Anda di halaman 1dari 5

MEKANISME PERGERAKAN OTOT PADA HEWAN

DISUSUN OLEH : DEVI YURYANA HASTUTI (G1A 008 026) UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI MATARAM 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karun iaNYA, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fisiologi Hewan yang berjud ul Mekanisme Pergerakan Otot Pada Hewan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula penul is mengucapkan terimakasih atas dukungan dari semua pihak yang telah ikut berpe ran dalam penyelesaian laporan ini, termasuk keluarga dan teman-teman semuanya. Singkatnya terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah ikut and il dalam penyelesaian laporan ini, baik itu berupa tenaga, pikiran, maupun mater i. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis m engharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka penyempurnaannya. Akhir kata semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan secara luas. Mataram, 24 Mei 2011

Penulis

MEKANISME PERGERAKAN OTOT PADA HEWAN I. KONTRAKSI OTOT Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam mengge rakkan tulang-tulang tubuh. Otot rangka dapat kita kaji lebih dalam misalnya den gan mempelajari otot gastroknemus pada katak. Otot gastroknemus katak banyak dig unakan dalam percobaan fisiologi hewan. Otot ini lebar dan terletak di atas fibi ofibula, serta disisipi oleh tendon tumit yang tampak jelas (tendon Achillus) pa da permukaan kaki. Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari filamen-filamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-f ilamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun fila men tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-ga ris Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentu

k komplek aktin-miosin. Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik . Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril. 2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan k ekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi un it motor berganda dan summasi bergelombang). 3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri. 4. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi. 5. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingg a kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan. Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran akt in dan miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin m erupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP. Selanjutnya AT P yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, pros es terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial. II. SIFAT KERJA OTOT DAN HUBUNGANNYA Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu: a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari uk uran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.b. Ektensibilit as, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula. c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula. Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament mi osin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusu n satu otot. Jenis Otot 1. Jenis Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibed akan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. a. Otot lurik (Otot Rangka) Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melint ang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-s elnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontra ksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian: 1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung 2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon) t ersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini: 1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukann ya ketika otot berkontraksi. 2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi. Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebalik nya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadikisut atau menga lami atrofi. Kebanyakan otot rangka (jumlah dalam manusia 600) menyambungkan tulang ke tulang;

ada yang menggerakkan bahagian tertentu tanpa melibatkan tulang, misalnya kelop ak mata, otot sfinkter, lidah. Otot rangka hanya mampu menarik, tidak menolak. O leh itu, untuk menggerakkan anggota (pergerakan tulang) otot lazimnya berpasanga n, disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk membengkokkan tangan, otot biseps mengecut dan pasangan antagonisn ya, otot triseps mengendur (m.s.1039 Campbell; m.s. 846 Audesirk & Audesirk). Ba gaimanakah pasangan otot antagonis dikawal? Maklumat eferen somatik merangsang o tot pertama (melalui neurotransmiter perangsang) dan merencat otot kedua (melalu i neurotransmiter perencat). Otot rangka kelihatan berjalur dan tersusun dalam k eadaan selari. b. Otot Polos Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos tersusun dari sel sel yang berbentuk kumparan halus. Masing masing sel memili ki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehenda k, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dala m tubuh, misalnya pada: 1. Dinding saluran pencernaan 2. Saluran-saluran pernapasan 3. Pembuluh darah 4. Saluran kencing dan kelamin c. Otot Jantung Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-s erabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur s eperti otot rangka. Otot jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap sel bersambung-sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang berupaya meng alirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan jantung tersel aras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara spontan walaupun tiada r angsangan diterima dari sistem saraf pusat. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak. III. FUNGSI OTOT Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi buka n karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua . Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksim um . Tonus yang maksimum terus menerus disebut tetanus. Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya a kan suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan seny awa seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. O tot merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, oto t putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot pu tih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk menghasilkan ener gi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepat lelah. IV. SIFAT KERJA OTOT Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Antagonis Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang te rtarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antag onis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujun g (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan . Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pad a tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah , otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan b awah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi. Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlaw anan, contohnya adalah: 1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan

otot bisep. 2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tanga n sejajar bahu dan sikap sempurna. 3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk d an menengadah. 4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tan gan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup. b. Sinergis Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Conto hnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama sama dengan tujuan y ang sama. Jadi, otot otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misaln ya, otot otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, a tau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau me nelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apa bila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya. Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras , dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot t ersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk men ggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semul a, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot l ain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, u ntuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali k e posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis. V. MEKANISME GERAK OTOT Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sina r X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan y ang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontr aksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (z ona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa ener gi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikat kan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan ene rgi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut per lekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi. VI. SUMBER ENERGI UNTUK GERAK OTOT ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan intera ksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP. ATP ---- ADP + P Aktin + Miosin ------------------------- Aktomiosin ATPase Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai

sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP. Kreatin Fosfokreatin + ADP ----------------- keratin + ATP Fosfokinase Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan A TP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Ol eh sebab itu , fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob. VII. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa otot sinergis dan otot antagonis m erupakan aplikasi dari gerakan alamiah yang dapat dititmbulkan oleh mekanisme ge rak tubuh kita, sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan untuk menunjang gerakan yang ditimbulkan oleh tubuh kita terutama pada saat kita sedang beraktivitas. Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk be rgerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tu lang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Ot ot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi. VIII. SUMBER RUJUKAN Junaidi, 2009, Mekanisme Gerak Otot [online], http://wawan-junaidi.blogspot.com, [23 Mei 2011]

Anda mungkin juga menyukai