Anda di halaman 1dari 29

BUKU PEGANGAN TUGAS MERENCANA PROGRAM STUDI P.B.K .

PROGRAM DIPLOMA I

DISUSUN OLEH : Ir. BAMBANG TEGUH SETIAWAN

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2000

DAFTAR ISI Halaman Bab. I. Pendahuluan ..3 Bab. II. Sistematika pembuatan karya tulis ilmiah 4 II.1. Bab pendahuluan 4 II.1.1. Latar belakang permasalahan ..4 II.1.2. Rumusan masalah 4 II.1.3. Tujuan .4 II.1.3.1. Tujuan umum ...4 II.1.3.2. Tujuan khusus ..5 II.1.4. Manfaat ...5 II.2. Bab isi 5 II.2.1. Tinjauan pustaka 5 II.2.2. Kerangka konseptual .. 6 II.2.3. Metoda penelitian ... 6 II.2.4. Hasil penelitian dan analisis hasil penelitian . 6 II.2.5. Pembahasan 7 II.3. Bab penutup .. 8 II.3.1. Kesimpulan dan saran 8 II.3.2. Daftar pustaka 8 II.3.3. Lampiran 10 Bab. III. Teori singkat mekanika . 10 III.1. Tegangan 10 III.2. Kerangka truss ... 13 III.3. Teori balok . 18 III.4. Torsi ... 29

III.5. Kolom 45 Bab. IV. Soal kasus perencanaan ... 49 Bab. V. Daftar pustaka .. 55

Bab. I. Pendahuluan

Sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan pada Program Studi Penggambaran Berbasis Komputer Program Diploma I bahwa menjelang akhir catur wulan ketiga diberikan kuliah Tugas Merencana. Kuliah ini merepresentasikan akumulasi semua kemampuan yang telah dimiliki mahasiswa melalui kuliah dan praktikum yang telah didapatkan pada periode sebelumnya. Pada kuliah Tugas Merencana, mahasiswa akan melakukan proses perencanaan pembuatan suatu barang atau bagian dari barang. Kegiatan ini akan meliputi : 1. Penentuan barang yang akan dipilih. 2. Memahami fungsi umum barang tersebut dan fungsi setiap bagian-bagian dari barang tersebut. 3. Membuat sketsa awal dari barang. 4. Memilih dan menentukan rumus, ketentuan, pedoman atau peraturan yang akan dipakai pada perencanaan barang. 5. Memilih dan menentukan bahan atau material yang akan dipakai pada bagian-bagian barang. 6. Menggambar barang yang akan dibuat dengan skala sebenarnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan pada teori menggambar teknik. Selanjutnya proses perencanaan barang tersebut disusun menjadi suatu karya tulis ilmiah dengan prosedur seperti telah ditentukan. Pada akhir kuliah mahasiswa menyerahkan laporan hasil perencanaan barang yang dibuat.

Bab.II. Sistematika pembuatan karya tulis ilmiah II.1. Bab Pendahuluan II.1.1. Latar belakang permasalahan

Latar belakang permasalahan berisi uraian tentang apa yang menjadi masalah penelitian, alasan mengapa masalah tersebut penting dan perlu diteliti. Masalah tersebut harus didukung oleh fakta empiris sehingga jelas, memang ada masalah yang perlu diteliti. Juga harus ditunjukkan letak masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih luas, serta peranan penelitian tersebut dalam pemecahan permasalahan yang lebih luas.

II.1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah rumusan secara kongrit masalah yang ada, dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang kebenarannya dipertanyakan.

II.1.3. Tujuan II.1.3.1. Tujuan umum

Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui penelitian.

II.1.3.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan utama, sifatnya lebih operasional. Bila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum penelitian juga akan terpenuhi.

II.1.4. Manfaat

Berisi uraian tentang manfaat penelitian dan operasionalisasi hasilnya. Manfaat penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan praktis yang dimanfaatkan oleh ilmuwan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dan lebih baik lagi bila dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

II.2. Bab Isi II.2.1. Tinjauan Pustaka

Memuat uraian sistematik tentang fakta, hasil penelitian sebelumnya, yang berasal dari pustaka mutakhir yang memuat teori, proposisi, konsep atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dalam penulisan penelitian. Fakta yang digunakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya (primer). Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulisnya.

Tata cara penulisan kepustakaan harus sesuai dengan ketentuan tentang cara penulisan kepustakaan.

II.2.2. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual dijabarkan atau disintesis dari tinjauan pustaka sebagai paradigma sekaligus tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesa. Kerangka konseptual penelitian dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematik atau persamaan fungsional.

II.2.3. Metode penelitian

Memuat rancangan penelitian yang digunakan.

II.2.4. Hasil penelitian dan analisis hasil penelitian II.2.4.1. Hasil penelitian

Memuat semua hasil penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian dan hipotesisnya. Penyajian hasil penelitian dapat disertai tabel, grafik, foto atau bentuk penyajian yang lain. Tata cara penyajian tabel, grafik, foto harus sesuai dengan ketentuan.

II.2.4.2. Analisis hasil penelitian

Memuat analisis hasil penelitian. Jika digunakan analisis statistik hanya dimuat tampilan akhir yang menunjukkan hasilnya, sedangkan perhitungan statistiknya dimuat sebagai lampiran.

II.2.5. Pembahasan

Bagian ini merupakan bagian terpenting dari penelitian. Bagian ini menunjukkan tingkat penguasaan peneliti terhadap paradigma, konsep dan teori yang digunakan, dipadukan dengan hasil penelitian. Sekurang-kurangnya pembahasan penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Menalar hasil penelitian secara teoritik dan atau empirik, sehingga dapat menjelaskan rumusan masalah yang diajukan. 2. Merumuskan teori yang dihasilkan dari penelitian. 3. Memadukan temuan penelitian dengan hasil penelitian sebelumnya serta bagaimana kaitannya dengan penelitian ini. 4. Memahami keterbatasan penelitian yang dilakukan sehingga dapat memberikan saran bagi penelitian selanjutnya.

II.3. Bab penutup II.3.1. Kesimpulan dan saran II.3.1.1. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan generalisasi (sintesis) dari pembahasan, yang sekurangkurangnya terdiri atas : 1. Jawaban terhadap rumusan masalah. 2. Hal baru yang ditemukan dan prospeknya.

II.3.1.2. Saran

Merupakan implikasi hasil penelitian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan praktis. Sekurang-kurangnya memberi saran bagi penelitian selanjutnya, sebagai hasil pemikiran peneliti atas keterbatasan penelitian yang dilakukan.

II.3.2. Daftar pustaka

Memuat semua pustaka yang dijadikan rujukan dalam menulis penelitian. Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Contoh pedoman penulisan daftar pustaka : 1. Untuk buku. Arief BAS, Bayu BAS, 1992. Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah. 1st edition, Surabaya University Press, hal 200 300.

Vorherr H, 1980. Treatment of primary and recurrant breast cancer. In breast cancer : Epidemiology, Endocrinology, Biochemistry and Pathology. Baltimore : Urban and Schwarzenberg, pp 374 408.

2. Untuk majalah. Bishop J, 1987. The Molecular genetics of cancer. Science 235: 305 311.

3. Untuk Skripsi, Tesis atau Disertasi. Dunnington DJ, 1984. The development and study of single-cell-clone metastazing mammary tumor cell system in the rat. Disertation, University of London, England.

4. Untuk penulisan orang Indonesia. Untuk penulisan orang Indonesia dipakai pedoman penulisan dari Dikti. Contoh : Bambang Teguh Setiawan ditulis Setiawan BT.

10

II.3.3. Lampiran

Lampiran merupakan bagian yang menyajikan keterangan-keterangan atau angka-angka tambahan. Didalamnya dapat dihimpun cara penelitian, contoh perhitungan statistik dan sebagainya.

Bab. III. Teori singkat mekanika III.1. Tegangan

Tegangan adalah distribusi gaya pada luasan tertentu, besarnya distribusi adalah konstan.

Tegangan =

Gaya reaksi Luasan

Bila ditinjau menurut luasan tempat gaya reaksi tersebut didistribusikan, tegangan dapat dibagi menjadi : 1. Tegangan normal : 1.1. Tegangan tarik. 1.2. Tegangan tekan. Terjadi bila garis kerja gaya reaksi tegak lurus dengan luasan penampang batang.

11

Misalnya tegangan normal (tekan) pada batang BC.


tekan

F A penam pang
ba tan g

2. Tegangan geser. Bila garis kerja gaya reaksi sejajar dengan luasan tempat tegangan geser tersebar. Misalkan tegangan geser pada pen di-C. =

F A penam pang
pen

3. Tegangan bearing. Bila garis kerja gaya reaksi tegak lurus bidang bantalan dari pen, bentuknya merupakan separoh bidang silinder. Untuk pemakaian praktis, luas bidang tersebut adalah diameter pen dikalikan dengan tinggi pen pada bantalan. Misalkan pada bantalan pen di-C, tegangan bearing. =

F diameter pen * tebal pen

12

13

III.2. Kerangka truss

Adalah kerangka konstruksi yang sering dijumpai pada kerangka kuda-kuda atap rumah dan pagar pada jembatan.

Gambar diatas menunjukkan salah satu contoh konstruksi truss. Sebagai contoh kasus akan dihitung besarnya gaya reaksi pada batang AB, BC, BD, BE dan DE. Untuk dapat memperoleh besarnya gaya reaksi pada batang-batang konstruksi truss akibat aksi gaya 2000 lb di A dan 1000 lb di B diatas terlebih dahulu dihitung besarnya reaksi tumpuan di C dan di E. Tumpuan di C adalah tumpuan engsel, kondisi fisik tumpuan engsel bisa digantikan dengan satu gaya reaksi kearah horizontal dan satu gaya reaksi kearah vertikal. Untuk menghitung reaksi tumpuan, konstruksi truss digambarkan dalam bentuk

14

diagram gaya bebas (free body diagram), selanjutnya dengan persamaan keseimbangan akan dihitung besarnya gaya reaksi pada tumpuan-tumpuan konstruksi truss. Diagram gaya bebas konstruksi truss diatas adalah :

Persamaan keseimbangan konstruksi truss : 1. Keseimbangan momen dengan sumbu putar adalah sumbu Z dan terhadap titik C adalah :
Mz
terhadap titik C

2000 lb * 24 ft

1000 lb * 12 ft

E * 6 ft

E = + 10000 lb ; E = 10000 lb (positip).

2. Keseimbangan gaya sejajar sumbu X.


Fx 0

Cx

15

3. Keseimbangan gaya sejajar dengan sumbu Y.


Fy 0

- 2000 lb 1000 lb + 10000 lb + C y = 0


C y = - 7000 lb ; C y = 7000 lb (negatip).

Untuk menghitung besarnya gaya reaksi pada batang konstruksi truss akibat gaya aksi yang diberikan pada konstruksi truss, kita tinjau tiap titik sambungan konstruksi. Dimulai dari titik A.

Titik A selain terdapat gaya aksi 2000 lb, juga terdapat dua gaya yang akan dicari besarnya sebut saja FAB dan FAD . Terlihat bahwa batang AB tertarik dan batang AD tertekan. Besarnya kedua gaya ini dapat dihitung dengan rumus sinus :

2000 lb 4

FAB 3

FAD 5

FAB = 1500 lb (tarik) FAD = 2500 lb (tekan)

16

Titik D.

Dengan rumus sinus diperoleh :

FDB = FDA ; FDB = 2500 lb (tarik) FDE = 2 (


3 5

) FDA ; FDE = 3000 lb (tekan)

Titik B.

Gaya reaksi pada balok BC dn balok BE dapat dihitung dengan persamaan keseimbangan sebagai berikut :
Fy 0 ; - 1000 lb 4 5

(2500) -

4 5

FBE = 0 ; FBE = - 3750 lb ; FBE = 3750 lb

(tekan).

17

Fx

0 ; FBC - 1500 lb -

3 5

(2500 lb) -

3 5

(3750 lb) = 0 ; FBC = + 5250 lb ; FBC =

5250 lb (tarik).

Titik E.

Besarnya gaya reaksi pada batang EC dihitung dengan cara keseimbangan :


Fx 0 ;
3 5

FEC + 3000 lb +

3 5

(3750 lb) = 0 ; FEC = - 8750 lb ; FEC = 8750 lb

(tekan). Untuk pengujian :


Fy 0 ; 10000 lb 4 5

(3750 lb) -

4 5

(8750 lb) = 10000 lb 3000 lb 7000 lb = 0

Pengujian lainnya :

18

Penyelesaian dengan persamaan keseimbangan :


Fx Fy 0 = - 5250 lb + 0 = - 7000 lb +
3 5 4 5

(8750 lb) = 0 (8750 lb) = 0

III.3. Teori balok

Teori balok berlaku pada balok, jika sumbu balok tegak lurus arah beban aksi pada balok. Macam-macam balok : 1. Balok tumpuan sederhana (simply support).

2. Balok tumpuan over hanging.

3. Balok tumpuan kantilever.

Sifat tumpuan : 1. Engsel, gaya lintang (shear force) 2. Rol, gaya lintang (shear force) 0 dan momen lengkung (bending moment) = 0.

0 dan momen lengkung (bending moment) = 0.

19

3. Jepit, gaya lintang (shear force)

0 dan momen lengkung (bending moment)

0.

4. Bebas, gaya lintang (shear force) = 0 dan momen lengkung (bending moment) = 0.

Tegangan normal kearah sumbu x ( tegak lurus sumbu x

x)

dan tegangan geser pada penampang yang


xy )

serta kearah sumbu y (

pada penampang CC balok

overhanging ABD ditunjukkan dengan rumus :

x=

BM * y Iz SF * Q Iz * t

xy =

Dimana : BM SF Y : momen lengkung (bending moment), Nm. : gaya lintang (shear force), N. : jarak suatu titik pada penampang balok yang tegak lurus sumbu x kesumbu netral penampang balok tersebut, m.

20

: momen statis suatu luasan bidang yang diukur mulai dari titik teratas atau titik terbawah dari penampang balok yang tegak lurus sumbu x terhadap sumbu netral penampang balok tersebut, m.

Iz

: momen inersia penampang balok yang tegak lurus sumbu x terhadap sumbu netral penampang balok (sumbu z), m.

: tebal dari penampang balok diukur searah sumbu netral penampang balok (sumbu z), m.

Gambar distribusi tegangan normal dan tegangan geser pada penampang CC dengan bentuk penampang balok empat persegi panjang adalah :

21

Berikut ini adalah gambaran sketsa hubungan antara beban pada balok sampai dengan bentuk lenturan yang terjadi sepanjang balok akibat pembebanan tersebut :

22

Lingkaran Mohr. Gunanya untuk menghitung tegangan normal maksimum dan tegangan geser maksimum. Misalkan pada contoh berikut, adalah salah satu elemen dari balok yang mengeluarkan tegangan normal dan tegangan geser akibat beban aksi dari luar.

Suatu elemen balok mengeluarkan tegangan reaksi antara lain, tegangan normal tarik 50 MP a , tegangan normal tekan 10 MP a dan tegangan geser 40 MP a . Akan digambar lingkaran Mohr, dihitung tegangan normal maksimal dan tegangan geser maksimal. Cara menggambar lingkaran Mohr : 1. Menggambar salib sumbu koordinat dengan absis adalah tegangan normal, untuk tegangan tarik adalah searah sumbu positip, untuk tegangan tekan sebaliknya. Sedangkan ordinat adalah tegangan geser, untuk ordinat tidak mengenal nilai negatip dan positip.

23

2. Menentukan titik pusat lingkaran, besarnya adalah tegangan normal ratarata, (


average ave ).

x ave

50

( 10 ) = 20 MP a 2

3. Menghitung jari-jari lingkaran. Pada segitiga CFX, besarnya : CF = OF OC = 50 20 = 30 MP a dan R = CX = FX = 40 MP a .

30

40

= 50 MP a .

4. Besarnya tegangan normal maksimal dan minimal serta tegangan geser maksimal adalah :
maks

OA = OC + CA = 20 + 50 = 70 MP a . OB = OC BC = 20 50 = - 30 MP a . R = 50 MP a .

min

m aks

Contoh perencanaan pemilihan ukuran penampang balok. Balok overhanging ABCD dibebani gaya tersebar tiap satuan panjang sebesar 3.2 kips/ft (kips = kilo pounds/ kilo lbs, 1 lb = 4.448 N) dan gaya terpusat di C sebesar 20 kips. Bahan balok dari baja, besarnya tegangan normal yang diizinkan,
all

= 24 ksi (ksi =

kilo pound per square inch, 1 lb / inch 2 (1 psi) = 6.895 kPa) dan tegangan geser yang

24

diizinkan sebesar

all

= 14.5 ksi. Pilihlah penampang profil wide flange shape yang

sesuai. 1 ft = 0.3048 m, 1 inch = 25.40 mm.

Tahapan perencanaan pemilihan penampang profil balok adalah : 1. Menghitung momen lengkung maksimal dan gaya lintang maksimal, dengan cara menggambar diagram momen lengkung dan diagram gaya lintang balok. Dari penggambaran diperoleh bahwa besarnya momen lengkung maksimal adalah, |BM| maksimal = 239.4 kip.ft = 2873 kip.inch. Dan besarnya gaya lintang maksimal adalah |SF| maksimal = 43 kips. 2. Menghitung modulus penampang balok. |BM| maksimal = 2873 kip.inch dan penampang yang diizinkan adalah :
w min BMmaks
all

all

= 24 ksi, maka minimal modulus

2873 kip .inch 24 ksi

119 .7 inch 3

25

Gambar diagram gaya lintang dan diagram momen lengkung dari balok diatas adalah :

26

3. Memilih penampang balok sesuai dengan modulus penampang minimal yang telah dihitung, sesuai dengan tipe penampang wide flange shape. Berikut adalah kelompok penampang yang nilai modulus penampangnya mendekati nilai modulus penampang minimal yang telah dihitung.
BENTUK W 24 x 68 W 21 x 62 W 18 x 76 W 16 x 77 W 14 x 82 W 12 x 96 W ( inch3 ) 154 127 146 134 123 131

Sifat geometris (geometry property) dari penampang diatas :


TERHADAP SUMBU ZZ Iz ( inch4 ) 1330 Wz ( inch3 ) 127 TERHADAP SUMBU YY Iy ( inch4 ) 57.5 Wy ( inch3 ) 13.9

r z ( inch )
8.54

r y ( inch )
1.77

Sedangkan luas penampangnya adalah, A = 18.3 inch2 .

27

Pilihan diatas yaitu W 21 x 62 didasarkan bahwa beratnya paling ringan diantara kelompok pilihan, yaitu 62 lbs/ft. 4. Pengujian kekuatan. 4.1. Tegangan geser. Sesuai dengan sketsa distribusi tegangan geser, bahwa tegangan geser terbesar akan terjadi disumbu netral penampang balok, yaitu disumbu z.
xy =

43 kips * 134 .658 inch 3 SF * Q = = 10.884 ksi Iz * t 1330 inch 4 * 0.4 inch
all

Besarnya tegangan geser dari bahan, Ukuran penampang masih kuat. 4.2. Tegangan normal.

= 14.5 ksi, jadi

xy

all .

Pengujian dilakukan pada daerah titik b, dengan pertimbangan daerah yang lemah.
a=

BMm aks. 2873 kip .inch = = 22.6 ksi W 127 inch 3

28

a*

yb 9.88 inch = (22.6 ksi) * = 21.3 ksi 10 .5 inch c

b=

43 kips * 51 .63 inch 3 SF * Q = = 4.173 ksi Iz * t 1330 inch 4 * 0.4 inch

Titik pusat lingkaran = OC = - 21.3 ksi/2 = - 10.65 ksi. Jari-jari lingkaran = CD =


CA 2 AD 2 =
21 .3 ksi 10 .65 ksi
2

1.45 ksi

CD = 10.748 ksi
m aks

= OC + CD = 21.4 ksi = CE CO = 0.1 ksi = CD = 10.748 ksi


m aks

min
maks

Disini terlihat bahwa

all ,

jadi penampang balok masih kuat.

Anda mungkin juga menyukai