PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABA YA 2001
8 Laporan Kasus ASUHAN KEPERAWATAN TN. RAMLI DENGAN HIPERTENSI DAN SKA DI RUANG KARDIOLOGI RSDS SURABAYA TANGGAL 19 23 NOPEMBER 2001
Tempat/tanggal pengkajian : Kardiologi, 30 11 - 2001 Tgl. MRS : 13 11 2001 No. register : 10103653
Pengkajian I. A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. B. Biodata. Identitas pasien. Nama : Tn. Ramli (Laki-laki, 65 tahun). Suku/bangsa : Jawa/Indonesia. Agama : Islam Status perkawinan : Kawin Pendidikan/pekerjaan : SMA/pensiunan PNS Bahasa yang digunakan : Jawa dan Indonesia Alamat : Simo Gunung Kramat Lor III/5 Surabaya Kiriman dari : datang sendiri Penanggung jawab pasien :
Pasien sendiri sebagai penanggung jawab. II. A. B. Alasan masuk rumah sakit Alasan dirawat : nyeri dada sejak 3 minggu yang lalu. Terasa panas, nyeri Keluhan utama : pasien mengeluh badan terasa lemah, cepat lelah dan menjalar ke lengan kiri dan punggung atas. kadang-kadang pusing. III. A. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sebelum sakit ini : pasien pernah menderita tekanan darah tinggi, menurut pasien penyebabnya tidak diketahui, pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit, riwayat alergi seperti obat dan makanan tidak ada. B. Riwayat kesehatan sekarang : pasien merasa nyeri dada, terasa panas yang menjalar ke lengan kiri dan punggung atas sejak 3 minggu yang lalu. Sedangkan batuk dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Karena nyeri yang tidak bisa ditahan oleh keluarga dibawa ke rumah sakit. C. Riwayat kesehatan keluarga : orang tua, saudara kandung ayah/ibu, saudara kandung pasien tidak ada yang menderita penyakit keturunan.
8 Genogram :
IV. A. B. V.
Informasi khusus Masa balita : tidak dikaji Klien wanita : tidak dikaji Aktivitas hidup sehari hari :
Aktivitas sehari-hari A. Makan dan minum 1. Nutrisi 2. B. Minum Pre-masuk rumah sakit Pola makan 3 kali/hari, tidak ada makanan pantangan. Minum air putih 6-8 gelas sehari, kadang-kadang minum kopi. BAB dan BAK tidak ada kelainan. Kadang keringat dingin. Pasien istirahat jam 13.00-14.30 dan tidur malam 22.00-05.30 Pasien pensiunan PNS, saat ini hanya di rumah saja. Kegiatan sehari-hari yaitu menyiram bunga menunggu wartel dan menggendong cucunya. Mandi 2 kali sehari, menggosok gigi dilakukan setelah mandi dan makan. Pasien senang mendngar radio dan menonton televise. Di rumah sakit Pola makan 3 kali/hari, diet TKTPRG Minum air putih 4-6 gelas, kadang minum susu yang disiapkan. BAB dan BAK tidak ada kelainan. Pasien istirahat di tempat tidur saja. Tidur kalau merasa mengantuk. Kadang kesulitan tidur kalau lingkungan berisik. Pasien mengatakan ia hanya duduk saja karena lemah, tetapi jika ke kamar mandi ia merasa cepat lelah. Dilakukan di kamar mandi namun hanya sebentar karena merasa lemah dan cepat lelah. Tidak bisa dilakukan.
Eliminasi
D. Aktivitas
VI. A.
Psikososial Psikologis : persepsi pasien terhadap penyakitnya yaitu bahwa ia tidak belum mengetahui tentang pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko dan perawatan lanjut. Konsep diri : tidak dirasakan sebagai suatu masalah pada konsep dirinya. Keadaan emosi : pasien pasrah pada keadaan yang dideritanya sekarang ini. Mekanisme koping adalah berdoa.
dimana isteri dengan setia menunggu pasien dan kadag anak-anak datang menjenguk pasien di rumah sakit. C. Spiritual : di rumah ibadah dengan sholat 5 waktu, sedangkan di rumah sakit pasien berdoa dalam hati. Keyakinan tentang kesehatan sekarang ini adalah bahwa ia mengharapkan agar cepat sembuh selain dengan mengikuti program terapi juga berdoa. VII. Pemeriksaan fisik A. Keadaan umum : pasien nampak sakit sedang, lemah. Kesadaran kompos mentis, golongan darah O, GCS : 4-5-6, T 150/90 mmHg, N 88 x/menit, S 374 0C, RR 12 X/menit. B. 1. 2. 3. Head to toe : Kepala Rambut Mata (penglihatan) Bentuk dan ukuran normal, kulit kepala bersih. Rambut lurus dan sebagian besar berwarna putih serta nampak bersih. Ketajaman penglihatan normal, konjungtiva anemis, pupil isokor, refleks cahaya positif, menggunakan alat bantu kacamata. 4. Hidung (penciuman) Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum, epistaksis, rhinoroe, peradangan mukosa dan polip. Fungsi penciuman normal. 5. Telinga (pendengaran) Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe, peradangan, pemakaian alat Bantu, semuanya tidak ditemukan pada pasien. Ketajaman pendengaran dan fungsi pendengaran normal. 6. Mulut dan gigi Tidak ada bau mulu perdarahan dan peradangan. Gigi depan tanggal 2. Ada karang gigi/karies. Lidah bersih dan tidak hiperemik serta tidak ada peradangan pada faring. 7. Leher Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena jugularis tidak meningkat, dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk. 8. Thoraks Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Auskultasi bunyi paru normal. Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada murmur.
10 9. Abdomen.
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati dan limpa tidak membesar, perkusi buni redup, bising usus 12 X/menit. 10. Tidak dikaji. 11. Ekstremitas Mampu mengangkat tangan dan kaki. Kekuatan otot ekstremitas atas 4-4 dan ekstremitas bawah 4-4. 12. Integumen. Kulit keriput, pucat. VIII. Pemeriksaan penunjang A. Laboratorium : Pemeriksaan darah tanggal 19-11-2001 : Hb 7,0 g/dl. Tanggal 20-11-2001 : serum iron 46,0 u9/dl (59-158) ; TIBC 3759 u9/dl (300-400) ; IBC latent 329 u9/dl ; saturasi iron 12,2 % (20-35) B. C. D. Analisa data Data pendukung
1. Subyektif : Pasien mengatakan badan lemah, cepat lelah kalau ke kamar mandi Obyektif : Keadaan umum lemah, sakit sedang, konjungtiva anemis, membrane mukosa kering, pucat, serum iron 46,0 u9/dl (59158) ; TIBC 3759 u9/dl (300-400) ; IBC latent 329 u9/dl ; saturasi iron 12,2 % (20-35) ; Hb 7,0 g/dl. Subyektif : Pasien mengatakan belum mengerti tentang pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko dan perawatan lanjut Obyektif : Bertanya mengenai diet, meminta ifnromasi, pendidikan SMA,
Repoduksi
Masalah
Aktivitas intolerans
Etiologi
Kelemahan secara umum
2.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, factor resiko dan perawatan lanjutan
Keterbatasan kognitif
Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas) 1. Aktivitas intolerans berhubungan dengan kelemahan secara umum.
11 2. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, factor resiko dan perawatan lanjut berhubungan dengan keterbatasan koginitf.
12 Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Aktivitas intolerans berhubungan dengan kelemahan secara umum Tujuan dan criteria hasil Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yan diinginkan, melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang diukur selama perawatan, tidak anemis, membrane mukosa lembab, Hb 11-14 gr/dl. Perencanaan Keperawatan Intervensi 1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, nyeri dada, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaporesis, pusing atau pingsan. Rasional
2.
Anjurkan pasien tentang teknik penghematan energi misalnya menggunakan kursi saat mandi, melakukan aktivitas dengan perlahan. 3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas / perawatan diri bertahap jika dapat toleransi 4. Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas. 5. Berikan SDM packed (PRC) sesuai indikasi dan awasi ketat untuk komplikasi transfusi.
Mnyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiolgis terhadap stress aktivitas dan bila ada mrupakan indicator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberi bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas Meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, factor resiko dan perawatan lanjut berhubungan dengan keterbatasan koginitf.
Setelah 3 kali pertemuan pasien dan keluarga mampu mengenal dan mengerti tentang kondisi, pengobatan, factor resiko dan perawatan lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak. Bantu pasien mengidentifikasi factor resiko jantung yang dapat berubah. Jelaskan tentang obat yang diresepkan bersamaan dengan rasional, dosis, efek samping yang diperkirakan dan efek yang merugikan. Anjurkan untuk peningkatan masukan makanan/cairan tinggi kalium dan minuman yang mengandung tinggi kalori. Dorong pasien untuk membuat program olahraga sndiri seperti aerobic. Tekankan pentingna menghindari aktivitas isometric.
Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan tekanan darah dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan Factor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler Meningkatkan kerjasama dengan regimen pengobatan jangka panjang. Diuretic dapat menurunkan kadar kalium. Penggantian diet lebih baik daripadaa obat dan ini untuk memperbaiki kekurangan. Membantu menurunkan tekanan darah, aerobic juga membantu menguatkan system kardiovaskuler. Latiahn isometric dapat meningkatkan kadar katekolamin serum, akan lebih meningkatkan tekanan darah.
2.
18.00
1.
Menanyakan respon pasien terhadap aktivitas, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaporesis, pusing atau pingsan. Mengingatkan kembali pasien tentang teknik penghematan energi seperti menggunakan kursi saat mandi, melakukan aktivitas dengan perlahan. Mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas. Menjelaskan tentang obat yang diresepkan bersamaan dengan rasional, dosis, efek samping yang diperkirakan dan efek yang merugikan seperti captopril, asenolal, Hct, ISDN, ASA. Menganjurkan untuk peningkatan masukan makanan/cairan tinggi kalium seperti pisang, tomat dan jeruk dan minuman yang mengandung tinggi kalori seperti susu. Memberitahukan pasien untuk membuat program olahraga sendiri seperti aerobic. Tekankan pentingnya mnghindari aktivitas isometric seperti mengangkat beban yang berat.
17.30
14
P: tindakan keperawatan dipertahankan atau dievaluasi saat pasien pulang Jam 09.30 S : mengatakan tidak lemah, kalau ke kamar mandi tidak lelah. O: konjungtiva anemis, pucat berkurang, membrane mukosa lembab, A : pasien toleransi terhadap aktivitasnya. P: tindakan keperawatan dihentikan Jam 09.45 S : mengatakan memahami apa yang sudah dijelaskan O: menyebutkan batas tekanan darah normal, memahami yang dijelaskan perawat A : masalah teratasi P: tindakan keperawatan dihentikan.
1.
Menanyakan respon pasien terhadap aktivitas, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaporesis, pusing atau pingsan. Mengingatkan kembali pasien tentang teknik penghematan energi.
2.
09.00 10.45
Memberikan pendidikan kesehatan pulang dengan mengingatkan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh perawat Pasien KRS (keluar rumah sakit)
15