A. Identitas Pasien Nama Tanggal Lahir Usia Jenis Kelamin Alamat Agama : : : : : : An. K 09 Oktober 2005 6 tahun 6 bulan Perempuan Jaya Pura, Irian Jaya Islam 26 Maret 2012 39.03.12
B. Identitas Orang Tua Pasien Nama Ayah Usia Agama Pekerjaan : Tn. S : 36 tahun : Islam : TNI Nama Ibu Usia Agama Pekerjaan : Ny.T : 39 tahun : Islam : Guru
C. ANAMNESIS Dilakukan allo-anamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 28 Maret 2012 Keluhan Utama Demam menggigil Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang rujukan dari RS Kesdam TK.IV Daan Mogot. Beberapa jam sebelum masuk RS Kesdam Daan Mogot pasien mengeluh demam hingga menggigil saat sore hari tanpa disertai keluhan tambahan. Pasien dirawat di Kesdam selama 7 hari, kemudian karena keadaan umumnya tidak membaik maka pasien dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto pada
1
tanggal 26 maret 2012. Surat rujukan menyatakan diagnosa demam karena typhoid atau malaria. Ibu pasien tidak ingat terapi apa saja yang diberikan hanya diberi tahu pada awal perawatan, pengobatan yang diberikan untuk demam typhoid dan hari kedua Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan penyakit pasien. Ayah dan ibu pasien dalam keadaan sehat dan tidak memiliki kebiasaan meminum obat-obatan, alkohol ataupun berganti-ganti pasangan. Pasien tinggal di rumah dengan lingkungan yang bersih dan rutin dibersihkan. Pasien hanya meminum susu bebas laktosa semenjak 5 bulan yang lalu yang diencerkan dengan air bersih yang dimasak. Pasien pernah bepergian keluar kota, yaitu ke Lampung 1 minggu sebelum gejala pertama muncul.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan penyakit ini. Riwayat Kehamilan Ibu Status obstetri ibu pasien dengan P1 cukup bulan. Pasien merupakan anak pertama. Selama kehamilan ibu tidak pernah sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan. Ibu juga rutin melakukan pemeriksaan antenatal. Riwayat Kelahiran Tempat lahir Penolong Cara persalinan Data saat lahir : Rumah Sakit : Dokter : Spontan : BL 2500 gram, PL 47 cm
Keadaan bayi saat lahir : langsung menangis, APGAR : ibu tidak ingat Kelainan bawaan : tidak ada
Riwayat Perkembangan Pertumbuhan gigi pertama Tengkurap Duduk Berdiri Jalan sendiri Bicara : usia 6 bulan : usia 5 bulan : usia 7 bulan : usia 8 bulan : usia 11 bulan : usia 12 bulan
2
: usia 3 tahun
Kesan : perkembangan sesuai dengan anak seusianya. Riwayat Imunisasi Jenis Imunisasi BCG DPT Polio Hep B Campak I
(1 bulan)
II
III
IV
VI
(2 bulan)
(4 bulan)
(6 bulan)
(18 bulan)
(5 tahun)
(1 minggu)
(2 bulan)
(4 bulan)
(6 bulan)
(18 bulan)
(5 tahun)
(1 minggu)
(1 bulan)
(6 bulan)
(9 bulan)
(5 tahun)
Riwayat Makanan Bawah 1 tahun : UMUR 0 2 bln 2 4 bln 4 6 bln 6 8 bln 8 10 bln 10 12 bln ASI / PASI
ASI ASI ASI ASI ASI Bubur susu Bubur susu Nasi Tim
Buah / Biskuit
Bubur susu
Nasi Tim
Bubur susu
Nasi Tim
Riwayat Makanan Sekarang (usia 6 tahun) Jenis makanan Frekuensi Nasi Sayuran Daging Telur Ikan Tahu Tempe Susu Setiap hari, @ 3x sehari, gelas/x Setiap hari, @ 2x sehari, 1 sendok sayur/x 1x/minggu, @ 1x/hari @ 1 potong sedang/x 3x/minggu, @ 3x/hari @ 1 butir/x 2x/minggu, @ 2x/hari @ 1 potong sedang/x Setiap hari, @ 2x/hari @ 1 potong sedang/x Setiap hari, @2x/hari @ 1 potong sedang/x Dancow, setiap hari, 1x/hari @ 1 gelas belimbing/x
Riwayat Keluarga Corak reproduksi : No 1 2 Usia 6 tahun 6 bulan Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Hidup Lahir Mati Abortus Mati (sebab) Keterangan kesehatan Pasien
Anggota Keluarga Lain yang serumah Tidak ada Masalah Dalam Keluarga Tidak ada. Status Rumah Tinggal Dinas
Data Orang Tua Pasien Data orang tua Umur sekarang Perkawinan ke Pendidikan terakhir ( tamat/sampai kls/tkt ) Agama Suku bangsa Keadaan kesehatan Konsanguitas Ayah 36 tahun Pertama SMA Tamat Islam Jawa Baik Tidak terdapat Ibu 39 tahun Pertama S1 Tamat Islam Jawa Baik Tidak terdapat
D. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 26 Maret 2012 pukul 15.30 WIB, di bangsal perawatan IKA1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran Tinggi badan Berat badan : compos mentis : 111 cm : 16 kg
Tanda tanda Vital : Frekuensi Nadi : 118 kali/menit, isi perabaan nadi cukup, isi nadi teraba
sama pada keempat ekstremitas Frekuensi Nafas Suhu : 25 kali/menit, teratur, abdominal torakal : 36,9oC
Data Antopometri Tinggi badan Berat badan Menurut CDC : 111 cm : 16 kg : BB/U = 3,8/10,5 x 100% = 39,9% kesan : gizi buruk TB/U= 58/76 x 100% = 76%
5
BB/TB = 3,8/5,2 x 100% = 73% kesan : malnutrisi sedang Kepala Mata : normocephal, distribusi rambut normal warna hitam, tidak mudah dicabut : Palpebra tidak cekung, tidak edema; konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, kornea jernih, iris berwarna coklat, pupil isokor, diameter 3 mm/3mm, reflex cahaya (+/+). Telinga : Bentuk daun telinga normal, liang telinga tidak terdapat serumen dan tidak terdapat cairan Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi septum, tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis. Mulut : mukosa bibir lembab, tidak sianosis, lidah bersih
Tenggorokan: Tonsil T1-T1, uvula di tengah Leher : bentuk normal, tidak terdapat kelainan, kulit normal, kelenjar getah bening tak membesar, trachea di tengah Toraks : normochest, bentuk simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi
Paru
: : simetris saat statis dan dinamis : fremitus vokal simetris : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung : Inspeksi Palpasi Perkusi : iktus kordis tidak tampak : Iktus kordis teraba sela iga 4 pada garis midklavikularis kiri, tidak kuat angkat dan tidak teraba thrill : Batas atas jantung di sela iga II garis sternal kiri. Batas kanan jantung di sela iga IV garis parasternal kanan. Batas kiri jantung di sela iga V garis midklavikula kiri. Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur dan gallop tidak ada Abdomen : : datar, supel
6
Inspeksi
Auskultasi : bising usus (+) normal, frekuensi 9x/menit Palpasi Perkusi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor cukup : timpani pada seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Neurologis Refleks fisiologis Refleks Bisep Refleks Trisep Refleks Patella Refleks Achilles Refleks patologis Refleks Babinski Refleks Oppenheim Refleks Chaddock : : : -/-/-/: : : : +/+ normal +/+ normal +/+ normal +/+ normal
Tanda rangsang meningeal Kaku kuduk Brudzinki I Brudzinki II Kernig Kekuatan motorik Tonus otot : : : : : : Negatif Negatif Negatif Negatif Superior 5/5, Inferior 5/5 Baik
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. RESUME Pasien anak perempuan usia 1 tahun 3 bulan dengan berat badan 3900 g datang ke RSPAD Gatot Subroto dengan keluhan buang air besar cair. Pasien BAB lebih dari 10 kali dalam sehari, konsistensi cair, tapi masih terdapat ampas, warna kotoran kuning pucat, tidak terdapat lendir dan darah. Sekali BAB kira-kira gelas air mineral. Pasien juga memiliki
7
keluhan demam berkurang setelah minum dan tidak memiliki keluhan muntah. Pasien sudah berulang kali masuk rumah sakit karena alasan yang sama selama kurang lebih 1 tahun dan sudah melakukan berbagai pemeriksaan dengan hasil normal. Pasien hanya meminum susu bebas laktosa selama 5 bulan terakhir dan tinggal di lingkungan yang bersih. Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan sama dengan pasien, Dari pemeriksaan fisik tanggal 18 Januari 2012 didapatkan tampak sakit berat, compos mentis, tanda vital, nadi 118 x/menit, pernafasan 30x/menit, suhu 36,9. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi seperti mata cekung ataupun turgor yang kurang. Pada pemeriksaan faeses tanggal 12 Januari 2012 didapatkan hasil feses mengandung lemak, bakteri, ragi dan pseudohifa. Dari hasil pemeriksaan tiroid didapatkan kadar T4 yang di bawah nilai normal. selama perawatan
H. DIAGNOSIS KERJA Diare persisten ec malabsorption syndrome + gizi buruk + hipotiroid + failure to thrive
I. DIAGNOSIS BANDING Diare persisten ec fibrosis kistik + gizi buruk + hipotiroid + failure to thrive Diare persisten ec celiac disease + gizi buruk + hipotiroid + failure to thrive Diare persisten ec irritable bowel syndrome + gizi buruk + hipotiroid + failure to thrive Diare persisten ec kandidiasis kronis + gizi buruk + hipotiroid + failure to thrive J. PENATALAKSANAAN Rehidrasi oral (oralit dan susu FL) Lacto-B 2x1 sacchet perhari Zinkid 1x10 mg perhari Thyrax 1x20mg perhari (saat pasien pulang, diberikan dari RSCM)
8
K. PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam : dubia : dubia : dubia
L. FOLLOW UP
12 Januari 2012 S O
Kamis,13 Januari 2012 BAB cair > 6x, warna kuning, volume gelas aqua, ampas (+), Muntah (-) KU / Kesadaran : tampak sakit berat / compos mentis TTV : Nadi cukup : 120 x/mnt, teratur, isi
BAB cair > 8x, warna kuning, ampas S (+), muntah (-) kembung (-) KU / Kesadaran : tampak sakit berat / O compos mentis TTV : Nadi : 110 x/menit, teratur, isi cukup Nafas : 50x/menit Suhu :36,1 0C Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Telinga : sekret (-)
9
Nafas : 42 x/menit, Suhu : 36,6 C Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : NCH (-), sekret (+) Tenggorok : T1-T1 tenang Mulut : mukosa kering, sianosis (-) Leher : KGB tak membesar Th. Paru : simetris statis-dinamis, retraksi (-), SN Vesikuler, wheezing /-, rhonki -/-, Th. Jantung : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, Bising Usus meningkat, Supel, H/L tidak teraba, turgor baik Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (), sianosis
Telinga : sekret (-) Hidung : NCH (-), sekret (-) Tenggorok :, T1-T1 tenang Mulut : mukosa kering, sianosis (-) Leher : KGB tak membesar Th. Paru : simetris statis-dinamis, retraksi (-), SN Vesikuler, wheezing /-, rhonki -/Th. Jantung : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, Bising Usus (+) meningkat, Supel, H/L tidak teraba, turgor baik Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (), sianosis (-), Diare persisten dengan gizi buruk Progestimil 10 x 60cc Oralit bila diare 15 Januari 2012 BAB 6x, volume gelas aqua, lendir (-), darah (-), ampas, muntah (+) 3x KU / Kesadaran : tampak sakit berat / compos mentis TTV : Nadi teratur : 126 x/mnt,isi cukup,
A P
Diare persisten dengan gizi buruk Progestimil 10 x 60cc Oralit bila diare
14 Januari 2012 S O
BAB 5x, warna kuning, , volume S gelas aqua, ampas (+),muntah (-) KU / Kesadaran : tampak sakit berat / O compos mentis TTV : Nadi : 129 x/menit, isi cukup, teratur Nafas : 48 x/menit Suhu :36,5 0C Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Telinga : sekret (-) Hidung : NCH (-), sekret (+)
10
Nafas : 40 x/menit, Suhu : 36,8 C Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Tenggorok : T1-T1 tenang Mulut : mukosa lembab, sianosis (-) Leher : KGB tak membesar Th. Paru : simetris statis-dinamis, retraksi (-), SN Vesikuler, wheezing /-, rhonki -/Th. Jantung : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, Bising Usus meningkat, Supel, H/L tidak teraba, turgor baik Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (), sianosis
Telinga : sekret (-) Hidung : NCH (-), sekret (-) Tenggorok :, T1-T1 tenang Mulut : mukosa lembab, sianosis (-) Leher : KGB tak membesar Th. Paru : simetris statis-dinamis, retraksi (-), SN Vesikuler, wheezing /-, rhonki -/Th. Jantung : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, Bising Usus (+) meningkat, Supel, H/L tidak teraba, turgor baik Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (), sianosis (-),
A P
Diare persisten dengan gizi buruk Progestimil 10 x 60cc Oralit bila diare
A P
Diare persisten dengan gizi buruk Progestimil 10 x 60cc Oralit bila diare
11
16 Januari 2012 S O KU / Kesadaran : tampak sakit berat / compos mentis TTV : Nadi : 140 x/menit, isi cukup, teratur Nafas : 40 x/menit Suhu :39,5 0C Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Telinga : sekret (-) Hidung : NCH (-), sekret (+) Tenggorok : T1-T1 tenang Mulut : mukosa lembab, sianosis (-) Leher : KGB tak membesar Th. Paru : simetris statis-dinamis, retraksi (-), SN Vesikuler, wheezing /-, rhonki -/Th. Jantung : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : cekung, Bising Usus meningkat, Supel, H/L tidak teraba, turgor berkurang Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (-), sianosis A P Diare persisten dengan gizi buruk IVFD D5 300cc/24 jam Lacto B 2x1 sachet Zinkid 1x1/2 tab Progestimil 10x60cc dan oralit
12
17 Januari 2012 BAB > 10x, volume gelas aqua,, ampas, muntah (+) 3x KU / Kesadaran : tampak sakit berat / compos mentis TTV : Nadi teratur : 146 x/mnt,isi cukup,
BAB 6x, warna kuning, , volume S gelas aqua, ampas (+),muntah (+) 2x O
Nafas : 54 x/menit, Suhu : 36,4 C Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Telinga : sekret (-) Hidung : NCH (-), sekret (-) Tenggorok :, T1-T1 tenang Mulut : mukosa lembab, sianosis (-) Leher : KGB tak membesar Th. Paru : simetris statis-dinamis, retraksi (-), SN Vesikuler, wheezing /-, rhonki -/Th. Jantung : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : cekung, Bising Usus (+) meningkat, Supel, H/L tidak teraba, turgor berkurang Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (), sianosis (-), A P Diare persisten dengan gizi buruk IVFD D5 300cc/24 jam Lacto B 2x1 sachet Zinkid 1x1/2 tab Progestimil 10x60cc dan oralit
18 Januari 2012 S O KU / Kesadaran : tampak sakit berat / compos mentis TTV : Nadi : 120 x/menit, isi cukup, teratur Nafas : 48 x/menit Suhu :37,5 0C Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Telinga : sekret (-) Hidung : NCH (-), sekret (+) Tenggorok : T1-T1 tenang Mulut : mukosa lembab, sianosis (-) Leher : KGB tak membesar Th. Paru : simetris statis-dinamis, retraksi (), SN Vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/Th. Jantung : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : cekung, Bising Usus meningkat, Supel, H/L tidak teraba, turgor berkurang Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (-), BAB 10x, warna kuning, , volume gelas S aqua, ampas (+),muntah (-) O
19 Januari 2012 BAB 10x, volume gelas aqua, lendir (-), darah (-), ampas, muntah (+) 3x KU / Kesadaran : tampak sakit berat / compos mentis TTV : Nadi teratur : 164 x/mnt,isi cukup,
Nafas : 40 x/menit, Suhu : 38,5 C Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Telinga : sekret (-) Hidung : NCH (-), sekret (-) Tenggorok :, T1-T1 tenang Mulut : mukosa lembab, sianosis (-) Leher : KGB tak membesar Th. Paru : simetris statis-dinamis, retraksi (-), SN Vesikuler, wheezing /-, rhonki -/Th. Jantung : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : cekung, Bising Usus (+) meningkat, Supel, H/L tidak teraba, turgor berkurang Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (-),
A P
Diare persisten dengan gizi buruk IVFD D5 300cc/24 jam Lacto B 2x1 sachet Zinkid 1x1/2 tab Progestimil 10x60cc dan oralit
13
A P
Diare persisten dengan gizi buruk IVFD D5 300cc/24 jam Lacto B 2x1 sachet Zinkid 1x1/2 tab Progestimil 10x60cc dan oralit
M A L A R I A
DEFINISI1,2
Malaria adalah suatu penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronis yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium dan ditandai dengan panas, anemia dan adanya splenomegali.
EPIDEMIOLOGI1,2,3 Malaria berada di daerah-daerah dari 60 LU sampai 30 LS, setinggi 2.666 m (Bolivia 2.591 m) dari permukaan laut sampai daerah yang terletak 433 m di bawah permukaan laut. Malaria pada daerah endemik didapatkan secara autokton (indigenous malaria) karena siklus hidup parasit malaria dapat berlangsung (manusia, nyamuk dan parasit). Malaria dalam suatu daerah berbeda-beda dengan daerah lain karena: 1. Faktor manusia (rasial) 2. Faktor vektor (nyamuk Anopheles) Di Indonesia terdapat beberapa vektor yang penting yaitu A. Aconitus, A. Maculatus, A. Subpictus yang terdapat di Jawa dan Bali; A. Sundaicus dan A. Aconitus di Sumatera; A. Sundaicus, A. subpictus di Sulawesi; A. Balabencis di Kalimantan; A. Farauti dan A. Punctulatus di Irian Jaya. 3. Parasit Di beberapa daerah parasit telah kebal terhadap obat anti malaria. 4. Faktor lingkungan yang mempengaruhi siklus biologik nyamuk.
14
ETIOLOGI1,3 Disebabkan oleh Genus Plasmodium, sehingga pada saat ini ditemukan 4 spesies yang dapat menyerang manusia, yaitu: 1. Plasmodium Vivak 2. Plasmodium Malariae 3. Plasmodium Ovale 4. Plasmodium Falciparum : menyebabkan malaria Tertiana : Menyebabkan malaria Malariae : Menyebabkan malaria Ovale : Menyebabkan malaria Tropika
LINGKARAN HIDUP1,2,3 1. Dalam Tubuh Manusia Parasit berkembang secara seksual (skizogoni). Sporozoit yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia oleh nyamuk, masuk ke dalam peredaran darah dan setelah setengah jam bersarang di hati dan membentuk siklus pra-eritrosit yaitu tropozoit skizon Merozoit. Siklus ini berlangsung beberapa hari dan tidak menimbulkan gejala. Merozoit sebagian masuk ke dalam hati meneruskan siklus ekso-eritrosit dan sebagian lagi masuk ke dalam darah (eritrosit) untuk memulai siklus eritrosit yaitu merozoit tropozoit muda (bentuk cincin) tropozoit tua skizon skizon pecah merozoit memasuki eritrosit baru. Sebagian merozoit memulai dengan gametogoni membentuk mikro dan makrogametosit. Siklus tersebut disebut masa intrinsik. 2. Dalam Tubuh Nyamuk Parasit berkembang secara seksual (sporogoni). Dalam lambung nyamuk, makro dan mikrogamet yang akan membentuk zygot yang disebut ookinet. Selanjutnya ookinet akan menembus dinding lambung nyamuk membentuk ookista yang membentuk banyak sporozoit, kemudian sporozoit akan dilepaskan dan masuk ke dalam liur nyamuk. Siklus tersebut disebut masa tunas ekstrinsik.
15
GEJALA KLINIS1,2,3 Masa tunas intrinsik berakhir dengan timbulnya serangan demam pertama. Serangan demam yang khas terdiri dari 3 stadium: 1. Stadium Frigoris (menggigil) 2. Stadium Akme (puncak demam) 3. Stadium Sudoris (berkeringat banyak, suhu turun)
Serangan demam berbeda-beda sesuai dengan spesies penyebab penyakit malaria ini. Kekambuhannya dapat bersifat: a. Rekrudensi (short term relapse) Timbul karena parasit malaria dalam eritrosit menjadi banyak, timbul beberapa minggu setelah penyakit sembuh. b. Rekuren (long term relapse) Karena parasit siklus ekso-eritrosit masuk ke dalam darah dan menjadi banyak, biasanya timbul kira-kira 6 bulan setelah penyakit sembuh.
Hipertrofi dan hiperplasia sistem retikuloendotelial akan menyebabkan limpa membesar. Sel makrofag bertambah dan dalam darah terdapat monositosis. Anemia dapat terjadi karena: a. Eritrosit yang diserang akan hancur pada saat sporulasi b. Derajat fagositosis RES meningkat sehingga akibatnya banyak eritrosit yang hancur.
GAMBARAN LABORATORIUM2,3,4 Anemia pada malaria dapat terjadi akut maupun kronis, pada keadaan akut maka terjadi penurunan yang cepat dari hemoglobin. Penyebab anemia pada malaria adalah perusakan
16
eritrosit oleh parasit, penekanan eritropoesis dan mungkin sangat penting adalah hemolisis oleh proses imunologis. Pada darah tepi dapat dijumpai poikilositosis, anisositosis, polikromasia dan bintik-bintik basofilik yang menyerupai anemia pernisiosa, juga dijumpai trombositopenia yang dapat mengganggu proses koagulasi. Laju endap darah meningkat pada malaria namun kembali normal setelah diberi pengobatan. Dapat juga terjadi asidosis walaupun sangat jarang. Kadar bilirubin juga dapat meningkat. 1. Malaria Tropika Plasmodium Falsifarum menyerang semua bentuk eritrosit mulai dari retikulosit sampai eritrosit yang telah matang. Pada pemeriksaan darah tepi baik hapusan maupun tetes tebal terutama dijumpai parasit muda bentuk cincin (ring form). Juga dijumpai gametosit dan pada kasus berat yang biasanya disertai komplikasi dapat dijumpai bentuk skizon. Pada kasus berat parasit dapat menyerang sampai 20% eritrosit. Bentuk seksual/gametosit muncul dalam waktu 1 minggu dan dapat bertahan sampai beberapa bulan setelah sembuh. Tanda-tanda parasit malaria yang khas pada sediaan darah tipis, gametosit berbentuk pisang dan terdapat bintik Maurer pada sel darah merah. Pada sediaan darah tebal dijumpai gametosit berbentuk pisang, banyak sekali bentuk cincin tanpa bentuk lain yang dewasa (star in the sky), terdapat balon merah disisi luar gametosit. 2. Malaria Tertiana Plasmodium Vivak terutama menyerang retikulosit. Pada pemeriksaan darah tepi baik hapusan maupun tetes tebal biasanya dijumpai semua bentuk parasit aseksual dari bentuk ringan sampai skizon. Biasanya kurang dari 2% eritrosit yang terserang. Tanda-tanda parasit malaria yang khas pada sediaan darah tipis, dijumpai sel darah merah membesar, terdapat titik schuffner pada sel darah merah dan sitoplasma amoeboid. Pada sediaan darah tebal dijumpai sitoplasma amuboid (terutama pada tropozoid sedang berkembang) dan bayangan merah di belakang parasit, kecuali pada bentuk cincin.
17
3. Malaria Quartana Plasmodium Malariae terutama menyerang eritrosit yang telah matang. Pada pemeriksaan darah tepi baik hapusan maupun tetes tebal biasanya dijumpai semua bentuk parasit aseksual. Biasanya parasit menyerang kurang 1% dari eritrosit. Tanda-tanda parasit yang khas pada sediaan tipis adalah parasit berbentuk pita (band form), skizon berbentuk bunga ros (rossette form). Pada sediaan tebal dijumpai skizon berbentuk bunga ros, tropozoid kecil-kecil bulat dan kompak dengan pigmen yang menumpuk yang kadang-kadang menutupi sitoplasma/inti atau keduanya.
DIAGNOSIS1,2,3,4 Dibuat dengan menemukan parasit malaria pada sediaan darah tepi. Sediaan dibuat sebaiknya pada waktu serangan demam. Untuk membedakan jenis malaria pada seseorang penderita dapat diperhatikan beberapa perbedaan seperti pada tabel berikut ini : Perbedaan Morfologis dari Ke-4 jenis Malaria No. 1. 2. 3. Siklus pra-eritrosit Siklus eritrosit Dalam eritrosit - Titik Schuffner - Titik Maurer - Bentuk oval eritrosit (+) (-) (-) 4. Parasit - Semua bentuk pada (+) Jarang (+) (+) (-) (+) (-) (-) (-) (-) (+) (-) (-) P.Vivak 8 hari 48 jam P.Falsifarum 6 hari 24-48 jam P.Malariae ? 72 jam P.Ovale ? 48 jam
darah tepi
18
- Bentuk Akole - Bentuk cincin dgn 2 inti - Bentuk Pita - Gametosit pisang berbentuk Jarang (-) (-) (-) (+) (+) (-) (+) (-) (-) (+) (-) (-) (-) (+) (-)
5.
Jumlah Merozoit
12-14
18-24
6-12
8-12
PENGOBATAN 1. Alkaloid sinkona 2. 4-aminokuinolin 3. 8-aminokuinolin 4. 9-aminokridin 5. Biguanid 6. Diaminopirimidin : Kuinin : Klorokuin, Amodiakuin : Primakuin, Pamakuin : Mepakrin : Proguanil : Pirimetamin
Sesuai dengan khasiat obat tersebut dibagi dalam golongan: 1. Bentuk dalam eritrosit : Kuinin, klorokuin, Mepakrin, Amodiakuin 2. Bentuk eksoeritrosit: Primakuin (anti relaps drug), Proguanil, Pirimetamin (causal prophylactic drug) 3. Bentuk gametosit: Primakuin 4. Obat sporosidal: Primakuin, Proguanil, Pirimetamin
19
Pengobatan malaria secara radikal menurut WHO dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pengobatan malaria Secara Radikal (WHO, 1971) Malaria Umur Hari Pemberian Nivakuin (Klorokuin Basa) Primakuin Basa 2,5 mg 2,5 mg 2,5 mg 5 mg 5 mg 5 mg 10 mg 10 mg 10 mg
< 1 tahun
1 2 3
75-150 mg 75-150 mg 1/2 dosis 150-300 mg 150-300 mg 1/2 dosis 300-400 mg 300-400 mg 1/2 dosis 400-600 mg 400-600 mg 1/2 dosis
1-4 tahun
1 2 3
4-8 tahun
1 2 3
8-15
1 2 3
20
Indikasi Rawat Inap1,2,3 1. Anemia (Hb 8 gr%) diberikan transfusi 2. Malaria dengan komplikasi Malaria serebral (gangguan kesadaran) Malaria biliosa Malaria dengan GED Malaria dengan anemia berat (Hb 8 gr%) Black Water Fever (hemolisis) Malaria dengan gagal ginjal Malaria kongenital Malaria dengan oedem paru (sesak nafas) 3. Malaria dengan parasitemia berat 5% (+++ atau 10/LP)
Indikasi Rawat Jalan1,2,3 1. Malaria tropika atau tertiana Klorokuin Basa: - Hari I - Hari II : 10 mg/KgBB : 10 mg/KgBB
2. Bila dengan pengobatan (1) pada hari IV masih panas atau hari VIII masih dijumpai parasit, maka diberikan: a. Kina Sulfat 30 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis selama 7 hari atau b. Fansidar atau Suldox dengan dasar dosis Pirimetamin 1-1,5 mg/KgBB atau Sulfadoxin 20-30 mg/KgBB (sesudah usia 6 bulan).
21
3. Bila dengan pengobatan (2) pada hari IV masih panas atau hari VIII masih dijumpai parasit maka diberikan: Tetrasiklin HCl + Fansidar/Sildox bila sebelumnya mendapat pengobatan (2a), atau Tetrasiklin HCl + Kina Sulfat bila sebelumnya mendapatkan pengobatan (2b). Dosis Kina maupun Fansidar/Suldox sama dengan (2).
PENCEGAHAN2,3,4 Dengan memotong rantai penularan: 1. Mencegah gigitan vektor Membunuh nyamuk dan insektisida Tidur berkelambu Menghilangkan kesempatan nyamuk berkembang biak
2. Kemoprofilaksis Dengan obat anti malaria, semua anak dari daerah nonendemik malaria bila masuk ke daerah endemik malaria maka 2 minggu sebelum masuk sampai 4 minggu ke luar dari daerah endemik, tiap minggu dengan: a. Klorokuin basa 5 mg/KgBB sekali seminggu atau b. Fansidar/Suldox dengan dasar Pirimetamin 0,5-0,75 mg/KgBB atau Sulfadoksin 10-15 mg/KgBB sekali seminggu (anak usia 6 bulan).
PROGNOSIS2,3 Tergantung kepada pengobatan yang diberikan. Pada malaria tropika yang disebabkan oleh P.Falsiparum dapat timbul komplikasi yang berbahaya yang disebut Black Water Fever (hemoglobin fever) dengan gagal ginjal akut.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Malaria Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid II, BP FKUI, Jakarta, 1985,655-660 2. Rampengan T.H,Laurentz I.R,: Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1993, 185-204
3. Mansjoer Arif, Suprohaita, dkk : Kapita Selekta Kedokteran, Edisi II, Media Aesculapius,
dalam Pemeriksaan, Diagnosa dan Pengobatan di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek, Bandarlampung, 1996; 7-10
BAB III
23
ANALISA KASUS Pada anamnesis didapatkan seorang anak perempuan, usia 1 tahun 3 bulan dengan berat badan 3,9 kg, dengan keluhan diare selama kurang lebih tahun disertai demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien BAB lebih dari 10 kali sehari, konsistensi cair, masih terdapat ampas, warna kotoran kuning pucat, tidak ada lendir dan darah. Sekali BAB kira-kira gelas air mineral. Jika melihat keluhan tersebut maka pasien dapat didiagnosa diare persisten, sesuai dengan definisi diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 ml/kg/hari), dengan atau tanpa lendir dan darah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda-tanda kelainan tumbuh kembang. Bila dihitung dengan kurva CDC, dari berat badan dan umur pasien, pasien menderita gizi buruk, berperawakan pendek dan bila dibandingkan berat badan dengan tinggi badan pasien mengalami malnutrisi sedang. Karena itu dapat disimpulkan pasien mengalami failure to thrive Pada pemeriksaan penunjang, berupa pemeriksaan laboratorium tanggal 12 Januari 2012 didapatkan adanya lemak, bakteri, ragi serta pseudohifa pada tinja pasien dimana kemungkinan adanya malabsorbsi serta infeksi. Pemeriksaan tiroid pada tanggal 11 Januari 2012 menunjukkan nilai T4 pasien di bawah normal, menunjukkan pasien menderita kelainan hipotiroid. Pada pasien ini ada pemeriksaan yang belum dilakukan, yaitu pemeriksaan colonoskcopy dan biopsy saluran pencernaan untuk mencari kelainan histopatologik yang mungkin menyebabkan diare persisten. Penatalaksanaan : 1. IVFD D5 saline = 300 cc/24 jam Adalah cairan intravena yang mengandung glukosa, selain untuk mengganti cairan akibat diare juga untuk memberikan masukan kalori yang dibutuhkan pasien. Umumnya pasien dengan dehidrasi ringan dapat diberikan rehidrasi peroral, tapi pada pasien ini diberikan infuse karena pasien memiliki gejala muntah pada hari ke 5 perawatan. 2. Zinc 1 x 10 mg peroral :
24
Pemberian zinc diberikan untuk menurunkan durasi dan frekuensi BAB pada anak. Untuk menunjang penyatuan mukosa yang berhubungan dengan proses fisiologi saluran cerna serta komponen penting dalam struktur dan fungsi membrane sel yang berfungsi memperbaiki proses epitelisasi. Dosisnya adalah 10 mg pada pasien berusia 2-6 bulan dan 20 mg pada pasien berusia 6 bulan -5 tahun. Pada pasien ini hanya diberikan 10 mg meskipun usia pasien 1 tahun 3 bulan, mungkin karena mempertimbangkan pertumbuhan anak yang kurang. 3. Lacto-B 2x1 peroral perhari Adalah probiotik dimana menghambat bakteri Lactic Acid Bacterial menghasilkan asam organik yang merugikan, sehingga dapat membantu memperbaiki
ketidakseimbangan flora usus pada diare. Lactobacilli menghasilkan enzim Galaktosidase, untuk menghidrolisa laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Lacto-B dapat mengurangi lactose intolerance. Selain itu juga mengandung Vitamin B yang dapat membantu keseimbangan flora usus.
4. Thyrax 1x20 mg peroral perhari Adalah obat hipotiroid yang berisi Levotiroksin. Dosis Levotiroksin untuk pasien berusia 1-5 tahun adalah 4-6 mg/kgBB/hari. Berat badan pasien adalah 3,9 kg sehingga dosis untuk pasien adalah 15,6 23,4 mg perhari sehingga dosis yang diberikan sudah sesuai.
5. Pregestimil Pregestimil adalah susu Free Lactode (FL) yang diberikan pada penderita intoleransi laktosa. Pasien ini diberikan susu FL karena menurut hasil pemeriksaan di rumah sakit terdahulu dikatakan menderita intoleransi laktosa.
Daftar Pustaka
25
1. Putra Satriya D dr. Diare Persisten : Karakteristik Pasien, Klini dan Laboratorium Penyerta. 2008. Dikutip dari http://www.dr-rocky.com/pdf/diare-persisten.pdf 2. Kadim, Muzal, SpA. Diare Persisten dalam Buku Ajar Gastro-Hepatologi IDAI Jilid 1. Edisi pertama. Cetakan ke dua. 2009: 29-45. 3. Ghasni, Lannywati. Faktor-Faktor Risiko Diare Persisten Pada Anak Balita. 1996. Dikutip dari http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/lannywati_ghani.pdf 4. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Diare. WHO: 131-145 5. Nelson. Text Book of Pediatrics. 17th edition : 1276-1281
26