Anda di halaman 1dari 14

BAB I Pendahuluan a.

Latar belakang Adapun yang melatarbelakangi penulisan ini semakin menurunnya tingkat

pemahaman mengenai hukum pajak, seiring dengan perkembangan perekonomian indonesia yang semakin berkembang , secara otomatis akan di ikuti dengan kebijakan-kebijakan di bidang perpajakan. Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan semikian baik itu faktor dari segi ekonomi itu sendiri maupun faktor politik. Adapula sebagian warga negara kurang memahami tentang perpajakan itu sendiri, baik secara keberlangsungan kepemungutan pajak maupun dari sistem dan etika dalam perpajakan. Pada dasarnya bila di pahami dan selalu di ikuti terus-menurus perubahannya dari segala peraturan undang-undang yang berkenaan dengan perpajakan ini Dengan sendirinya, berbagai upaya untuk menciptakan masyarakat agar memiliki apresiasi yang baik terhadap kewajiban membayar pajak tidak terpaku pada wajib pajak belaka, tapi perlu mempertimbangkan aspek-aspek lainnya secara korelatif. Dengan pertimbangan yang simultan, solusi alternatif yang signifikan akan lebih memungkinkan. Dari begitu banyak dan keanekaragaman hak dan kewajiban wajib pajak, salah satunya adalah wajib pajak orang pribadi yaitu orang yang memperoleh penghasilan baik

sebagai seorang direktur dari satu, beberapa, atau bahkan ratusan perusahaan atau seorang pemegang saham atau komisaris atau pegawai menengah atau pegawai rendah atau pekerja mandiri seperti dokter, notaris , pengacara b. Tujuan Penulis Untuk memenuhi salah satu tugas persyaratan pembelajaran Untuk mengetahui objek tentang pajak Untuk menambah wawasan hukum pajak c. Metode penulisan Penulis mencari sumber-sumber tentang perpajakan melalui internet dan buku-buku perpustakaan

BAB II

Pembahasan

a. Pengertian pajak Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu dengan jalan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa Pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.

Pajak adalah iyuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung. a.1 Pengetian pajak menurut bebetapa ahli : 1.Prof Dr Adriani pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan, yang terutang oleh wajibpajak membayarnya menurut peraturan derngan tidak mendapat imbalan kembali yang dapat ditunjuk secara langsung. 2. Prof. DR. Rachmat Sumitro,SH pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sector pemerintah berdasarkan undang-undang) (dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi)yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
2

Lima unsur pokok dalam defenisi pajak


Iuran / pungutan Pajak dipungut berdasarkan undang-undang Pajak dapat dipaksakan Tidak menerima kontra prestasi Untuk membiayai pengeluaran umun pemerintah

Karakteristik pokok dari pajak adalah: pemunngutanya harus berdasarkan undang-undang. diperlukan perumusan macam pajak dan berat ringannya masyarakat ikut didalam menetapkan rumusannya. Ketentuan mengenai penghasilan tidak kena pajak (PTKP) 1. 2. 3. untuk wajib pajak pertahun PTKP adalah Rp. 2.880.000; untuk istri dan suami Rp. 1.440.000; tambahan untu8k seorang istri Rp. 2.880.000; diberikan sapabila ada penghasilan istri yang digabungkan dengan penghasilan suami dalam hal istri. 4. Rp. 1.440.000;tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah ,misalnya (ayah,ibu atau anak kandung atau semenda) dalam garis keturunan lurus sertaanak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak tiga orang untuk ssetiap keluarga. a.2 Enam undang-undang hasil tax reform tahun 2000 1. UU RI NO 16 tentang prubahan kedua atas uu no. 6 thn 1983 yaitu tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan 2. UU RI NO 17 tahun 2000 tentang perubahan kedua atas uu no 7 thn 1983 tentang pajak penghasilan 3. UU RI NO 18 tahun 2000 tentang perubahan kedua atas uu no 8 thn 1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah 4. UU RI NO 19 tahun 2000 tentang perubahan atas uu no 19 thn 1997 tentang penghasilan pajak dengan surat paksa tariff pajak itu, untuk itulah

5. UU RI NO 20 tahun 2000 tentang perubahan uu no 21 thn 1997 tentang peralihan hak atas tanah dan bangunan . kelima uu ini diundangkan pada tanggal 2 agustus 2000 dan berlaku sejak 1 januari 2001 6. UU RI NO 34 tahun 2000 tentangperubahan atas undang-undang no 18 thn 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Undang-undng ini diundangkan pada tanggal 20 Desember 2000 dan berlaku saat diundangkan. Satu undang-undang hasil tax reform tahun 1985 7. UU RI NO 17tahun 1985 tentang bea dan material Satu undang undang hasil tax reform tahun 1994 8. UU RI NO 17 thun 1994 tentang perubahan atas uu no 12 thn 1985 tentang pajak bumi dan bangunan Satu undang-undang hasil tax reform thn 2002 9. UU RI NO 14 tahun 2002 tentang pengadiloan pajak sebagai penhganti uu no 17 thn 1997 tentang badan penyelesaian sengketa pajak .

Pasal 79 mencantumkan sunber pendapatan daerah terdiri dari a. PAD (pendapatan asli daerah ) Hasil pajak daerah Hasil retribusi daerah Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Dan lain-lain penghasilan daerah yang sah b. dana perimbangan

c.

pinjaman daerah pasal 80 ayat 1 dana perimbangan sebagaimana dimaksut dalam pasal 79 terdiri atas

bagian daerah dari penerimaan PBB, biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan dan penerimaan atas sda

dana alokasi umum dana alokasi khusus

ayat 2 bagian dari PBB sector pedesaan perkotaan serta perkebunan serta biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterima langsung oleh daeerah penghasil. Ayat3 Bagian daerah dari sector pertambangan dan kehutanan dan penerimaan SDA

sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterima oleh daerah penghasil dan daerah linnya untuk pemerataan sesuai dengan undang-undang Ayat 4 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksu pada ayat 1,2 dan 3 ditetapkan undang undang. a.3 Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan UU NO 34 THN 2000 tentang perubahan atas uu no 18b thn 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah maka jenis pajak untuk profinsi kabupaten, kota adalah sebagai berikut: a. jenis pajak propinsi terdiri dari pajak kendraan bermotor dengan kendraan atas air, bbn kendraan bermotor dan atas air
5

pajak bahan bakar kendraan bermotor pajak pengeambilan dan pemanfaatan air bawh tanah dan permukaan b. jenis pajak kabupaten kota pajak hotel, restoran, hiburan , pajak reklame, pajak penerangan jalan , pajak pengambilan bahan galian golongan c , pajak parkir untuk lebih mendalami masalah perpajakan secara garis besar kita harus mengetahui : 1. 2. 3. 4. siapa yang dikenakan pajak( subjek pajak) apa yang dikenakan pajak ( objek pajak) berapa pajaknya (tariff pajak) bagaimana melaksanakan hukum pajak

* pajak dapat dipaksakan Undang-undang memberikan wewenang kepada fiskus untuk memaksa wp untuk mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya. Sebab undang undang menurut sanksisanksi pidana fiscal (pajak) sanksi administrative yang kususnya diatur oleh undang-undang no 19 tahun 2000 termasuk wewenang dari perpajakan untuk mengadsakan penyitaan terhadap harta bergerak/ tetap wajib pajak. Dalam hokum pajak Indonesia dikenal lembaga sandera atau girling yaitu wajib pajak yang pada dasarnya mampu membayar pajak namun selalu menghindari pembayaran pajak dengan berbagai dalih, maka fiskus dapat menyandera wp dengan memasukkannya kedalam penjara. * Pajak tidak menerima kontra prestasi Ciri kas pajak dibandiong dengan jenis pungutan lainnya adalah wajib pajak (tax payer ) tidak menerima jasa timbal yang dapat ditunjuk secara langsung dari pemerintah namun perlu dipahami bahwa sebenarnya subjek pajak ada menerima jasa timbal tetapi diterima secara kolektif bersama dengan masyarakat lainnya.
6

* Untuk membiayai biaya umum pemerintah Pajak yang dipungut tidak pernah ditujukan untuk biaya khusus . dipandang dari segi hokum maka pajak akan terutang apabila memenuhi syarat subjektif dan syaratobjektif . Syarat objektif : ,yang berhubungan dengan objek pajak misalnmya adanya penghasilan atau penyeerahan barang kena pajak . syarat subjektif adlah syarat yang berhubungan dengan subjek pajak , apakah orang pribadi atau badan. Struktur pajak di Indonesia berdasarkan urian diatas adalah sebagai berikut: 1. pajak penghasilan (PPh) 2. pajak pertambahan nilaio barang dan jasa dan penjualan atas baeang mewah 3. pajak bumi dan bangunan 4. pajak daerah dan retribbusi daerah 5. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 6. bea materai untuk mewujudkan pajak-pajak tersebut menjadi kenyataan, terdapat hokum pajak formal yaitu UU RI NO 16 thn 2000 tentang perubahan kedua dari uu no 6 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Bagi wajib pajak yang menghindari pajak uu no 19 thn 2000 tentang p[enagihan pajak dan surat paksa. Bagi wajib pajak yang banding berdasarkan uu no 17 thn 1997 tentang badan penyelesaian sengketa pajak BPSP tyelah disebutkan diatas telah diubah dan diganti dengan uu no 14 thn 2002 tentang penaagihan pajak a.4. Fungsi pajak Fungsi budgetair Fungsi budgeteir merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiscal yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perepajakan yang berlaku segala pajak untuk keperkuan negara berdasarkan undang-undang.
7

Yang dimaksud dengan memasukkan kas secara optimal adalah sebagi berikut: jangan sampai ada wajib pajak/subjek pajak yang tidak membayar kewajiban pajaknya. Jangan sampai wajib pajak tidak melaporkan objek pajak kepada fiskus Jangan sampai ada objek pajak dai pengamatan dan perhitungan fiskkus yang terlepas Dengan demikian maka optimalisasi pemasukan dana ke kas negara tercipta atas usaha wajib pajak dan fiskus.

System pemungutan pajak suatu negara menganut dua system 1. Self assessment system; menghitung pajak sendiri 2. official assessment system ;menghitung pajak adalah pihak fiscus a.5 factor yang turut mempengaruhi optimalisasi pemasukan dana kekas negara adlah 1. filsafat negara negara yang berideologi yang berorientasi kepada kesejahtraan rakyat banyak akan mendapat dukungan dari rakyatnya dalam hal pembayaran pajak. Untuk itu rakyat diikut sertakan dalam menentukanberat rinngannya pajak melalui penetapan undangundang perpajakan oleh DPR sebaliknya dinegara yang berorientasi kepada kepenmtingan penguasa sangat sulit untuk mengharapkan partisipasi masyarakat untuk kewajiban pajaknya. 2. kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan yang jelas mudah dan sederhana serta pasti akan menimbulkan penafsiran yang baik dipihak fiscus maupun dipihak wajib pajak 3. tingkat pendidikan penduduk / wajib pajak
8

secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan wajib pajak maka makin mudah bagi mereka untuk memahami peraturan perpajakan termasuk memahami sanksi administrasi dan sanksi pidana fiscal. 4. kualitas dan kuantitas petugas pajak setempat ssangat menentukan efektifitas uu dan peraturan perpajakan . fiscus yang professional akan akan berusaha secara konsisten untuk menggali objek pajak yang menurut ketentuan pajak harus dikenakan pajak. 5. strategi yang diterapkan organisasi yang mengadministrasikan pajak di Indonesia unit-unit untuk ini adalah

kantor pelayanan pajak kantor pemeriksaan dan penyelidikan pajak yanmg dilakukan dirjen pajak

perwujudan fungsi budgetair dalam kehidupan kenegaraan dapat terlihat dalam APBN yang setiap tyahun disahkan dengan undang-undang. Penerimaan negara selalu meningkat dari tahun ketahun khususnya setelah reformasi uu perpajakan thn 1983/1984. Fungsi regulerend Atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu , dan sebagainya sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan, mis : pajak atas minuman keras ditinggikan untuk mengurangi konsumsi fasilitas perpajakan sehingga perwujudan dari pajak regulerend yang terdapat dalam UU No I tahun 1967 tentang penanaman modal asing. Contoh: 1) 2) 3) bea materai modal bea masuk dan pajak penjualan bea balik nama

4) 5)

pajak perseroan pajak devident

a.6 Yusdifikasi pajak dan prinsif pemungutan pajak Dalam hal ini akan dikemukakan asas-asas pemungutan pajak dan alas an-alasan yang menjdi dasar pembenaran pemungutan pajak oleh fiskus negara, sehingga fiskus negara merasa punya wewenang untuk memungut pajak dari penduduknya. Teori asas pemungutan pajak : 1) Teori ansuransi

Negara berhak memungut pajak dari penduduk karena menurut teori ini negara melindungi semua rakyat dan rakyat membayar premi pada negara. 2) Teori kepentingan

Bahwa negara berhak memungut pajak karena penduduk negara tersebut mempunyai kepentingan pada negara, makin besar kepentingan penduduk kepada negara maka makin besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada negara. 3) Teori bakti

Mengajarkan bahwa pwnduduk adalah bagian dari suatu negara oleh karena itu penduduk terikat pada negara dan wajib membayar pajak pada negara dalam arti berbakti pada negara. 4) Teori gaya pikul

Teori ini megusulkan supaya didalam hal pemungutan pajak pemerintah memperhatikan gaya pikul wajib pajak. 5) Teori gaya beli

Menurut teori ini yustifikasi pemungutan pajak terletak pada akibat pemungutan pajak. Misalnya tersedianya dana yang cukup untuk mrmbiayai pengeluaran umum negara,
10

karena akibat baik dari perhatian negara pada masyarakat maka pemuingutan pajak adalah juga baik. 6) Teori pembangunan

Untuk Indonesia yustifikasi pemungutan pajak yang paling tepat adalah pembangunan dalam arti masyarakat yang adil dan makmur a.7 Disamping itu terdapat juga asas-asas pemungutan pejak seperti:

Asas yuridis yang mengemukakan supaya pemungutan pajak didasarkan pada undang-undang

Asas ekonomis yang menekankan supaya pemungutan pajak jangan sampai menghalangi produksi dan perekonomian rakyat

Asas finansial menekankan supaya pengeluaran-pengeluaran untuk memungut pajak harus lebih rendah dari jumlah pajak yang dipungut.

a.8 Prisip-prinsip pemungutan pajak: Menurut Era Saligman ada empat Prisip pemungutan pajak:

Prisip fiscal Prinsip Administrative

Prinsip ekonomi Prinsip Etika

A.9. Hukum pajak Hukum pajak adalah: Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerinth untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui kas negara. Sehingga hukum pajak tersebut merupakan hukum publik yang mengatur hubungan negara dan orang-orang atau badan-badan hukum yang berkewajiban membayar pajak. Hukum pajak dibedakan atas:

11

1. Hukum pajak material Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan tentang siapa yang dikenakan pajak dan siapa-siapa yang dikecualikan dengan pajak dan berapa harus dibayar. 2. Hukum pajak formal Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan bagaiman mewujudkan hukum pajak material menjadi kenyataan.

12

BAB II Penutup B. Kesimpulan Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut: 1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta peraturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan. 2. Dalam pembayarannya pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individu oleh pemerintah. 3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, jika dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. 5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yang mengatur. Setelah melihat uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa pajak merupakan kebutuhan kita semua,karena pajak merupakan sarana yang cukup besar untuk memobilisasi roda pemerintahan. Kendatipun terkadang pajak terdapat kesan

mempersulit rakyat, tetapi sebagai warga negara yang mempunyai kesadaran tinggi pastilah ia mempunyai rasa cinta kepada tanah airnya dan bertekat untuk mensejahterakan tanah airnya. Bila itu di lakukan secara ikhlas dan pemerintahpun menjalankan amanat dengan penuh rasa tanggung jawab, maka akan membuahkan indahnya kebersamaan, karena secara makna yang paling mendalam melakukan pajak ini adalah berat sama di pikul ringan sama di jinjing. C.Saran Diharapkan seluruh lapisan masyarakat mengetahui fungsi pajak bagi pembangunan negara agar terciptanya tujuan bersama yaitu negara yang makmur,dan bagi seluruh lapisan masyarakat agar membayar pajak tepat waktu warga yang baik adalah warga yang taat pajaka

13

DAFTAR PUSTAKA mitun.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_3.pdf perpajakan.net/ id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Perpajakan Bandung :DispendaSoemitro. R.1977. Dasar dasar hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Soemarso SR Amir Abadi Jusuf, 1993. Akuntansi ntuk SMTA . Kamus Bahasa Indone

14

Anda mungkin juga menyukai