Anda di halaman 1dari 3

Urutan Proses Modeling Valuasi dengan Metode DCF Berikut adalah urutan proses pengerjaan valuasi dengan motode

DCF 1. Input data keuangan Data keuangan perusahaan diambil selama lima tahun terakhir (atau lebih) dan merupakan data terbaru yang dimiliki oleh perusahaan. Data yang ada yakni tahun 2006 hingga Q3 2011 diambil dari

Annual Report dan Quarter Report. Catatan laporan keuangan dan laporan khusus juga sangat dibutuhkan untuk dapat memahami Report lebih lanjut. Dalam input data keuangan ini terdapat halhal yang perlu diperhatikan, yakni: a. Data keuangan selama lima tahun lebih disusun secara paralel pada tiap-tiap akun agar dapat diperbandingkan atau dilihat perkembangannya selama periode tersebut. b. Untuk perusahaan holding, data yang disusun berasal dari laporan keuangan konsolidasi. Data untuk anak perusahaan dapat disusun secara terpisah. c. Data paralel yang disusun adalah laporan neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas. Data yang lain kurang dibutuhkan untuk ditampilkan secara paralel namun dapat dibuat jika memang diperlukan, seperti laporan khusus aset atau laporan khusus utang. d. Terdapat kemungkinan perubahan pada tiap akun-akunnya sehingga harus dilihat pada catatan laporan keuangan kebih jauh. Perubahan ini terjadi karena perusahaan menyesuaikan dengan peraturan pelaporan keuangan (PSAK) terbaru. Pada akun-akun yang baru atau lama yang tak dapat diperbandingkan tiap tahun sebaiknya dibiarkan berdiri sendiri atau dikelompokkan pada akun lain-lain pada klasifikasi akun yang sama. e. Laporan neraca dan laba-rugi umumnya berbentuk baku dan tidak berubah. Jika terdapat perubahan misalnya beban keuangan yang awalnya masuk klasifikasi beban (pendapatan) lainlain berubah masuk ke beban operasional, maka susunan laporan paralel harus dibuat dua sesuai perubahan tersebut. f. Laporan arus kas umumnya bersifat lebih dinamis, jika terdapat banyak akun yang tidak dapat diperbandingkan maka dibiarkan demikian adanya. g. Laporan perbandingan dapat disusun dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris asalkan konsisten dan lebih mudah dimengerti. Dalam beberapa kasus, laporan dalam bahasa Inggris istilahnya lebih baku dan lebih familiar, sehingga dapat digunakan dalam laporan perbandingan. h. Laporan keuangan yang telah diaudit lebih diprioritaskan dibanding laporan yang belum diaudit. Umumnya laporan keuangan yang telah dinyatakan kembali (diaudit) ditampilkan pada laporan tahun berikutnya, dan laporan ini lebih menunjukkan situasi riil perusahaan. Jika tidak ada laporan teraudit maka dapat digunakan laporan yang ada. i. Patut diperhatikan detail-detail data keuangan seperti mata uang yang digunakan, nilai satuan atau ribuan, periode waktu, dan cara penulisan serta cara penambahan/pengurangan. Dapat ditambahkan pula komentar pada akun-akun yang kurang jelas atau meragukan.

2.

Penyesuaian laporan keuangan

Terdapat dua penyesuaian pada tabel keuangan paralel, yang pertama penyesuaian karena perbedaan penyampaian akuntansi sedangkan yang kedua penyesuaian karena valuasi berdasarkan Damodaran. Data keuangan disesuaikan agar dapat diperbandingkan secara merata tahun per tahun dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai data yang valid. Dalam hal ini adanya perubahan pada peraturan PSAK akan menyebabkan perubahan pula pada penyampaian akuntansi laporan keuangan. Dalam satu kasus, perubahan PSAK tidak terlalu berpengaruh pada valuasi perhitungan, pada kasus lain tidak demikian halnya. Terdapat perubahan signifikan mengenai perhitungan EBIT dan hak minoritas pada tahun 2011. Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam melakukan penyesuaian penyampaian laporan keuangan: a. Perlu dibuat tabel yang berbeda antara laporan paralel keuangan yang asli dengan laporan paralel yang telah disesuaikan. Penyesuaian yang ada perlu dicatat (dalam komentar) agar dapat diketahui persis akun yang diubah. b. Secara ideal tiap akun yang ada akan diparalelkan pada akun yang sama, namun ada pula akun bersifat one-time account yang dapat dikelompokkan pada akun yang lain selama penyatuan tersebut tidak mengganggu esensi akunnya. Misalnya terdapat one-time account obligasi konversi, akun ini dapat dimasukkan pada akun obligasi sebagai penyederhanaan. Jika ternyata akun obligasi konversi berpengaruh penting pada valuasi perusahaan, maka akun tersebut harus dipisah. c. Penyesuaian yang signifikan seperti penyampaian EBIT tidak dapat dilakukan secara sederhana. Bila perlu digunakan tabel yang berbeda agar lebih jelas perubahannya. Data keuangan juga perlu disesuaikan berdasarkan model valuasi DCF Damodaran. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan berdasarkan model tersebut: a. Harus dibedakan antara capital expense, financial expense dengan operating expense. Pengukuran earnings dapat keliru jika expense tersebut salah dklasifikasikan. Operating expense adalah biaya yang digunakan untuk menghasilkan manfaat hanya pada satu periode, sedangkan

capital expense berlangsung beberapa periode. Di sisi lain, financial expense adalah biaya yang
diasosiasikan dengan kapital non-ekuitas seperti bank loan. b. Research expense dikapitalisasi dengan menghitung lama waktu riset tersebut menjadi produk komersial, sehingga terjadi penyesuaian pada net income dengan dilakukan penambahan dari

research expense dan dikurangi amortisasinya. Biaya lain dapat masuk ke dalam capital expense (mengikuti cara perhitungan research expense) dengan catatan bahwa terdapat bukti substansial
bahwa biaya tersebut memberikan manfaat lebih dari satu periode. c. Penyesuaian financing expense terjadi pada akun operating lease expense. Jika diperlakukan sebagai operating expense maka diubah sebagai debt. Sehingga operating income harus ditambah operating lease expense dikurangi depresiasi pada leased asset. d. One-time expense/income seperti restrukturisasi besar-besaran yang terjadi sekali dalam 10 tahun tidak dimasukkan dalam perhitungan operating dan net income. e.

Expense/income yang tidak terjadi setiap tahun namun muncul pada interval yang reguler (misalnya terjadi tiap 3 tahun dalam 12 tahun terakhir). Pengabaian expense/income seperti ini

dapat membuat perkiraan operating income di masa depan overstated. Penyesuaian dilakukan dengan menyebar biaya reguler tersebut ke dalam basis biaya tahunan. f.

Expense/income yang terjadi tiap tahun namun dengan volatilitas tinggi. Akun seperti ini dinormalisasi dengan merata-ratakan expense/income sepanjang waktu.
bernilai negatif pada tahun-tahun lainnya). Hal ini dapat terjadi karena efek tranlasi mata uang yang positif/negatif pada saat mata uang menguat/melemah. Akun yang seperti ini diabaikan dalam valuasi menurut Damodaran.

g. Akun yang terjadi tiap tahun yang berubah tanda (bernilai positif pada beberapa tahun dan

h.

Penyesuaian atas suatu akuisisi dan divestiture juga dilakukan. Pada peristiwa akuisisi, akan terdapat amortisasi goodwill. Amortisasi ini bukanlah termasuk operating expense karena termasuk noncash dan non tax-deductible yang akan mereduksi net income dan tidak berefek pada operating income. Pada peristiwa divestasi aset, perusahaan akan memperoleh capital gain yang dapat diabaikan, namun net capital expenditure dihitung menjadi net capital expenditure =

i.

capital expenditure depreciation divestiture proceeds. Income dari investasi marketable securities pada perusahaan bukan financial service tidak masuk
pada earnings yang dipertimbangkan pada valuasi namun dihitung terpisah.

Anda mungkin juga menyukai