Discover millions of ebooks, audiobooks, and so much more with a free trial

Only $11.99/month after trial. Cancel anytime.

Setelah Usai
Setelah Usai
Setelah Usai
Ebook138 pages2 hours

Setelah Usai

Rating: 5 out of 5 stars

5/5

()

Read preview

About this ebook

Setelah usai, setelah kehidupan menyudutkan kita pada realita yang harus kita terima, maka keputusan harus diambil. Apakah membiarkan hidup berjalan apa adanya seperti yang sudah-sudah, atau melakukan sesuatu yang berbeda. Bukan hanya berbeda namun juga terencana dengan baik untuk memperbaiki keadaan.

Apa yang sudah terjadi di hidup Anda bukanlah akhir dari segalanya, itu hanya awal dari kehidupan yang baru. Masa depan masih membentang, masih ada kesempatan untuk memperbaiki hidup. Yang sudah terjadi bukan untuk disesali atau disalahkan, yang sudah terjadi hanyalah serangkaian hikmah dan pelajaran hidup.

 

Apakah Anda masih muda atau sudah tidak muda lagi, tak masalah. Umur hanyalah hitungan bukan tolok ukur keberhasilan apalagi kebahagiaan. Mari kita jalani sisa hidup kita dengan bersahaja bukan berlaga seperti raja. Jangan menjalani hidup berdasarkan ekspektasi yang tidak realistis, apalagi berdasarkan ekspektasi orang lain. Semakin tidak realistis.

 

Buku sederhana ini terdiri dari 3 bagian penting sebagai panduan Anda untuk menjalani hidup yang bersahaja dan bahagia. Bagian pertama, hal-hal yang harus disiapkan dan dilakukan setelah usai. Bagian kedua, cara menyikapi masa lalu, masa kini, dan masa depan supaya mental tetap sehat. Bagian ketiga, rahasia hidup bahagia dan panjang umur.

LanguageBahasa indonesia
Release dateJul 10, 2022
ISBN9798201828073
Setelah Usai

Read more from Mohamad Risat

Related to Setelah Usai

Related ebooks

Self-Improvement For You

View More

Reviews for Setelah Usai

Rating: 5 out of 5 stars
5/5

1 rating1 review

What did you think?

Tap to rate

Review must be at least 10 words

  • Rating: 5 out of 5 stars
    5/5
    Buku yang bagus untuk dibaca saat mental sedang turun. Thanks author

Book preview

Setelah Usai - Mohamad Risat

Prakata

Dalam bukunya yang berjudul Sapiens, Yuval Noah Harari merunut sejarah peradaban manusia secara menyeluruh. Keberadaan manusia di muka bumi ini telah melalui proses yang sangat panjang dan ajaib. "Sapiens mengulas persoalan-persoalan terbesar dalam sejarah dan dunia modern, dengan kata-kata yang kuat dan menancap dalam benak." Begitu kata Jared Diamond, penulis Guns, Germs & Steel peraih Hadiah Pulitzer tentang buku yang juga diapresiasi oleh Barack Obama dan Bill Gates ini.

Keberadaan kita sebagai individu sama saja dengan sejarah keberadaan umat manusia sejak awal penciptaan (seperti yang diurai dalam Sapiens). Sebuah proses dari tidak ada menjadi ada, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham. Sama seperti peradaban umat manusia secara keseluruhan, proses kita melintasi aliran waktu atau yang biasa disebut sebagai hidup juga menemukan banyak persoalan. Ada yang bisa dihadapi, juga ada yang dihindari. Ada kalanya menang, ada kalanya kalah.

Tidak hanya menemukan persoalan, kita juga mengalami perubahan-perubahan yang sifatnya alamiah. Mulai dari masa kanak-kanak yang senang bermain, lalu mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan formal, selanjutnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, hingga tiba waktunya menikah dan berkeluarga.

Persoalan-persoalan yang umum terjadi pada generasi kita saat ini adalah, di PHK dari pekerjaan, bisnis yang gagal hingga mengalami kebangkrutan, dipenjara karena melakukan perbuatan melanggar hukum, pernikahan yang tidak berjalan mulus hingga akhirnya harus bercerai, ditinggalkan oleh orang yang disayangi, dicampakkan oleh orang yang dicintai, dililit utang, dan persoalan-persoalan hidup lainnya.

Perubahan yang sifatnya alamiah pun bisa menyulitkan seseorang yang belum siap menghadapinya. Misalnya, seorang pekerja yang sudah memasuki masa pensiun bingung dan gelisah, ia merasa sudah tidak dibutuhkan lagi dan harus menerima kenyataan bahwa dirinya sudah tua, tinggal menunggu ajal. Setelah usai berbakti pada perusahaan, setelah pensiun, apa yang akan dilakukan?

Saya sendiri sering diminta untuk memberikan motivasi bagi karyawan yang akan memasuki masa pensiun. Dalam program MPP (Masa Persiapan Pensiun) peserta diberi pelatihan tentang mengelola keuangan, cara membangun usaha, menjaga kesehatan tubuh, termasuk penguatan mental yang menjadi bagian saya. Bentuk perhatian perusahaan kepada karyawannya ini sebagai bukti bahwa memasuki masa pensiun adalah bukan persoalan mudah. Harus dipersiapkan dengan baik.

Menata ulang hidup bukan hanya karena dipaksa oleh keadaan atau karena berpindah fase hidup (seperti pensiun) saja, juga karena munculnya kesadaran bahwa hidup yang selama ini dijalani harus diubah supaya bisa mencapai keadaan yang lebih baik. Mungkin juga karena merasa langkah hidup selama ini salah sehingga harus diperbaiki. Pada wilayah agama perubahan atau perpindahan kesadaran ini biasa disebut sebagai hijrah.

Soal menata ulang hidup, Khalil Gibran mengingatkan, Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta. Sejalan dengan pemikiran Sang Pujangga tersebut, buku ini pun menekankan pada empat aspek penting dalam memulai hidup baru yaitu, hasrat, pengetahuan, pelajaran, dan cinta.

Setelah usai melalui masa sulit, setelah usai berbakti dan harus pensiun, setelah usai menjalani hidup yang keliru, apa yang harus dilakukan? Banyak pertanyaan yang akan terjawab dalam buku ini. Namun terlebih dahulu Anda harus menjawab pertanyaan penting ini: "Apakah Anda siap untuk melanjutkan hidup? Hidup seperti apa? Hidup yang biasa-biasa saja seperti yang sudah-sudah, atau hidup yang bermakna?

Realita Hidup

Celine namaku. Seorang perempuan yang pada awalnya menduga adalah seorang anak yang beruntung, aku memiliki orang tua yang nyaris sempurna, mereka adalah malaikat tak bersayap buatku. Ibu adalah seorang wanita karier yang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya saat melahirkan aku. Pada suatu kesempatan aku pernah bertanya kenapa berhenti kerja bukankah masih bisa tetap bekerja sambil membesarkan aku seperti orang-orang. Tak ada yang lebih penting dari kamu dan ayah, Celine. Jawabnya singkat.

Ibu orangnya memang pendiam. Aku sering memergoki ibu sedang melamun, tatapan matanya kosong seperti sedang memikirkan sesuatu, entah apa itu. Kesimpulanku, memang itu sudah menjadi kebiasaannya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Lagi pula hubungan ibu dengan ayah baik-baik aja kok. Malah hampir nggak pernah bertengkar. Ya, kalau sedikit beda pendapat pernah lah. Hubungan ibu dengan orang-orang terdekat lainnya juga baik-baik saja. Oya, ibu adalah orang perfeksionis. Tidak heran kalau rumah selalu terlihat bersih dan rapi.

Nah, sekarang aku ingin bercerita tentang ayah terbaik di dunia. Ayah adalah seorang pengusaha yang berkantor di rumah, hanya kalau ada pekerjaan saja ayah pergi. Kalau proyeknya ada di luar kota biasa beliau menginap beberapa malam, tetapi kalau pekerjaannya di Jakarta dan sekitarnya, pasti pulang. Ayah bukan tipe pekerja yang ngotot hingga lupa waktu.

Alhamdulillah pekerjaan ayah ini bisa untuk membiayai kuliah kamu dan bisa memenuhi kebutuhan hidup kita. Buat ayah ini sudah lebih dari cukup. Begitu katanya. Ayah selalu mengajarkan aku tentang menjalani hidup sederhana dan rasa syukur.

Ayah sangat menyayangiku. Kata-katanya lembut, tak pernah membentak. Ayah selalu punya cara untuk membuatku bahagia. Pernah pada saat aku ulang tahun yang ke tujuh belas, jam dua belas malam lebih ayah datang bersama seseorang yang membuat aku kaget sekaligus senang banget. Orang itu adalah penulis novel favoritku. Entah bagaimana cara ayah membujuknya, mau-maunya dia menemui penggemarnya sambil membawa kue ulang tahun dan menyanyikanHappy Birthday!.

Ayah memang tau betul apa yang bisa membuatku bahagia. Aku selalu berpikir, kelak kalau aku menikah pengen punya suami seperti ayah. Lelaki yang perhatian dan lembut.

Hari itu, seminggu menjelang pernikahanku, selepas salat magrib, ibu masuk ke dalam kamarku dengan ekspresi yang tidak seperti biasanya. Wajahnya yang masih terlihat cantik tampak murung seperti sedang menahan tangis. Tak lama kemudian ibu memelukku erat lalu tangisnya pecah tak tertahankan. Situasi itu membuatku kaget dan bingung. Berulang kali aku bertanya, Ada apa buuk? Ibu tak menjawab, malah tangisnya semakin menjadi-jadi. Dalam hati aku menduga mungkin ibu tidak mau kehilangan aku anak satu-satunya yang akan segera pergi meninggalkan rumah dibawa oleh suaminya.

Setelah tangisnya mereda, dengan suara bergetar ibu berkata, Celine, maafkan ibu ya... Ibu mau terus terang sama kamu. Ibu rasa sekaranglah waktunya.

Iya bu, apa yang mau ibu sampein ke Celine? kataku sambil berusaha tenang, walau hati ini mulai berdebar.

Puluhan tahun ibu menyimpan rahasia ini ke kamu dan ayah. Selama itu juga hati ibu gelisah tak pernah tenteram. Dosa ibu tak termaafkan nak, kembali ibu tak bisa menahan diri, tangisnya kembali menjadi. Aku pun tak berkata apa-apa. Hanya diam.

Naak... Sebenarnya, kamu bukan anak ayah. Ayah kamu yang sebenarnya adalah...

Sudah bu nggak usah dilanjutin, aku nggak mau denger... Ibu tega sama aku, tega sama ayaaah! Teriakku saat itu.

Itulah kenyataan hidupku. Sekarang ibu sudah tiada, ayah juga. Hingga saat ini aku tidak tahu siapa sebenarnya ayahku. Aku memang melarang ibu untuk mengatakannya. Aku tidak mau menerima kenyataan ada sosok lain selain ayah yang ku anggap ayah selama ini. Aku juga melarang ibu untuk menceritakan rahasia ini ke ayah. Tak terbayang olehku betapa hancurnya hati ayah kalau tahu bahwa aku yang selalu dibanggakan pada teman-temannya adalah ternyata bukan anak biologisnya, dan ibu yang dianggapnya seorang istri yang setia, nyatanya... Ah, sudahlah...

Tak lama sejak kejadian itu ibu jatuh sakit. Selama sekitar dua tahun ibu sakit ayahlah yang merawatnya, ayahlah yang mendorong kursi rodanya kemana-mana. Ayah sangat mengasihi ibu. Sementara aku sudah tinggal bersama suamiku di Malang. Kepergian ibu membuat ayah terpukul, perlahan kesehatannya menurun, hingga akhirnya ayah menyusul ibu.

Ibumu adalah perempuan yang baik dan setia, ayah sangat menyayanginya, Ayah akan merawat ibu sampai kapan pun. Begitu ayah berkata saat aku menemaninya menunggu ibu di Rumah Sakit. Mendengar pernyataan tulus ayah itu hatiku terasa perih.

Waktu sudah membawaku bertahun-tahun dari prahara itu. Ibu sudah tiada, ayah sudah tiada, rumah kenangan itu juga sudah tiada, tetapi rasa sakit tentang semua itu masih ada. Sampai saat ini aku masih suka menangis saat teringat semua itu.

Senopati, anak semata wayangku yang masih kecil selalu bertanya ketika aku menangis, Mama kenapa, ada apa maa...?  Aku hanya bilang, Mama nggak apa-apa nak, hanya teringat sama kakek dan nenekmu.

Hingga saat ini aku masih menyimpan rahasia itu, juga misteri tentang siapa sebenarnya ayahku yang sebenarnya. Entah sampai kapan.

Celine adalah kita, memiliki kisah dukanya tersendiri. Apa yang terjadi dengan Celine (nama dan kejadian disamarkan) juga terjadi pada semua orang, karena begitulah adanya hidup. Hidup adalah rangkaian kenyataan yang tak bisa kita kendalikan. Ceritanya memang berbeda, namun rasanya selalu sama. Perih dan menyiksa. Luka-luka di hati kita ada yang sudah sembuh, ada juga yang belum. Itulah kenyataannya.

Cukup banyak orang yang datang menemui saya untuk berkonsultasi mengenai persoalan hidup yang sedang dihadapinya yang tidak mampu diselesaikannya sendiri. Umumnya adalah persoalan berat seperti yang dialami oleh Celine. Setelah bertemu dengan saya,

Enjoying the preview?
Page 1 of 1