondisinya tidak juga membaik, malah semakin memburuk. Pendapatan pajak yang dihimpun dari masyarakat untuk kepentingan bersama terus menurun, tingkat kepercayaan rakyat terhadap penguasa pun sama, menurun. Tidak hanya menurun, mereka juga mulai berani mengkritik raja secara terbuka di keramaian. Kondisi seperti ini (mengkritik raja) tidak pernah terjadi sebelumnya.
Terpikir olehnya untuk mendengar masukan dari rakyatnya yang diharapkan bisa memberi pendapat yang netral dan sesuai fakta. Bukan yang sekadar ingin menyenangkan hatinya saja. Raja penasaran sebenarnya faktor apa yang menyebabkan kondisi ini terjadi.
Kali ini dia tidak meminta masukan dari penasihatnya tentang siapa orang yang dipilih dari rakyatnya untuk dimintai pendapat. Raja akan melakukan penyamaran, berpakaian seperti rakyat kebanyakan supaya tidak dikenali. Dia akan pergi diam-diam sendirian untuk menemui bebrapa orang dan mendengar keluh kesahnya. Berharap faktor penyebab kemunduran kerajaan nya bisa ditemukan.
Sudah beberapa orang ditemui, rupanya mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi. Saya nggak tau ya faktor apa. Saya gak peduli. Raja juga gak peduli sama kami rakyatnya.
Begitu kata salah seorang diantaranya. Mendengar isi hati mereka, kini raja yang menyamar menjadi tahu apa yang dipikirkan rakyatnya tentang dia. Tidak seperti kata orang-orang di istana yang selalu mengatakan bahwa seluruh rakyat sangat mencintainya. Tidak seperti itu ternyata.
Langkah raja yang menyamar terhenti ketika melihat seekor kuda hitam yang sangat menawan berada di bawah pohon besar. Rupanya pemilik kuda tersebut sedang beristirahat di dekatnya, ia duduk di atas sebuah batu besar yang letaknya tidak jauh dari pohon tersebut. Seorang kakek yang janggut panjangnya sudah memutih.
Kuda yang sangat indah.
Kata raja yang menyamar sambil melangkah menghampiri si kakek.
Eh, iya... Ragnar namanya.
Jawab si kakek sambil menoleh. Sepertinya ia terkejut mendengar suara baginda yang datang tiba-tiba.
Maaf, Anda mendapatkan kuda ini darimana? Saya belum pernah melihat kuda segagah ini selain di kerajaan.
Tanyanya penasaran.
Ini memang kuda dari kerajaan pemberian baginda raja penguasa kerajaan sebelumnya. Dulu saya bekerja di sana mengurusi kuda-kuda miliknya. Kuda ini adalah yang terbaik dari semua kuda yang saya rawat.
Jawabnya bersemangat.
Lalu bagaimana ceritanya kuda ini bisa menjadi milik Anda?
selidik raja yang menyamar.
Jawabnya, Ketika saya akan pensiun karena sudah terlalu tua untuk pekerjaan mengurus kuda, baginda bertanya mana kuda terbaik menurut saya. Saya menjawab kuda inilah yang terbaik. Lalu beliau berkata, ambilah kuda itu untukmu sebagai hadiah dariku karena sudah bekerja dengan baik selama ini.
Beliau seorang raja yang baik ya?
Kata raja yang menyamar takjub.
Ya, dia seorang raja yang baik dan bijaksana, sangat menyayangi kami rakyatnya. Dia sering keliling kampung diam-diam untuk memastikan tidak ada penduduk yang kelaparan. Dia pasti membantu siapa pun yang kesusahan. Dia memimpin dengan cinta, makanya kami mencintainya.
Bagitu tutur si kakek lalu pamit pergi menunggangi si Ragnar.
Senja terlihat terang warnanya kekuningan. Raja yang menyamar itu kini menemukan jawaban dari semua persoalan yang tengah dihadapinya. Faktor yang bisa mengembalikan kejayaan kerajaan seperti ketika dipimpin oleh ayahnya dulu telah ditemukan. Faktor cinta!
L Factor (Love Factor) adalah faktor cinta yang memiliki keajaibannya tersendiri. Faktor cinta adalah faktor penentu keberhasilan dan kebahagiaan. Dengan menggunakan faktor cinta Anda akan mendapatkan kehidupan yang menakjubkan penuh dengan kejutan menyenangkan. Hidup akan jauh lebih mudah dan indah dengan adanya cinta.
Faktor cinta memberhasilkan semua aspek kehidupan, dari mulai karier, bisnis, hobi, relasi, hingga spiritual. Tak perlu diragukan lagi, faktor cintalah satu-satunya yang bisa membuat hidup kita menjadi manis.
Seorang ulama sufi, Shaykh Muhammad Nazim Adil (1922 – 2014) dari Siprus Turki, yang juga keturunan dari Nabi Muhammad saw, melalui dua ulama besar dunia, Shayk Abdul Qadir al Jilani dan Mawlana Jalaluddin Rumi, memberikan nasihat cinta kepada murid-muridnya:
Bagaimanakah cara menjadikan kehidupan manusia berasa manis? Rasa manis berasal dari cinta. Semakin banyak cinta kalian gunakan dalam kehidupanmu, semakin manis lah rasanya. Apabila kalian tidak menggunakannya, kehidupan kalian akan susah dan kasar. Susah maksudnya hambar dan sulit. Akan sepeti kayu dan tidak memiliki rasa. Seseorang yang tidak pernah merasakan cinta adalah seperti kayu kering.
Ketika cinta melingkupi alam, alam menghijau dan berwarna. Cinta mengalir melalui bunga-bunga, juga melalui buah-buahan. Ketika cinta menghinggapi keduanya di musim semi, mereka tertawa. Jadi ketika mereka mengambil cinta, mereka juga mengembalikan cinta. Karenanya manusia bergegas menuju kehijauan alam, untuk melihat dan menciumnya.
Alam mencurahkan manusia cinta dan manusia mencurahkan cinta kepada alam. Mereka mengambil cinta ini dari Sang Pencipta. Dia mencurahkan kasih sayang ilahinya kepada alam dan alam memberikannya kepada kalian dan kalian senang mendapatkannya.
Kalian adalah makhluk yang paling penting. Kalian harus menghormati cinta ilahi dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Kalian harus dapat mencurahkan cinta kepada lingkungan kalian. Segala sesuatu sekeliling kalian mengharapkan cinta kalian.
Manusia adalah perwakilan cinta ilahi yang terpenting. Kalian harus menjadi sumber cinta, atau mata air cinta, atau keran-keran cinta, atau sungai-sungai cinta, atau samudera-samudera cinta, atau lautan-lautan cinta. Dapatkah seseorang menjadi samudera cinta? Mengapa tidak?
Mari kita tapaki level kehidupan kita berikutnya dengan menggunakan faktor cinta. Karena cinta adalah keajaiban dan energi baik yang powerful. Seperti yang pernah dikatakan oleh ayah Jalaluddin Rumi, Mawlana Baha’ ad-Din, Ciptaan Tuhan yang paling efektif dan kuat adalah Cinta!
Penghubung Jiwa-Jiwa Yang Terpisah
Di kota ini waktu bisa diputar ulang. Tidak seperti di kota-kota lain pada umumnya dimana waktu terus berjalan konsisten dan tak pernah bisa diajak kompromi, apalagi diputar ulang. Kesamaannya hanyalah sama-sama waktu tak bisa dihentikan. Waktu harus tetap bergerak, baik bergerak maju maupun bergerak mundur. Karena waktu sejatinya adalah kehidupan yang mau tidak mau harus tetap bergerak. Menghentikan waktu sama dengan menghentikan kehidupan. Di kota ini setiap orang punya kendali pada waktu. Apakah tetap bergerak ke masa depan seperti biasanya, atau bergerak mundur mengulang yang sudah berlalu.
Anehnya penduduk kota ini tidak tertarik untuk mengulang waktu. Mereka lebih senang membiarkan waktu bergulir normal seperti biasanya. Bukan bererti mereka belum pernah mengulang waktu, hanya saja mereka selalu menemukan kenyataan bahwa hidup lebih baik jika tetap bergulir apa adanya. Kalaupun ada yang tetap melakukannya (mengulang waktu), mereka adalah orang-orang yang tidak pernah merenung.
Wanita bermata indah itu tak percaya jika suaminya tega berbuat seperti itu. Kalau hanya kebiasaannya yang suka mabuk-mabukkan, mungkin ia masih tahan. Tapi ini sudah keterlaluan, tega-teganya ia pulang membawa perempuan lain ke rumah dan bermesraan di depan matanya. Walaupun dalam keadaan setengah sadar karena mabuk, tetap saja itu menyakitkan. Andai aku tak memutar waktu.
Desahnya.
Mata indahnya kini basah berlinang air mata. Ia teringat nasihat temannya dulu, Sudahlah relakan saja dia pergi. Mungkin dia tidak baik untukmu.
Ia juga teringat kata-kata perpisahan dari mantannya yang kini menjadi suaminya, Aku mohon kamu bisa menerima perpisahan ini. Aku sudah memutuskan untuk menikah dengan perempuan pilihan orangtuaku. Aku ingin membahagiakan mereka.
Setahun sudah berlalu sejak perpisahan itu, namun ia belum bisa merelakan kekasihnya pergi dan menikah dengan wanita lain. Ia masih begitu sangat mencintainya. Ia inginkan laki-laki itu yang menjadi suaminya. Diputarlah waktu miliknya kembali ke masa lalu, ke masa dimana ia masih bersama pujaan hatinya, lalu cepat-cepat menikah sebelum orang tuanya menjodohkannya. Wanita bermata indah itu sedang membuat takdirnya sendiri. Membangun kehidupan yang diyakini akan indah, seindah matanya. Namun nyatanya...
Dalam dimensi waktu yang normal, perempuan itu tidak memutar ulang waktunya, ia merelakan kepergian lelaki yang sangat dicintainya untuk menikah dengan pilihan ibunya. Ia tetap melanjutkan hidupnya seperti yang sudah digariskan Tuhan. Tidak lama kemudian ia dipertemukan dengan seorang laki-laki baik dan menikah dengannya. Mereka hidup bahagia menyusuri waktu yang mengalir.
Saat menulis bab ini saya dihubungi oleh orang kantor mengabarkan bahwa salah satu karyawan kami mengundurkan diri terhitung akhir bulan ini. Terbayang di pikiran saya proyek-proyek training yang sudah terjadwal untuk dua bulan ke depan, dimana dia terlibat di dalamnya. Lalu siapa yang menggantikan posisinya. Tak mudah dalam waktu singkat kami bisa mendapatkan orang yang punya kemampuan sama. Harus dilatih terlebih dahulu, dan itu memerlukan waktu lama.
Kalau saja saya bisa mengulang waktu ke saat dia melamar dulu, pasti tidak akan saya terima. Buat apa menerima karyawan yang sudah kami didik lama-lama, lalu setelah mahir ia pindah ke perusahaan kompetitor.
Menyadari itu adalah lintasan pikiran negatif yang bersumber dari ego, saya segera istighfar, meminta maaf pada Tuhan karena sudah berburuk sangka pada kejadian ini. Sejujurnya dia adalah karyawan yang baik. Penolong, rajin dan mau belajar. Banyak sekali jasa-jasanya pada perusahaan. Kami (saya khususnya), sangat menyayangi dia dan sudah menganggapnya sebagai anak sendiri.
Kini saya melihat dengan sudut pandang yang berbeda, bahwa apa yang terjadi ini adalah yang terbaik dari-Nya. Tuhan pasti punya rencana lain yang indah, baik untuk perusahaan kami ataupun bagi anak
saya itu. Saya berharap semoga ia sukses di perusahaannya yang baru seperti yang pernah saya nasihatkan padanya, Hidup adalah pilihan, tentukan pilihanmu dan tekuni sampai berhasil.
Kini ia sudah memilih untuk mengembangkan diri, di tempat lain.
Kalaupun bisa, saya