Menembus Batas Takut
By Ikhwanul Halim, Aksara Tri, Anisa Ariyani and
()
About this ebook
Menembus Batas Takut merupakan kumpulan tulisan-tulisan khusus misteri seperti kisah horor, urban legend, fantasi, legenda, thriller, baik yang berasal dari pengalaman nyata penulis maupun fiksi yang pernah dimuat di platform Risalah Misteri.
Pembaca dapat menikmati karya-karya terbaik dari penulis-penulis top.
Read more from Ikhwanul Halim
Rindu yang Memanggil Pulang Rating: 5 out of 5 stars5/5Bobo Pengantar Dongeng Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsMinuet (Antologi Puisi) Rating: 0 out of 5 stars0 ratings
Related to Menembus Batas Takut
Related ebooks
Perjalanan ke Masa Lalu Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsSang Pembuat Jam (Bahasa Indonesia - Indonesian Language Edition) Rating: 5 out of 5 stars5/5Kekuatan Lawan Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsMalam Ketika Dia Menembak Dirinya (Kumpulan Cerpen) Rating: 5 out of 5 stars5/5Menolak Panggilan Pulang Rating: 4 out of 5 stars4/5Malaikat Pelindung Gotik (Bahasa Indonesia) (Indonesian Edition) Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsAku Anak yang Menyimpan Tanya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsHermeneutika Sunda: Simbol-Simbol Babad Pakuan/Guru Gantangan Rating: 4 out of 5 stars4/59 Alasan Kenapa Penguasa Dinasti Han Bukan Leluhur Minahasa Rating: 2 out of 5 stars2/5Tarian Kelopak Rindu Rating: 3 out of 5 stars3/5Penghianatan (Buku #3 Dalam Buku Harian Vampir) Rating: 5 out of 5 stars5/5The Cryptosociety Rating: 4 out of 5 stars4/5Perjalanan ke masa lalu Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsSimbol-Simbol Artefak Budaya Sunda: Tafsir-Tafsir Pantun Sunda Rating: 3 out of 5 stars3/5Nikiolika, Flight of the Starling Book 2 Rating: 5 out of 5 stars5/5Kerajaan Misteri Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsTwisi Diary: Puisi-puisi twitter Rating: 5 out of 5 stars5/5Tumbal Janin Rating: 1 out of 5 stars1/5Panggung Sang Filsuf Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsTapol Rating: 4 out of 5 stars4/5Mandat dari Pakde: Satir Getir untuk Sebuah Negeri Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsCatatan (Seorang) Alien Yang Terdampar di Indonesia Rating: 4 out of 5 stars4/5Pekik Kemuliaan (Buku #4 Dalam Cincin Bertuah) Rating: 2 out of 5 stars2/5Garuda Hitam Rating: 4 out of 5 stars4/5Penjelmaan (Buku #1 dalam Harian Vampir) Rating: 4 out of 5 stars4/5Adakah ini berlaku kepada anda juga? Kebetulan aneh, firasat, telepati, mimpi kenabian. Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsBaris Puitis & Haiku Rating: 5 out of 5 stars5/5Melodi Pelangi Rasa Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsMasa Depan Putri Sabina Rating: 1 out of 5 stars1/5
General Fiction For You
Harga Seorang Wanita Rating: 4 out of 5 stars4/5Gulungan Rahasia Vatikan Rating: 5 out of 5 stars5/5Analisis Masalah Seksual Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsPendekar Pedang Naga Menangis: Malaekat Putih: Seri Pendekar Pedang Naga Menangis, #1 Rating: 5 out of 5 stars5/5Pedang Abadi: Seri Tujuh Senjata Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsUntuk Semua kehidupan dan Cerita Lainnya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsPercayalah Padaku: Kisah Seorang Narsisis Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsAntologi Puisi Dan Haiku: Bulan, Bintang dan Cintaku Rating: 5 out of 5 stars5/5Perempuan Bergaun Kafan Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKetika Bulan Tidur Rating: 4 out of 5 stars4/5Perjalanan ke masa lalu Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsSadie: Semalam di Berlin Rating: 5 out of 5 stars5/5Penasihat Rahasia Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsGypsy Rating: 4 out of 5 stars4/5Kisah Hikayat Nabi Isa AS & Nabi Muhammad SAW Edisi Bahasa Indonesia Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsGipsi Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsBiografi Kehidupan Nabi Muhammad SAW Edisi Bahasa Indonesia Rating: 4 out of 5 stars4/5Pendekar Negeri Minahasa, Buku Pertama, Darah: Kisah Para Waraney, #1 Rating: 5 out of 5 stars5/5Perburuan Wahyu Cakraningrat Rating: 2 out of 5 stars2/5Kisah Kehidupan Nabi Musa AS & Nabi Harun AS Rating: 3 out of 5 stars3/5Garuda Hitam Rating: 4 out of 5 stars4/5Capung Vs Kupu-Kupu Monarch: Buku Ke-2 Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKisah Hikayat Ular Gua Tsur Yang Rindu Bertemu Dengan Nabi Muhammad SAW Sejak Ribuan Tahun Yang Lalu Edisi Trilingual Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKisah Hikayat Sahabat Rasul Vol 1 Abu Hurairah Sang Bapak Kucing Kecil Edisi Bilingual Indonesia & Melayu Rating: 4 out of 5 stars4/5Terlalu Luka Rating: 5 out of 5 stars5/5Kisah Hikayat Siti Aminah Ibunda Rasulullah SAW Rating: 2 out of 5 stars2/5Scent of a Dream Rating: 4 out of 5 stars4/5Pendekar Negeri Minahasa Buku Kedua: Api: Kisah Para Waraney Rating: 4 out of 5 stars4/5Kisah Hikayat Pemuda Saleh Pecinta Masjid & Iblis yang Baik Hati Rating: 5 out of 5 stars5/5Hestius "demi masa" Rating: 4 out of 5 stars4/5
Reviews for Menembus Batas Takut
0 ratings0 reviews
Book preview
Menembus Batas Takut - Ikhwanul Halim
MENEMBUS BATAS TAKUT
Tim Risalah Misteri
Copyright © Risalah Misteri
Editor: Ikhwanul Halim
Cover ilustration: Photo by Jonas Jaeken on Unsplash
Layout: Tim Pimedia
Diterbitkan oleh PIMEDIA Bandung
November 2020
ISBN:
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini ke dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh PIMEDIA Bandung.
Isi di luar tanggung jawab percetakan
Genre Anak Tiri dan Bangkitnya Penulis-Penulis Tangguh di Risalah Misteri
Genre Anak Tiri dan Bangkitnya Penulis-Penulis Tangguh di Risalah Misteri
Tercenung, sepertinya kata itu yang paling tepat untuk menggambarkan pengalaman menelusuri beragam jejak karya yang ada di Risalah Misteri hari ini.
Sebagaimana diketahui bersama, komodifikasi libidinal begitu kencang menerjang nyaris semua lini, mulai dari sistem ekonomi, koreografi K-Pop hingga bahkan merambah ranah kepenulisan.
Pada titik inilah ketercenungan tersebut menemukan makna, karena alih-alih gegas mengekor kecenderungan yang ada, Risalah Misteri justru mengambil jalan yang berbeda serta berdiri tegak dalam patronnya sendiri, yang justru terasa amat menentang arus utama.
Di Risalah Misteri, genre horor dan misteri digarap apik, berkelas serta penuh adab. Tak lagi disesaki stereotipe khas berlatar dendam kesumat, kekerasan, seksualitas atau asal tentang hantu semata. Jikapun ada, tetap dikemas dengan amat cerdas serta penuh daya gelitik yang amat cantik tanpa terjebak sensualitas apalagi erotisme.
Yang lebih membuat bangga, dari sekian banyak karya di Risalah Misteri, hanya segelintir yang bersifat epigon. Mayoritas merupakan karya dengan ide asli buah kontemplasi daya juang serta spiritualitas semasing penulis yang berkontribusi di dalamnya.
Begitu pula dengan teknik penggarapan yang dilakukan. Meski belum banyak menampilkan kebaruan dalam teknik penulisannya, namun terlihat jelas upaya untuk mengubah idiom yang kadung tersemat. Karena di Risalah Misteri, cerita horor tak lagi kusam tak melulu suram. Bahkan karya berlatar budaya dan lokalitas daerah yang lazimnya penuh data serta terasa menjemukan, menjadi amat ringan serta memunculkan kenikmatan tersendiri tanpa butuh mengerutkan kening. Ada begitu banyak keriuhan estetika yang berkelindan dalam karya, dengan sudut-sudut penceritaan yang membuat terpana serta jalin kisah yang terus segar meski karya yang disajikan sebenarnya muram. Maka membaca Kumpulan Cerpen Risalah Misteri ini lebih terasa seperti merayakan kebahagiaan literasi, dan bukannya sekadar meratapi kesialan yang kerap menerpa bertubi-tubi.
Bila ditilik dalam Kanonisasi Sastra Indonesia, sepertinya memang masih butuh waktu yang cukup panjang untuk genre horor diakui, hingga tak lagi dianggap hanya sebagai anak tiri atau bahkan tak pernah diakui eksistensinya sebagai sebuah karya sastra sejajar serta sama terhormatnya dengan yang lain. Hal itu mengingatkan kepada Mochtar Lubis yang pernah memaparkan perihal ciri-ciri manusia Indonesia yang menurut pendapatnya dianggap memprihatinkan, yang salah satunya adalah: percaya takhayul. Namun dalam konteks kekinian yang kaya akan semangat penggalian budaya serta eksplorasi bahasa hingga ragam ekspresi dalam bertutur, wacana Mochtar Lubis sepertinya butuh dikritisi atau setidaknya dikaji ulang karena fakta yang awalnya dianggap negatif tersebut malah berbalik menjadi modal besar yang amat krusial.
Beramai-ramai sastrawan (?) muda menyerbu tema itu, termasuk Sihir Perempuan
Intan Paramaditha serta Kumpulan Budak Setan
yang diracik bersama Eka Kurniawan dan Ugoran Prasad, yang disebut-sebut sebagai penghormatan (tribute) terhadap kiprah Abdullah Harahap sebagai Maestro Horor Indonesia. Pun Kampus Fiksi seperti enggan ketinggalan, memboyong bakat-bakat muda dunia kepenulisan meluncurkan karya bersama bertajuk #HORORKOTANUSANTARA.
Yang menarik, ada semacam jeda yang memola dalam penerbitan tersebut, yang bila penerbitan Kumpulan Cerpen Risalah Misteri dihitung maka akan membentuk siklus waktu tertentu dalam penerbitan karya bergenre horor negeri ini, yang biarlah itu menjadi urusan numerolog guna mengusut fenomena misteri yang bisa saja berkebetulan terjadi di balik peristiwanya.
Dan sekali lagi, motif stereotip seperti jimat dan susuk tak lagi memiliki porsi utama dalam penyajian atau sekadar berisi alur dan penokohan semata, melainkan telah merambah ke negasi dan atau pemikiran yang mendalam tentang tema yang ada kepada pembaca sebagai katarsis, dan bukan sekadar stagnansi di lingkup teror mental.
Tak heran bila berbagai pandangan miring semakin berubah. Dari yang awalnya hanya mengklasifikasi dalam terminologi Sastra
dan Bukan Sastra
kemudian menjadi Sastra Kanon
dan Sastra Pop
. Meski sebenarnya bila melihat kanonisasi sastra yang lebih jelas di luar sana, bahkan karya-karya Sang Maestro Horor Abdullah Harahap telah jauh waktu menempati posisi yang jauh lebih terhormat sebagai perwakilan sastra gothic, dan bukannya sekadar eufemisme basa-basi sebagai budaya populer
setelah lama sebelumnya tak dianggap sama sekali.
Membaca Kumpulan Cerpen Risalah Misteri mengingatkan kepada ucapan Sutardji CB tentang cerpen Tahi
buatannya dalam kumpulan Hujan Menulis Ayam
, yang mengatakan bahwa karya tersebut tak akan lekang meski dibaca tiga puluh tahun kemudian.
Bila Tahi Sutardji saja bisa sehebat itu, maka Kumpulan Cerpen yang diinisiasi oleh Risalah Misteri ini harusnya jauh lebih dahsyat lagi pencapaiannya, karena tak sekadar upaya perekaman realitas sosial yang terjadi, melainkan juga dikawin silangi dengan unsur budaya serta lokalitas yang kerap terjadi sehari-hari di penjuru negeri.
Tinggal satu unsur yang harus dipenuhi untuk menjadi karya yang baik, yang terlepas dari segala teori sastra dan kepenulisan seperti wajib liris mendayu penuh daya pikat, atau penuh metafora segar juga sedikit gelap demi memberi kesan misteri serta penuh isi, atau harus dengan tema hebat yang tidak semua orang dapat memikirkannya dan lain-lain dan sebagainya.
Meski semua itu amat berguna, namun belum dapat mengalahkan unsur yang paling utama guna menjadikan sebuah karya menjadi hebat, yaitu tidak menganggap bodoh pembaca dengan cara menggurui, serta mampu mengajak larut pembaca ke dalam karya, hingga tak lagi merasa tengah membaca kisah orang lain, melainkan justru serasa tengah membaca dirinya sendiri: Mengalami kisahnya secara nyata, sambil menyerap pilihan hikmah buah konflik di tema utama, dengan terus berusaha menggapai target pencapaian pencerahan yang ingin diraih, dengan cara amat biasa yang bisa dilakukan oleh siapa saja.
Dan Kumpulan Cerpen Risalah Misteri ini adalah salah satu upaya menuju ke sana.
Selamat membaca diri sendiri, melalui sejumput kisah di Kumpulan Cerpen Risalah Misteri ini.
Bay
Kuncen karya di Risalah Misteri.
Daftar Isi
Daftar Isi
Genre Anak Tiri dan Bangkitnya Penulis-Penulis Tangguh di Risalah Misteri
Daftar Isi
Astral Projection (Aksara_Sulastri)
Nona Manis Bergaun Putih (Ani Wijaya)
Teror di Kertas Gambar Qie (Anisa Ariyani)
Dendam Kesumat (Dian Hariani)
Monster dan Bayangan (Ikhwanul Halim)
Tumbal (Irene Teng Siat Hwa)
Satu Jam Menjelang Tengah Malam (Jati Kumoro)
Arwah Hantu Cantik (Kang Slamet)
Mitos 7 Tetangga (Dijemput Orang Mati) (Kiki MD)
Tumbal Pesugihan (Lilik Fatimah Azzahra)
Misteri Gedung Tua Kampus A (Mim Yudiarto)
Melawan 3 Dukun Santet (Muthiah Alhasany)
Jangan Menikah Lagi (Novica Novika)
Jomlo Akut Ogud Gebregud (Redishcheeks)
Tersesat di Lereng Sindoro (Sakdiyah Sodwijo)
Misteri Rumah Kontrakan (Sri Subekti Astadi)
Ambil Bayi Tanpa Tumbal (Sri Widyowati Kinasih)
Serindai Penunggu Kamar 206 (Susmiyati Madjid)
Ketika Setia Ternoda (Tari