Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

Nama Dokter Peserta Internship Nama Dokter Pendamping Nama Wahana

: dr. Andi Putra J.Narang : dr. Yus Winarti : RSUD Z.A. Pagar Alam Way Kanan

Identitas Pasien Nama Usia Alamat Pekerjaan Agama Suku Status : Ny.M : 45 tahun : Negeri Agung : Ibu Rumah Tangga : Islam : Jawa : Menikah

Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 25 Mei 2012

Keluhan Utama Demam sejak 3 hari yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan demam yang telah diderita sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan tidak turun naik dan menetap. Demam tidak pernah diukur suhunya oleh pasien. Pasien juga merasakan mual tetapi tidak sampai muntah. Terasa sedikit nyeri pada pertengahan perutnya. Tidak ada keluar darah dari hidung atau pada saat pasien menggosok gigi. Tidak ada keluhan pada tenggorokan pasien. Lidah pasien tidak kotor. Pasien juga merasa mulai terasa lemas dan nafsu makan dan minum pasien sedikit berkurang. BAK dan BAB pasien tidak ada kelainan. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat suka makan di sembarang tempat disangkal. Tetangga di dekat rumah pasien ada yang menderita demam berdarah.

Kira-kira 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien sudah berobat ke klinik dokter dan diberikan obat-obatan tetapi karena keluhan yang dirasakan pasien masih tetap sama makan keesokan harinya pasien memutuskan datang ke rumah sakit

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat asma disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat penyakit TB (fleg paru) disangkal Riwayat hipertensi 3 tahun yang lalu, tidak terkontrol. Riwayat kencing manis disangkal Riwayat merokok disangkal Riwayat minum alkohol disangkal. Riwayat minum obat tertentu secara rutin disangkal Riwayat alergi makanan, debu, obat, dll disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan keluhan sama disangkal Riwayat alergi dalam keluarga disangkal

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan di Ruangan RSUD Z.A. Pagar Alam Way Kanan pada tanggal 25 Mei 2012 Kesadaran: Compos mentis Keadaan gizi : BB : 56 kg ; TB : 168 cm BMI : 19,32 Tanda-tanda vital: o Tekanan darah o Nadi o Respirasi o Suhu

: 150/100 mmHg : 89 x/menit : 26 x/menit : 38,9 C : normochepali, simetris


: Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Kepala
Rambut

Mata

: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) Pupil isokor (3 mm/3mm), Reflek cahaya (+/+)

Hidung Bibir Gigi geligi Gusi Lidah Tonsil Faring

: Lapang, sekret -/-, darah (-/-) : Mukosa bibir lembab : Baik, karies tidak ada. : Darah (-) : Tidak kotor, tremor (-) : T1 T1, tidak hiperemis : Tidak hiperemis

Telinga Leher Thorax Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi

: darah (-/-), secret (-/-) : JVP (5-1) cmH2O, KGB tidak membesar : jejas (-)

: Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri : Stem fremitus simetris kanan dan kiri : sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar Vesikuler, ronkhi -/- , wheezing -/ Jantung Inpeksi Palpasi Perkusi : Iktus kordis tidak terlihat : Iktus kordis tidak teraba : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi : tampak datar : Lemas, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan epigastrium (+). : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal. : Tidak diperiksa : Akral hangat, sianosis tidak ada, petekie spontan (-) Cappilary Reffil < 2 detik, Rumple Leede (+)

Genitalia Ekstrimitas

Pemeriksaan Lab: Hemaglobin Hematokrit Leukosit Trombosit :13,2 g/dL : 40 % : 6.100 /uL : 98.000 /uL

Malaria

: (-)

Rumusan Masalah DHF Stadium I

Tatalaksana IVFD RL V kolf / 24 jam Paracetamol Tab 3x500 mg Omeprazole Tab 2x20 mg Captopril Tab 2x 12,5 mg Periksa darah rutin / 24 jam

Prognosis Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationum : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

BORANG PORTOFOLIO No. ID dan Nama Peserta: dr. Andi Putra J. Narang No. ID dan Nama Wahana: RSUD Z.A Pagar Alam Way Kanan Topik: DHF Stadium I Tanggal (kasus): 25 Mei 2012 Tanggal Presentasi: 14 Juni 2012 Pendamping: dr. Yus Winarti

Tempat Presentasi: RSUD Z.A Pagar Alam Way Kanan Objektif Presentasi: Diagnostik Manajemen Anak Dewasa Lansia

Deskripsi: Pasien wanita, usia 45 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 3 hari Mendiagnosis dan menatalaksana pasien Bahan Bahasan: Cara Membahas: Diskusi Presentasidan diskusi Kasus

Data pasien:

Nama: Ny. M

Nomor registrasi: 4328

Data utama untuk bahan diskusi: 1. Gambaran Klinis: Pasien datang dengan keluhan demam yang telah diderita sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan tidak turun naik dan menetap. Demam tidak pernah diukur suhunya oleh pasien. Pasien juga merasakan mual tetapi tidak sampai muntah. Terasa sedikit nyeri pada pertengahan perutnya. Tidak ada keluar darah dari hidung atau pada saat pasien menggosok gigi. Tidak ada keluhan pada tenggorokan pasien. Lidah pasien tidak kotor. Pasien juga merasa mulai terasa lemas dan nafsu makan dan minum pasien sedikit berkurang. BAK dan BAB pasien tidak ada kelainan. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat suka makan di sembarang tempat disangkal. Tetangga di dekat rumah pasien ada yang menderita demam berdarah. Kira-kira 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien sudah berobat ke klinik dokter dan diberikan obat-obatan tetapi karena keluhan yang dirasakan pasien masih tetap sama

makan keesokan harinya pasien memutuskan datang ke rumah sakit

2. Riwayat Penyakit dahulu: Riwayat asma disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat penyakit TB (fleg paru) disangkal Riwayat hipertensi 3 tahun yang lalu, tidak terkontrol. Riwayat kencing manis disangkal Riwayat merokok disangkal Riwayat minum alkohol disangkal. Riwayat minum obat tertentu secara rutin disangkal Riwayat alergi makanan, debu, obat, dll disangkal

3. Riwayat keluarga: Riwayat keluarga dengan keluhan sama disangkal Riwayat alergi dalam keluarga disangkal 4. Riwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga 5. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: pasien berasal dari keluarga cukup. 6. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan di Ruangan RSUD Z.A. Pagar Alam Way Kanan pada tanggal 25 Mei 2012 Kesadaran: Compos mentis Keadaan gizi : BB : 56 kg ; TB : 168 cm BMI : 19,32 Tanda-tanda vital: o Tekanan darah : 150/100 mmHg o Nadi: 89x/menit o Respirasi: 26x/menit o Suhu : 38 , 9 C

Kepala
Rambut

: normochepali, simetris
: Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Mata

: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Pupil isokor (3 mm/3mm), Reflek cahaya (+/+)


Hidung Bibir Gigi geligi Lidah Tonsil Faring : Lapang, sekret -/-, darah (-/-) : Mukosa bibir lembab : Baik, karies tidak ada. : Tidak kotor, tremor (-) : T1 T1, tidak hiperemis : Tidak hiperemis

Telinga Leher Thorax Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi

: darah (-/-), secret (-/-) : JVP (5-1) cmH2O, KGB tidak membesar : jejas (-)

: Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri : Stem fremitus simetris kanan dan kiri : sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar Vesikuler, ronkhi -/- , wheezing -/ Jantung Inpeksi Palpasi Perkusi : Iktus kordis tidak terlihat : Iktus kordis tidak teraba : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi : tampak datar : Lemas, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan epigastrium (+). : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal. : Tidak diperiksa : Akral hangat, sianosis tidak ada, petekie spontan (-) Cappilary Reffil < 2 detik, Rumplle Leed (+)

Genitalia Ekstrimitas

Pemeriksaan Lab:

Hemaglobin Hematokrit Leukosit Trombosit

:13,2 g/dL : 40 % : 6.100 /uL : 98.000 /uL

Malaria

: (-)

DaftarPustaka: 1. Departemen Kesehatan RI. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di indonesia. Jakarta: 2009. 2. Riyanto BS, Hisyam B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, 2006. p. 984-5. 3. PB PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, 2006. p. 105-8 Hasil Pembelajaran: 1. Diagnosis DHF Stadium I 2. Tatalaksana DHF Stadium I 3. Menentukan pencegahan, untuk mengurangi angka kekambuhan

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO Subjektif: Pasien datang dengan keluhan demam yang telah diderita sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan tidak turun naik dan menetap. Demam tidak pernah diukur suhunya oleh pasien. Pasien juga merasakan mual tetapi tidak sampai muntah. Terasa sedikit nyeri pada pertengahan perutnya. Tidak ada keluar darah dari hidung atau pada saat pasien menggosok gigi. Tidak ada keluhan pada tenggorokan pasien. Lidah pasien tidak kotor. Pasien juga merasa mulai terasa lemas dan nafsu makan dan minum pasien sedikit berkurang. BAK dan BAB pasien tidak ada kelainan. Pasien belum pernah

mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat suka makan di sembarang tempat disangkal. Tetangga di dekat rumah pasien ada yang menderita demam berdarah. Kira-kira 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien sudah berobat ke klinik dokter dan diberikan obat-obatan tetapi karena keluhan yang dirasakan pasien masih tetap sama makan keesokan harinya pasien memutuskan datang ke rumah sakit

Objektif: Pasien didiagnosis dengan DHF Stadium I. Dasar diagnosis pasien ini adalah : Pada anamnesis didapatkan: Demam yang berlangsung 3 hari Mual Nyeri pada ulu hati

Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Tekanan darah : 150/100 mmHg Nadi: 89x/menit Respirasi: 26x/menit Suhu: 38 , 9 C Lidah : Tidak Kotor Tonsil : T1-T1, Tidak Hiperemis Faring : Tidak Hiperemis Thorax : jejas (-), Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri : Stem fremitus simetris kanan dan kiri : sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar Vesikuler, ronkhi -/- , wheezing -/Ekstrimitas: Akral hangat, sianosis tidak ada, petekie spontan (-) Cappilary Reffil < 2 detik, Rumple Leed (+)

Assessment: Definisi
Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti

Etiologi
Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus B. , dan sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, famili flaviviridae yang memiliki 4 serotipe virus

dengue ( den-1, den-2, den-3, den-4). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan terhadap yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. 2 Sabin adalah orang pertama yang berhasil mengisolasi virus dengue, yaitu dari darah penderita sewaktu terjadi epidemi demam dengue di Hawaii dengan diberi nama tipe I, sedangkan virus dari penderita demam dengue yang berasal dari New Guinea diberi nama tipe 2. Dari serum penderita yang diserang Philippine hemoragic fever yang terjadi di Manila pada tahun 1953 dapat diisolasi tipe virus dengue baru yang diberi nama virus dengue tipe 3 dan 4. Terdapat tiga factor yang berperan pada penularan infeksi dengue yaitu manusia, virus dan vektor perantara.Nyamuk aedes aegypti dapat menularkan virus dengue pada manusia secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung : setelah menggigit orang yang sedang mengalami viremia, secara tidak langsung setelah melalui masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari( periode inkubasi ekstrinsik ), pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari ( periode inkubasi intrinsic )sebelum menjadi sakit setelah virus masuk dalam tubuh.

Pada nyamuk sekali virus masuk dan berkembang biak maka nyamuk tersebut seumur hidupnya dapat menularkan virus.Tapi pada manusia penularan hanya dapat terjadi saat tubuh dalam keadaan viremia antara 3-5 hari.

Di Indonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes, yaitu : 1. Aedes aegypti Nyamuk aides aegypti berasal dari mesir yang kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan adanya kapal laut dan udara. Paling sering ditemukan baik di kota maupun di desa Nyamuk hidup dan berkembang biak melalui air bersih dan tidak langsung berhubungan dengan tanah,seperti : Bak mandi/ WC, minuman burung, air tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, dll. Nyamuk ini sepintas nampak berlurik, berbintik-bintik putih. Tersebar luas di pelosok Tanah Air kecuali ketinggian > 1000 m d p Daur hidup nyamuk: 10-12 hari ( telur dewasa ) Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah terutama pagi dan sore hari .Umur nyamuk Betina: 2 minggu 3 bulan , dengan rata-rata 1,5 bulan tergantung suhu dan kelembaban udara. Kemampuan terbang: 40-100m dari tempat perkembang biakkannya. Tempat istirahat: benda-benda yang tergantung dalam rumah seperti

gordyn, kelambu, pakaian di kamar gelap dan sembab.

2. Aedes albopictus Nyamuk jenis ini kurang berperan menyebarkan penyakit demam berdarah,hal ini karena hidup dan berkembang biaknya di kebun atau semak-semak,dimana tertampung air ujan yang bersih yaitu pohon pisang, pandan, dll.menggigit pada siang hari dan jarak terbangnya hanya 50 meter.

Patogenesis
Saat ini didominasi 2 teori besar :

1. Teori Virulensi virus Dikeluarkan oleh Sabin (1931) Diantara serotipe dan diantara strain sendiri juga mempunyai susunan protein yang berbeda Infeksi tergantung dari jumlah dan virulensi virus yang mengalahkan pertahanan tubuh Tidak membedakan secara tegas antara DD dan DBD. 3

2. Teori Imunopatologi Reaksi imun mempunyai dua aspek : respon kekebalan atau malah menyebabkan penyakit. Sesudah mendapat infeksi virus dengue satu serotipe kekebalan terhadap serotipe tersebut tapi tidak untuk serotipe lain. Jika terkena infeksi dengan serotipe berbeda maka akan timbul infeksi yang berat. Teori ini disebut secondary heterologous infection oleh Halstead. 3

Beberapa teori lain yaitu teori antigen antibodi, teori infection enhancing antibody, dan teori mediator

Klasifikasi

Gejala Demam Dengue

Keterangan

Demam disertai 1 atau lebih gejala: nyeri Rawat Jalan kepala,nyeri belakang mata, nyeri otot,nyeri sendi

DBD Derajat I

Gejala diatas di tambah uji bendung (+)

Rawat Observasi Rawat jalan

DBD Derajat II DBD Derajat III

Gejala diatas ditambah perdarahan spontan Rawat inap Gejala diatas ditambah tanda-tanda: nadi Rawat inap cepat, penurunan TD, ujung-ujung tangan dan kaki dingin

DBD Derajat IV

Syok berat.

Rawat inap

Keterangan : 1. Derajat I dan II disebut DBD tanpa renjatan 2. Derajat III dan IV disebut DBD dengan renjatan atau DSS. MANIFESTASI KLINIS 2 DEMAM Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus-menerus berlangsung 2-7 hari, naik turun , tidak mempan dengan obat antipiretik. Kadang-kadang suhu tubuh sangat tinggi sampai 40 derajat Celcius dan dapat terjadi kejang demam. Akhir fase demam merupakan fase kritis pada DBD. Pada saat fase demam mulai cenderung menurun dan pasien tampak seakan sembuh, hati-hati karena fase tersebut dapat sebagai awal kejadian syok. Biasanya pada hari ketiga demam. Hari ke-3, 4, 5 adalah fase kritis yang harus dicermati dan pada hari ke-6 dapat terjadi syok. Kemungkinan terjadi perdarahan karena kadar trombosit sangat rendah (<20.000/ul). TANDA-TANDA PERDARAHAN Penyebab perdarahan pada DBD ialah vaskulopati, trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi intravakular yang menyeluruh. Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji Rumple leede (+), petekie, purpura, ekimosis, dan perdarahan konjungtiva. Petekie merupakan tanda perdarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama demam tetapi dapat pula dijumpai pada hari

ke3,4,5 demam. Perdarahan lain yaitu epitaksis, perdarahan gusi, melena, dan hematemesis. Pada anak yang belum pernah mengalami mimisan , maka mimisan adalah tanda penting. HEPATOMEGALI Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba sampai 2-4 cm dibawah lengkung iga kanan. Proses pembesaran hati, dari tidak teraba sampai teraba, dapat meramalkan perjalanan penyakit DBD. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan pada tepi hati berhubungan dengan adanya perdarahan. Nyeri perut lebih tampak jelas pada anak besar daripada anak kecil. KEGAGALAN SIRKULASI (SYOK) Pada kasus yang ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis menghilang setelah demam turun. Demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan tekanan darah, akral ekstremitas teraba dingin, disertai kongesti kulit. Perubahan ini memperlihatkan gejala

gangguan sirkulasi sebagai akibat dari perembesan plasma yang dapat bersifat sementara dan pasien akan sembuh spontan setelah pemberian cairan dan elektrolit Pada kasus berat, keadaan umum pasien mendadak memburuk setelah beberapa hari demam. Pada saat atau beberapa saat setelah suhu turun, antara hari sakit ke3-7 terdapat tanda kegagalan sirkulasi , kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki, sianosis di sekitar mulut, gelisah, nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak teraba. Pada saat akan terjadi syok beberapa pasien tampak sangat lemah, dan gelisah,. Sesaat sebelum syok seringkali pasien mengeluh nyeri perut.

Manifestasi klinis renjatan/syok pada anak terdiri atas : Kulit pucat, dingin, lembab terutama pada ujung jari kaki , tangan dan hidung Anak semula rewel, cengeng dan gelisah lambat-laun kesadarannya

menurun menjadi apatis, sopor dan koma perubahan nadi baik frekuensi maupun amplitudonya tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang tekanan sistolik menurun menjadi 80 mmHg atau kurang oliguria sampai anuria. 1

Manifestasi klinik lainnya : 1. Nyeri perut : keluhan yg timbul sebelum renjatan ( terutama di daerah epigastrium) 2. muntah, diare atau obstipasi 3. Cephalgia. 4. Asites, pleural effusion. 5. Kejang. 1

MANIFESTASI LABORATORIUM

Hemokonsentrasi : peninggian nilai Ht >20% Trombositopenia : penurunan trombosit dibawah 100.000/mm3. Leukosit dapat normal tapi biasaya menurun dengan dominasi sel neutrofil. Akhir fase demam, jumlah leukosit dan sel neutrofil menurun bersama-sama sehingga sel limfosit secara relatif meningkat.

waktu perdarahan memanjang, waktu protrombin memanjang Serum aspartat aminotransferase sedikit meninggi Kelainan elektrolit : hiponatremia hiperkalemia asidosis metabolik osmolalitas plasma sangat menurun Sediaan Hapus darah tepi : terdapat fragmentosit yang menandakan hemolisis

Sumsum tulang :terdapat hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi sistem RE dan terdapatnya makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel

KRITERIA DIAGNOSIS DBD WHO (1997) Kriteria klinis - Demam 2-7 hari,timbul mendadak ,tinggi terus menerus tanpa sebab yang jelas - Manifestasi pendarahan ,baik karena manipulasi ( uji torniquet ) maupun karena spontan ( petekia, purpura, ekimosis, epistaksis dan perdarahan gusi ), hematemesis, melena. - Pembesaran hati - Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi < 20 mmHg, atau hipotensi menjadi 80 mmHg , akral dingin, penurunan kesadaran, sianosis sirkumoral. 1

Kriteria laboratorik 1. Trombositopenia: jumlah trombosit 100.000/mm3 2. Hemokonsentrasi: meningginya nilai hematokrit > 20 % dari normal. 1

Diagnosis di tegakkan bila di dapat 2 gejala klinik disertai trombositopenia dengan atau tanpa hemokonsentrasi. 1

Diagnosa Banding DHF didiagnosa banding dengan :1 1. Malaria 2. Idiopatic Thrombocytopenic Purpura 3. Demam Chikunguya 4. Typhoid

Penatalaksanaan Adapun tujuan dari penatalaksanaan DHF ini adalah :1 Mencegah progesifitas penyakit Mengurangi gejala Mencegah dan mengobati komplikasi Menurunkan angka kematian

Pengobatan DBD hanyalah bersifat simtomatis dan supotrif Pemberian cairan yang cukup untuk mengurangi supaya tidak terjadi dehidarasi akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Antipiretik, yaitu golongan Acetaminofen (Parasetamol). Jangan memberikan golongan salisilat karena akan lebih memperberat perdarahan Surface cooling yaitu dengan kompres air dingin Antikonvulsan, bila kejang dapat diberikan Diazepam dan fenobarbitol.

Kriteria pemulangan pasien : 1. Tidak demam selama 24 jam tanpa anti piretik 2. Secara klinis tampak ada perbaikan 3. Hematokrit stabil 4. Trombosit > 50.000/mm3

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Kewaspadaan Dini sebaiknya dimasukkan sebagai salah satu tujuan selama tatalaksana DHF

1. Kewaspadaan dini Mencegah dan membatasi KLB /wabah . 3M

Penyembuhan intensif Kerja bakti Pemantauan jentik berkala

2. pemberantasan Vektor a. Fogging /penyemprotan b. Penyembuhan c. Abatisasi selektif d. Kerja bakti :3M .

Prognosa Dubia ad Bonam Jika cepat ditangani

Komplikasi Ensefalopati Dengue, Oedem Paru, Kematian Plan: Diagnostik kerja : Pasien didiagnosis dengan DHF Stadium I

Pengobatan: Penanganan pasien diberikan sebagai berikut : IVFD RL V kolf / 24 jam Paracetamol Tab 3x500 mg Omeprazole Tab 2x20 mg Captopril Tab 2x 12,5 mg Pemeriksaan darah rutin / 24 jam

Pendidikan: Tujuan edukasi pada pasien DHF : 1. Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan

2. Melaksanakan pengobatan yang maksimal 3. Mencapai aktivitas yang optimal 4. Meningkatkan kualitas hidup Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah : 1. Pengetahuan dasar tentang DHF 2. Cara pencegahan perburukan penyakit 3. Menghindari pencetus Konsultasi dan Rujukan: Pasien ini sebenarnya tidak memerlukan konsultasi atau rujukan karena kondisinya yang masih cukup bagus

Anda mungkin juga menyukai