KATA PENGANTAR
Laporan Pendahuluan untuk pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Sepanjang 62 KM (Paket R-04) ini dibuat oleh konsultan berdasarkan kontrak No. KU.08.08 - W16/SNVT P2JJ/259 Tanggal 23 Februari 2009 antara Kepala SNVT P2JJ Kalimantan Tengah dengan Konsultan PT. Wira Marga. Dalam laporan ini diuraikan tentang hal-hal yang menjadi latar belakang, maksud dan tujuan pekerjaan, ruang lingkup kerja, metodologi pelaksanaan, organisasi dan rencana kerja konsultan. Laporan ini akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pada tahapan pekerjaan selanjutnya, untuk itu diperlukan tanggapan, saran dan masukan dari Pemberi Tugas sehingga dapat diperoleh pedoman bersama yang lengkap dan baik serta mudah dipahami. Dalam penyusunan laporan ini Konsultan banyak mendapat bantuan dari Pemberi Tugas, dalam kesempatan ini kami ucapkan banyak terimakasih pada SNVT P2JJ Kalimantan Tengah atas kepercayaan dan bantuan yang telah diberikan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Pimpinan Tim
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................ii BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................1 BAB II. URAIAN PEKERJAAN...................................................................1 BAB III. METODOLOGI & RENCANA KERJA PERENCANAAN TEKNIS JALAN...1 BAB IV. TIM PELAKSANA PROYEK..........................................................1 BAB V. PELAPORAN..............................................................................1
ii
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I.
PENDAHULUAN
I.1
Umum
Laporan Pendahuluan ini dibuat oleh Konsultan PT. Wira Marga untuk Perencanaan Teknis Jalan Sepanjang 62 KM (Paket R04). Dalam laporan ini diuraikan tentang hal-hal yang menjadi latar belakang, maksud dan tujuan pekerjaan, ruang lingkup kerja, organisasi dan rencana kerja konsultan. Untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan ini, konsultan
melakukan pendekatan umum dan teknis yang meliputi metodologi dan analisa teknis secara terperinci sesuai dengan KAK dan Dokumen Kontrak. Berdasarkan pendekatan tersebut, konsultan kemudian menyusun program pelaksanaan pekerjaan lengkap beserta jadwal pelaksanaannya yang dituangkan dalam Laporan Pendahuluan ini. Sebagaimana judul laporan ini, laporan pendahuluan ini adalah laporan pertama yang diserahkan Konsultan dan nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam tahapan-tahapan pekerjaan berikutnya. Karena itu isinya sedapat mungkin telah melalui proses diskusi dan mendapat tanggapan, saran dan masukan dari Pemberi Tugas dan diharapkan menjadi pedoman bersama yang lengkap, baik serta mudah dipahami. Untuk melaksanakan pekerjaan ini konsultan menggunakan
spesifikasi teknis sesuai kerangka acuan yang diberikan serta mengacu kepada standar-standar bidang pekerjaan umum/Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku.
LAPORAN PENDAHULUAN
Konsultan juga telah menyusun tim kerja yang dipimpin oleh seorang Ketua Tim dan beranggotakan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dan telah berpengalaman dalam bidang pekerjaan masing-masing. I.2 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan Laporan Pendahuluan ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN, berisi uraian pendahuluan dan sistematika pembahasan. BAB II. URAIAN pekerjaan PEKERJAAN, berisi uraian pekerjaan, latar yang menjadi tugas dan tanggung jawab
belakang pekerjaan, maksud dan tujuan pekerjaan serta jenis dan lingkup konsultan. BAB III. METODOLOGI & RENCANA KERJA PERENCANAAN TEKNIS JALAN, menguraikan tentang ruang lingkup perencanaan jalan, metode kerja dan rencana pelaksanaannya. BAB IV. TIM PELAKSANA PROYEK, menguraikan organisasi
konsultan, susunan tim kerja serta tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap tenaga ahli yang menangani pekerjaan ini. BAB V. PELAPORAN, berisi uraian jenis laporan dan jumlahnya masing-masing berikut deskripsi isi dari masing-masing laporan.
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB II.
URAIAN PEKERJAAN
II.1
Latar Belakang
Program pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan merupakan salah satu upaya pemerintah yang dalam terkait beserta menunjang dengan hasil-hasilnya Sasaran melalui Pembangunan pemerataan Nasional usaha-usaha
pembangunan
pengembangan prasarana jalan/jembatan, pembuatan jalan/jembatan baru dan peningkatan kondisi jalan/jembatan yang ada sebagai urat nadi perekonomian nasional, sesuai yang dengan tuntunan laju oleh pertumbuhan lalu-lintas diakibatkan
perkembangan/pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sebelum penanganan fisik dilaksanakan, maka diperlukan suatu perencanaan teknis jalan/jembatan yang mencakup penyediaan dokumen perencanaan teknik beserta dokumen pelelangan guna mendukung pelaksanaan proyek tersebut. PT. Wira Marga melalui tender terbuka telah terpilih sebagai Konsultan untuk menyelenggarakan layanan jasa teknik/konsultasi untuk pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Sepanjang 62 Km (Paket R-04) di Provinsi Kalimantan Tengah yang diselenggarakan oleh SNVT P2JJ Kalteng. Berikut ini adalah pokok-pokok penting kegiatan, sebagai berikut: II.2 II.2.1 Uraian Pekerjaan Nama Pekerjaan Nama pekerjaan adalah Perencanaan Teknis Jalan
LAPORAN PENDAHULUAN
II.2.2
Pemberi Tugas Pemberi Tugas adalah: Pemerintah Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Cq. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan & Pengawasan Jalan dan Jembatan (SNVT P2JJ) Kalimantan Tengah. Alamat Kantor adalah Jalan Jenderal S. Parman No. 02 Lantai III Telp. (0536) 3230486 - Palangka Raya.
II.2.3
II.2.4
Nilai Kontrak & Sumber Dana Nilai kontrak pekerjaan adalah Rp. 259.480.000,-, sumber dana APBN Tahun Anggaran 2009.
II.2.5
Volume Pekerjaan Kegiatan perencanaan teknis jalan meliputi ruas-ruas jalan berstatus Jalan Nasional sepanjang 62 KM di dalam wilayah administratif Provinsi Kalimantan Tengah dengan rincian sebagai berikut :
No 1. Nama Ruas Jalan Kandui Muara Teweh (Km. 0 Km. 27) No Ruas 32.007.3 N 2. Pasar Punjung Puruk Cahu (Km. 0 Km. 18) 3. Pasar Punjung Puruk Cahu (Km. 18 Km. 35) 32.008.2 N 32.008.2 N TOTAL : 62 Km 17 Km DED 18 Km Review Desain Panjang 27 Km Jenis Pekerjaan DED
II.2.6
Jangka waktu pelaksanaan Jangka waktu pelaksanaan adalah 3 bulan kalender dari tanggal 23 Februari 2009 sampai dengan tanggal 23 Mei 2009.
LAPORAN PENDAHULUAN
II.2.7
Kebutuhan Tenaga Ahli Perkiraan Man-Month (MM) kebutuhan personil sesuai data kontrak adalah sebagai berikut: A. B. MM C. MM Tenaga Pendukung : 11.0 Tenaga Ahli : 14.0 MM Asisten Tenaga Ahli : 7.0
II.3
Jenis Dan Ruang Lingkup Pekerjaan Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh konsultan sesuai dengan tahapannya adalah sebagai berikut: a. Tahapan Persiapan Tahapan Persiapan, bertujuan: 1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal. 2) Menetapkan ruas-ruas jalan yang akan disurvey termasuk rencana pencapaian ke lokasi pekerjaan. Tahapan Persiapan, meliputi: 1) Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan didesain 2) Mempersiapkan peta-peta tata guna lahan, peta topografi, peta geologi, peta quarry dan lain-lain. 3) Melakukan instansi koordinasi dan konfirmasi dengan terkait termasuk juga mengumpulkan
informasi harga satuan/upah untuk di sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan. 4) Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan. 5) Menetapkan awal dan akhir ruas jalan yang akan didesain, di atas peta yang ada serta mempelajari
LAPORAN PENDAHULUAN
kondisi-kondisi penting seperti kondisi topografi, pola aliran sungai dan hal-hal lain yang mempengaruhinya. b. Survey Pendahuluan Survey Pendahuluan/Reconnaisance bertujuan untuk Survey adalah awal
survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, memperoleh data sebagai bahan kajian teknis untuk pekerjaan selanjutnya. Survey ini diharapkan dapat memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survey detil lanjutan. Lingkup pekerjaan Survey Pendahuluan adalah sebagai berikut: 1) Studi Literatur Pada tahapan ini dikumpulkan data pendukung perencanaan termasuk laporan studi-studi terdahulu, laporan lingkungan dan laporan-laporan lainnya yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi/mempengaruhi jalan yang direncanakan. 2) Koordinasi dengan Pemberi Tugas dan Instansi terkait Tim Survey melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan Pemberi Tugas dan instansi terkait di daerah sehubungan pendahuluan. 3) Diskusi Perencanaan di Lapangan Tim Survey melaksanakan survey dan membuat usulan perencanaan/penanganan di lapangan bagian demi bagian sesuai dan dengan kalau bidang perlu yang keahliannya akan masing-masing dengan laporan. 4) Recon Survey Topografi melengkapinya kemudian dengan dilaksanakannya survey
foto-foto
penting
LAPORAN PENDAHULUAN
Tim Topografi akan melakukan: a) Penentuan titik awal dan akhir pengukuran b) Pemasangan Patok dan BM c) Pengamatan kondisi topografi d) Mencatat daerah-daerah yang perlu pengukuran khusus dan perluasan pengukuran topografi e) Membuat rencana kerja survey topografi. 5) Recon Survey Geoteknik Tim Geoteknik akan melakukan: a) Pengamatan secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik dan sifat tanah dan batuan. b) Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi pekerjaan serta Pengamatan perkiraan lokasi sumber material (quarry) sepanjang kepada lokasi pekerjaan. c) Memberikan rekomendasi Highway Engineer berkaitan dengan kondisi material dan tanah pada lokasi jalan yang direncanakan. d) Pemotretan kondisi penting seperti lokasi rawan longsor, pergerakan tanah, dll. e) Mencatat lokasi dilakukan DCP maupun Test Pit. f) Membuat rencana kerja survey detil geoteknik. 6) Survey Pendahuluan Upah, Harga Satuan dan Peralatan. Tim melakukan pengumpulan data upah, harga satuan dan data peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan fisik. c. Tahapan Pengumpulan Data Lapangan Tahapan pengumpulan data lapangan meliputi: 1) Survey Inventarisasi & Kondisi Jalan. a) Tujuan Survey Inventarisasi Jalan adalah:
LAPORAN PENDAHULUAN
Mendapatkan
data
secara
umum
mengenai
kondisi perkerasan dan kondisi geometrik dari ruas jalan yang ditinjau. b) Lingkup pekerjaan Inventarisasi kondisi permukaan jalan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200m, dicatat di dalam format inventarisasi jalan. Data yang harus diperoleh adalah: Lebar Perkerasan yang ada Jenis bahan perkerasan yang ada Nilai kekasaran jalan yang ditentukan melalui hasil survey NAASRA Roughness Meter (IRI) atau ditentukan secara visual (RCI) dengan ketentuan sebagai berikut:
RCI 8-10 KONDISI VISUAL Sangat rata TIPE PERMUKAAN TIPIKAL Hotmix (AC & HRS) yang halus, baru dibuat/ditingkatkan dengan beberapa lapisan aspal. Hotmix setelah dipakai beberapa tahun atau lapisan tipis hotmix di atas penetrasi macadam untuk pelaksanaan pekerjaan disekitar ruas jalan yang ditingkatkan. Hotmix Nacas/Lasbutag baru lama,
7-8
Sangat baik/rata
6-7 5-6
Baik Cukup, Sedikit/tak ada lubang, permukaan rata. Jelek, kadang tidak rata Rusak berat Tidak dapat dilalui kecuali jeep 4WD berlubang,
Penetrasi Macadam, Nacas Baru atau lasbutag berumur beberapa tahun. Penetrasi macadam berumur 4-5 tahun, jalan kerikil tak terawat. Semua tipe perkerasan yang sudah lama tidak terpelihara.
3-4
2-3 1-2
Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase
LAPORAN PENDAHULUAN
jarak
pagar/bangunan inventarisasi
pendukung/tebing ke pinggir perkerasan. dokumentasi geometrik jalan per 1 Km atau pada lokasilokasi penting. 2) Survey Inventarisasi & Kondisi Jembatan. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai jembatan yang ada yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau. Terutama untuk jembatan-jembatan yang memerlukan perbaikan atau penggantian. Informasi yang dikumpulkan dari pemeriksaan ini adalah sebagai berikut: Survey Nama, lokasi dan kondisi Jembatan Dimensi Jembatan yang meliputi bentang, lebar ruang bebas dan jenis lantai jembatan. Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan. Membuat foto dokumentasi jembatan. Lalu Lintas bertujuan untuk mengetahui 3) Survey Lalu Lintas kondisi lalu lintas yang ada pada ruas jalan yang ditinjau, termasuk mengetahui lintas harian atau jumlah kendaraan yang melewati ruas tertentu pada satu waktu tertentu sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar penentuan perkerasan jalan atau kapasitas jalan dan angka kecepatan tempuh kendaraan rata-rata. 4) Pengukuran Topografi Tujuan survey topografi adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 :1000
PT. WIRA MARGA 7
LAPORAN PENDAHULUAN
yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan. Lingkup pekerjaan survey topografi meliputi: Pemasangan patok-patok ikat dan patok bantu Pengukuran titik kontrol horizontal Pengukuran titik kontrol vertikal Pengukuran Situasi Pengukuran Penampang Pengukuran Khusus
5) Survey Kondisi Perkerasan Jalan Tujuan survey kondisi perkerasan jalan adalah untuk mengetahui daya dukung kondisi tanah perkerasan dasar dan yang meliputi lendutan dari suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan, susunan/lapisan perkerasan. Lingkup pekerjaan meliputi: Pemeriksaaan lendutan balik dengan alat Benkelman Beam untuk jalan beraspal. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah dasar dengan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk jalan yang belum beraspal atau pada bahu jalan tidak beraspal Survey tanah susunan dasar lapisan dengan daya perkerasan Test PIT tanah dan dan (CBR) Beam
dukung
Survey
Benkelman
mengacu kepada SNI 03-2416-1991, sedangkan untuk kegiatan Survey DCP mengacu kepada SNI 03-17431989.
LAPORAN PENDAHULUAN
6) Survey Geoteknik Tujuan survey penyelidikan tanah ini adalah untuk mendapatkan identifikasi kondisi lapisan tanah secara lengkap yang dapat digunakan untuk menentukan jenis perkerasan jalan yang aman, ekonomis dan sesuai dengan keperluan proyek. Lingkup ini meliputi penyelenggaraan penyelidikan mekanika tanah yang mencakup penyelidikan di lapangan, pengambilan contoh tanah (disturbed atau undisturbed sample), percobaan di laboratorium dan analisa beserta rekomendasi yang menyangkut karakteristik tanah dari lokasi proyek untuk keperluan sub base dan base jalan dan pengaruhnya terhadap lingkungan proyek.
Lingkup pekerjaan meliputi: Pemeriksaan (DCP). Survey tanah susunan dasar lapisan dengan daya perkerasan Test PIT tanah dan dan (CBR) Daya Dukung Tanah dasar dengan alat Dynamic Cone Penetrometer
pemeriksaan laboratorium.
dukung
Uji laboratorium yang dilakukan pada contoh tanah asli (undisturbed sample) sifat dimaksudkan mekanika untuk tanah mendapatkan karakteristik identifikasi umum (index properties) maupun (engineering properties) dari contoh tanah yang bersangkutan, diantaranya adalah: Kadar Air
PT. WIRA MARGA 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Berat isi tanah Berat jenis tanah Batas-batas atterberg Uji Gradasi/Saringan dan Hidrometer Uji Konsolidasi Uji CBR
7) Survey hidrologi Tujuan dilaksanakannya survey hidrologi adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan) guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan jika diperlukan. Proses analisa perhitungan mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-3424-1994 atau (SNI) No. 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai) d. Tahapan Perencanaan Teknis (Analisa data, desain dan penggambaran) Tujuan dari perencanaan teknis adalah untuk merencanakan baik geometrik jalan, jenis perkerasan, struktur bangunan pelengkap sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan. Ruang lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kegiatan ini meliputi:
10
LAPORAN PENDAHULUAN
1) Merencanakan
geometrik
jalan
dengan
memperhatikan stabilitas lereng 2) Merencanakan jenis serta tebal perkerasan 3) Merencanakan bangunan pelengkap dan pengaman jalan 4) Menyiapkan dokumen lelang Persyaratan 1) Perencanaan Geometrik Standar geometrik jalan adalah Antar Tata Kota Cara No. Perencanaan Geometrik Jalan
038/T/BM/1997, Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota - Desember 1990 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga Maret 1992) 2) Perencanaan Drainase Mengacu pada Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03-3424-1994 3) Keselamatan Lalu Lintas Dalam perencanaan harus mempertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun pasca konstruksi. Perencana dalam hal ini harus menjamin bahwa semua elemen yang yang direncanakan ditetapkan memenuhi dan sesuai persyaratan desain
dengan kondisi lingkungan setempat. 4) Stabilitas Lereng Perhitungan memberikan stabilitas informasi lereng tentang dilakukan berapa guna tinggi
11
LAPORAN PENDAHULUAN
maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan. Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari triaxial test atau direct shear. Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = Kohesi tanah, = sudut geser tanah dan w = berat isi tanah. Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan menggunakan rumus dan grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah: Fk = C Na x w x H
Dimana: Na = Angka Stabilitas Taylor C H Fk aman) Angka Stabilitas (Na) didapat dengan memplot nilai sudut geser dalam tanah () dengan sudut lereng desain () ke dalam grafik taylor. 5) Stabilitas Badan Jalan Stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan karakteristik batuan dan kondisi lereng. Pengkajian stabilitas badan jalan mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin = Kohesi Tanah (Ton/m2) = Tinggi lapisan tanah (m) = Faktor Keamanan (Fk > 1.251 lereng w = Berat isi tanah basah(Ton/M3)
12
LAPORAN PENDAHULUAN
terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk ketiga jenis hal di atas, harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya. 6) Perencanaan Perkerasan Standar Rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan adalah Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen (SKBI-2.3-26.1987. UDC:625.73(02)) Tim harus melakukan analisis data lalulintas (LHR yang dikonversikan ke dalam nilai ESAL) untuk penetapan konstruksi perkerasan yang akan dipakai. Tim harus mengutamakan sesuai penggunaan bahan dari material setempat dengan masukan
laporan geoteknik. Jika bahan setempat tidak bisa langsung digunakan sebagai bahan konstruksi, maka harus diusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi. 7) Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan dalam pekerjaan ini adalah: - Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan, Undang-Undang Lalu Lintas No. 14 Tahun 1992. - Standar Box Culvert (BIPRAN 1992) - Gambar Standar Pekerjaan Jalan (SUBDIT PSP 2002)
13
LAPORAN PENDAHULUAN
8) Penggambaran Konsultan akan membuat draft rancangan perencanaan teknis dari setiap detil perencanaan dan mengajukannya kepada Tim Teknis dari SNVT P2JJ untuk diperiksa dan disetujui. Detil perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain: Alinyemen Horizontal (Plan) Alinyemen Vertikal (Profile) Potongan Melintang (Cross Section) Potongan diperlukan Melintang antara Tipikal (Typical Cross Section) yang mencakup semua informasi yang lain: Gambar konstruksi eksisting yang ada, penampang pada daerah galian dan timbunan, penampang di daerah kota dan luar kota, rincian konstruksi perkerasan, bangunan pelengkap, konstruksi bahu jalan, median, posisi dan bentuk saluran melintang. Gambar Standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan, dan sebagainya. Gambar rencana lengkap dilakukan apabila rancangan perencanaan dengan diberikan. Gambar rencana akhir (Final Design) terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan: PT. WIRA MARGA
teknis
disetujui
oleh
Tim
Asistensi yang
memperhatikan
koreksi
dan
saran
LAPORAN PENDAHULUAN
Peta Lokasi Proyek Peta Lokasi Sumber bahan Material (Quarry) Daftar Simbol dan Singkatan Daftar Bangunan Pelengkap dan Volume Daftar Rangkuman Volume Pekerjaan
9) Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Penyusunan mata pekerjaan (per item) mengikuti spesifikasi yang ada, baik jenis pekerjaan dan satuan pembayarannya. Perhitungan kuantitas pekerjaan dilakukan secara keseluruhan mencakup semua jenis pekerjaan yang diperlukan. Bila diperlukan, Konsultan akan menyusun spesifikasi khusus untuk mata pembayaran yang tidak tercakup dalam spesifikasi umum yang ada. 10) dahulu Perkiraan Biaya Pelaksanaan dilakukan proses analisis harga satuan
Sebelum perhitungan biaya pelaksanaan, terlebih pekerjaan untuk semua mata pembayaran yang tercakup dalam pelaksanaan fisik. Prosedur analisis harga satuan mengacu kepada Panduan Analisa Harga Satuan No. 028/T/BM/1995 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Perkiraan biaya pelaksanaan dihitung berdasarkan jumlah total volume satuan dikalikan harga satuan dari seluruh mata pembayaran yang akan dilaksanakan.
11)
15
LAPORAN PENDAHULUAN
Dokumen pelelangan terdiri dari beberapa bab yaitu: Bab I. Instruksi Kepada Peserta Lelang Bab II. Bentuk Penawaran, Informasi dan Jaminan Penawaran Bab III. Syarat syarat Kontrak Bab IV. Data Kontrak Bab V. Spesifikasi Bab VI. Daftar Kuantitas Bab VII. Bab VIII. Gambar-gambar Bentuk bentuk Jaminan Kualifikasi
Dokumen Pelelangan ini nantinya disusun dalam lima buku, yaitu: 1. Buku 1 : Instruksi Kepada Peserta Lelang dan Jadwal Penawaran Memuat ketentuanketentuan pelelangan yang berlaku menurut ketentuan Pemerintah, Bentuk Surat Penawaran dan Volume Pekerjaan 2. Buku 2 : Syaratsyarat Umum Kontrak Memuat Syaratsyarat dan ketentuan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban Pemberi Tugas maupun Pelaksana Pekerjaan 3. Buku 3 : Spesifikasi Memuat Spesifikasi dan ketentuan teknis pelaksanaan pekerjaan baik yang bersifat umum maupun khusus 4. Buku 4 : Gambar Rencana Memuat gambargambar standar dan khusus yang berlaku untuk setiap paket proyek 5. Buku 5 : Addenda Memuat perubaan isi dokumen pelelangan, revisi desain, daftar Tanya jawab yang kemudian akan menjadi dasar penawaran oleh Kontraktor pada saat Tender Fisik.
16
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB III.
III.1 Pemahaman Terhadap Kondisi Lapangan & Pekerjaan Seperti telah dibahas pada bab 2 mengenai uraian pekerjaan, berikut adalah skematik volume dan lokasi perencanaan untuk Perencanaan Teknis Jalan Paket R-04.
KANDUI
MUARA TEWEH
PURUK
Paket
CAHU
27 KM
18 KM
= LOKASI PERENCANAAN
No 1.
No Ruas 32.007.3 N
Panjang 27 Km
2.
18 Km
Review Desain
3.
17 Km
DED
62 Km
Ruas yang direncanakan merupakan bagian dari program penanganan ruas Jalan Nasional Poros Tengah Kalimantan Tengah dan jalan Nasional lainnya (non poros) pada tahun
PT. WIRA MARGA 1
LAPORAN PENDAHULUAN
anggaran 2009 dengan penanganan berupa review desain dan DED. III.2 Standar Perencanaan Dalam hal melaksanakan perencanan, daftar referensi seperti tersebut dibawah ini diterapkan dan dipakai sebagai dasar. Referensi yang dimaksud adalah: Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 42/KPTS/Db/2007 tentang Perencanaan Lebar Badan Jalan dan Jalur Lalu Lintas untuk Jalan Arteri, Kolektor & Lokal. Surat Dirjen Bina Marga Nomor. UM-0103-Db/591 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan untuk Lebar Badan Jalan. Tata Cara Pelaksanaan Survey Lalu Lintas, No.
017/T/BNKT/1990. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Antar Kota, No. 038/T/BM/1997 Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan DPU - Direktorat Jenderal Bina Marga - Januari 1988 Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Desember 1990 - Subdin Perencanaan Teknis Jalan Bipran - Bina Marga Metode Pengujian Lendutan Perkerasan Lentur Dengan Alat Benkelman Beam, SK SNI 03-2416-1991-DPU.
LAPORAN PENDAHULUAN
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen, SKBI2.3.26.1987 [UDC 625.73(02)]
Petunjuk
Perencanaan
Perkerasan
Kaku
(Rigid
Pavement), SKBI-2.3.28.1988 UDC 625.84 (026) Tata Cara Perencanaan Hidrologi Dan Hidrolika Untuk Bangunan Di Sungai, SNI 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SK SNI - 03-3424-1994. Standar Box Culvert - BIPRAN 1992 Gambar Standar Perencanaan Teknis Jalan (SUBDIT PSP 2007) Pedoman Pemasangan Rambu Dan Marka Jalan
Perkotaan Undang-Undang Lalu Lintas No.14 Tahun 1992 Petunjuk Perencanaan Marka Jalan, No.
012/T/BNKT/1990. Panduan Analisis Harga Satuan No. 028/T/BM/1995 Direktorat Jenderal Bina Marga Petunjuk/Tata Cara/Standar lainnya yang berhubungan.
III.3 Kriteria Perencanaan Geometrik Jalan Perencanaan jalan direncanakan terutama berdasarkan pada 'Standar Perencanaan Geometris Jalan Luar Kota No. 038/T/BM/1997' yang dikeluarkan oleh Bina Marga, dengan kecepatan 60 - 80 km/jam. Standar Geometris yang dimaksud meliputi standar penentuan parameter-parameter alinemen horisontal, vertikal maupun melintang jalan yang akan dipakai dalam perencanaan teknis.
PT. WIRA MARGA 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Berikut adalah tabel kriteria perencanaan untuk jalan luar kota, sebagai berikut: A. KECEPATAN RENCANA
Kecepatan Rencana, Vr (km/jam) Datar Bukit Pegunungan Arteri 70 120 60 80 40 70 Kolektor 60 90 50 60 30 - 50 Lokal 40 70 30 50 20 30 Untuk kondisi medan yang sulit, Vr suatu segmen jalan boleh diturunkan maks. 20 km/jam Fungsi
ARTERI MINIMUM
Lebar Jalur (m) Leba r Bahu (m)
IDEAL
Leba r Jalur (m)
LOKAL MINIMUM
Leba r Jalur (m) Leba r Bahu (m)
6,0 7,0 -
1,0 1,5 -
4,5 6,0 -
1,0 1,0 -
2nx3, 2nx3, 2nx3, 2,5 2,5 2,5 (**) (**) 5 (*) 5 (*) 5 (*) Keterangan: = Tidak ditentukan = 2 jalur terbagi, masing-masing nx3,5 (m); dimana n=jumlah lajur per jalur = Mengacu pada persyaratan ideal
3. Kemiringan Melintang
Jalan Bahu Kemiringan (%) 23 4-5 35 Keterangan Perkerasan Aspal/Beton Perkerasan Kerikil
4. Penentuan Lebar Jalur dan bahu Jalan (Minimum dan ideal). Sesuai dengan UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan serta
PT. WIRA MARGA 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Surat
Keputusan
Direktur
Jenderal
Bina
Marga
No.
42/KPTS/Db/2007 tentang Perencanaan Lebar Badan Jalan dan Jalur Lalu Lintas untuk Jalan Arteri, Kolektor & Lokal, maka ditentukan:
FUNGSI JALAN ARTERI KOLEKTOR LOKAL LEBAR BADAN JALAN MINIMUM (Meter) UU N0. 38 THN 2004 PP NO. 34 THN 2006 11 9 7.5
FUNGSI JALAN
Tabel III-3. Perencanaan Lebar Bahu dan Jalur Lalu Lintas Merujuk kepada Surat Dirjen Bina Marga Nomor. UM-0103Db/591 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan untuk Lebar Badan Jalan, jika karena sesuatu hal (keterbatasan dana, luas tanah) berikut patokan yang bisa digunakan selama masa transisi:
FUNGSI JALAN PERENCANAAN BADAN JALAN (Meter) SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN BAHU KIRI JALUR LALU BAHU BAHU JALUR LALU BAH MASA TRANSISI
KET.
LAPORAN PENDAHULUAN
LINTAS (DUA ARAH) ARTERI 2.0 7.0
2.0
KOLEKTOR
1.5
6.0
1.5
LOKAL
1.0
5.5
1.0
2.0
3.5
3.0
2. Jari-Jari Minimum
Vr (km/jam) Rmin Yang diijinkan (m) Rmin Tanpa lengkung peralihan Rmin Tanpa Superelevasi (m) Panjang Lengkung (m) 120 600 250 0 500 0 200 100 370 150 0 200 0 170 80 210 900 125 0 140 70 160 700 900 120 60 110 500 700 100 80 70 50 40 50 80 350 40 50 250 30 30 13 0 20 15 60
3.
Panjang
Lengkung
Peralihan(Ls)
&
Panjang
4. Tikungan Gabungan
LAPORAN PENDAHULUAN
Gabungan searah, harus dilengkapi tangen/clothoid minimum 20 meter. Apabila R1/R2 > 2/3, gabungan searah harus dihindarkan
2. Panjang Kritis
V awal tanjakan (Km/jam) 80 70 60 4 63 0 47 5 32 0 5 46 0 33 5 21 0 Kelandaian (%) 6 7 8 9 36 270 230 230 0 26 195 170 160 0 16 120 110 90 0 10 200 140 80
III.4 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Teknis Jalan Berikut diuraikan metodologi dan rencana pelaksanaan pekerjaan teknis jalan, terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: Tahap persiapan, yang terdiri dari pekerjaan persiapan peralatan survey dan mobilisasi. Tahap pekerjaan lapangan, yang terdiri dari pekerjaan survey pendahuluan, survey inventarisasi jalan dan jembatan, survey topografi, survey lalu lintas, survey hidrologi serta survey kondisi jalan, penyelidikan tanah dan bahan (geoteknik & perkerasan). Tahap pekerjaan kantor, terdiri dari penyusunan dan pengolahan data lapangan, pekerjaan penggambaran hidrologi, perhitungan topografi, biaya, analisis teknis, laboratorium perhitungan tanah, volume analisis pekerjaan, perencanaan
pembuatan
LAPORAN PENDAHULUAN
Tahap diskusi dan presentasi, adalah tahapan koordinasi dan presentasi progres/hasil kerja serta diskusi atas permasalahan yang ada untuk mencari solusi sesuai dengan arahan yang diminta oleh Pemberi Tugas. Untuk memperjelas alur kerja dan keterkaitan antar kegiatannya konsultan membuat diagram alir pelaksanaan pekerjaan di atas seperti terlihat pada Gambar III 1 Diagram Alir Perencanaan Teknis Jalan. Masing-masing tahapan pekerjaan tersebut diuraikan rinci di bawah ini. III.5 Persiapan Peralatan Survey dan Mobilisasi Sejak konsultan mendapatkan SPMK, kegiatan yang dilakukan adalah penyiapan personil lapangan dan peralatan Survey. Peralatan Survey akan dikalibrasi dahulu sebelum dimobilisasi. Tujuan dari kalibrasi tersebut adalah untuk mendapatkan data survey yang akurat. Apabila semua peralatan dan personil yang terlibat sudah siap maka sesuai jadwal dan rencana kerja, maka peralatan dan personil tersebut akan dimobilisasikan. Sebelum memulai pekerjaan, konsultan akan mengadakan konsultasi terlebih dahulu dengan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Perencanaan & Pengawasan Jalan dan Jembatan (SNVT P2JJ) Kalimantan Tengah, yaitu untuk mengadakan konfirmasi mengenai volume pekerjaan dan ruas-ruas jalan yang akan ditangani. Konsultan akan berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi ruas jalan yang akan disurvey, sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan survey di setiap ruas jalan yang akan direncanakan.
III.6 Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap pekerjaan lapangan terdiri dari pekerjaan survey pendahuluan, survey inventarisasi kondisi dan geometrik jalan, survey inventarisasi
PT. WIRA MARGA 8
LAPORAN PENDAHULUAN
kondisi jembatan, survey topografi, survey lalu lintas, survey lokasi sumber material, survey upah, material dan harga satuan, survey penyelidikan tanah/geoteknik serta survey hidrologi. Uraian masingmasing pekerjaan akan diberikan pada bagian berikut ini. III.6.1 Survey Pendahuluan Survey Pendahuluan adalah survey yang dilakukan pada awal pekerjaan teknis di lokasi bahan pekerjaan, pekerjaan yang bertujuan untuk ini memperoleh data awal sebagai bahan penting bahan kajian untuk selanjutnya. Survey diharapkan dapat memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survey detil lanjutan. Lingkup pekerjaan Survey Pendahuluan adalah sebagai berikut: 1) Studi Literatur Pada tahapan ini dikumpulkan data pendukung perencanaan termasuk laporan studi-studi terdahulu, laporan lingkungan dan laporan-laporan lainnya yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi/mempengaruhi jalan yang direncanakan. 2) Koordinasi dengan Instansi terkait Tim Survey melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait di daerah sehubungan dengan dilaksanakannya survey pendahuluan. 3) Diskusi Perencanaan di Lapangan Tim Survey melaksanakan survey dan membuat usulan perencanaan/penanganan di lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing dan kalau perlu melengkapinya dengan foto-foto penting yang kemudian akan difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan laporan. 4) Recon Inventarisasi & Kondisi Jalan dan Jembatan Tim survey jalan akan melakukan inventarisasi dan survey kondisi jalan dan jembatan termasuk gorong-
LAPORAN PENDAHULUAN
gorong, untuk memperoleh data awal tentang kondisi ruas jalan yang direncanakan. Informasi ini akan menjadi masukan bagi rencana penanganan, rencana survey lapangan (lingkup dan jadwal survey lapangan), penetapan lokasi survey lalu lintas, penetapan kriteria desain dan lain-lain. 5) Recon Survey Topografi Tim Topografi akan melakukan: a) Penentuan titik awal dan akhir pengukuran b) Pemasangan Patok dan BM c) Pengamatan kondisi topografi d) Mencatat daerah-daerah yang perlu pengukuran khusus dan perluasan pengukuran topografi e) Membuat rencana kerja survey topografi. 6) Recon Survey Tanah/Geoteknik Tim Geoteknik akan melakukan: a) Pengamatan secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik dan sifat tanah dan batuan. b) Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi pekerjaan serta Pengamatan perkiraan lokasi sumber material (quarry) sepanjang kepada lokasi pekerjaan. c) Memberikan rekomendasi Highway Engineer berkaitan dengan kondisi material dan tanah pada lokasi jalan yang direncanakan. d) Pemotretan kondisi penting seperti lokasi rawan longsor, pergerakan tanah, dll. e) Mencatat lokasi dilakukan DCP maupun Test Pit. f) Membuat rencana kerja survey detil geoteknik. 7) Survey Pendahuluan Upah, Harga Satuan dan Peralatan.
10
LAPORAN PENDAHULUAN
Tim melakukan pengumpulan data upah, harga satuan dan data peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan fisik.
III.6.2
Survey Inventarisasi & Kondisi Jalan Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum mengenai kondisi perkerasan dan geometrik jalan. Untuk pemeriksaan jalan, akan dilakukan dengan metoda yang disederhanakan, yaitu cukup mencatat kondisi rata-rata setiap 50 meter atau lebih, dalam hal ini terutama pada setiap adanya perubahan kondisi jalan yang ada. Data yang akan diperoleh dari pemeriksaan ini adalah: 1)Lebar perkerasan yang ada dalam meter. 2)Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, WC, AC-BC, AC Base, Nacas, Lasbutag, Penetrasi Macadam, Kerikil, Tanah, Soil Cement dsb. 3)Nilai RCI dari kondisi perkerasan jalan (Road Condition Index), yang dapat diperoleh dari survey NAASRA Roughness Meter atau ditentukan secara visual. 4)Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran samping, gorong-gorong, bahu, kereb, kondisi drainase samping, jarak pagar/bangunan penduduk/tebing pinggir perkerasan. 5)Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya. 6)Data yang diperoleh dicatat dalam formulir. 7)Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu) buah foto per kilometer. 8)Foto ditempel pada formulir dengan mencantumkan hal-hal yang diperoleh seperti nomor dan nama ruas jalan, arah
11
LAPORAN PENDAHULUAN
pengambilan foto, tanggal pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.
III.6.3
Survey Inventarisasi & Kondisi Jembatan Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau. Informasi yang harus diperoleh dan dicatat dalam formulir adalah sebagai berikut: 1. Nama, lokasi dan kondisi jembatan. 2. Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas dan jenis lantai. 3. Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan. 4. Data yang diperoleh dicatat dalam satu format yang standar. 5. Foto dokumentasi minimum 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil dari arah memanjang dan melintang. Foto ditempel pada format yang standar.
III.6.4
Pemeriksaan Lokasi Sumber Material Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai bahan-bahan perkerasan yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada ruas-ruas jalan yang dikerjakan. Informasi yang akan diperoleh dan dicatat dalam formulir adalah sebagai berikut: 1. 2. Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya Lokasi quary setiap jenis perkerasan berikut
12
LAPORAN PENDAHULUAN
3. 4. 5. 6. III.6.5
Perkiraan
Harga
Satuan
tiap
jenis
bahan
perkerasan. Perkiraan jarak pengangkutan bahan dari quary ke Peta lokasi quary berikut keterangan lokasinya Data yang diperoleh dicatat dalam formulir. base camp. (Km/Sta).
Survey Lalu Lintas Tujuan survey lalu lintas adalah untuk mengetahui volume lalu lintas untuk menentukan lebar jalan ideal dan volume lalu lintas harian sebagai dasar untuk perhitungan dan perencanaan perkerasan. Survey lalu lintas meliputi kegiatan perhitungan jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati satu ruas tertentu dalam satu satuan waktu sehingga dapat dihitung lalu lintas harian ratarata sebagai dasar perencanaan jalan. Survey volume kendaraan disesuaikan dengan kebutuhannya, dilakukan untuk lokasi: 1. Ruas jalan 2. Simpang jalan Standar pengambilan dan perhitungan mengacu kepada Tata Cara Pelaksanaan Survey Lalu Lintas, No. 017/T/BNKT/1990 dan buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun belakang dicatat. Setiap lajur minimal dijaga oleh 2 (dua) orang, satu orang satu alat counter menggunakan formulir survey yang telah ditentukan.
1.
Pos Perhitungan Lalu Lintas Pos-pos perhitungan lalu lintas terbagi dalam beberapa tipe pos:
13
LAPORAN PENDAHULUAN
a) Pos Kelas A: yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dengan LHR 10.000 Kendaraan. b) Pos Kelas B: yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang sedang dengan karakteristik nilai LHR = (5.000 < LHR < 10.000 Kendaraan). c) Pos Kelas C: yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang rendah dengan LHR 5.000 Kendaraan. 2. Periode Perhitungan Lalu Lintas Pos Kelas A perhitungan lalu lintas dilakukan Pelaksanaan
selama periode 40 jam selama 2 hari, mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir pada pukul 22.00 pada hari kedua Pos Kelas B Pelaksanaan perhitungan sama seperti pada pos kelas A. Pos Kelas C Pelaksanaan perhitungan dilakukan selama periode 16 jam mulai pukul 06.00 pagi dan berakhir pukul 22.00 pada hari yang sama yang ditetapkan untuk pelaksanaan perhitungan. 3. Pemilihan Lokasi Pos Perhitungan Lalu lintas Lokasi pos harus mewakili jumlah lalu lintas harian ratarata dari ruas jalan, tidak terpengaruh oleh angkutan ulang alik (komuter) yang tidak mewakili ruas tersebut. Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk kedua arah, sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan dengan mudah dan jelas. Lokasi pos tidak dapat ditempatkan di persilangan jalan.
PT. WIRA MARGA 14
LAPORAN PENDAHULUAN
4.
Pengelompokan Kendaraan Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam 8 kelompok mencakup kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Gol./Kelom Jenis Kendaraan pok
1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 7b 8 Sepeda motor, sekuter, sepeda kumbang dan kendaraan motor roda 3 Sedan, Jeep dan station wagon Opelet, Pick-up opelet, Suburban, Combi, Minibus Pick-up, Micro Truck dan mobil hantaran atau Pick up box Bus Kecil Bus Besar Truk 2 sumbu Truk 3 sumbu Truk gandengan Truk semi trailer Kendaraan tidak bermotor, sepeda, becak, andong/dokar, gerobak sapi
Pengenalan ciri kendaraan: 1. Sepeda Kumbang: sepeda yang ditempeli mesin 75cc max. 2. Kendaraan bermotor roda 3 antara lain: bemo dan bajaj 3. Kecuali combi, umumnya sebagai kendaraan penumpang mum maximal 12 tempat duduk seperti mikrolet, angkot, minibus, pick-up yang diberi penaung kanvas/pelat dengan rute dalam kota sebagai dan sekitarnya atau angkutan pedesaan. 4. Umumnya kendaraan barang maximal beban sumbu belakang 3,5 ton dengan bagian belakang sumbu tunggal roda tunggal (STRT) 5.a Bus kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara 16 s/d 26 buah, seperti kopaja, metromini, elf dengan bagian belakang
15
LAPORAN PENDAHULUAN
sumbu tunggal roda ganda (STRG) dan panjang kendaraan maksimal 9m dengan sebutan bus . 5.b Bus besar adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara 30 s/d 50 buah, seperti bus malam, bus kota, bus antar kota yang berukuran 12 m dan STRG. 6. Truk 2 sumbu adalah sebagai kendaraan barang 7.a dengan beban sumbu belakang antara 5-10 Ton (MST 5,8,10 dan STRG). Truk 3 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan tiga sumbu yag letaknya STRT dan SGRG (sumbu ganda roda ganda) 7.b Truk gandengan adalah sebagai kendaraan no 6 dan 7 yang diberi gandengan bak truk dan dihubungkan dengan batang segitiga. Disebut juga full trailer truck. 7.c Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan yan terdiri dari kepala truk dengan smbu 2-3 sumbu yang dihubungkan secara sendi dengan pelat dan rangka bak yang beroda belakang yang mempunyai 2 atau 3sumbu pula.
III.6.6
Survey Topografi Pengukuran topografi dilakukan sepanjang ruas jalan yang akan direncanakan termasuk pengukuran-pengukuran khusus seperti di daerah persilangan dengan jalan yang ada, dengan sungai dan lain sebagainya. Pekerjaan pengukuran topografi terdiri dari: a) Pemasangan Patok Kayu dan BM
16
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan yang dilakukan pada pemasangan patok kayu dan BM adalah sebagai berikut: A. Pemasangan Patok Kayu
Dipasang pada setiap jarak 50 100 meter. Diberi nomor urut. Ditanam sedalam 45 cm sehingga yang muncul dipermukaan 15 cm.
BM digunakan sebagai titik pengikat tetap terbuat dari beton ukuran 15 x 15 x 75 cm atau patok paralon 6 x 75 cm.
Diletakkan pada tempat yang aman dan mudah diterlihat, dipasang tiap interval 1000 m (1 km).
BM kecil ukuran 10 x10 x75 cm atau patok paralon beton 4 x 75 cm dipasang setiap rencana jembatan sebanyak 2 buah.
yang nampak
Patok beton diberi tulangan 1/2 x 70 cm, muncul 1 cm diatas permukaan patok.
Titik awal dan titik akhir rencana relokasi jalan serta per 5 KM dipasang patok beton masing-masing 2 buah sebagai pengikatan.
b)
Pengukuran Poligon
17
LAPORAN PENDAHULUAN
atau
yang diketahui koordinatnya. Bila titik tetap tidak ada di sekitar perhitungan poligon dapat menggunakan koordinat lokal yang dimulai dari awal proyek.
Pengukuran
azimuth
astronomi
menggunakan
yang disyaratkan:
Kesalahan penutup sudut < 2 n; dimana n = banyaknya titik poligon Kesalahan jarak linier = 1 : 10.000 c) Pengukuran Waterpass yang dilakukan pada pengukuran waterpas
Kegiatan
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan doubel stand atau 2 kali berdiri alat.
Alat yang digunakan adalah Wild Nak 2/ Zeiss NI2 atau alat sipat datar otomatik lainnya yang sejenis.
18
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengukuran beda tinggi, titik ikatnya diambil sama dengan yang digunakan pada pengukuran poligon (BM) yang sudah diketahui ketinggiannya.
Kesalahan
penutup
yang
disyaratkan
6D
mm;
Kegiatan yang dilakukan pada pengukuran cross section adalah sebagai berikut:
Dilakukan setiap jarak interval 50 meter pada bagian lurus dan relatif datar, 25 meter pada bagian berbelok/berbukit-bukit.
Lebar koridor pengukuran adalah 25 meter sebelah kanan dan kiri sumbu jalan pada bagian jalan yang lurus, 25 meter ke arah sisi luar dan 50 meter ke arah sisi dalam pada jalan yang menikung.
Untuk daerah pegunungan dan diperlukan relokasi jalan untuk perbaikan geometrik, koridor pengukuran perlu diperlebar sehingga diperoleh gambaran medan sekitarnya.
e)
Kegiatan yang dilakukan pada pengukuran situasi sungai untuk rencana jembatan baru (perbaikan jembatan) adalah sebagai berikut:
Pengukuran situasi sungai meliputi daerah sejauh 50 m ke hilir dan 50 m ke hulu sampai 25 m dari masingmasing tepinya. Untuk bentang sungai > 10 m tidak
19
LAPORAN PENDAHULUAN
perlu
disituasi,
tetapi
dibuat
pengukuran
Pengukuran melintang sungai pada setiap 25 m sampai daerah 25 m dari masing-masing tepinya.
Pada setiap tepi sungai/saluran, dipasang patok beton ukuran 75 x 10 cm pada jarak 7.5 m sebelah kiri dan kanan rencana as jalan.
Gambar detil sungai meliputi keadaan topografi dasar, tebing dan tepi sungai serta daerah sekitarnya.
Ketinggian muka air banjir, muka air normal dan muka air terendah harus diketahui dan dicatat.
Jembatan dan gorong-gorong yang ada harus dibuat sketsa dan dimensinya, dicantumkan juga keterangan mengenai material yang digunakan.
f)
Foto lapangan diperlukan untuk memberikan gambaran kondisi medan di sekitar rencana jalan, seperti: batas dan jenis kebun, rawa, ladang, alang-alang, hutan, perkampungan desa, bukit, sungai dan lain-lain. Kegiatan dokumentasi yang perlu dilakukan pada pada trase jalan sebagai berikut:
Di titik awal dan titik akhir rencana trase jalan. Di setiap patok beton dan patok jembatan/sungai pada saat perintisan/penetapan arah trase jalan rencana. Nomor, patok dan situasi di sekitarnya terlihat jelas.
Di setiap lokasi jembatan/sungai dilakukan 4 kali foto yang diambil dari arah survey (kemuka) dan arah kebelakang, dari arah hulu dan arah hilir sungai mengarah ke jembatan atau rencana jembatan.
20
LAPORAN PENDAHULUAN
Daerah
longsoran
atau
spot
yang
memerlukan
perhatian khusus.
Mendokumentasi lokasi sumber material (quary) Daerah tikungan tajam pada bagian trase jalan yang sudah ada badan jalannya.
g)
Perhitungan
berdasarkan atas hitungan terhadap koordinat titik-titik kontrol/Benchmark bukan dengan cara geometrik di atas kertas. Gambar peta topografi dibuat menggunakan program CAD dimana koordinat detil dan titik-titik lainnya ditentukan secara numerik melalui proses koreksi dan perataan. Gambar dibuat pada skala 1 : 1000 dengan garis kontur setiap interval 1 meter dan indeks kontur setiap 5 meter. Semua titik-titik kontol harus dicantumkan dalam gambar.
III.6.7
Survey Penyelidikan Tanah dan Material (Geoteknik) Penyelidikan ini adalah salah satu bagian terpenting dari perencanaan konstruksi jalan sebab tanah merupakan pondasi pendukung dari semua bangunan sipil, karena kestabilan dan keamanan bangunan tergantung pada kestabilan tanahnya. Tujuan dari pekerjaan penyelidikan tanah ini adalah untuk mendapatkan identifikasi kondisi lapisan tanah secara lengkap yang diperlukan bagi perencanaan teknik ini. Pada perencanaan jalan, informasi kondisi tanah diperlukan agar dapat ditentukan jenis penanganan tanah yang sesuai, tebal agregat/material jalan, dll. Pada pekerjaan perencanaan jembatan, informasi dari
LAPORAN PENDAHULUAN
jenis & kapasitas pondasi yang aman, ekonomis dan sesuai bagi jembatan Penyelidikan tanah untuk konstruksi jalan di dalam proyek ini dilakukan berdasarkan survey langsung di lapangan maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Jenis pekerjaan ini meliputi:
Dynamic Cone Penetrometer (DCP) test. Pengambilan laboratorium. contoh tanah dan penentuan CBR
Pelaksanaan jenis pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut: a) Pengukuran Benkelman Beam
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai lendutan balik dari konstruksi perkerasan jalan yang masih beraspal. Pemeriksaan harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Truk yang dipakai harus dibebani sehingga tercapai beban gandar belakang sebesar 8,2 ton dengan tekanan angin ban sebesar 80 psi.
Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan untuk menggunakan pengukuran jembatan timbang dan atau hasil dengan alat lain yang telah terbukti dapat dipakai beban gandar pengukuran beban gandar harus dicatat dengan jelas pada formulir pemeriksaan Benkelman Beam.
Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan setiap 200 m sepanjang ruas jalan beraspal yang telah ditetapkan secara berselang seling pada jalan yang direncanakan.
22
LAPORAN PENDAHULUAN
Selama pemeriksaan, konsultan akan mencatat halhal khusus yang dijumpai seperti kondisi drainase, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu, peninggian permukaan jalan dan sebagainya.
Lokasi awal dan akhir pemeriksaan akan dicatat dengan jelas (patok Km, Sta).
Semua data yang diperoleh dicatat dalam formulir pemeriksaan Bengkelman Beam.
b)
Pelaksanaan pemeriksaan nilai CBR (California Bearing Ratio) untuk menentukan daya dukung tanah dasar pada suatu ruas jalan dilakukan mengunakan alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer) portabel dengan cara mengukur besarnya nilai CBR lapangan secara menerus setiap interval kedalaman tertentu. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah hingga kedalaman 100 cm di bawah permukaan tanah yang ada. Pengujian dilakukan dengan menjatuhkan palu DCP seberat 8 kg dengan tinggi jatuh 508 mm di atas landasan penumbuk, sehingga konus ( 20 mm sudut konus 300) beserta batang utama masuk ke dalam lapisan tanah, kemudian dicatat jumlah tubukan dan jarak masuk batang utama. Selanjutnya setiap masuknya konus yang tercatat (dalam cm) diubah ke dalam nilai CBR ekivalennya dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Distribusi CBR ekivalen ini kemudian digambarkan pada satu grafik ukuran yang ada pada formulir dan nilai akhir CBR untuk lokasi ini diperoleh dengan membandingkan distribusi yang tercatat dengan distribusi CBR minimum yang dibutuhkan.
23
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengujian DCP di lapangan dilakukan pada daerah bukan aspal atau bukan rigid pavement, pada bagian lapisan material berbutir atau pada lapisan-lapisan tanah timbunan/galian. Permukaan/material semacam ini biasanya terdapat pada posisi: Bahu jalan keras yang tidak di aspal Bahu jalan lunak dari tanah Tanah asli, top subgrade atau permukaan hasil
galian pada jalan baru atau bagian pelebaran jalan. Pengujian DCP dilakukan sepanjang jalan dengan interval tipikal 200 m berselang-seling kiri-kanan jalan. Ketentuan pelaksanaan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) sebagai berikut:
Untuk
bagian
jalan
dimana
tidak
bisa
sepanjang jalan pada sumbu jalan (tidak pada bahu jalan). Material perkerasan yang ada pada titik pemeriksaan DCP harus digali sebelum pemeriksaan dilakukan dan catatan yang dibuat memperlihatkan ketebalan dan kondisi struktur dan material perkerasan yang ada.
berikut gambar kerja untuk pembuatan DCP yang murah pada bengkel kerja setempat.
24
LAPORAN PENDAHULUAN
dimasukkan formulir.
akan ditutup dan dipadatkan secara merata oleh tim survey segera setelah percobaan DCP dilaksanakan.
c)
CBR laboratorium Pengambilan contoh tanah bertujuan untuk penyelidikan laboratorium. Pengambilan contoh tanah dikerjakan dengan cara contoh tanah terganggu (Disturbed sample) dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya pada lapisan tanah yang berbeda harus dilakukan pengambilan contoh tanah. Dalam hal ini dilakukan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Pada daerah yang lapisan tanahnya sama, sekurangkurangnya sejauh jarak 5 Km harus diambil 1 buah contoh tanah untuk jalan baru dan maksimum 5 Km untuk Peningkatan atau Pemeliharaan Jalan. 2. Pada tempat-tempat dimana terjadi perubahan lapisan tanah, baik kedudukan maupun macamnya harus diambil contoh tanah. Ketentuan pelaksanaan pengambilan contoh tanah dan penentuan CBR laboratorium adalah sebagai berikut:
Contoh tanah harus cukup besar jumlahnya untuk memungkinkan pemeriksaan penentuan kadar air optimum dan dapat disiapkan minimal 5 sample CBR. Sampel tanah tidak kurang dari 50 kg.
CBR laboratorium rendaman harus dilaksanakan pada contoh sub grade yang diambil pada jarak 5 km atau lebih rapat pada ruas jalan yang akan direncanakan.
25
LAPORAN PENDAHULUAN
Tiap lubang penggalian untuk contoh CBR akan ditutup dan dipadatkan secara merata setelah diambil contoh tanahnya.
Kadar air optimum dapat di perkirakan secara visual oleh teknisi tanah yang berpengalaman selain dengan menggunakan percobaan AASHTO T.99
Tiga buah sampel akan disiapkan pada perhitungan kadar air optimum dengan menggunakan penumbuk seberat 2.5 kg dengan 20, 56 dan 65 pukulan dan 2 buah sampel berikutnya yang akan disiapkan dengan menggunakan 56 pukulan. Yang pertama menggunakan 3% diatas perkiraan kadar air optimum dan yang lain menggunakan 3% dibawah kadar air optimum.
Hasil percobaan digambar pada formulir HR.23. Tiga titik pemeriksaan yang didapat dengan menggunakan 56 pukulan harus dipakai untuk menetapkan nilai kadar air optimum yang lebih tepat. Disamping itu nilai CBR dari ke 5 sampel harus digunakan untuk menaksir nilai CBR yang sesuai dengan maksimum kepadatan kering dan sesuai dengan 95 % dari MDD.
d)
Pelaksanaan perencanaan.
Test yang dimaksud antara lain: 1. Analisa saringan digunakan untuk menentukan caracara dan kemungkinan pemadatan lapisan tanah, baik
26
LAPORAN PENDAHULUAN
sebagai material).
subgrade
maupun
sebagai
base
(quarry,
2.Compaction test. Hubungan Moisture Content dan Dry Density akan digunakan jalan. 3.Atterberg Limits Test. Pengukuran Atterberg Limits akan memungkinkan pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi
kelengkapan klasifikasi tanah dan peninjauan untuk Pavement Design dan Embankment. Penyeledikan ini digunakan terutama untuk perhitungan stabilitas lereng-lereng galian dan urugan jalan serta penetapan nilai c dan q. 4.CBR Test. Nilai-nlai Test digunakan untuk klasifikasi daya dukung tanah subgrade. CBR test hendaknya dikerjakan sesuai dengan CBR Modified AASHTO.
III.6.8
Survey Hidrologi Survey hidrologi bertujuan untuk mencari data yang diperlukan dalam analisa hidrologi dan selanjutnya dapat dipergunakan dalam perencanaan drainase. Perencanaan drainase meliputi penentuan jenis dan dimensi dari bangunan-bangunan drainase, disamping itu untuk menentukan bentuk potongan jalan itu sendiri. Secara umum kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam survey ini meliputi:
Menganalisa pola aliran pada daerah rencana trase jalan yang paling aman dilihat dari pengaruh pola aliran tersebut.
27
LAPORAN PENDAHULUAN
Menentukan luas daerah pengaruh dari pola aliran air (catchment area) dan jenis tanah daerah aliran yang bersangkutan.
Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber-sumber terkait dan menentukan hujan rencana yang selanjutnya dipakai untuk menentukan banjir rencana dengan metode hitungan yang ada.
Memperkirakan ketinggian air tertinggi pada waktu banjir dengan cara visual di lapangan dengan melihat tandatanda bekas jalur air banjir.
III.7 Tahap Pekerjaan Kantor/Studio Tahap pekerjaan kantor terdiri dari penyusunan data lapangan, pekerjaan penggambaran topografi, analisis laboratorium tanah, analisis hidrologi, perencanaan teknis, perhitungan volume pekerjaan, perhitungan biaya, pembuatan dikumen lelang dan pelaporan. Untuk pekerjaan pelaporan dibahas pada bab tersendiri di Laporan Pendahuluan ini. III.7.1 Penggambaran Topografi Pekerjaan penggambaran topografi mengacu kepada standar penggambaran yang berlaku di BINA MARGA dan tidak perlu dibahas lebih dalam. Sebagai pedoman umum penggambaran akan diuraikan di bawah ini.
Pembuatan peta situasi skala 1 : 1000 dengan interval garis tinggi 1 meter dan indeks kontur tiap 5 meter.
Pencantuman semua patok ikat dan titik detail dengan dilengkapi tanda nomor, ketinggian dan koordinatnya.
Pencantuman detail situasi yang ada seperti: batas rawa, lebar sungai dan saluran, ukuran jembatan dan goronggorong dan objek yang dianggap penting.
28
LAPORAN PENDAHULUAN
III.7.2
Analisis Laboratorium Tanah Sejumlah percobaan laboratorium dilakukan pada contohcontoh tanah asli (undisturbed sample) yang diambil dari dalam lubang gali. Percobaan laboratorium ini dimaksudkan untuk mendapatkan identification) karakteristik maupun sifat identifikasi mekanik umum tanah (general (engineering
properties) dari contoh-contoh tanah bersangkutan. Uji laboratorium yang dilakukan pada contoh-contoh tanah tersebut adalah: a. Identifikasi umum jenis tanah (General identification): Kadar air alami (Natural water content) Berat jenis tanah basah dan kering (Wet and dry density) Porositas tanah Specific gravity butiran tanah Batas Atterberg (Atterberg limits) Analisa ayakan butiran tanah (Grain Size Analysis)
Pada pekerjaan perencanaan ini, Uji laboratorium terbatas pada penentuan CBR Laboratorium yang berguna sebagai pembanding hasil pengujian CBR lapangan. Pekerjaan mendapatkan analisis hasil laboratorium percobaan tanah berupa atas
rekomendasi/saran penanganannya akan dilakukan setelah laboratorium tanah sejumlah sampel yang diambil dari lapangan. III.7.3 Analisis Hidrologi dan Perencanaan Drainase Pekerjaan ini akan meliputi: - Perhitungan:
29
LAPORAN PENDAHULUAN
Data Curah Hujan (Minimal 10 Tahun Pengamatan) Hujan Rencana Periode Ulang 25 dan 50 Tahun (Metode Gumbel/Log Pearson/Log Normal)
- Penentuan: III.7.4 Dimensi saluran samping Dimensi gorong-gorong Tinggi muka air banjir
Perencanaan Teknis Jalan Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pokok dari perencanaan ini. Kegiatan di dalamnya antara lain adalah pembuatan nota desain, kuantitas perencanaan dan biaya geometrik proyek. dan perkerasan dari jalan, perencanaan bangunan pelengkap dan rambu, perhitungan Uraian masing-masing kegiatan ini diterangkan dibawah ini. a) Pembuatan Nota Desain Nota desain perencanaan teknis jalan didasarkan pada standar-standar seperti yang disebutkan pada uraian sebelumnya. Untuk standar khusus yang belum tercakup dalam standar yang diuraikan di atas, maka Konsultan akan menggunakan Spesifikasi Teknis yang diterbitkan oleh ASTM/AASHTO (Amerika Serikat), BS (Inggris) atau sesuai arahan dari Pemberi Tugas. b) Perencanaan Teknis Jalan
30
LAPORAN PENDAHULUAN
Konsultan akan membuat draft perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan kemudian melaporkannya kepada Project Officer Design CAD untuk tersebut dimintakan digambar akan persetujuannya. menggunakan Draft program
kemudian
diasistensikan kepada Project Officer/Asisten Teknik dari kantor SNVT P2JJ Kalteng. Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain: 1. Plan (alinamen horizontal) Plan (alinamen horizontal) digambar di atas peta situasi skala 1 : 1.000 dengan interval garis tinggi satu meter dan dilengkapi dengan index antara lain: Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol
yang penting seperti batas rawa, kebun, hutan lindung, rumah, sungai dan lain-lain. Kerapatan tanaman/pohon-pohonan berikut
persentase menurut diameter pohon-pohonannya. Elemen-elemen lengkung horizontal (curve data) yang direncanakan dengan bentuk circle atau lengkung peralihan . Lokasi dari gorong-gorong dan rencana jembatan. tikungan full
Setelah konsep alinamen horizontal disetujui Project Officer maka draft design tersebut dapat langsung dipakai sebagai standar untuk pekerjaan lanjutan seperti penggambaran bangunan pelengkap jalan, marka, rambu dan lain-lain.
31
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Profil (Alinamen Vertikal) Setelah konsep alinamen horizontal disetujui Project Officer maka konsep alinamen vertikal (penampang memanjang) dapat segera dimulai. Konsep alinamen vertikal digambar dengan skala
horizontal 1 :
mencakup hal-hal sebagai berikut: Tinggi muka tanah asli dan tinggi nomor
lengkung horizontal (diagram super elevasi). Elemen-elemen/data-data lengkung vertikal. Lokasi bangunan-bangunan pelengkap dan
bangunan-bangunan drainase. 3. Potongan Melintang Gambar potongan melintang dibuat menurut peta topografi sesuai keadaan pada lokasi, digambarkan di atas standar sheet menggunakan program CAD dengan skala horizontal 1 : 100 dan skala vertikal 1 : 50. Stationing dilakukan pada interval 25 - 50 meter. Gambar ini dibuat dalam skala yang pantas dengan memuat semua detail yang perlu antara lain: penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda. 4. Perencanaan Perkerasan Perencanaan pekerjaan perkerasan lentur termasuk untuk Metode
pelapisan
ulang
menggunakan
32
LAPORAN PENDAHULUAN
depth pavement dilakukan berdasar nilai CBR subgrade serta perkiraan beban lalu lintas umur rencana sedangkan untuk pekerjaan overlay didasarkan atas umur sisa dari perkerasan serta perkiraan beban lalu lintas umur rencana. Metode lainnya dalam penentuan tebal overlay pada jalan beraspal adalah didasarkan pada nilai lendutan balik hasil Survey Benkelman Beam.
5. Standar Bangunan Pelengkap dan Drainase Gambar ini mencakup semua detail bangunan-bangunan pelengkap dan bangunan-bangunan drainase seperti turap pelindung talud, gorong-gorong, saluran batu dan lain-lain. 6. Analisis Harga Satuan Untuk keperluan analisis harga satuan, akan dikaji harga-harga satuan dari data proyek tahun berjalan, tahun anggaran sebelumnya, survey lapangan dan panduan harga satuan yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah. Untuk menentukan harga satuan biaya konstruksi, dimulai dari analisa biaya untuk setiap jenis kegiatan pekerjaan menggunakan biaya setempat yang telah ditetapkan untuk bahan-bahan dan tenaga kerja serta biaya untuk peralatan produksi (plant) dan peralatan. Lembar Kerja Analisa Biaya mengikuti ketentuan yang telah disediakan oleh Direktorat Prasarana Wilayah (Bina Marga).
1.
33
LAPORAN PENDAHULUAN
Biaya tenaga kerja dan buruh dapat berubah dari satu lokasi ke lokasi lainnya per kabupaten. Untuk keperluan menaksir semua keperluan, biaya tenaga kerja yang digunakan harus mewakili biaya tenaga kerja rata-rata untuk kabupaten, secara tetapi untuk pekerjaan kontrak individu/segmental
Biaya Bahan Harga bahan juga bisa berubah karena perubahanperubahan dalam lokasi proyek dan biaya transport, dan tersedianya bahan-bahan setempat. Maka dari itu harga dasar untuk pengiriman bahanbahan ke pusat kabupaten harus ditetapkan, dan komponen ke proyek. tetap transport harus ditambahkan sebagaimana perlu memberikan biaya pengiriman
3.
Harga Peralatan Produksi (Plant) dan Peralatan Harga Peralatan Produksi (Plant) dan peralatan ditaksir dan dibuat standar atas dasar regional Provinsi Kalimantan Tengah. Biaya tersebut akan mencakup:
(1)
Biaya untuk menjalankan peralatan dan biaya operasi, termasuk bahan-bahan, pemberian minyak dan bahan servis, serta komponen yang mencakup pekerjaan perbaikan dan suku cadang.
(2)
Biaya pemilikan yang mencakup penyusutan (depresiasi) asuransi, dan bunga sebagai biaya untuk membayar kembali.
34
LAPORAN PENDAHULUAN
Harus dicatat bahwa upah operator/pengemudi tidak dimasukkan pada penaksiran ini. 7. Perkiraan Kuantitas dan Biaya (BoQ) Untuk keperluan mempersiapkan taksiran biaya dan daftar penawaran kontrak, maka pengukuran volume pekerjaan diambil dari gambar-gambar rencana dengan menggunakan perhitungan matematis dan volumenya dihitung sesuai dengan metode pengukuran standar. Daftar volume pekerjaan disusun menurut pay
item/mata pembayaran sesuai dengan standar di dalam dokumen lelang. Perhitungan mata biaya pelaksanaan dikalikan pembuatan jalan
didapat dari perhitungan harga satuan untuk setiap pembayaran biaya volume proyek perencanaan. didapat dari Hitungan keseluruhan
penjumlahan biaya pelaksanaan untuk seluruh mata pembayaran. Perhitungan biaya keseluruhan proyek ini di dalam analisa harga satuannya telah memasukan pajak-pajak, overhead dan keuntungan kontraktor dengan memperhitungkan metode pelaksanaan, jarak quarry ke base camp, harga alat, upah, material dan bahan. c) Penyusunan Dokumen Lelang Dokumen pelelangan terdiri dari beberapa bab yaitu: Bab I. Instruksi Kepada Peserta Lelang Bab II. Bentuk Penawaran, Informasi dan Jaminan Penawaran Bab III. Syarat syarat Kontrak Bab IV. Data Kontrak Bab V. Spesifikasi Bab VI. Daftar Kuantitas Bab VII. Gambar-gambar Bab VIII. Bentuk bentuk Jaminan
PT. WIRA MARGA
Kualifikasi
35
LAPORAN PENDAHULUAN
Dokumen Pelelangan ini disusun dalam lima buku, yaitu: 1. Buku 1 : Instruksi Kepada Peserta Lelang dan Jadwal Penawaran Memuat ketentuanketentuan pelelangan yang berlaku menurut ketentuan Pemerintah, Bentuk Surat Penawaran dan Volume Pekerjaan 2. Buku 2 : Syaratsyarat Umum Kontrak Memuat Syaratsyarat dan ketentuan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban Pemberi Tugas maupun Pelaksana Pekerjaan 3. Buku 3 : Spesifikasi Memuat Spesifikasi dan ketentuan teknis pelaksanaan pekerjaan baik yang bersifat umum maupun khusus 4. Buku 4 : Gambar Rencana Memuat gambargambar standar dan khusus yang berlaku untuk setiap paket proyek 5. Buku 5 : Addenda
Memuat perubaan isi dokumen pelelangan, revisi desain, daftar Tanya jawab yang kemudian akan menjadi dasar penawaran oleh Kontraktor pada saat Tender Fisik.
III.8 Diskusi/Presentasi Diskusi dan Presentasi formal di Kantor SNVT P2JJ Kalteng akan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan pihak Pemberi Tugas dengan pokok bahasan sebagai berikut: A. Diskusi/Presentasi 1 Akan dilakukan setelah meliputi pemasukan rencana laporan dan pendahuluan. metoda kerja
Pembahasannya
kerja
36
LAPORAN PENDAHULUAN
horisontal dan vertikal. Pembahasannya meliputi nota desain yang digunakan, permasalahan desain serta pencarian pemecahannya. C. Diskusi/Presentasi 3 Akan dilakukan setelah pemasukan laporan draft final perencanaan jalan. Pembahasan meliputi hasil perencanaan teknis jalan lengkap dengan bangunan pelengkapnya serta biaya konstruksi. III.9 Jadwal Pelaksanaan Rencana pelaksanaan perencanaan jalan di atas dapat dilihat pada Gambar III-2. Rencana Pelaksanaan Perencanaan Teknis Jalan.
37
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB IV.
IV.1 Umum Untuk dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan baik, efektif dan efisien, diperlukan organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, dapat terkoordinir secara baik dan lancar. Dalam kompak dan teratur. Dengan demikian semua aktivitas dan alur pekerjaan organisasi tersebut terangkum semua komponen penunjang
kelancaran pekerjaan, mulai dari ketua tim, tenaga ahli, asisten tenaga ahli sampai dengan dukungan tenaga administrasi. Struktur organisasi dibuat sedemikian sehingga alur perintah dan alur koordinasi kerja antar komponen jelas hirarkhinya. Struktur organisasi konsultan dapat dilihat pada Gambar IV1 Struktur Organisasi Konsultan.
IV.2 Daftar Personil Berikut adalah susunan personil yang akan terlibat dalam proyek sesuai dengan usulan dalam Dokumen Kontrak, yaitu sebagai berikut: Tabel IV.4 Susunan Personil Proyek
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. NAMA PERSONIL Ir. Abidin Achmad Ir. Junaedi Ismawati Nur, ST Ir. D. Darmaji Ir. Hamzah Rauf Ir. Kadiar Yunas Ir. M. Yusuf Ketua Tim Ahli Jalan Raya Ahli Tanah dan Bahan Ahli Hidrologi & Hidrolika Ahli Pengukuran Ahli Lalu Lintas Ahli Kuantitas & Biaya PENUGASAN
LAPORAN PENDAHULUAN
IV.3 Jadwal Penugasan Personil Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan Paket R-04 adalah 3 (tiga) bulan kalender; semua personil baik tenaga ahli, tenaga teknisi dan tenaga pendukung beserta man-month-nya diatur sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Jadwal penugasan personil dapat dilihat pada Gambar IV 2. Jadwal Penugasan Personil. IV.4 Uraian Tugas Tenaga Ahli Untuk memastikan bahwa setiap kegiatan dapat diselesaikan dengan baik, maka perlu dibuat uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap anggota tim sebagai berikut: A. Ketua Tim Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim meliputi: 1) Memegang kepemimpinan penuh atas tim, melakukan memegang tanggung jawab penuh atas seluruh
kontrol dan koordinasi terhadap semua personil anggota tim, serta aktivitas pekerjaan perencanaan. 2) Bertanggung jawab atas seluruh kemajuan pekerjaan dan profesionalisme dan standar teknis selama
menjaga
tim sehingga dapat dijalin integrasi antar bidang keahlian; 4) 5) Merencanakan kegiatan survey di lapangan; Mempersiapkan baik petunjuk teknis data, setiap kegiatan maupun
pekerjaan
pengambilan
pengolahan
penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan; 6) Bertanggung jawab atas seluruh jenis dan isi laporan.
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Ahli Jalan Raya Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: 1) Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam
pengumpulan data lapangan yang berkaitan dengan survey kondisi jalan dan inventarisasi jalan dan jembatan termasuk survey lalu lintas. 2) Memeriksa hasil pengumpulan data lapangan dan
yang berlaku, termasuk bangunan-bangunan pelengkap selain rambu dan marka. 4) Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan
C. Ahli Tanah dan Bahan Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: 1) Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam
pekerjaan penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun di laboratorium serta menyusun rencana kerjanya; 2) Memeriksa hasil pengujian dan membuat laporan
penyelidikan material/bahan; 4) 5) Melakukan perencanaan tebal perkerasan. Menganalisa jenis material dalam perencanaan Tebal
LAPORAN PENDAHULUAN
6)
Survey Pendahuluan, Laporan Survey Penyelidikan Tanah, Laporan Perencanaan, Laporan Akhir (Draft & Final)
D. Ahli Hidrologi/Hidrolika Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: 1) Melakukan survey hidrologi untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, 2) 3) Penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir) Perencanaan gerusan, drainase river dan training bangunan (pengarah pengaman arus) jika
terhadap diperlukan. 4)
Membantu Team Leader dalam menyiapkan Laporan Pendahuluan, Laporan Hidrologi, Laporan
Survey
E. Ahi Pengukuran Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: 1) 2) Mengepalai tim survey topografi Melakukan orientasi lapangan sebelum pelaksanaan
survey dan membuat program kerja diatas peta dasar. 3) Mempersiapkan program kerja tim topografi;
LAPORAN PENDAHULUAN
4) 5)
Menentukan titik awal pengikatan dan base line; Menentukan pengamatan matahari dan mengecek hasil
pengukuran dan perhitungan yang dibuat oleh surveyor pengukuran; 6) Membuat peta topografi untuk seluruh ruas yang akan
Survey Pendahuluan, Laporan Survey Topografi, Laporan Perencanaan, Laporan Akhir (Draft & Final)
F. Ahli Lalu Lintas Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: 1) Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data lalu lintas, analisis dan hal-hal yang berkaitan dengan data lalu lintas antara lain: perhitungan kapasitas jalan dan bahan masukan untuk perencanaan konstruksi jalan. 2) Perencanaan pengaturan arus/lalu lintas dan desain
rambu dan marka jalan serta fasilitas khusus pejalan kaki (jika dibutuhkan).
G. Ahli Kuantitas dan Biaya Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: 1) Mengumpulkan data harga bahan/material serta peralatan yang berlaku setempat yang disahkan oleh Gubernur/Bupati setempat baik untuk tahun yang sedang berjalan maupun
LAPORAN PENDAHULUAN
tahun-tahun pembanding.
sebelumnya
jika
memungkinkan,
sebagai
2) Mengadakan analisa dan hitungan harga satuan untuk setiap mata pembayaran yang ada dalam pelaksanaan. 3) Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan desain yang ada. 4) Bertanggungjawab dalam semua perhitungan atas
harga/biaya konstruksi sesuai dengan desain. 5) Membantu Team Leader dalam menyiapkan laporan Survey Pendahuluan, Laporan Kuantitas & Biaya, Dokumen Tender dan Laporan Akhir (Draft & Final)
H. Asisten Tenaga Ahli Asisten Tenaga Ahli terdiri dari : 1) Asisten Ahli Jalan Raya, 2) Asisten Ahli Tanah & Bahan, 3) Asisten Ahli Hidrologi/Hidrolika, 4) Asisten Ahli Pengukuran, 5) Asisten Ahli Kuantitas & Biaya. Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: 1) Membantu tugas dari Tenaga Ahli tersebut di atas baik
pekerjaan lapangan maupun pekerjaan di kantor. 2) Bertanggung jawab atas ketelitian hasil kerjanya sesuai
dengan bidangnya.
I. Surveyor Tenaga Surveyor terdiri dari : 1) Surveyor Topografi, 2) Surveyor Tanah & Material, 3) Surveyor Hidrologi, 4) Surveyor Inventarisasi & Kondisi.
LAPORAN PENDAHULUAN
Tugas dan tanggung jawabnya adalah: 1) Bertugas mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
dari lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.
J. Juru Gambar/CAD Operator Tugas dan tanggung jawabnya adalah: 1) Melaksanakan pembuatan gambar-gambar teknik jalan
K. Operator Komputer Tugas dan tanggung jawabnya adalah: 1) Melakukan data tugas-tugas menggunakan kesekretariatan, komputer dan pengetikan, pencetakan
inputing dokumen.
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB V.
PELAPORAN
V.1
Dalam hubungannya
akan dilaksanakan sesuai kebutuhan dalam layanan jasa konsultan dan seefektif mungkin mengikuti kerangka acuan kerja. Koordinasi dan pelaporan ini diharapkan dapat menghubungkan suatu hubungan yang harmonis antara instansi dan bagian-bagian yang terkait dalam kerangka hubungan kerja yang telah ditetapkan. Laporan yang dibuat merupakan penyampaian informasi sebagai pertanggungjawaban kepada pemberi tugas, untuk pembinaan, pemantauan, pengendalian manajemen dan teknis pelaksanaan program oleh Pemberi Tugas. Pelaporan akan disampaikan secara tepat waktu sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja. Jenis laporan dan jumlah total perbanyakannya adalah sebagai berikut.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jenis Laporan Laporan Pendahuluan Laporan Bulanan (3 Bulan) Laporan Survey Pendahuluan Laporan Survey Topografi Laporan Survey Jembatan Laporan Hidrologi Laporan Penyelidikan Tanah Laporan Perencanaan Inventarisasi Jalan Jumlah/Set 5 Eksemplar 5 Eksemplar/Bulan 5 Eksemplar 5 Eksemplar & 5 Eksemplar 5 Eksemplar 5 Eksemplar 5 Eksemplar 5 Eksemplar
1
LAPORAN PENDAHULUAN
No 10 11 12 13 14 15
Jenis Laporan Laporan Kuantitas dan Biaya Laporan Draft Akhir Laporan Akhir Dokumen Lelang Gambar Rencana (A3) CD Data
Berikut adalah uraian isi masing-masing laporan, sebagai berikut: 1. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan akan berisikan antara lain: Latar belakang proyek, maksud dan tujuan pekerjaan. Volume Pekerjaan dan Ruang Lingkup pekerjaan. Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya. Jadwal kegiatan penyedia jasa. Laporan Pendahuluan ini diserahkan seminggu atau selambatlambatnya 2 minggu setelah ditandatanganinya kontrak. 2. Laporan Bulanan Tidak lebih dari minggu pertama pada setiap awal bulan akan diserahkan kemajuan laporan sejak bulanan yang dan berisi ringkasan bila dari ada kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan tiap bulan, total permulaan melaporkan keterlambatan yang terjadi dengan menyatakan penyebabnya dan tindakan untuk mengatasinya. Melaporkan juga kegiatan yang akan dilakukan untuk bulan berikutnya. Di dalam Laporan Bulanan akan disertakan perubahan lingkup dan jadwal bila ada, laporan pelaksanaan pekerjaan (rencana,
LAPORAN PENDAHULUAN
progres aktual, deviasi dan rencana kerja di bulan mendatang), aspek logistik, kendala-kendala yang ditemui di lapangan dan cara-cara menanganinya ditambah kesimpulan umum berkaitan dengan kondisi-kondisi yang ada yang mungkin mempengaruhi lingkup pekerjaan secara keseluruhan. 3. Laporan Survey Pendahuluan Laporan Survey Pendahuluan akan diserahkan setelah selesai dilakukan survey pendahuluan di lapangan. Berisi catatancatatan, temuan-temuan lapangan berikut dokumentasi foto yang akan digunakan untuk bahan diskusi untuk rencana penanganan dan pelaksanaan pekerjaan lanjutan yang lebih detil seperti survey topografi, survey penyelidikan tanah, survey lalu lintas, dll. Laporan Survey Pendahuluan diserahkan paling lama 1 (satu) bulan setelah SPMK ditandatangani. 4. Laporan Survey Topografi Laporan ini berisi kegiatan pelaksanaan pengukuran topografi, perhitungan perataan dan koreksi, perhitungan toleransi pengukuran, perhitungan kerangka dasar, penampang dan situasi, deskripsi BM dan CP serta lampiran data ukurnya. 5. Laporan Survey Inventarisasi Kondisi Jalan & Jembatan Laporan ini berisikan hasil-hasil survey inventarisasi dan kondisi jalan & jembatan, rencana penanganan, termasuk foto-foto dokumentasi lapangan. 6. Laporan Survey Lalu Lintas Laporan ini berisikan hasil-hasil survey lalu lintas, termasuk analisis hasil dan rekomendasi untuk kepentingan desain geometrik & tebal perkerasan. 7. Laporan Hidrologi
LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan ini berisikan data-data dan perhitungan hidrologi dan perencanaan drainase termasuk desain dimensi gorong-gorong, saluran memanjang jalan, rencana saluran pasangan mortar, desain talud sungai pada lereng jalan jika ada, dan lain-lain. 8. Laporan Penyelidikan Tanah Laporan ini berisi kegiatan pelaksanaan penyelidikan tanah, pengambilan sampel tanah terganggu dan tidak terganggu, DCP Test, Benkelman Beam, analisa laboratorium, parameter index properties dan engineering properties serta rekomendasi penanganan tanah. 9. Laporan Perencanaan Laporan ini berisi data-data dan metode perhitungan yang dipakai dalam analisis dan perencanaan hidrologi & hidrolika serta perencanaan tebal perkerasan. Pada bagian akhir akan diberikan kesimpulan dan saran mengenai hasil perhitungan tebal perkerasan dan rekomendasi penanganan tanah dasar.
10.
Laporan Kuantitas dan Biaya ini berisi perhitungan volume pekerjaan jalan,
Laporan
perhitungan harga satuan tiap jenis pekerjaan serta estimasi biaya pekerjaan. Perhitungan volume pekerjaan didasarkan pada hasil gambar disain. 11. Draft Laporan Akhir & Laporan Akhir
Laporan Akhir ini berisi segala aspek pertimbangan dalam perencanaan, kriteria disain, standar yang digunakan serta perhitungan perencanaan jalan, bangunan-bangunan pelengkap, perhitungan global estimasi biaya proyek dan lampiran gambar-gambar perencanaan. Laporan ini dibuat pertama kali berupa draft Laporan Akhir kemudian setelah melalui proses asistensi, diskusi dan
LAPORAN PENDAHULUAN
persentasi
dan
kemudian
disetujui
oleh
Pemberi
Tugas
selanjutnya akan difinalisasi menjadi sebuah Laporan Akhir. Laporan Akhir ini akan merangkum tanggapan dan perubahan yang disepakati dan meliputi: Bagian pokok yang memuat uraian dari hasil
pelaksanaan jasa. Laporan ini yang juga akan mencakup fakta dan
dokumentasi yang menggambarkan pendekatan dan metodologi dipilih oleh konsultan dalam memberikan jasa. Analisa menyeluruh yang lebih rinci dan luas pada bidang dapat disajikan sebagai
masing-masing
tambahan. Tambahan ini akan dibatasi pada hal-hal yang perlu untuk mendukung kebenaran laporan utama. Analisa lainnya dan berikut kertas kerja akan disajikan dalam laporan-laporan lain dalam jilid terpisah. Laporan Kesimpulan dan saran Akhir diserahkan selambat-lambatnya seminggu
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan Dokumen Pelelangan Standar menurut Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 257/KPTS/M/2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi tanggal 29 April 2004 dan Spesifikasi Transportasi, masing Umum Badan 5 keluaran Pusat Litbang Dan untuk Prasarana Penelitian (lima) buku Pengembangan 1 (satu) ruas
Departemen Pekerjaan Umum (edisi Akhir, April 2005), masingsebanyak perencanaan teknis jalan. 13. Gambar Rencana
LAPORAN PENDAHULUAN
Merupakan gambar hasil disain yang siap untuk dikonstruksi yang berisi antara lain: daftar isi, gambar notasi dan legenda, peta lokasi proyek, peta lokasi sumber material, kuantitas, layout jalan, tipikal perkerasan, diagram penanganan, plan profil jalan, cross section jalan, tipikal perkerasan jalan dan tipikal bangunan pelengkap serta rambu jalan dan gambargambar standar perencanaan jalan. 14. CD Data dan Laporan
Seluruh data dan laporan akan diserahkan dalam bentuk softcopy/CD, sebanyak 5 (lima) buah. V.2 Asistensi dan Presentasi
Setiap laporan yang disusun akan diasistensikan ke SNVT P2JJ Kalteng untuk menjamin bahwa perencanaan yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perencanaan yang berlaku serta dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Konsultan juga akan melakukan presentasi di hadapan SNVT P2JJ Kalteng dan instansi terkait mengenai hasil-hasil perencanaan teknis ini yang rencananya akan dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali.