Anda di halaman 1dari 54

2

Page
Aktiva dikelompokkan menjadi AL dan AT atas dasar
perbedaan sifat-sifat aktiva tersebut. Pengertian Modal Kerja
lebih banyak dikaitkan dengan aktiva lancar.
Modal Kerja ialah (jumlah) modal yang diperlukan untuk
menjalankan operasi perusahaan dari hari ke hari, selain yang
berwujud aktiva tetap.
Ada 3 konsep Modal Kerja:
(1) Kuantitatif : Keseluruhan aktiva lancar
(2) Kualitatif : Aktiva lancar Hutang lancar
(3) Fungsional : Modal yang diperlukan untuk menghasilkan
current operating income
MANAJEMEN MODAL KERJA
3
Page
Manajemen Modal Kerja tidak lain adalah
proses pengelolaan likuiditas perusahaan.
Likuiditas perusahaan akan terpengaruh oleh :
(a) Kebijaksanaan perkreditan perusahaan (memberi dan menerima)
(b) Pengelolaan dan pengendalian persediaan
(c) Pengaturan aktiva-aktiva tetap perusahaan (memiliki vs menyewa)
Pengelompokkan berbagai komponen
Manajemen Modal Kerja menjadi
Kas & Surat berharga,
Piutang,
Persediaan,
Hutang lancar.
4
Page
LAT IHAN
1. Penjualan Rp. 280 jt/th.
EBIT = 10% dari sales.
Jumlah AT = Rp 100 jt, dan AL = Rp 50 jt.
Hutang lancar Rp 20 jt.
Tentukan :
a. Tingkat perputaran aktiva, Sales Margin dan ROI perusahaan.
b. Apa akibatnya bila efisiensi perusahaan menurun dan
membutuhkan tambahan modal kerja Rp. 30 juta?
c. Sebaliknya apabila efisiensi meningkat dan modal kerja dapat
dihemat dengan Rp. 20 juta lebih kecil?
d. Tingkat perputaran Modal Kerja dan Apa artinya?
5
Page
2. Perusahaan berusaha mengendalikan likuiditasnya.
Perkiraan aliran kas triwulan selama 2 tahun yang akan datang
sebagai berikut :
200x1 200x2
1 2 3 4 1 2 3 4
1,2 2,1 (2,7) (1,9) 1,7 1,6 (3,6) (1,0)
Aktiva likuid awal tahun 200x1 = Rp 1,5 juta
a. Saldo Aktiva likuid pada akhir periode 2 tahun
b. Besarnya pembelanjaan dari luar yang diperlukan
yang bersifat sementara maupun jangka panjang
kalau perusahaan menghendaki saldo aktiva likuid
minimal Rp 1,5 juta pada setiap saat
Tentukan:

6
Page
Manajemen
Kas & Surat Berharga
7
Page
Manajemen Kas & Surat Berharga
Perusahaan selalu berusaha menekan jumlah kas menjadi semakin
kecil. Sehingga dana dapat dihemat dan diinvestasikan pada aktiva
yang menghasilkan keuntungan.
Motif memiliki kas:
(1) Transaksi:
Pembayaran yang timbul karena beroperasinya perusahaan.
(2) Berjaga-jaga: terhadap pengeluaran yang tak terduga.
Semakin baik perkiraan yang dibuat, semakin kecil dana untuk
ini. Kemampuan meminjam mendadak semakin memperkecil
kebutuhan ini.
(3) Spekulasi:
Mendapatkan keuntungan dari perubahan harga.
8
Page
Fungsi Manajemen Kas:
Berusaha memaksimumkan kas tanpa mengabaikan saldo kas.
atau:
Memaksimumkan cash availability, yakni memelihara kemampuan
perusahaan untuk selalu memiliki kas pada saat diperlukan.
Alat yang diperlukan:
Anggaran kas dengan memperkirakan berapa banyak kas diperlukan
dan kapan diperlukan.
9
Page
Upaya pengendalian likuiditas dengan cara:
(1) Mempercepat pengumpulan, berarti:
a. Mempercepat waktu pengiriman pembayaran dari pembeli
ke perusahaan.
b. Mengurangi waktu kas dalam perjalanan
c. Mempercepat pemindahan dana ke rekening (perusahaan)
yang ditunjuk untuk melakukan pembayaran.
(2) Mengendalikan pembayaran.
Salah satu cara yang dapat digunakan adalah playing the float
yakni perbedaan antara jumlah saldo kas di Bank menurut catatan
perusahaan, dan saldo di Bank menurut laporan Bank, karena
adanya cheque outstanding.
10
Page
Berbagai Model Manajemen Kas:
(1) Inventory Model (untuk mengeluarkan kas yg relatif stabil)
Model Economic Order Quantity (EOQ) untuk:
menentukan saldo kas yang optimal, yakni jumlah kas yang
seharusnya dimiliki.
Memiliki Kas menimbulkan biaya
penyimpanan, yaitu bunga yang hilang.
Tidak memiliki kas akan mendapatkan
bunga, tetapi juga menanggung biaya
transaksi, yakni biaya untuk merubah
surat berharga menjadi kas kembali.
Biaya Manajemen Kas merupakan penjumlahan dari kedua
biaya tadi.
Kas Optimal mengakibatkan biaya tersebut yang paling
rendah.
11
Page
i
D b
C
2
=
000 . 000 . 4
01 , 0
) 000 . 000 . 40 ( ) 000 . 2 ( ) 2 (
Rp C = =
Rumus Economic Order Quantity
C =Jumlah kas yg harus disediakan pada setiap
transasksi
b =Biaya transaksi per transfer yg bersifat tetap
D =Jumlah kebutuhan pembayaran dengan kas
selama satu periode
Data:
Pembayaran kas selama sebulan Rp 40 juta,
Biaya transaksi pertransfer = Rp 2.000,-
Tingkat bunga surat berharga 12% per tahun
Maka:
transaksi terjadi bulan periode dalam Di =
. .
. .

Atau: 3 hari sekali menjual surat berharga


12
Page

Mungkin diperlukan tambahan alat likuid untuk keperluan


berjaga-jaga dan spekulatif yang jumlahnya ditentukan.

Dengan C sebesar Rp 4.000.000, biaya pemeliharaan kas


adalah minimal sebesar Rp 40.000.

Jumlah saldo kas yang lain akan mengakibatkan biaya


manajemen yang lebih tinggi dari jumlah itu.

Maksimum= Rp 4.000.000

Minimum = 0

Rata-rata = Rp 2.000.000
Coba diverifikasikan dengan jumlah:
Rp 10 juta, Rp 5 juta, dan Rp 2 juta
Coba diverifikasikan dengan jumlah:
Rp 10 juta, Rp 5 juta, dan Rp 2 juta
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hari
R
p
.

(
J
u
t
a
)
Posisi Kas
13
Page
(2) Model Miller & Orr
Model ini digunakan untuk:
Saldo kas yang berfluktuasi secara random.
C Model menentukan batas-batas (atas dan
bawah) untuk keperluan pengawasan.
Bila mendekati batas atas,
perusahaan membeli surat berharga.
Bila mendekati 0,
perusahaan menjual surat berharga.
C Tinggi dan rendahnya batas-batas ini
tergantung pada:
Biaya transaksi; dan
Biaya pemilikan uang tunai.
Berbagai Model Manajemen Kas:
14
Page
3 / 1
2
4
3

=
i
b
z

z h 3 =
(2). Model Miller & Orr
h = batas atas uang tunai
z = jumlah kas yang
optimal
b = biaya (tetap) pertransaksi

2
= variance aliran kas masuk bersih harian
i = bunga harian investasi surat berharga
h z = jumlah rupiah surat berharga yg dibeli
Misalnya:
Biaya pertransaksi Rp 25,-
Variance aliran kas masuk bersih harian Rp 800,-
Bunga harian masuk investasi surat berharga 20% / tahun
h = 3 x Rp 301,38,- = Rp 904,14,-
/
) / , )( (
) )( )( (

= z
= Rp 301,38,-
Maka:
15
Page
Dalam hal ini model probabilitas mungkin lebih tepat.
Informasi probabilistik (tentang berbagai saldo kas ini),
bersama-sama dengan informasi tentang biaya tetap
pertransfer, serta penghasilan pada surat berharga
merupakan informasi untuk menentukan saldo
permulaan yang dianggap layak.
Sehingga model EOQ maupun Miller & Orr
mungkin tetap sulit dilaksanakan.
(3) Pendekatan Probabilitas
Berbagai Model Manajemen Kas:
Kas suatu perusahaan:
tidaklah benar-benar dapat diperkirakan,
meskipun juga
bukannya sama sekali tidak mungkin untuk
diperkirakan.

16
Page
Investasi Dalam Surat Berharga
Kelebihan saldo kas di atas yang ditentukan,
dipergunakan untuk:
E investasi yang sangat singkat, dan
E mempunyai kepastian (saleability) yang cukup tinggi
Misalnya:
Pada time deposit, berbagai sertifikat, obligasi dan saham.
Juga investasi pada valuta asing.
Keputusan untuk menginvestasi kelebihan kas pada surat
berharga menyangkut tidak hanya:
E berapa jumlah yang akan diinvestasikan,
E tetapi juga untuk berapa lama, dan
E jenis surat berharga yang dipilih
(Manajemen Portofolio).

17
Page
Manajemen
Pihutang
18
Page
Manajemen Pihutang
Fungsi utamanya adalah sebagai alat untuk:
(1) Bersaing
(2) Meningkatkan volume penjualan, dan seterusnya
volume laba.
(3) Menjaga kontinuitas hubungan dengan pembeli.
Pihutang (dagang) adalah:
instrumen pemasaran.
19
Page
Biaya yang timbul sebagai akibat kebijakan menjual secara
kredit ini adalah:
(1) Biaya pengelolaan piutang:
gaji pegawai dan peralatan kerjanya
expenses untuk penagihan pihutang dagang
(2) Biaya modal sebagai akibat meningkatnya kebutuhan
modal kerja
(3) Bad Debt, karena upaya menarik pembeli-pembeli baru.
Konsekuensi melakukan penjualan secara kredit adalah:
(1) Perlu organisasi yang baik untuk mengelolanya;
(2) Perlu tambahan modal kerja;
(3) Perlu kriteria yang jelas untuk menyeleksi calon penerima
kredit dari perusahaan;
(4) Meningkatnya resiko bisnis.
20
Page
Sedangkan benefit yang dapat diharapkan adalah:
(1) Meningkatnya volume penjualan, melalui
bertambahnya langganan/pembeli, atau meningkatnya
rata-rata pembelian per-pembeli.
(2) Meningkatnya posisi pasar dari perusahaan, karena
meningkatnya pangsa pasar atau meluasnya daerah
penjualan produk perusahaan.
(3) Kemungkinan menurunnya biaya produksi variabel
per-unit, karena pemanfaatan kapasitas produksi yang
lebih tinggi (scale of production).
(4) Meningkatnya ROI karena meningkatnya laba
perusahaan.
21
Page
Karena kebijakan kredit adalah instrument pemasaran,
sehingga kebijakan menjual secara tunai atau kredit bukan
semata-mata keputusan keuangan.
Kebijakan Kredit
Oleh karena itu apakah kebijakan itu
benar atau salah harus ditinjau dari
kedua aspek tersebut.
E
E
Keputusan menjual secara kredit adalah keputusan
pemasaran yang memiliki dampak keuangan.
22
Page
1. Kondisi persaingan
2. Kemampuan modal kerja
3. Standar kredit atau kualitas langganan
4. Jangka waktu kredit
5. Plafon kredit (total dan per-nasabah)
6. Discount yang ditawarkan
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi:
Pedoman: Kebijakan kredit yang benar adalah:
bilamana benefit yang diperoleh dari penjualan secara kredit tsb
melebihi tambahan biaya yang ditimbulkan oleh kebijakan tsb.
E
23
Page
Illustrasi:
Mengevaluasi dampak perubahan kebijakan kredit
Penjualan Rp 72 juta setahun
(seluruhnya penjualan kredit
dengan jangka 1 bulan).
Harga jual produk Rp 20, /unit.
VC/unit = Rp 15,- (75%),
Biaya pengelolaan pihutang 1%
dari penjualan.
Biaya modal 1% sebulan
E(R) = 20%.
Keadaan saat ini:

Perusahaan mempertimbangkan merubah persyaratan kredit menjadi:


2 bulan atau 3 bulan
Benarkah kebijakan
ini ?
24
Page
Standar
yang berlaku
Pelonggaran
Moderat
Pelonggaran
Ekstrim
1. Kondisi
- Penjualan - 20% 30%
- Periode Kredit 1 bulan 2 bulan 3 bulan
- Bad Debt 0,5 % 2,5% 5,0%
2. Dampak Kebijakan
1) Nilai penjualan Rp. 72.000, -- Rp. 86.400, -- Rp. 93.600, --
2) Receivable TO 12 6 4
3) Pihutang outstanding Rp. 6.000, -- Rp. 14.400, -- Rp. 23.400, --
4) Investasi pada Pihutang - Rp. 6.300, -- Rp. 6.750, --
5) Bad Debt Rp. 360, -- Rp. 2.160, -- Rp. 4.680, --
3. Analisis Marginal
1) Tambahan penjualan - Rp. 14.400, -- Rp. 7.200, --
2) Tambahan keuntungan 25% - Rp. 3.600, -- Rp. 1.800, --
3) Tambahan Biaya:
a. Bad Debt - Rp. 1.800, -- Rp. 2.520, --
b. Biaya pengelolaan 1% - Rp. 144, -- Rp. 72, --
c. Biaya Modal 1% I - Rp. 63, -- Rp. 67,50
- Rp. 2.007, -- Rp. 2.659,50
4) Tambahan laba netto - Rp. 1.593, -- (Rp. 859,50)
5) Laba minimal diharapkan = 20%I - Rp. 1.260. -- Rp. 1.350, --
4. Keputusan: Perubahan kebijakan yang moderat dapat diterima

25
Page
Manajemen
Persediaan
26
Page
Manajemen Persediaan
Persediaan bahan mentah
memberikan keluwesan dalam mengatur pembelian.
Persedian barang setengah jadi
memungkinkan perusahaan mengatur produksinya secara lebih baik.
Persediaan barang jadi
memungkinkan produksi tidak harus sama dengan penjualan.
Persediaan, baik bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi,
merupakan komponen yang cukup besar dari A.L atau M.K
Jumlah persediaan yg kurang ataupun yg berlebihan
keduanya mempunyai dampak negatif bagi perusahaan.
Karena itu perlu dicari jumlah persediaan yg optimal.
27
Page
EOQ menentukan berapa jumlah pesanan yg paling ekonomis,
dengan dapat ditentukannya:
a. Kebutuhan/penggunaan dalam suatu periode
b. Biaya pesan
c. Biaya simpan
Konsep Pesanan yang paling ekonomis
(EOQ) untuk mengendalikan persediaan
Biaya pesan: biaya yg explisit harus dikeluarkan untuk setiap kali membuat
pesanan, dan hanya inflisit misalnya biaya memproses pesanan dan
melaksanakan administrasi pesanan.
Biaya simpan: biaya yg explisit karena menyimpan persediaan, dan biaya
implisit (kemungkinan barang menjadi rusak, biaya modal yang tertanam
dalam persediaan).
28
Page
Biaya pesan berubah karena frekuensi pemesanan,
Biaya simpan berubah sesuai besar kecilnya persediaan.
Biaya manajemen perusahaan merupakan
penjumlahan dari keduanya, atau
TIC = Biaya Pesan + Biaya Simpan
29
Page
R =requirements
S =biaya pesan (set up cost)
P =harga barang yg dipesan
C =biaya simpan (carrying cost)
C P
S R
EOQ


=

, .
. .


= EOQ
Rumus Pesanan yang paling ekonomis:
Data:
Kebutuhan (R) setahun = 15.000 unit
Harga beli (P) = 1.000/unit
Biaya Pesan (S) = Rp 52.000 sekali pesan
Biaya simpan = 25% dari harga barang
Maka:
pemesanan atau unit = =
.
.
.
sekali bulan
bulan
dilakukan Pesanan

=
30
Page
Pesanan
2 x 4 x 6 x 8 x 10 x
Volume Pesanan 7.500 unit 3.750 unit 2.500 unit 1.875 unit 1.500 unit
Rata-rata persediaan 3.750 unit 1.875 unit 1.250 unit 937,5 unit 750 unit
Nilai persediaan Rp 3.750.000 Rp 1.875.000 Rp 1.250.000 Rp 937.500 Rp 750.000
Biaya Simpan (25%) Rp 937.500 Rp 468.750 Rp 312.500 Rp 234.375 Rp 187.500
Biaya Pesan @52.000 Rp 104.000 Rp 208.000 Rp 312.000 Rp 416.000 Rp 520.000
T.I.C Rp 1.041.500 Rp 676.750 Rp 624.500 Rp 650.375 Rp 707.500
Biaya Manajemen Persediaan
pada berbagai Alternatif Pesanan
31
Page
520.000
416.000
707.500
650.375
676.750
234.375
468.750
104.000
312.000
208.000
624.500
1.041.500
187.500
312.500
937.500
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
1.000.000
- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
Jlh Barang Dipesan (Unit)
B
i
a
y
a

(
R
p
)
Pesan
T.I.C
Simpan
Grafik Biaya Pengelolaan Persediaan
32
Page
Safety Stock diperlukan karena:
1. Kebutuhan bahan baku tidak sepenuhnya konstan
2. Waktu kedatangan barang yg dipesan tidak 100% pasti
Safety Stock (Persediaan Keamanan)
Sehingga diperlukan sejumlah persediaan tertentu untuk berjaga-jaga agar
perusahaan tidak kehabisan persediaan. Persediaan ini disebut safety stock.
Safety Stock yg optimal (secara konsepsional) adalah:
kerugian yg diharapkan
karena perusahaaan kehabisan persediaan (stock out cost).
persediaan yg akan menyamakan tambahan biaya simpan
(karena menyimpan persediaan berlebih).
dengan
Jumlah
33
Page
Stock out cost berupa beban tetap yang tetap harus dibayar
kalau produksi terhenti, kerugian nama baik (karena tak
mampu memenuhi pesananan pada waktunya atau kenaikan
harga bahan karena pembelian mendadak).
Besarnya safety stock dapat diperkirakan dengan:
a. Berdasar judgment pengambil keputusan
b. Analisis probabilitas
Semakin kecil resiko yang ingin ditanggung oleh perusahaan,
semakin besar safety stock yg harus disediakan.
34
Page
Grafik Persediaan
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
1 2 3 4 5 6 7 bulan
unit
Max. Persediaan
= 3.750
ROP = 1.875
Iron Stock = 1.250
EOQ = 2.500
35
Page
Kasus Lain:
1. Lead time yang tidak ajeg
(terlalu awal atau terlambat)
2. Pemakaian yang tidak ajeg
36
Page
1. Lead time yang tidak ajeg
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
Safety Stock
= 1 unit
EOQ = 4 unit
O
O
O Lead time 2 minggu 1 minggu sudah datang
O Lead time 2 minggu 3 minggu baru datang
ROP
37
Page
2. Pemakaian yang tidak ajeg
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
Safety
Stock
ROP maju,
karena pemakaian
lebih cepat (meningkat)
7 8
ROP mundur,
karena pemakaian
lebih lambat (menurun)
Tambaha
n
Order
{

38
Page
Sumber Dana
Sumber Dana
39
Page
SUMBER DANA JANGKA PENDEK
DANA
dari
Pembelanjaan
Spontan
Pembelanjaan
Tidak Spontan
Kredit
Rekening Koran
Commercial
Paper
Rekening Accural
(Gaji, Pajak)
Kredit Niaga
Sales Terms
COD & CBD
Net Period
Net Period
plus Discount
40
Page
1. Term Loan
Producen Ice Cream memberikan kredit pada pengecer,
hasil produksinya dalam bentuk Refrigerator
Harga tunai = 10 juta, n = 5 th, i = 18%
( )
750 . 197 . 3
1272 , 3
000 . 000 . 10
1
1
Rp
i
A
Tunai Nilai
A
n
t
t
t
n
= =
+
=

=
SUMBER DANA JANGKA MENENGAH
41
Page
2. Equipment Financing
Equipment Financing = Kredit yg diberikan dengan jaminan
peralatan/asset yg dibelanjai dengan
kredit tsb.
42
Page

3. Lease Financing
Suatu cara untuk dapat menguasai/menggunakan
suatu alat produksi, tanpa harus membelinya.
Melibatkan tiga pihak, yakni:
1. Penyewa (lessee),
2. yang menyewakan (lessor), dan
3. pemberi kredit.
43
Page
.
Tiga bentuk leasing:
(1) Sale and lease-back
(2) Direct leasing produsen,
pembuat adalah lessor sekaligus creditor.
Contohnya: (IBM untuk Xerox)
(3) Financial lease:
Persewaan untuk jangka waktu sepanjang usia
ekonomis aktiva bersangkutan.
Misalnya: Harga alat tunai = 10 juta,
disewakan untuk 5 th dengan i = 15%,
mulai pembayaran pada awal tahun.
( ) ( )
000 . 594 . 2 855 , 3 : 10
855 , 3
15 , 0 1
...
15 , 0 1
10
4 1
Rp jt X
X
X X
X jt
= =
=
+
+ +
+
+ =
44
Page
4. Hutang / pinjaman
Misalnya:
KMKP

45
Page
Aktiva Lancar
&
Struktur Hutang
46
Page
Aktiva Lancar & Struktur Hutang
1. Kebutuhan dana jangka panjang
Aktiva Tetap
Aktiva Lancar
Aktiva Lancar
Permanen
Kebutuhan Dana Permanen =
Pembelanjaan Jangka Panjang
(Equity atau Long Term Debt)
Kebutuhan Dana Jangka Pendek =
Pembelanjaan Jangka Pendek
AL. Musiman/
Variabel
Waktu
Rupiah
47
Page
A. Metode Keterikatan Dana
Metode ini menghitung kebutuhan modal kerja dengan
cara menentukan keterikatan dana (dari kas, kembali
menjadi kas) untuk masing-masing jenis pengeluaran
yang harus dibayar oleh perusahaan.
2. Penentuan Jumlah Kebutuhan Modal Kerja
48
Page
B. Metode Perputaran MK
Menghitung perputaran MK dengan memperhatikan
perputaran masing-masing komponen aktiva lancar.
Perputaran AL ditentukan dengan cara membandingkan
angka rata-ratanya dengan penjumlahan.
49
Page
(2) Biaya-biaya yang harus dikeluarkan:
a. Pembelian kulit lapisan atas Rp 5.000 per pasang,
dipesan dengan uang muka 1 bulan sebelumnya.
b. Kulit sol lapisan bawah Rp 3.000 per pasang,
dibeli secara kredit satu minggu.
c. Benang dan aksesoris lain seharga Rp 2.000 per pasang,
dibeli tunai.
d. Biaya pembuatan Rp 2.500 per pasang,
dibayarkan setiap akhir minggu.
e. Biaya umum dan pemasaran/promosi Rp 50 juta sebulan.
(1) Rata-rata produksi sepatu 1.000 pasang sehari, yang dijual secara kredit
dengan jangka 2 minggu, dengan harga Rp 20.000 per pasang.
DATA :
50
Page
(4) Hari kerja rata-rata 25 hari sebulan
atau 300 hari kerja/tahun.
(3) Keterikatan modal kerja:
a. Semua material dan bahan lain, rata-rata tersimpan
di gudang selama 1 minggu sebelum diproses.
b. Proses produksi dari awal selama 5 hari kerja.
c. Barang jadi perlu disimpan dulu selama 10 hari
sebelum siap untuk dijual.
(5) Perusahaan mensyaratkan kas minimal Rp 25 juta

51
Page
25 HK 6 HK 5 HK 10 HK 14 HK
Uang muka digudang prosesing digudang pihutang
NERACA
AL: - Pihutang 280 juta - Hutang niaga 18 juta
- Kas dan persediaan 320 juta
600 juta
52
Page
Catatan:
1. Penghasilan Penjualan = 1.000 ps Rp 20.000 = Rp 20 juta perhari
2. Modal Kerja dibutuhkan = Rp 600 juta
3. Pihutang Rata-rata = 14 HK 1.000 ps Rp 20.000 = Rp 280 juta
4. Hutang Rata-rata = 6 HK 1.000 ps Rp 3.000 = Rp 18 juta
5. Kas dan Persediaan = (60 juta) (280 juta) = Rp 320 juta
Elemen MK:
1. Kulit Atas = (25+6+5+10+14) HK 1.000 ps Rp 5.000 = Rp 300 juta
2. Kulit Bawah = (6+5+10+14 6) 1.000 ps Rp 3.000 = Rp 87 juta
3. Benang dan Aksesori = (6+5+10+14) 1.000 ps Rp 2.000 = Rp 70 juta
4. Biaya Pembuatan = (5+10+14 5) 1.000 ps Rp 2.500 = Rp 60 juta
5. Biaya Umum & Pemasaran = 50.000.000 1.000 ps (5+10+14)
25 HK 1.000 ps
= Rp 58 juta
Rp 575 juta
Persediaan kas minimal kebutuhan modal kerja = Rp 25 juta
Rp 600 juta
53
Page
C. Metode Aliran Kas
Membuat perkiraan kas masuk dan keluar selama
periode tertentu.
Dengan kata lain: Menyusun Anggaran Kas.

Bilamana saldo kas akhir bulan tidak menunjukkan


saldo defisit, atau saldo kurang dari jumlah minimal
kas yang dipersyaratkan , hal itu berarti modal
kerjanya telah mencukupi.

Bila ditemukan saldo difisit, berarti perusahaan


kekurangan modal kerja sejumlah defisit itu dan
memerlukan suntikan dana khusus.
54
Page
KESIMPULAN:

Metode Keterikatan Dana sesuai dengan konsep


MK Kualitatif (menghitung hutang maupun pihutang
dagang yang terbentuk karena kegiatan usaha).

Metode Perputaran Modal Kerja sesuai dengan konsep


MK Kuantitatif (tidak memasukkan hutang yang
terbentuk karena kegiatan usaha).

Anda mungkin juga menyukai