Anda di halaman 1dari 53

PPGKIM 02

PENGEMASAN PEMBELAJARAN STOIKIOMETRI, ASAM BASA DAN LARUTAN

STANDAR KOMPETENSI X.2 MEMAHAMI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) KOMPETENSI DASAR 2.1 MENDESKRIPSIKAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK DAN ORGANIK SEDERHANA SERTA PERSAMAAN REAKSINYA

RENCANA PELAKSANAAN PEsMBELAJARAN SMA Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/Ganjil Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 45 menit) Standar Kompetensi : 2. Memahami Hukum-hukum Dasar Kimia dan Penerapannya dalam Perhitungan Kimia (Stoikiometri) Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya I. Indikator Kognitif 1. Produk: 1) Menuliskan nama senyawa biner. 2) Menuliskan nama senyawa poliatomik. 3) Menuliskan nama senyawa organik sederhana. A. Afektif 1) Karakter: b. Jujur c. Tanggung jawab d. Teliti e. Mandiri 2. Keterampilan sosial a) Bertanya b) Menyumbangkan ide atau pendapat c) Berkomunikasi d) Menjadi pendengar yang baik Tujuan Pembelajaran A. Kognitif 1. Produk: 1) Dengan diskusi informasi siswa dapat Menjelaskan pengertian rumus kimia. 2) Secara mandiri siswa dapat membedakan Membedakan atom, molekul, dan ion. 3) Secara mandiri siswa dapat Membedakan rumus molekul dan rumus empiris. 4) Dengan diskusi kelompok siswa dapat Menuliskan beberapa contoh penulisan rumus molekul dan rumus empiris dengan menjawab beberapa contoh soal. 5) Dengan diskusi kelompok dan tanya jawab siswa dapat Menjelasakan penulisan tata nama senyawa. 6) Dengan diskusi kompok siswa dapat Menjelaskan penulisan tata nama senyawa biner dari logam dan non-logam. 7) Dengan diskusi kelompok siswa dapat Menjelaskan penulisan tata nama senyawa biner dari non-logam dan non-logam. 8) Menjelaskan penulisan tata nama senyawa yang mengandung ion poliatom dengan diskusi kelompok dan Tanya jawab. 9) Dengan diskusi kelompok siswa dapat Menjelaskan penulisan tata nama

II.

senyawa asam. 10) Dengan diskusi kelompok dan tanya jawab siswa dapat Menjelaskan penulisan tata nama senyawa organik. B. Afektif 1. Karakter Terlibat dalam dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dapat membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter jujur, tanggung jawab, teliti dan mandiri. 2. Kererampilan social Terlibat dalam dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dapat membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan social bertanya, menyumbangkan ide atau pendapat, dan menjadi pendengan yang baik. III. IV. Materi Pembelajaran Tata Nama Senyawa biner, poliatomik dan organik sederhana Metode Pembelajaran Model : -Direct Instruction (DI) -Cooperative Learning Metode : -Diskusi kelompok, diskusi informasi dan tanya jawab Langkah-langkah Kegiatan No. Kegiatan Belajar 1 Waktu (menit) Ket Penilaian pengamat 1 Kegiatan Pendahuluan a) Motivasi dan Apersepsi: 1) Menyebutkan contoh unsur dan senyawa 15 2) Tulis rumus kimia dari unsur dan senyawa tersebut. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti a) Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa laki-laki dan perempuan yang berbeda kemampuannya. b) Peserta didik (dibimbing oleh 65 guru) mendiskusikan pengertian rumus kimia. c) Peserta didik memperhatikan perbedaan atom, molekul, dan ion yang disampaikan oleh guru. d) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai perbedaan 2 3 oleh

V.

Eksplorasi

Elaborasi

rumus molekul dan rumus empiris. e) Peserta didik diminta untuk menuliskan beberapa contoh rumus molekul dan rumus empiris. f) Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan penulisan tata nama senyawa (senyawa anorganik dan senyawa organik). g) Guru membagi tugas kelompok: 1) 2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan penulisan tata nama senyawa biner dari logam dan nonlogam. 2) 2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan penulisan tata nama Konfirmasi senyawa biner dari non-logam dan non-logam. 3) 2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan penulisan tata nama senyawa yang mengandung ion poliatom. 4) 2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan penulisan tata nama senyawa asam. 5) 2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan penulisan tata nama senyawa organik. h) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain. i) Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. 3 Kegiatan Pentutup a) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik. b) Peserta didik (dibimbing oleh guru) 10 berdiskusi untuk membuat rangkuman. c) Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal pada buka penunjang pembelajaran. VI. Sumber Belajar 1. Buku Kimia SMA KELAS X YRAMA WIDYA (2010) 2. Buku referensi yang relevan VII. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian : tes tertulis dan non tes (pengamatan)

Bentuk penilaian : tes tertulis, assesmen kinerja proses, assesmen kinerja psikomotor, dan pengamatan perilaku karakter. Indicator : 1. Siswa dapat menuliskan nama suatu senyawa 2. Siswa dapat menuliskan rumus kimia suatu senyawa Instrument : 1. Tuliskan nama senyawa berikut: PCl3, AlF3; NO 2. Tuliskan rumus kimia senyawa berikut: kalium oksida; besi(II) klorida; tembaga(II) karbonat; kalisum hidroksida Kunci jawaban : skor total 100 3. PCl3 : Phospor triklorida; AlF3 : Aluminium trifluorida; NO : nitrogen monoksida skor 50 4. Kalium oksida : K2O; besi(II) klorida : FeCl2; tembaga(II) karbonat : CuCO3; kalsium hidroksida : Ca(OH)2 skor 50

Mengetahui, Kepala Sekolah

Yogyakarta, Guru Kimia

2012

NIP ..........................................

Rustina Septiani NIP. ....................................

Lembar penilaian pengamatan perilaku karakter Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap peserta peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. No 1 2 3 4 Nama Siswa Indikator/Skor 1 2 3 Andi Mimo Jumlah skor 4 Keterangan

Keterangan: 1. Jujur 2. Tanggung Jawab 3. teliti 4. Mandiri

Jumlah skor maksimal = 4 x4 = 16 Jumlah siswa = Nilai afektif 86-100 = A 71- 85 = B 50 -70 = C < 50 = D

Lembar penilaian pengamatan keterampilan sosial Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap peserta peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. No Nama Siswa Indikator/Skor Jumlah skor Keterangan 1 2 3 4 1 Andi 2 Mimo 3 4 Keterangan: 5. Bertanya 6. Menyumbangkan ide atau pendapat 7. b erkomunikasi 8. menjadi pendengar yang baik

Jumlah skor maksimal = 4 x4 = 16 Jumlah siswa = Nilai afektif 86-100 = A 71- 85 = B 50 -70 = C < 50 = D

Mengetahui, Kepala Sekolah

Yogyakarta, Guru Kimia

2012

NIP .......................................... ....................................

Rustina Septiani NIP.

Tata Nama Senyawa Sederhana Setiap senyawa perlu mempunyai nama spesifik. Seperti halnya penamaan unsur, pada mulanya penamaan senyawa didasarkan pada berbagai hal, seperti nama tempat, nama orang, atau sifat tertentu dari senyawa yang bersangkutan. Sebagai contoh: a. Garam glauber, yaitu natrium sulfat (Na2SO4) yang ditemukan oleh J. R. Glauber.

b. Salmiak atau amonium klorida (NH4Cl), yaitu suatu garam yang awal mulanya diperoleh dari kotoran sapi di dekat kuil untuk dewa Jupiter Amon di Mesir. c. Soda pencuci, yaitu natrium karbonat (Na2SO4) yang digunakan untuk melunakkan air (membersihkan air dari ion Ca2+ dan ion Mg2+). d. Garam NaHCO3 (natrium bikarbon) digunakan untuk pengembang pembuatan kue. Dewasa ini jutaan senyawa telah dikenal dan tiap tahun ditemukan ribu senyawa baru, sehingga diperlukan cara (sistem) untuk pemberian nama. Oleh karena mustahil bagi kita untuk menghapalkan jutaan nama dan setiap nama berdiri sendiri, tanpa kaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam sistem penamaan yang digunakan sekarang, nama senyawa didasarkan pada rumus kimianya. Kita akan membahas cara penamaan senyawa yang terdiri dari dua dan tiga jenis unsur. 1. Tata Nama Senyawa Biner Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur, misalnya air (H2O), amonia (NH3 ), dan metana (CH4). a. Rumus Senyawa Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan. B Si C S As P N H S I Br Cl O F Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis sebagai H2O bukan OH2 . b. Nama Senyawa Nama senyawa biner dari dua jenis nonlogam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang kedua. Contoh: HCl = hidrogen klorida H 2S = hidrogen sulfida Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani sebagai berikut. 1 = mono 6 = heksa 2 = di 7 = hepta 3 = tri 8 = okta 4 = tetra 9 = nona 5 = penta 10 = deka Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida. Contoh: CO = karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu) CO2 = karbon dioksida N2O = dinitrogen oksida NO = nitrogen oksida N2O3 = dinitrogen trioksida N2O4 = dinitrogen tetraoksida N 2O5 = dinitrogen pentaoksida c. Senyawa Umum Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan di atas. Contoh: H 2O = air

NH3 CH4

= ammonia = metana

Latihan 3.1 1. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut. a. CO f. PCl b. CO2 g. SC16 c. SiCl 4 h. SO4 d. Cl2O i. CB 4 e. Cl2O 5 j. ClF3 2. Tuliskan rumus molekul senyawa yang mempunyai nama berikut. a. Fosforus triklorida f. Karbon disulfida b. Karbon tetraklorida g. Difosforus trioksida c. Dinitrogen trioksida h. Diklorin heptaoksida d. Silikon dioksida i. Sulfur trioksida e. Diklorin trioksida j. Diarsen trioksida 2. Tata Nama Senyawa Ion Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom. a. Rumus Senyawa Unsur logam ditulis di depan. Contohnya, rumus kimia natrium klorida ditulis NaCl bukan ClNa. Rumus senyawa ion: b X a+ + a Y b- XbYa Untuk a dan b sama dengan angka 1 tidak perlu ditulis. Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif. Contoh: Na+ + Cl- NaCl natrium klorida 2 Na+ + SO4 2- Na2SO4 natrium sulfat 2+ Fe + 2 Cl FeCl2 besi(II) klorida 3+ 3 Al + PO4 AlPO4 aluminium fosfat Mg 2+ + CO32- MgCO3 magnesium karbonat + 3 3 K + AsO4 3 K 3AsO 4 kalium arsenat b. Nama Senyawa Ion

Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anion (di belakang), angka indeks tidak disebut. Contoh: NaCl = natrium klorida CaCl2 = kalsium klorida Na2SO4 = natrium sulfat Al(NO3)3 = aluminium nitrat Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, maka senyawasenyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut.

Contoh: Cu2O = tembaga(I) oksida CuO = tembaga(II) oksida FeCl2 = besi(II) klorida FeCl3 = besi(III) klorida Fe2S3 = besi(III) sulfida SnO = timah(II) oksida SnO2 = timah(IV) oksida 3. Tata Nama Senyawa Terner Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa, dan garam. Asam, basa, dan garam adalah tiga kelompok senyawa yang saling terkait satu dengan yang lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan garam. a. Tata Nama Asam Rumus asam terdiri atas atom hidrogen (di depan, dapat dianggap sebagai ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam . Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah senyawa kovalen, bukan senyawa ion. Nama anion sisa asam sama dengan asam yang bersangkutan tanpa kata asam. Contoh: H3PO4 3 H+ + PO43 ion asam anion sisa asam (fosfat) Nama asam tersebut adalah asam fosfat. Rumus molekul dan nama dari beberapa asam yang lazim ditemukan dalam laboratorium dan kehidupan sehari-hari adalah: H2SO4 : asam sulfat (dalam aki) HNO3 : asam nitrat H 3PO 4 : asam fosfat CH3COOH : asam asetat (asam cuka) b. Tata Nama Basa Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH . Larutan basa bersifat kaustik, artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH- . Nama senyawa basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida. Contoh: NaOH Na+ + OH+ natrium hidroksida Ca 2+ + 2 OH kalsium hidroksida

Ca(OH)2

Al(OH)3 Cu(OH)2 Ba(OH)2

: aluminium hidroksida : tembaga(II) hidroksida : barium hidroksida

c. Tata Nama Garam Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam. Rumus dan pemberian nama senyawa garam sama dengan senyawa ion. Tabel Tata Nama Garam

Latihan 1. Tuliskan nama asam dengan rumus kimia sebagai berikut. a. H2CO3 c. H2SO3 e. H2S b. HCl d. H3PO3 f. CH3COOH 2. Tuliskan rumus kimia asam-asam berikut. a. Asam sulfat c. Asam klorat b. Asam fosfat d. Asam perklorat 3. Tuliskan nama dari basa berikut ini. a. Fe(OH)2 c. Zn(OH)2 b. KOH d. Au(OH)3 e. Asam oksalat f. Asam nitrit

e. Cr(OH)3 f. Sn(OH)2

4. Tuliskan rumus kimia dari basa berikut ini. a. Natrium hidroksida d. Tembaga(II) hidroksida b. Aluminium hidroksida e. Nikel hidroksida c. Kalsium hidroksida f. Raksa(I) hidroksida 4. Tata Nama Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat tertentu. Pada awalnya, senyawa organik ini tidak dapat dibuat di laboratorium, melainkan hanya dapat diperoleh dari makhluk hidup. Oleh karena itu, senyawa-senyawa karbon tersebut dinamai senyawa organik. Senyawa organik mempunyai tata nama khusus. Selain nama sistematis, banyak senyawa organik mempunyai nama lazim atau nama dagang (nama trivial). Beberapa di antaranya sebagai berikut.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Tahun Pelajaran : : : : : SMA Kimia X/ 1 2 x 45 menit 20.. / 20.. X.2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri).

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar

2.1. Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.

Indikator

Menyetarakan persamaan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya.

I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi kelas tentang zat-zat reaktan dan zat-zat produk yang dihasilkan dari percobaan, siswa dapat menuliskan persamaan reaksi yang terjadi dengan teliti. 2. Melalui diskusi kelas tentang fasa zat-zat reaktan dan produk, siswa dapat melengkapi persamaan reaksi dengan menuliskan fasa setiap secara mandiri. 3. Melalui diskusi kelas tentang jumlah unsur reaktan dan jumlah unsur di produk, siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi dengan menambahkan koefisien pada senyawa reaktan dan produk. 4. Melalui tugas mengisi LKS tentang reaksi kimia yang dilakukan di laboratorium, siswa dapat menuliskan rumus molekul dan persamaan reaksi yang setara dan lengkap dengan fasanya. II. A. 1. 2. III. IV. Materi Pembelajaran : STOIKIOMETRI Persamaan Kimia Menulis Persamaan Reaksi Menyetarakan persamaan reaksi Metode dan Pendekatan Pembelajaran Metode Diskusi informasi. Pendekatan pembelajaran Pendekatan siswa aktif. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran Tahap Pendahuluan Kegiatan Guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran dengan berdoa. Guru menanyakan kehadiran siswa. Guru mengeksplorasi pengetahuan awal siswa dengan apersepsi yaitu : 1. Menanyakan kepada siswa, apakah definisi unsur ? 2. Menanyakan kepada siswa, apakah definisi molekul ? 3. Menanyakan kepada siswa,apakah definisi molekul unsur? 4. Menanyakan kepada siswa, apakah definisi molekul senyawa? Masalah : 1. Bagaimanakah menulis persamaan reaksi dari senyawa yang kita reaksikan? Waktu 5 menit

2. Bagaimanakah menyetarakan reaksi yang memiliki jumlah unsur dalam senyawa produk yang tidak sama dengan jumlah unsur dalam senyawa reaktan? Topik : Cara menulis persamaan reaksi yang setara dan lengakap dengan fasanya. Kegiatan inti Guru mengelaborasi/menguraikan materi yang akan dipelajari 75 siswa yaitu : 1. Guru menjelaskan beberapa reaksi kimia dari percobaan nyata menit yang sering dilakukan di laboratorium misalnya reaksi antara asam dengan basa. 2. Guru menyebutkan asam dan basa apa yang direaksikan sementara siswa memikirkan rumus molekul yang dimaksud. 3. Guru menuliskan rumus molekul salah satu senyawa dari reaksi tersebut. 4. Guru menunjuk salah satu siswa menulis rumus molekul yang lain dari reaktan yang bereaksi. 5. Guru menunjuk siswa yang lain menulis kemungkinan produk yang terbentuk. 6. Guru mengoreksi dan memperbaiki persamaan reaksi yang ditulis siswa. 7. Apabibal reaksi belum diberi fasa dan belum setara, guru menunjuk siswa yang lain untuk menuliskan fasa dan menyetarakan reaksi dengan memberi koefisien setiap senyawa. 8. Guru memberi pujian apabila reaksi yang ditulis benar dan tepat. Penutup Siswa mengkonfirmasi materi yang telah diterima dari guru 10 berupa : 1. Menyebutkan nama senyawa dari rumus molekul yang menit ditulis guru atau menyebutkan rumus molekul dari nama senyawa yang diucapkan guru. 2. Menyebutkan kelengkapan persamaan reaksi (ada fasa dari senyawa yang bereaksi dan hasil reaksi). 3. Menyetarakan persamaan reaksi setelah guru memberikan persamaan reaksi sederhana yang belum setara. Guru menyempurnakan jawaban siswa yang kurang tepat. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya yaitu materi Hukum-Hukum Dasar Kimia (Hukum Lavoisier dan Proust). Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Alat dan bahan sumber belajar Alat : Papan tulis, Spidol dan penghapus. Bahan : LKS, soal evaluasi, dan handout. Sumber belajar : Budi Utami, dkk. (2009). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Halaman 81. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta .

IV. 1. 2. 3.

V. 1. 2. 3.

Teknik Penilaian Bentuk Evaluasi Jenis Evaluasi : Penskoran

: Tertulis Soal Essay :

4.

Penilaian : A = SANGAT BAIK B = BAIK C = CUKUP D = KURANG E = SANGAT KURANG NILAI RENTANG NILAI NILAI NILAI SKOR A 91,6-100 C A+ C+ 83,3-91,5 A C 75,1-83,2 ACB 66,7-75 D B+ 58,4-66,6 E B 50,1-58,3 B-

SKOR 41,8-50 33,5-41,7 25,1-33,4 0,1-25 0

Mengetahui, Kepala Sekolah

Yogyakarta, Guru Kimia

2012

NIP ..........................................

Rustina Septiani NIP. ....................................

Lampiran 1 EVALUASI Soal 1. Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh di laboratorium sebagai berikut a. Sebelum reaksi pembakaran dilakukan, praktikan menggunakan cairan etanol dan gas oksigen (reaksi pembakaran). (skor 15) b. Setelah reaksi pembakaran dilakukan, ditemukan ada gas karbon dioksida dan air. Tuliskan rumus molekul masing-masing senyawa yang direaksikan dan tuliskan pula rumus molekul senyawa yang dihasilkan ! (skor 15) 2. Tuliskan persamaan reaksi kimia berdasarkan data percobaan nomor 1. (skor 30) 3. Lengkapilah persamaan reaksi (nomor 2) dengan fasa setiap unsur berdasarkan data percobaan. (skor 10) 4. Setarakan persamaan reaksi (nomor 3) agar jumlah unsur yang bereaksi (kiri) dan hasil reaksi (kanan) itu sama. (skor 30) Jawaban Evaluasi 1. a. b. 2. Berdasarkan data pengamatan, rumus molekul senyawa tersebut adalah : Sebelum reaksi : C2H5OH dan O2 Setelah reaksi : CO2 dan H2O Persamaan reaksinya :
O2 CO2 + H2O

C2H5OH +

3.

Persamaan reaksi lengakap dengan fasanya :

C2H5OH (l) + O2 (g)

CO2 (g) +

H2O (l)

4.

Persamaan reaksi setaranya :

C2H5OH (l) + 7/2 O2 (g)


2 C2H5OH (l) + 7 O2 (g)

2 CO2 (g) + 3 H2O (l)


4 CO2 (g) + 6 H2O (l)

x 2

Lampiran 2 LEMBAR KEGITAN SISWA Nama siswa Kelas Hari/Tangggal Tanda tangan Petunjuk : Berdoalah sebelum mengerjakan soal berikut. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat. Lengkapi persamaan reaksi dengan fasa (s, (aq) atau (l) Kumpulkan lembaran ini tepat waktu. Nilai

Menulis Persamaan Reaksi Sederhana


1. Suatu percobaan dilakukan di laboratorium yaitu mereaksikan larutan magnesium klorida dengan larutan natrium hidroksida. Ternyata pada tabung reaksi terlihat ada endapan magnesium oksida dan larutan natrium klorida dengan air.

a. Rumus molekul magnesium klorida adalah .......... b. Rumus molekul natrium hidroksida adalah .......... c. Rumus molekul magnesium oksida adalah .......... d. Rumus molekul natrium klorida adalah ............ e. Rumus molekul air adalah .................. Berdasarkan kasus di atas maka persamaan reaksi tersebut adalah ..........( ) + .........( ) ...........( ) + ............( ) + ............( ) Reaksi antara magnesium klorida dengan natrium hidroksida menghasilkan endapan magnesium oksida, maka reaksi di atas disebut reaksi ...................... . 2. Suatu percobaan di laboratorium yaitu membakar etanol dengan api (oksigen) menghasilkan karbondioksida dan air. a. Rumus molekul etanol adalah ............... b. Rumus molekul oksigen adalah ............ c. Rumus molekul karbon adalah ............. d. Rumus molekul air adalah ................ Berdasarkan kasus di atas maka persamaan reaksinya adalah ........( ) + ........( ) ...........( ) + ............( ) Reaksi di atas belum setara maka reaksi setaranya adalah ...........( ) + .... ........( ) .... ...........( ) + .... .........( ) Reaksi yang memerlukan oksigen seperti reaksi di atas disebut reaksi ...................... . Catatan : Fasa (aq) artinya larutan campuran (*tidak dapat dipisahkan dengan teknik biasa tetapi dapat dipisahkan dengan cara elektrolisis) Fasa (s) artinya endapan atau padatan. Fasa (l) artinya pelarut murni atau cairan murni.

Lampiran 2 LEMBAR KEGITAN SISWA Nama siswa Kelas Hari/Tangggal Tanda tangan Petunjuk : Berdoalah sebelum mengerjakan soal berikut. Nilai

Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat. Lengkapi persamaan reaksi dengan fasa (s, (aq) atau (l) Kumpulkan lembaran ini tepat waktu.

Menulis Persamaan Reaksi Sederhana


1. Suatu percobaan dilakukan di laboratorium yaitu mereaksikan larutan magnesium klorida dengan larutan natrium hidroksida. Ternyata pada tabung reaksi terlihat ada endapan magnesium oksida dan larutan natrium klorida dengan air. a. Rumus molekul magnesium klorida adalah .......... b. Rumus molekul natrium hidroksida adalah .......... c. Rumus molekul magnesium oksida adalah .......... d. Rumus molekul natrium klorida adalah ............ e. Rumus molekul air adalah .................. Berdasarkan kasus di atas maka persamaan reaksi tersebut adalah ..........( ) + .........( ) ...........( ) + ............( ) + ............( ) Reaksi antara magnesium klorida dengan natrium hidroksida menghasilkan endapan magnesium oksida, maka reaksi di atas disebut reaksi ...................... . 2. Suatu percobaan di laboratorium yaitu membakar etanol dengan api (oksigen) menghasilkan karbondioksida dan air. a. Rumus molekul etanol adalah ............... b. Rumus molekul oksigen adalah ............ c. Rumus molekul karbon adalah ............. d. Rumus molekul air adalah ................ Berdasarkan kasus di atas maka persamaan reaksinya adalah ........( ) + ........( ) ...........( ) + ............( ) Reaksi di atas belum setara maka reaksi setaranya adalah ...........( ) + .... ........( ) .... ...........( ) + .... .........( ) Reaksi yang memerlukan oksigen seperti reaksi di atas disebut reaksi ...................... . Catatan : Fasa (aq) artinya larutan campuran (*tidak dapat dipisahkan dengan teknik biasa tetapi dapat dipisahkan dengan cara elektrolisis) Fasa (s) artinya endapan atau padatan. Fasa (l) artinya pelarut murni atau cairan murni.

Lembar jawaban LKS LEMBAR KEGITAN SISWA

Nama siswa Kelas Hari/Tangggal Tanda tangan Petunjuk : Berdoalah sebelum mengerjakan soal berikut. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat. Lengkapi persamaan reaksi dengan fasa (s, (aq) atau (l) Kumpulkan lembaran ini tepat waktu.

Nilai

A+

Menulis Persamaan Reaksi Sederhana


1. Suatu percobaan dilakukan di laboratorium yaitu mereaksikan larutan magnesium klorida dengan larutan natrium hidroksida. Ternyata pada tabung reaksi terlihat ada endapan magnesium oksida dan larutan natrium klorida dengan air. a. Rumus molekul magnesium klorida adalah MgCl2 b. Rumus molekul natrium hidroksida adalah NaOH c. Rumus molekul magnesium oksida adalah MgO d. Rumus molekul natrium klorida adalah NaCl e. Rumus molekul air adalah H2O Berdasarkan kasus di atas maka persamaan reaksi tersebut adalah MgCl2 ( aq ) + NaOH (aq ) MgO (s ) + NaCl (aq ) + H2O (aq ) Reaksi antara magnesium klorida dengan natrium hidroksida menghasilkan endapan magnesium oksida, maka reaksi di atas disebut reaksi pengendapan . 2. Suatu percobaan di laboratorium yaitu membakar propanol dengan api (oksigen) menghasilkan karbon dioksida dan air. a. Rumus molekul propanol adalah C3H7OH b. Rumus molekul oksigen adalah O2 c. Rumus molekul karbon dioksida adalah CO2 d. Rumus molekul air adalah H2O Berdasarkan kasus di atas maka persamaan reaksinya adalah C3H7OH (l ) + O2 (g ) CO2 (g ) + H2O (l ) Reaksi di atas belum setara maka reaksi setaranya adalah C3H7OH (l ) + 5O2 (g ) 3 CO2 (g ) + 4 H2O (l ) Reaksi yang memerlukan oksigen seperti reaksi di atas disebut reaksi pembakaran . Catatan : Fasa (aq) artinya larutan campuran (*tidak dapat dipisahkan dengan teknik biasa tetapi dapat dipisahkan dengan cara elektrolisis) Fasa (s) artinya endapan atau padatan. Fasa (l) artinya pelarut murni atau cairan murni.

Persamaan Reaksi Kimia


Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia, yang terdiri atas rumus kimia zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi disertai koefisien dan fasa masing-masing. Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut. 1. Menuliskan rumus kimia zat-zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan tentang wujudnya. 2. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai, sehingga jumlah atom ruas kiri sama dengan jumlah atom ruas kanan. A. Menulis Persamaan Reaksi Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi) menjadi zat baru (produk). Sebagaimana telah dikemukakan oleh John Dalton, jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya berubah. Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya. Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi. Perubahan yang terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Cara pemaparan ini kita sebut dengan persamaan reaksi. Hal-hal yang digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia zat-zat pereaksi (reaktan) di sebelah kiri anak panah dan zat-zat hasil reaksi (produk) di sebelah kanan anak panah. Anak panah digambarkan mempunyai arti membentuk atau bereaksi menjadi. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid atau l), zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq). Bilangan yang mendahului rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Koefisien reaksi diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi. Selain untuk menyetarakan persamaan reaksi, koefisien reaksi menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi. Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air sebagai berikut. Hasil reaksi / Produk 2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l) Koefisien H2 = 2 Koefesien O2 = 1 Koefesien H2O = 2 Berdasarkan persamaan reaksi di atas, berarti 2 molekul hidrogen bereaksi dengan 1 molekul oksigen membentuk 2 molekul H2O. Oleh karena itu sebaiknya dihindari koefisien pecahan karena dapat memberi pengertian seolah-olah partikel materi (atom atau molekul) dapat dipecah. B. Menyetarakan persamaan reaksi Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti langkah berikut. 1. Pilihlah satu unsur yang jumlahnya sama di ruas kiri dan kanan. Pereaksi / Reaktan

2. Bandingkan jumlah unsur yang lainnya di ruas kiri dan kanan. 3. Bila ada perbedaan jumlah, maka disetarakan jumlahnya dengan menambah koefisien. 4. Apabila koefisien yang ditambahkan dalam bentuk desimal (misalnya 3/2) maka persamaan reaksi (semua unsur yang terlibat dalam reaksi) dikalikan 2 (agar koefisiennya tidak desimal) sehingga koefisiennya 3. Perhatikan beberapa contoh berikut. Contoh 1 1. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Jawab: Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi: CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(l) Langkah 2 : Penyetaraan: a. Jumlah C di kiri 1, dikanan 1 (sudah setara) b. Jumlah O di kiri 2, di kanan 3 (CO2 + H2O), maka 2 koefisien ditaruh di H2O sehingga jumlah O di kanan jadi genap yaitu empat (CO2 dan 2H2O). Agar di kiri juga empat O maka 2 koefisien di taruh di O2 (2 H2O) c. CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l) d. Jumlah atom H di kanan empat di kiri empat, maka sudah reaksi tersebut sudah setara. 2. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium dengan larutan asam klorida membentuk larutan aluminium klorida dan gas hidrogen. Jawab: Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi: Al(s) + HCl(aq) AlCl3(aq) + H2(g) Langkah 2 : Penyetaraan: a. Jumlah Al di kiri satu, di kanan 1 (sudah setara) b. Jumlah Cl di kiri 3 (AlCl3), di kanan masih satu (HCl) maka diberi koefisien 3 (3HCl). c. Al(s) + 3 HCl(aq) AlCl3(aq) + H2(g) d. Jumlah H di kiri 3 (dari 3HCl), di kanan 2 (dari H2) maka diberi koefisien 3/2 (jadi 3/2 H2) ini dimaksudkan agar jumlah H dikiri dan di kanan sam-sama 3. Al(s) + 3HCl(aq) AlCl3(aq) + 3/2 H2(g) e. Karena ada koefisien pecahan (yaitu 3/2 H2) maka persamaan reaksi kita kalikan 2 menjadi 2 Al(s) + 6 HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g) f. Dari persamaan di atas yang telah setara maka jumlah atom-atom dalam reaksi telah sama. 3. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara besi(III) oksida dengan larutan asam sulfat membentuk larutan besi(III) sulfat dan air. Jawab: Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:

Fe2O3(s) + H2SO4(aq) Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l) Langkah 2 : Penyetaraan: a. Senyawa Fe2(SO4)3 merupakan senyawa ion yang dapat terion menjadi 2Fe3+ dan 3SO42-. b. Jumlah Fe di kanan dua, di kiri dua (sudah setara). c. Jumlah SO42- di kanan tiga (dari Fe2(SO4)3 ), di kiri satu (dari H2SO4) maka diberi koefisien 3 (menjadi 3H2SO4 ) d. Fe2O3(s) + 3H2SO4(aq) Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l) (belum setara) e. Jumlah H di kiri enam (dari 3H2SO4), di kanan dua (dari H2O) maka diberi koefisien 3 (menjadi 3H2O) Fe2O3(s) + 3H2SO4(aq) Fe2(SO4)3(aq) + 3H2O(l) f. Reaksi di atas telah setara karena jumlah unsur ruas kiri dan kanan telah sama. 4. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida, dan air. Jawab: Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi: Cu(s) + HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l) Langkah 2 : Penyetaraan: a. Reaksi ini sangat sulit dengan teknik biasa, untuk itu digunakan persamaan matematika dengan menetapkan dan memisalkan koefesien untuk menentukan persamaan matematika sederhana. b. a Cu(s) + b HNO3(aq) 1 Cu(NO3)2(aq) + c NO(g) + d H2O(l) c. jumlah unsur ruas kiri dan kanan Un sur Ru Rua Jumlah kiri = jumlah kanan as s Ki Ka ri nan a 1 a=1 b 2d b = 2d ............... (pers 3) b 2 + b= 2 + c ...............(Pers 2) c 6 + 3b c + d

Cu H N O

b = 6 + c + d .........(Pers 1)

d. Persamaan matematika masukkan (substitusi) persamaan 3 (b=2d) ke persamaan 2 (b=2+c): 2d = 2+c c= 2d-2 masukkan nilai c ke persamaan 1

3b= 6+c+ d 3b = 6 +(2d-2)+ d 3b= 6-2 +2d+d 3b= 4+3d b= 4/3 + d masukkan nilai b ke persamaan 3 (b=2d) 4/3 + d = 2d 4/3 = 2d-d 4/3 = d Masukkan nilai d ke persamaan 3 (b=2d) b= 2 (4/3) b= 8/3 masukkan nilai b ke persamaan 2 (b=2+c) 8/3 = 2+c 8/3 - 2 = c 8/3 6/3 = c 2/3 = c e. masukkan nilai a, b, c dan d ke persamaan reaksi 1 Cu(s) + 8/3 HNO3(aq) 1 Cu(NO3)2(aq) + 2/3 NO(g) + 4/3 H2O(l) Koefesien pada persamaan reaksi ini masih desimal maka semua zat dikalikan 3 3 Cu(s) + 8 HNO3(aq) 3 Cu(NO3)2(aq) + 2 NO(g) + 4 H2O(l) f. Karena jumlah unsur ruas kiri dan kanan telah sama maka persamaan reaksi di atas telah setara.

STANDAR KOMPETENSI X.2 MEMAHAMI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) KOMPETENSI DASAR 2.2 MEMBUKTIKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN BERLAKUNYA HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA MELALUI PERCOBAAN SERTA MENERAPKAN KONSEP MOL DALAM MENYELESAIKAN PERHITUNGAN KIMIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu : SMA : Kimia : Kelas X/Semester 1 : Hukum Lavoisier dan Hukum Proust : 2 x 45 Menit (pertemuan pertama)

I. Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri). II. Kompetensi Dasar : 2.2. Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia. III. Indikator A. Kognitif 1. Produk a. Menjelaskan Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa). b. Menjelaskan Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap). c. Mendeskripsikan kekekalan massa dalam proses reaksi kimia. d. Mendeskripsikan Perbandingan Tetap dalam proses reaksi kimia. 2. Proses Melaksanakan eksperimen untuk menyelidiki kekekalan massa dan perbandingan tetap dalam proses reaksi kimia menggunakan alat dan bahan sesungguhnya. a. Merumuskan masalah b. Merumuskan tujuan c. Melaksanakan eksperimen d. Mengisi tabel pengamatan e. Melakukan analisis data f. Merumuskan kesimpilan B. Psikomotor 1. Menyiapkan alat dan bahan eksperimen 2. Menimbang bahan eksperimen dengan teliti C. Afektif 1. Karakter a. Jujur b. Tanggung jawab c. Hati-hati d. Teliti 2. Keterampilan sosial a. Bertanya b. Menyumbang idea tau berpendapat

c. Menjadi pendengar yang baik d. Berkomunikasi IV. Tujuan Pembelajaran A. Kognitif 1. Produk a. Siswa dapat menjelaskan Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa). b. Siswa dapat menjelaskan Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap). c. Secara mandiri siswa dapat mendeskripsikan kekekalan massa dalam proses reaksi kimia. d. Secara mandiri dapat mendeskripsikan Perbandingan Tetap dalam proses reaksi kimia. 2. Proses Diberikan alat dan bahan dan LKS, siswa dapat melaksanakan eksperimen untuk menyelidiki Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) dan (Hukum Perbandingan Tetap) dalam proses reaksi kimia yang terjadi. B. Psikomotor. Disediakan alat, bahan dan LKS,siswa dapat menimbang serta mengamati yang terjadi dengan rincian tugas kerja yang telah ditentukan. C. Afektif 1. Karakter Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dapat membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter kejujuran, tanggung jawab, hati-hati, dan teliti. 2. Keterampilan sosial Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dapat membuat kemajuan dalam menunjukkan prilaku keterampilan sosial kepedulian lingkungan, memberikan ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik dan berkomunikasi. V. Meteri Pembelajaran Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) dan hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap) dengan proses reaksi kimia. VI. Metode Pembelajaran Model pembelajaran : Model Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas. VII. Kegiatan Pembelajaran No I Pendahuluan 1. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa dan memeriksa kehadiran siswa KEGIATAN WAKTU 15 menit

sebagai wujud kepedulian lingkungan. 2. Guru memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya dan siswa dengan rasa tanggung jawab memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Apersepsi : Guru : Kemaren kita sudah mempelajari reaksi kimia sederhana apakah reaksi yang terjadi memiliki massa dan memiliki perbandingan tetap setelah reaksi dan sebelum reaksi? Murid : tidak tahu pak. Guru : bagaimana kita menunjukkan bahwa reaksi itu memiliki massa dan memiliki perbandingan tetap? Untuk mempelajarinya kita akan mengulas materi tentang Topik : Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) dan hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap) dengan proses reaksi kimia? 3. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran Hubungan hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) dan hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap) dengan proses reaksi kimia. 4. Guru memberi motivasi siswa secara komunikatif dan kreatif dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

II

Kegiatan 75 menit Eksplorasi 1. Guru membagikan siswa menjadi beberapa kelompok (satu kelompok terdiri atas 4-5 siswa). 2. Guru membimbing siswa untuk melakukan eksperimen dan diikuti oleh siswa lainnya dengan mengamati dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan. 3. Guru membimbing siswa untuk mengisi format LKS. Elaborasi 1. Masing-masing siswa menyampaikan hasil jawaban dari soal-soal yang diberikan secara mandiri dan bertanggungjawab.\ 2. Guru mengoreksi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang memberikan jawaban yang belum benar. Konfirmasi 1. Guru memberikan tanggapan dan simpulan berdasarkan hasil diskusi kerja kelompok secara komunikatif. 2. Guru memberikan penguatan cara meyelesaikan soal hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) dan hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap) dengan proses reaksi kimia. 3. Guru secara kreatif memberikan catatan-catatan penting

VIII.

mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. III Penutup 1. Guru membimbing siswa secara mandiri dan jujur untuk membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas 2. Guru melakukan penilaian akhir terhadap materi yang telah diberikan secara bertanggungjawab. 3. Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang telah diajarkan secara demokratis. 4. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut secara mandiri dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik 5. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajara a. Buku 1) Hermawan, Heru Pratomo Al, Paris Sutarjawinata. (2009). Aktif Belajar Kimia Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2) Budi Utami, dkk. (2009). Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. 3) Agus Setiabudi dan Yayan Sunarya. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X SMA/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. b. LP Produk. c. Silabus d. Guru e. Penilaian Teknik penilaian : tes dan non tes (pengamatan) Bentuk instrumen : tes tertulis dan pengamatan prilaku karakter Lembar penilaian pengamatan perilaku karakter Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap peserta peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. No 1 2 3 4 Keterangan: Jumlah skor maksimal = 4 x4 = 16 Jumlah siswa = Nilai afektif 86-100 = A 71- 85 = B 50 -70 = C Nama Siswa 1 Andi Mimo Indikator/Skor 2 3 Jumlah skor 4 Keterangan

1. 2. 3. 4.

Komunikatif Tanggung Jawab Rasa ingin tahu Mandiri

Mengetahui, Kepala Sekolah

Yogyakarta, Guru Kimia

2012

NIP .......................................... ....................................

Rustina Septiani NIP.

LEMBAR KERJA SISWA

A. Tujuan

Membuktikan kebenaran hukum kekekalan massa. B. Alat dan Bahan 1) Alat Neraca Gelas kimia Kaca arloji 2) Bahan 2, 4, 8 gram NaOH(s) 10 Gram CH3COOH(aq) C. Langkah Kerja 1. Menyedikan alat dan bahan 2. Menimbang CH3COOH sebanyak 10 gram masing-masing disimpan kedalam tiga gelas kimia. 3. Memasukan kedalam gelas kimia NaOH masing-masing 2, 4, dan 8 gram 4. Menimbang massa gelas kimia setelah dicampurkan. 5. Mencatat massa yang telah diukur dan bandingkan dengan jumlah massa kedua bahan NaOH dan CH3COOH sebelum dicampurkan D. Hasil Pengamatan Data pengamatan NO Berat Sebelum Reaksi (gram) NaOH(s) = 1 CH3COOH (aq) = NaOH(s) = 2 CH3COOH (aq) = NaOH(s) = 3 CH3COOH (aq) =

Berat Setelah Reaksi (gram) Hasil Reaksi =. Hasil Reaksi =. Hasil Reaksi =.

E. Kesimpulan ............................

LEMBAR KERJA SISWA

A. Tujuan Membuktikan kebenaran hukum perbandingan tetap. B. Alat dan Bahan 1. Alat Neraca Gelas kimia Kaca arloji 2. Bahan a. 1, 2, 5, dan 10 gram CaCO3(s) b. 50 mL HCl(aq) C. Langkah Kerja 1. Menyedikan alat dan bahan 2. Memipet HCl(aq) sebanyak 50 mL masing-masing disimpan kedalam tiga gelas kimia. 3. Memasukan kedalam gelas kimia CaCO3(s) masing-masing 1, 2, 3, dan 8 gram 4. Mengaduk gelas kimia sampai larutan terlarut sempurna. 5. Mengamati semua larutan apakah terlarut sempurna. D. Hasil Pengamatan Data pengamatan No Berat CaCO3 (gram) 1 1 2 2 3 5 4 10

Volume HCl 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL

Berat CaCO3 Sisa (gram)

E. Kesimpulan

LAMPIRAN MATERI

A. HUKUM DASAR KIMIA Stoikiometri berasal dari kata-kata yunani stoicheion (unsur) dan metrein (mengukur), berartimengukur unsur-unsur. Stoikiometri adalah kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia. Beberapa Hukum Dasar Kimia 1. Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier, 1873). Pada setiap reaksi kimia, massa zat-zat yang bereaksi adalah sama dengan massa produk-reaksi atau Materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan atau dalam setiap reaksi kimia tidak dapatdideteksi perubahan massa Contoh 1 : 40 gram Ca + 16 gram O2--> 56 gram CaO 12 gram C + 32 gram O2--> 44 gram CO2 Contoh 2 Kawat tembaga dibakar dalam pembakar bunsen sehingga terbentuk tembaga oksida (CuO).

2Cu(s) + O2(g)

2CuO(s)

Jika berat Cu semula 32 g dan CuO yang terbentuk 40 g, berapa berat O2 yang bereaksi? Jawab Menurut Hukum Kekekalan Massa, dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Oleh karena itu, berat O2 yang bereaksi adalah 40 g 32 g = 8 g

32 g Cu(s) + 8 g O2

40 g CuO(s)

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) Pada setiap reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat lain atau tetapatau Suatu senyawa murni selalu berdiri atas unsure -unsur yang sama, yang tergabung dalam perbandingan tertentu contoh: a. Pada senyawa NH3 = massa N : massa H = 1 Ar . N : 3 Ar . H = 1 (14) : 3 (1)

= 14 : 3 b. Pada senyawa SO3 = massa S : massa 0 = 1 Ar . S : 3 Ar . O = 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 =2:3 Keuntungan dari hukum Proust: bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut makA massa unsur lainnya dapat diketahui.

LATIHAN SOAL 1. Latihan 1 Pada proses elektrolisis, sebanyak 18,0 gram air terurai menjadi 2,0 gram hidrogen dan 16,0 gram oksigen a. Hitung massa hidrogen dan oksigen yang dapat diperoleh dari elektrolisis 50,0 gram air b. Berapa pula massa air yang harus dielektrolisis untuk mendapatkan 100,0 gram oksigen?
Jawab: a. Perbandingan massa unsur hidrogen dan oksigen dalam air = 2,0 gram : 16,0 gram = 1 : 8 elektrolisis 50,0 gram air akan menghasilkan: - massa hidrogen = 1/9 x 50,0 gram = 5,6 gram - massa oksigen = 8/9 x 50,0 gram = 44,4 gram b. massa air yang harus dielektrolisis = 9/8 x 100,0 gram = 112,5 gram

2. Latihan 2 Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsure oksigen. Massa karbon yang direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen divariasi. Diakhir reaksi, ia memmperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam senyawa pertama adalah 42,9 % karbon dan 57, 1% oksigen. Sedangkan komposisi pada senyawa kedua adalah 27,3% karbon dan 72,7% oksigen. Tunjukkan bahwa perbandingan massa unsure oksigen dalam kedua senyawa ini sesuai dengan hukum kelipatan perbandingan.

Jawab. Umpama terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram senyawa II Massa Massa Massa Massa Karbon: Massa Senyawa Karbon Oksigen oksigen Senyawa I 100 gram 42, 9 gram 57,1 gram 42,9 : 57,1 = 1 : 1,38 Senyawa II 100 gram 27,3 gram 72,7 gram 27,3 : 72,7 = 1 : 2,66 Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa untuk setiap 1 gram karbon. = = 1,33 gram : 2,66 gram =1:2 Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa adalah bilangan bulat sederhana, sesuai dengan hukum Kelipatan Perbandingan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X /I Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan) Standar Kompetens : Memahami Hukum-Hukum Dasar Penerapanya dalam Pehitungan Kimia (stoikiometri).

Kimia

dan

Kompetensi Dasar : Membuktikan dan Mengkomunikasikan Berlakunya Hukum-Hukum Dasar Kimia Melalui Percobaan serta Menerapkan Konsep Mol Dalam Menyelesaikan Perhitungan Kimia. Indikator :

1) menganalisi senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton). 2) Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac). 3) Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum Avogadro. A. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis senyawa untuk membuktika berlakunya hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton) 2. Peserta didik dapat menjelaskan dan menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac) 3. peserta didik dapat menjelaskan menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum Avogadro. B. Materi Pembelajaran Hukum Kelipatan Perbandingan Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa dan jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama sedangkan unsur-unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat sederhana Hukum Perbandingan Volume Pada temperatur dan tekanan sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana Hipotesis Avogadro Pada temperatur dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung molekul yang sama pula. C. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok, tanya jawab, paraktik dan penugasan. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No KEGIATAN I WAKTU Pendahuluan 15 menit 1. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa dan memeriksa kehadiran siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. 2. Guru memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya dan siswa dengan rasa tanggung jawab memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Apersepsi : Guru : Kemarin kita sudah mempelajari hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) dan hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap). Apa isi hukum Proust? Murid : Perbandingan massa unsusr-unsur penyusun suatu senyawa itu pak adalah tidak tergantung pada asal-usul senyawa tersebut. Guru : Apa isi hukum Lavoisier? Murid : Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat hasil reaksi pak. Guru : Nah, minggu lalu kita sudah melakukan percobaan juga mengenai kedua hukum ini. Ada dua hukum dasar kimia lagi yang akan kita bahas hari ini yaitu hukum Dalton dan Gay Lussac. Apa isi

II

III

kedua hukum tersebut? Murid : Tidak tau pak. Topik : Itu yang akan kita pelajari hari ini yaitu Hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda) dan Hukum Gay Lussac (Hukum Perbandingan Volum). 3. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hubungan hukum dasar kimia Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa), hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap), hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda) dan hukum Gay Lussac (Hukum Perbandingan Volum).. 4. Guru memberi motivasi siswa secara komunikatif dan kreatif dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kegiatan 75 menit Eksplorasi 1. Guru membagikan siswa menjadi beberapa kelompok (satu kelompok terdiri atas 4-5 siswa). 2. Guru membimbing siswa untuk melakukan eksperimen dan diikuti oleh siswa lainnya dengan mengamati dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan. 3. Guru membimbing siswa untuk mengisi format LKS. Elaborasi 4. Masing-masing siswa menyampaikan hasil jawaban dari soal-soal yang diberikan secara mandiri dan bertanggungjawab. 5. Guru mengoreksi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang memberikan jawaban yang belum benar. Konfirmasi 6. Guru memberikan tanggapan dan simpulan berdasarkan hasil diskusi kerja kelompok secara komunikatif. 7. Guru memberikan penguatan cara meyelesaikan soal hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda) dan hukum Gay Lussac (Hukum Perbandingan Volum).. 8. Guru secara kreatif memberikan catatan-catatan penting mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. Penutup 5 menit 1. Guru membimbing siswa secara mandiri untuk membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas 2. Guru melakukan penilaian akhir terhadap materi yang telah diberikan secara bertanggungjawab. 3. Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang telah diajarkan secara demokratis. 4. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut secara mandiri dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik 5. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

E. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran 1. Buku a) Hermawan, Heru Pratomo Al, Paris Sutarjawinata. (2009). Aktif Belajar Kimia Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. b) Budi Utami, dkk. (2009). Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. c) Agus Setiabudi dan Yayan Sunarya. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X SMA/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. LP Produk. 3. Silabus 4. Guru F. Penilaian Teknik penilaian : tes dan non tes (pengamatan) Bentuk instrumen : tes tertulis dan pengamatan prilaku karakter Instrumen : lembar penilaian 1 dan 2.

Mengetahui, Kepala Sekolah

Yogyakarta, Guru Kimia

2012

NIP .......................................... ....................................

Rustina Septiani NIP.

LEMBAR KERJA SISWA HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA A. Tujuan Membuktikan kebenaran hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda). B. Alat dan Bahan 1. Alat Neraca Gelas kimia Kaca arloji 2. Bahan a. Serbuk besi (s) b. Belerang (aq) C. Langkah Kerja 1. Menyedikan alat dan bahan 2. Menimbang 56 gram serbuk besi dan 32 gram belerang. Kemudian direaksikan. 3. Menimbang 112 gram serbuk besi dan 96 gram belerang. Kemudian direaksikan. 4. Mengamati dan mencatat perbandingan kedua bahan serbuk besi dan belerang setelah dicampurkan. D. Hasil Pengamatan Data pengamatan Massa Senyawa (gram) FeS Fe2S3 56 112

Besi Massa (gram) 32 96

Belerang

Perbandingan

E. Kesimpulan ............................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X.3/1 Standar Kompetensi :X.2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri). Kompetensi dasar : 2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia. Alokasi Waktu : 2 JP Indikator:\ 1) Menjelaskan pengertian mol sebagai satuan jumlah zat. 2) Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat. II. Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menjelaskan pengertian mol sebagai satuan jumlah zat melalui diskusi kelas. 2) Siswa mampu mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat melalui diskusi kelas. III. Materi Pembelajaran: 1) Perhitungan kimia 2) Pengertian Mol 3) Hubungan mol dengan jumlah partikel I.

4) Hubungan mol dengan massa 5) Hubungan mol dengan volume 6) Rumus Empiris dan Rumus Molekul IV. Strategi pembelajaran : 1) Metode: Diskusi informasi Ceramah Latihan soal 2) Media: Power Point 3) Kegiatan Pembelajaran: LANGKAH PEMBELAJARAN No. 1

WAKTU

KARAKTER Religius, rasa ingin tahu

10 menit Pembukaan: 1. Guru memberikan salam dan menanyakan kabar 2. Apersepsi Guru : makanan pokok kita adalah nasi, berapa butir nasi yang kita makan? Murid : ribuan sampai miliaran Guru : berapa piring nasi yang anda makan setiap hari? Murid : 3-4 piring Guru : satuan piring adalah cara termudah untuk menghitung butir nasi yang kita makan setiap hari. Berapa partikel zat penyusun suatu dalam suatu unsur atau senyawa kimia tertentu? Murid : tidak tahu Guru : untuk mengetahui dan menghitung dalam satuan apa dan berapa partikel zat penyusun suatu unsur atau senyawa kita akan mempelajari Topik : Perhitungan kimia dalam Konsep mol 65 menit Kegiatan inti: 1. Dengan berdialog dan berdiskusi, siswa diajak memahami pengertian mol 2. Guru menjelaskan hubungan mol dengan jumlah partikel 3. Guru menjelaskan hubungan mol dengan massa 4. Guru menjelaskan hubungan mol dengan volume 5. Guru menjelaskan rumus Empiris dan Rumus Molekul 6. Latihan soal 15 menit Penutup: 1. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi yang telah diberikan hari

kooperati f, rasa ingin tahu Rasa tanggung jawab

ma -

Kerjasa Tanggun

ini. 2. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

g jawab, jujur Rasa ingin tahu

Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran 1. Buku Hermawan, Heru Pratomo Al dan Paris Sutarjawinata. (2009). Aktif Belajar Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Dapartemen Pendidikan Nasional. Dian Wuri Astuti. (2009). Kisi-kisi 1001 kimia SMA. Yogyakarta : Planet Ilmu 2. LP Produk. 10 1. 2. 3. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian : Tes dan non tes (pengamatan) Bentuk instrumen : Tes tertulis dan pengamatan prilaku karakter Instrumen : Lembar Penilaian 1

LP 1 : Penilaian Afektif Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap peserta peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. 1. Aspek Kognitif Skor No Aspek yang dinilai 1 2 3 4 1 Menjelaskan pengertian Mol 2 Menjelaskan hubungan mol dengan jumlah partikel 3 Menjelaskan hubungan mol dengan massa 4 Menjelaskan hubungan Hubungan mol dengan volume 5 Menjelaskan hubungan Rumus Empiris dan Rumus Molekul Jumlah

2. No 1 2 3 4 5

Aspek Afektif Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4

Berpartisipasi aktif dalam diskusi Aktif dalam menjelaskan konsep Mol Ikut serta dalam menyimpulkan hasil diskusi Ketepatan waktu Disiplin, tekun, tekun dan kerja keras, jujur dan terbuka Jumlah Keterangan : A (sangat baik) =4

B (baik) C (cukup) D (kurang) Nilai = Skor siswa x 100 Skor ideal Skor : 70 100 50 69 0 - 49

=3 =2 =1

=A =B =C

Yogyakarta , Mengetahui Guru Pamong

Maret 2012

Guru Mata pelajaran

NIP.

Rustina Septiani, S. Si NIM. 07307149024

LAMPIRAN MATERI A. Pengertian Mol

Dalam kehidupan sehari-hari, untuk menyatakan jumlah barang sering dinyatakan dalam lusin, gros, kodi dan lain-lain. Dalam kimia untuk menyatakan jumlah partikel dalam suatu zat menggunakan mol. Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel dan besarnya sama dengan jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram C-12. Jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram C-12 ini disebut sebagai tetapan Avogadro yang harganya = 6,02 x 1023. B. Hubungan mol dengan jumlah partikel

Sesuai dengan definisi diatas, maka 1 mol setiap zat mengandung 6,02 x 1023 partikel zat itu. Sehingga dapat dituliskan : Jumlah partikel = Jumlah mol x 6,02 x 1023 Contoh : Tentukan jumlah partikel yang terdapat dalam : a. 0,25 mol Cu b. 2 mol NH3 Jawab: a. Dalam 0,25 mol Cu = 0,25 x 6,02 x 1023 atom Cu = 1,505 x 1023 atom Cu b. Dalam 2 mol NH3 = 2 x 6,02 x 1023 molekul NH3 =1,204 x 1024 molekul NH3

(Ingat partikel dapat berupa atom, molekul, ion) C. Hubungan mol dengan massa

Massa satu mol zat dapat dinyatakan dalam gram. Massa tersebut disebut sebagai massa molar. Sehingga massa molar adalah massa 1 mol zat yang besarnya sama dengan massa molekul realatif atau massa rumus relatif zat itu yang dinyatakan dalam gram. Hubungan mol dengan massa dapat dituliskan: Massa = mol x Ar (untuk unsur) Massa = mol x Mr (untuk senyawa) Contoh : Hitunglah massa dari : (Ar Na=23, O=16, Ca=40, H=1) a. 1 mol Na b. 2 mol Ca(OH)2 Jawab : a. massa = mol x Ar massa Na = mol Na x Ar Na massa Na = 1 x 23

massa Na

= 23 gram

b. massa = mol x Mr massa Ca(OH)2 = mol x Mr Ca(OH)2 massa Ca(OH)2 = 2 x 74 massa Ca(OH)2 = 148 gram D. Hubungan mol dengan volume Volume gas sangat dipengaruhi tekanan dan suhu. Oleh karean itu setiap menyatakan volume gas, harus diikuti keterangan tentang suhu (T) dan tekanan (P). Dalam kimia suhu 0oC dan tekanan 1 atm, disebut keadaan standar (STP= Standard Temperature and Pressure). Jika diukur pada keadaan standar volume 1 mol zat adalah sebanyak 22,4 liter. Volume 1 mol zat tersebut disebut volume molar. Hubungan tersebut dapat dituliskan: Volume = mol x 22,4 Contoh: Tentukan volume gas-gas berikut pada keadaan standar: a. 1 mol H
2

b. 0,3 mol CH Jawab : a. Volume H Volume H2

= 1 x 22,4 liter = 22,4 liter = 0,3 x 22,4 liter = 6,72 liter

b. Volume CH4 Volume CH4

Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa dan volume gas dapat dilihat pada contoh soal berikut :

1. Tentukan jumlah partikel yang terdapat dalam 9 gram air (Ar H=1, O=16)! Jawab: Jumlah mol air = = = 0,5 mol air
23

Jumlah partikel = mol x 6,02 x 10


23

Jumlah partikel = 0,5 x 6,02 x 10


23

Jumlah partikel = 3,01 x 10

molekul H O
2

2. Tentukan volume dari 8 gram gas hidrogen (Ar H=1) Jawab : Jumlah mol H =
2

= = 4 mol Volume gas H2 = mol x 22,4 Volume gas H2 = 4 x 22,4 = 89,6 liter 3. Pada suhu dan tekanan tertentu 5 liter NO = 6 gram. Pada suhu dan tekanan yang sama tentukan volume dari 20 gram SO3. (Ar N=14, O=16, S=32)! Jawab: Mol NO = = = 0,2 mol 0,2 mol NO mempunyai volume 5 liter, sehingga untuk 1 mol NO mempunyai volume 25 liter. Mol SO3= = 0,25 mol Volume SO = 0,25 x 25 liter
3 3

Volume SO = 6,25 liter E. Rumus Empiris dan Rumus Molekul Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa, sedangkan rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa. Rumus empiris atau rumus perbandingan menyatakan perbandingan mol atom unsurunsur dalam suatu senyawa. Oleh karena itu menentukan rumus empiris berarti menentukan perbandingan mol unsur-unsurnya. Rumus molekul dapat ditentukan apabila massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut juga diketahui. Contoh : Suatu gas mengandung 48 gram karbon, 12 gram hidrogen dan 32 gram oksigen (Ar C=12, H=1, O=16). Bagaimana rumus empiris gas itu! Jawab mol C : mol H : mol O = =2:6:1 Rumus empiris gas adalah C H O
2 6

F. Menentukan Kadar Unsur dalam Senyawa Rumus kimia zat menunjukkan perbandingan atom unsur-unsur penyusunnya. Dengan mengetahui perbandingan atomnya maka perbandingan massa unsur-unsur itu dapat ditentukan. Contoh : Perbandingan atom H dengan O dalam air adalah 2 : 1 (Ar H=1, O=16) Jadi : Massa H : massa O dalam air = (2 x 1) : (1 x 16) = 2 : 16

Mr H O = 18
2

Dengan demikian kadar H dalam air = = 11, 11% kadar O dalam air = 88,88% =

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X /I Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan) Standar Kompetens : Memahami Hukum-Hukum Dasar Kimia dan Penerapanya dalam Pehitungan Kimia (stoikiometri). Kompetensi Dasar : Membuktikan dan Mengkomunikasikan Berlakunya Hukum-Hukum Dasar Kimia Melalui Percobaan serta Menerapkan Konsep Mol Dalam Menyelesaikan Perhitungan Kimia. Indikator : - Menentukan rumus air Kristal. - Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa. - Menentukan perekasi pembatas dalam suatu reaksi. - Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi. A. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menjelaskan rumus air Kristal. 2. Peserta didik dapat menghitung kadar zat dalam suatu senyawa. 3. Peserta didik dapat menjelaskan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. 4. Peserta didik dapat menghitung banyaknya zat pereaksi atau hasil reaksi 5. Afektif Karakter

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dapat membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter kejujuran, tanggung jawab, hati-hati, dan teliti. B. Materi Pembelajaran Perhitungan Kimia 1. Rumus kimia hidrat (air Kristal) Rumus kimia senyawa Kristal padat X.H2O 2. Hitungan kimia Tuliskan persamaan reaksi dari soal yang ditanyakan dan setarakan

Ubahlah semua satuan yang diketahui dari tiap-tiap zat ke dalam mol.

Gunakanlah koefisien reaksi untuk menyeimbangkan banyaknya mol zat reaktan dan produk. Ubahlah satuan mol dari zat yang ditanyakan ke dalam satuan yang ditanya ( L atau g atau partikel,dll). 3. Pereaksi pembatas

C. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No I KEGIATAN WAKTU Pendahuluan 15 menit 5. Guru memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya dan siswa dengan rasa tanggung jawab memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Apersepsi : Guru : Kemaren kita sudah mempelajari tentang konsep mol dan perhitungannya. Apa yang dimaksud dengan mol? Murid : Saya mencoba menjawab pak, satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu sebanyak atom yang terdapat dalam 12 g atom karbon -12 pak. Guru : Baiklah sepertinya kalian sudah memahami materi sebelumnya, hari ini kita akan mempelajari rumus kimia hidrat dan pereaksi pembatas. 6. Guru memberi motivasi siswa secara komunikatif dan

II

III

kreatif dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kegiatan 75 menit Eksplorasi 9. Guru menjelaskan tentang rumus kimia hidrat dan pereaksi pembatas. 10. Guru membimbing siswa untuk memahami konsep pereaksi pembatas. Setelah selesai membimbung guru meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan. 11. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan soal. Elaborasi 12. Masing-masing siswa mengerjakan di papan tulis hasil jawaban dari soal-soal yang diberikan secara mandiri dan bertanggung jawab. 13. Guru mengoreksi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang memberikan jawaban yang belum benar. Konfirmasi 14. Guru memberikan tanggapan dan simpulan berdasarkan hasil pekerjaan murid di papan tulis secara komunikatif. 15. Guru memberikan penguatan cara meyelesaikan soal-soal yang diberikan. 16. Guru secara kreatif memberikan catatan-catatan penting mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. Penutup 5 menit 6. Guru membimbing siswa secara mandiri untuk membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas 7. Guru melakukan penilaian akhir terhadap materi yang telah diberikan secara bertanggungjawab. 8. Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang telah diajarkan secara demokratis. 9. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut secara mandiri dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik 10. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

E. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran 5. Buku a. Hermawan, Heru Pratomo Al, Paris Sutarjawinata. (2009). Aktif Belajar Kimia Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. b. Budi Utami, dkk. (2009). Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

c. Agus Setiabudi dan Yayan Sunarya. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X SMA/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. 6. LP Produk. 7. Silabus 8. Guru 1. Penilaian 2. Teknik penilaian : tes dan non tes 3. Bentuk instrumen : tes tertulis dan pengamatan prilaku karakter dan sosial 4. Instrumen : lembar penilaian 1 dan 2. Lembar penilaian pengamatan perilaku karakter Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap peserta peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. No Nama Siswa Indikator/Skor Jumlah skor Keterangan 1 2 3 4 1 Andi 2 Mimo 3 4 Keterangan: 1. Komunikatif 2. Tanggung Jawab 3. Rasa ingin tahu 4. Mandiri

Jumlah skor maksimal = 4 x4 = 16 Jumlah siswa = Nilai afektif 86-100 = A 71- 85 = B 50 -70 = C < 50 = D Yogyakarta,

2012 Mengetahui Guru Pamong, Mahasiswa,

(..) (..)

LAMPIRAN MATERI 1. RUMUS KIMIA HIDRAT Hidrat adalah senyawa Kristal padat yang mengandung air Kristal ( H2O). Rumus kimia senyawa Kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan rumus hidrat merupakan penentu jumlah molekul air Kristal (H2O) atau nilai x. Secara umum rumus hidrat dapat ditulis sebagai berkut: Rumus kimia senyawa Kristal padat X.H2O

Sebagai contoh garam kalsium sulfat, memiliki rumus kimia CaSO4.2H2O, artinya dalam setiap satu mol CaSO4 terdapat 2 mol H2O. beberapa senyawa berhidrat /berair Kristal dapat anda lihat pada table berikut. Beberapa senyawa hidrat Nama Senyawa Kalsium Sulfat Dihidrat Asam Oksalat Dihidrat Tembaga (II) Sulfat pentahidrat Natrium Sulfat Pentahidrat Magnesium Sulfat Heptahidrat Natrium Karbonat Dekahidrat

Jumlah Molekul Air Kristal 2 2 5 5 7 10

Rumus Kimia CaSO4. 2H20 H2C2O4. 2H2O CuSO4. 5H2O Na2SO4. 5H2O MgSO4. 7H2O Na2CO3. 10H2O

2. HITUNGAN KIMIA Penentuan sejumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus diperhitungkan dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui harus diubah ke dalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan mol. Adapun langkah-langkah metode pendekatan mol tersebut sebagai berikut. Tuliskan persamaan reaksi dari soal yang ditanyakan dan setarakan

Ubahlah semua satuan yang diketahui dari tiap-tiap zat ke dalam mol.

Gunakanlah koefisien reaksi untuk menyeimbangkan banyaknya mol zat reaktan dan produk. Ubahlah satuan mol dari zat yang ditanyakan ke dalam satuan yang ditanya ( L atau g atau partikel,dll).

3.

PEREAKSI PEMBATAS

Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang dicampurkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti bahwa ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu. Pereaksi demikian disebut pereaksi pembatas. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Perhatikan gambar di bawah ini! X + 2Y XY2

= molekul zat X

= molekul zat Y = molekul zat XY2

Pereaksi pembatas. Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, satu mol zat X membutuhkan dua mol zat Y. Gambar di atas menunjukan bahwa tiga molekul zat X direaksikan dengan empat molekul zat Y. Setelah reaksi berlangsung, banyaknya molekul zat X yang bereaksi hanya dua molekul dan satu molekul tersisa. Sementara itu, empat molekul zat Y habis bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi pembatas. Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang habis bereaksi dan tidak bersisa di akhir reaksi. Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya, lalu pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil merupakan pereaksi pembatas.

LATIHAN SOAL 1. Sebanyak 5 g tembaga (II) sulfat hidrat dipanaskan sampai semua ait kristalnya menguap. Massa tembaga (II) sulfat padat yang terbentuk 3,20 g. Tentukan rumus hidrat tersebut! ( Ar : Cu = 63,5 ; S= 32 ; O= 16 ; H= 1) Jawab Langkah-langkah penentuan rumus hidrat: Misalkan rumus hidrat CuSO4. XH2O Tuliskan persamaan reaksinya Tentukan mol zat sebelum dan sesudah reaksi. Hitunglah nilai x, dengan menggunakan perbandingan mol CuSO4 : mol H2O

CuSO4. XH2O(s) CuSO4 (s)+ XH2O 5g 3,2 g 1,8 g Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 0,02 : 0,10. Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 1 : 5 Jadi, rumus hidrat dari tembaga(II) sulfat yaitu CuSO4. 5H2O 2. Berapa massa air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 4 g H2 dengan O2? ( Ar : H= 1 ; O= 16) Jawab Setarakan reaksinya : 2H2 + O2 2H2O Agar penyelesaian lebih mudah gunakan alur berikut. m H2 mol H2 mol O2 m H2O ubah ke cari ubah ke mol H2 = 4/2 mol = 2 mol mol H2O = koefisien H2O/ koefisien H2 = 2/2 x 2 mol = 2 mol m H2O = 2 x Mr H2O = 2 x 18 = 36 g 3. Diketahui reaksi sebagai berikut S(s) + 3F2 (g) SF6 (g). Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2, tentukan : a. Berapa mol SF6 yang terbentuk? b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa? Jawab S + 3F2 SF6 Dari koefisien reaksi menunjukan bahwa 1 mol S membutuhkan 3 mol F2. Kemungkinan yang terjadi sebagai berikut. a. Jika semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan: Mol F2 = koefisien F2/ koefisien S x 2 mol S = 3/1 x 2 mol = 6 mol b. Jika semua F2 habis bereaksi maka S yang dibutuhkan: Mol F2 = koefisien S/ koefisien F2 x 2 mol S = 1/3 x 2 mol = 3,33 mol Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol. Jadi, yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S! Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S. a. Mol SF6 = 1 x 2 mol = 2 mol b. Zat yang tersisa F2, sebanyak = 10 mol 6 mol = 4 mol F2

Anda mungkin juga menyukai