Menuai Apa yang Kami Tabur 2: Menuai Apa yang Kami Tabur, #2
()
Tentang eBuku ini
Setelah bercerita banyak tentang bagaimana hidup dalam suka duka bersama suami, penulis merasa tidaklah fair kalau hanya menceritakan susahnya saja tetapi senangnya tidak. Untuk itu penulis ingin berbagi pengalaman diajak travelling oleh suami.
Buku ini merupakan bagian kedua dari 176 tulisan.
Terkait dengan Menuai Apa yang Kami Tabur 2
Judul dalam Seri Ini (2)
Menuai Apa yang Kami Tabur 1: Menuai Apa yang Kami Tabur, #1 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Menuai Apa yang Kami Tabur 2: Menuai Apa yang Kami Tabur, #2 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaian
E-book terkait
Menuai Apa yang Kami Tabur 1: Menuai Apa yang Kami Tabur, #1 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tuhan Mencintaimu Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Jiwa Kita Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianDi Jalan Pembelajaran dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianDi Lembah Kegelapan dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPerjakaku Direnggut Teman Mama Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianAku Anak yang Menyimpan Tanya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPihak Lawan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianDiary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Sisi yang Berlawanan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianReal Friends Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMalin Kundang: Si Arcaraga Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5R[a]indu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianWanita Beristri Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kebenaran Tersembunyi dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSetelah Usai Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Penghianatan (Buku #3 Dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5The Sincere Peacock Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianInsight Germany (Cakrawala Negeri dan Budaya Jerman) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPraktis Spanyol dalam 1 Minggu Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Bonus Birahi Untuk Tante Sekompleks Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianJentik Jen(T)aka Cinta Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Resep Asli Indonesia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Untuk Semua kehidupan dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSolo: Cara dan Trik Traveling Sendirian Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Cerita Raksasa dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianGulungan Rahasia Vatikan Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Muslimat NU: Buku Antologi Al-Mad Al-Badiu - Cerita Indah Muslimat Nahdatul U'lama Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianIf Only Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianDaily Conversation + Words English Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5
Ulasan untuk Menuai Apa yang Kami Tabur 2
0 rating0 ulasan
Pratinjau buku
Menuai Apa yang Kami Tabur 2 - Roselina Tjiptadinata
Kata Pengantar
Setiap kali saya bertemu Bu Roselina dan Sang suami Pak Tjiptadinata di berbagai kesempatan, beliau tidak pernah alpa untuk menceritakan perjalanan hidupnya yang seperti roller coaster, seakan ingin memberikan pelajaran kepada saya bahwa hidup itu dinamis dan selalu dipenuhi ketidakpastian.
Mulai dari cerita suka cita hingga duka lara, beliau punya semua. Dan, itulah yang membuat Bu Roselina tegar dan semangat menjalani lika-liku hidup. Dan, semua kisah tersebut kini tersusun rapih di dalam sebuah buku yang berjudul Menuai Apa yang Kami Tabur
ini.
Meskipun terdapat lebih dari 140 cerita yang menjadi subjudul di dalamnya, buku karya Bu Roselina—atau biasa saya memanggilnya Bu Ros—yang kalian pegang ini bukan hanya sekadar sekumpulan tulisan yang pernah didokumentasikan di blog sosial Kompasiana lalu dibukukan, tetapi setiap cerita yang dibagikan sarat akan makna baik.
Saya tidaklah sedang menyanjung Bu Ros yang menurut saya extraordinary person ini. Di usia senjanya, beliau seperti gadis yang tengah rajin-rajinnya menuliskan catatan harian pada buku diary tentang apa yang dialami dan dirasa, atau sekadar menuliskan impian-impiannya.
Semangatnya dalam berbagi sudah teruji dan terbukti sejak beliau bergabung dengan Kompasiana pada tahun 2013 silam. Hingga buku ini diterbitkan, tercatat lebih dari 900 artikel dengan total keterbacaan hampir menyentuh angka 1 juta pembaca sudah terpatri di laman profil akun https://kompasiana.com/ roselinatjiptadinata.
Saya sangat menyarankan ketika Anda membaca buku ini untuk tidak terlalu terburu-buru. Cermati tiap diksi dan alur dalam tiap ceritanya. Meskipun dikemas dengan catatan traveling, saya mendapati banyak makna baikyang tersirat. Yang dapat membuat Anda semakin bersemangat dalam hal apapun terutama dalam berumah tangga.
Terima kasih atas makna baik yang ditebar dalam buku ini, Bu Roselina!
Nurulloh
Chief Operating Officer Kompasiana
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
74. Kings Park
75. Fremantle
76. Restoran Indonesia di sekitar Fremantle
77. London Court
78. Winter Art Season
di Perth
79. Berbagi Kenangan Indah
80. Di Luar Negeri Orang Indonesia Kompak
81. Hadir dalam Kegiatan Komunitas Indonesia
82. Festival Indonesia
83. Grup Komunitas Indonesia
84. Membuka Diri untuk Menjalin Persahabatan
85. Menguniungi Wave Rock
86. Pabrik Cokelat di Magareth River
87. Pernak-pernik Stasiun Kereta Api Perth
88. Termodern di Western Australia
89. Elisabeth Quay
90. Menuju Kalgoorlie
91. Masih di Kalgoorlie
92. Tur Mandiri
93. Melanjutkan Dengan Tur Mandiri
94. Perpustakaan di Perth
95. Gedung Commonwealth
96. Paskah di Forrest Chase
97. Menyambung Kisah Paskah
98. Heritage Circle
99. Gereja Ayam
100. Marmion Marine Park
101. Perayaan Hari Warga Senior
102. China Town Melbourne
103. Queen Victoria Market
104. Melbourne
105. Shrine of Remembrance
106. Kilasan Masa Lalu
107. Keinginan Bertemu Dalai Lama Terpenuhi
108. Winter Season
109. Snowy Mountain
110. Tugu Pahlawan Wollongong
111. Kuliner Halal Haldon Street
112. Mount Keira
113. Olahraga untuk Peremajaan Diri
114. Mencegah Penuaan Dini
115. Shellhabour
116. Musim Semi di Wollongong
117. Illawarra Lake
118. Perkampungan Senior Citizen
119. Ubah Barang Terbuang Jadi Karya Seni
120. Kunci Agar Betah Tinggal Berlama-Lama di Negeri Orang
121. Pengalaman Pertama Camping di Australia
122. Berjalan dalam Kabut
123. Murray River
124. Main Bowling
125. Cara orang Aborigin memasak
126. Pada Malam Pertama
127. Pantai Wollongong
128. Museum Kereta Api
129. Kota Wollongong
130. Destinasi Wisata Sekaligus Sumber Ilmu Pengetahuan
131. Banyak Berjalan Semakin Banyak yang Dapat Dipelajari
132. Mengenal Oops Shop dari Dekat
133. Memetik Pelajaran Berharga
134. Tradisi Hidup Berbagi
135. Hidup berbagi cara Australia
136. Perbedaan Hari Ayah dan Hari Ibu
137. Perbedaan Tradisi antara Gereja Australia dan Gereja di Indonesia
138. Mencegah Penuaan Dini Secara Alami
139. Perayaan Western Australian Day
140. Viva la Gong
141. Makanan Termahal di Asia
142. Sekilas Tentang Abalone Australia
143. Bubur Abalone Nikmat Kaya Manfaat
144. Perburuan Abalone
145. Hal Kecil tapi Sangat Berarti
146. Kartu Tanda Pengenal
Tentang Penulis
74. Kings Park
Kings Park adalah taman yang terkenal dengan julukan Sejuta Pesona yang terletak di Western Australia. Berkunjung ke Perth tanpa mampir di Kings Park serasa belum lengkap. Kings Park ini terletak agak tepian barat pusat bisnis Perth. Luas Kings Park mencapai sekitar 4 kilometer persegi.
Keindahan taman Kings Park meliputi pemandangan yang menakjubkan dari Kings Park melihat Swan River dan Darling Range dari atas. Sangat disayangkan bagi pengunjung Perth yang tidak berkesempatan mengunjungi Kings Park.
Kings Park merupakan taman terluas dan terindah di dunia, melebih Central Park di New York. Menurut sumber berita di berbagai berita Australia, Kings Park ini dikunjungi lima juta pengunjung setiap tahunnya.
Daftar Nama Pahlawan
Di sini didirikan Tunggu Pahlawan yang bernama State Memorial War
yang terletak di tengah-tengah Kings Park. Sewaktu menuju ke tugu, kita akan melalui hamparan rumput hijau seperti permadani dan dikelilingi bunga merah sewaktu musim semi. Semua nama pahlawan ditulis di tugu ini sebagai peringatan dan kenangan.
Api Abadi
Ada api abadi sebagai peringatan untuk yang telah gugur dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pengunjung yang melalui tugu menundukkan kepala dan tidak berisik, sehingga memungkinkan untuk yang mau melakukan kontemplasi di sini.
Di balik tugu ada ruangan khusus tempat nama-nama dan tanggal pahlawan tertulis. Ruangan bersih dan apik tidak terdapat secarik kertaspun bertebaran di lantai.
Pemandangan Sekitar
Jika dari Kings Park, kita melihat kebawah maka tampaklah pemandangan yang indah dari Swan River yang mengalir ke laut lepas. Di sebelahnya terdapat Darling Range yang menakjubkan. Pepohonan yang ditanam di sini semua pohon yang langka. Tanpa terasa berjam-jam kami melewatkan hari di sini.
Jika Lapar dan Haus
Ada dua cara bila penat berjalan dan lapar serta haus. Kita bisa membentang tikar dan mengelar barang bawaan kita untuk disantap, atau kita bisa ke kafe di sebelah Kantor Informasi untuk membeli apa yang kita butuhkan.
Di sini membawa perberkalan dari rumah tidak usah gengsi-gengsian, karena di sini orang bersikap cuek terhadap apa yang di makan atau apa yang kita pakai, selama tidak mengganggu mereka. Lokasi ini selalu ramai dikunjungi karena bebas parkir dan aman serta nyaman. Kalau tidak mau sibuk bawa perberkalan dari rumah, cukup mengeluarkan dana 20 AUD untuk menikmati Fish ‘n Chips seporsi berdua.
Kesimpulan
Setiap kali menyaksikan keindahan alam selalu menghadirkan rasa damai dalam hati. Begitu juga saat menikmati keindahan Kings Park membuat kita bersyukur sudah menikmatinya dan merasakan kebesaran Tuhan dalam pesona yang ditampilkan Kings Park
Kami sering berkunjung ke sini untuk refreshing mengisi waktu luang. Parkir kendaraan dan kami jalan kaki sambil menikmati pemandangan alam yang indah memukau sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kami berdua
28 April 2021
75. Fremantle
Fremantle merupakan kota yang berjarak 19 km dari Barat Daya pusat bisnis Perth, tapi karena kami tinggal di North Perth, maka untuk sampai ke sana memerlukan waktu dua jam berkendaraan dari tempat tinggal kami. Syukurlah suami hobi menyetir kendaraan, sehingga jarak jauh sama sekali bukan masalah bagi kami untuk berpergian.
Ada beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi. Sebagai seorang wanita mengunjungi pusat pembelajaan tentu saja wajib hukumnya, hehehe. Selain itu, mencoba menikmati makanan di sini tentu tak kurang pentingnya, karena tidak mungkin dapat menikmati perjalanan dengan perut keroncongan.
Yang unik adalah wisata ke penjara. Jadi kita yang tidak pernah masuk penjara karena tidak pernah melakukan tindak kejahatan, dapat menyaksikan bagaimana hidup dalam penjara.
Market
Sesampai di Fremantle menuju Market yang terletak tidak jauh dari tempat parkir kendaraan. Ada prasasti yang tertulis di dinding gedung Market bahwa bangunan ini didirikan pada tahun 1897, tapi tetap kokoh.
Walaupun sudah menjadi heritage, dalam ruangan market banyak terdapat suvenir, misalnya angklung dari Indonesia dan beragam barang dari Asia lainnya. Semua toko-toko dan restoran berupa bangunan asli yang ditata sesuai fungsinya.
Penjara
Di Fremantle terdapat penjara yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Di penjara ini ditahan tahanan orang asing, tahanan perang dan juga tahanan lokal seperti di Nusakambangan di Indonesia.
Pada tahun 1988, kerusuhan terjadi di penjara ini. Napi membakar penjara dan menyandera petugas. Akhirnya pada tahun 1991 penjara ini ditutup dan dijadikan warisan budaya yang dilindungi pemerintah. Pada tahun 1991 semua narapidana dipindahkan ke penjara Casuarina, 30 kilometer di selatan Perth.
Pelabuhan Di Western Australia
Fremantle juga merupakan pelabuhan di Western Australia yang banyak disinggahi kapal-kapal dari berbagai negara. Funiture dari Indonesia, pakaian dari Cina, dan lainnya. Kalau barang-barang tersebut sampai harus segera diambil, karena bila tidak akan di tempatkan dalam gudang dengan sewa 500 AUD per hari.
Restoran Seafood
Kota Fremantle ini terkenal dengan kota tua dengan bangunan kuno yang dilindungi pemerintah. Di sepanjang pantai terdapat banyak restoran seafood yang ramai dikunjungi wisatawan. Banyak makanan seafood dijual di sini yang masih segar karena langsung dari laut, Harga seafood mulai dari yang murah sampai yang selangit.
Contohnya, kepiting putih 100 gr harga 100 AUD. Seekor kepitring putih yang beratnya 500 gr bisa 500 AUD, setara dengan lima juta kita. Kami memilih makan seafood biasa dengan menu lobster dan cumi-cumi serta ikan.
Kesimpulan
Kepiting putih tidak terdapat di Indonesia, tapi harganya selangit, tidak mesti dicoba rasanya.
Kami bersyukur perjalanan hidup yang membuat kami memahami nilai hidup dan semakin bertambah wawasan kami atas arti sebenarnya hidup ini.
Hidup di negeri orang, biarpun pepatah mengatakan di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung
, tidak semua bisa diterapkan dengan semata-mata, karena gaya hiduplah yang menyebabkan kehidupan di negeri orang jadi mahal.
Gaya orang Barat pagi minum kopi dan breakfast di kafe menghabiskan sekian puluh dolar per orang, siang dan malam makan di restoran sehari mau habis berdua 150 AUD. Kalau kita masak sendiri sekeluarga paling banyak sehari 30 AUD sudah memadai.
Kami bergaul dan bersahabat dengan berbagai suku bangsa yang hidup di Australia, tapi kami tetap dengan gaya hidup sebagai orang Indonesia. Kami bersyukur sudah melewati belasan tahun hidup di negeri orang dengan penuh kebahagiaan, tapi kami sudah rindu kampung halaman.
29 April 2021.
76. Restoran Indonesia di sekitar Fremantle
Tak terlalu jauh dari Fremantle, yaitu di daerah Leach Hwy Willagee, ada sebuah warung yang bernama Waroeng Racik
. Warung ini dibuka oleh seorang asal Indonesia yang berasal dari Pontianak dan Jakarta. Pemilik ibu Lucy berasal Pontianak, seorang silent reader Kompasiana. Sedangkan suaminya Kevin berasal dari Jakarta.
Diundang Makan
Lucy yang sering membaca tulisan suami mengundang kami untuk mampir ke Waroeng Racik untuk makan siang. Setelah nyasar beberapa kali, akhirnya kami sampai juga di Waroeng Racik yang terletak di Leach Hwy-Willagee-Fremantle 6156.
Kami disambut Lucy dan Kevin sewaktu tiba di sana. Karena masih pagi, restoran masih sepi. Kami disuguhkan kue sus dan es cendol sebagai pembukaan. Kue sus durian yang lezat tidak seperti yang dijual di airport Jakarta ketika mau berangkat meninggalkan Jakarta. Gado-gado yang rasanya sama dengan gado gado di kampung saya di Padang dan nasi dengan lauk ikan. Ikan terbang yang gurih dan enak disantap.
Saat kami mau membayar, ternyata Bu Lucy menolak dan mengatakan bahwa kami berdua diundang. Masa iya undangan harus bayar?
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih karena makan dan minum secara gratis.
Harga Makanan
Untuk nasi campur sepiring dengan harga 10 AUD termasuk lauknya. Lumayan murah dibandingkan dengan restoran Indonesia di Pusat kota Perth. Lucy memperkerjakan tiga orang karyawan untuk melayani tamu, sedangkan yang seorang lagi membantu masak. Meja sudah penuh diisi tamu yang mau makan dan masih ada tamu yang tidak kebagian tempat duduk. Kebanyakan yang makan di sini tamu yang berasal dari Indonesia dan Malaysia karena merupakan restoran yang memiliki Sertifikat Halal.
Kami pamitan pada Lucy, mengingat sudah banyak tamu yang antre di luar dan belum