Anda di halaman 1dari 3

SIRAH MUHAMMAD SAW SEBAGAI NABI TERAKHIR

Pengertian kepenutupan kenabian merupakan prinsip dasar dan landasan Islam. Pengertian itu telah memberikan kesan yang dalam kepada pandangan, tingkah laku, dan perasaan umat islam. Jika kita memeriksa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kita dapati bahwa setiap nabi meramalkan akan kebangkitan rasul yang baru. Akan tetapi, kita tidak menemukan acuan seperti itu di dalam Al-Quran, masalah Al-Quran menjelaskan bahwa pekerjaan menurunkan wahyu-wahyu telah selesai. Dengan ini, kami kutip ayat-ayat berikut sebagai bukti akan kepenutupan Nabi itu : Hari ini telah Aku sempurnakan agamamu bagimu, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kamu, dan telah Aku pilih bagi kamu suatu undang-undang kehidupan-al islam. Muhammad (semoga kedamaian atas dia) bukanlah bapak seseorang diantara kamu, tetapi dia adalah rasul Allah dan penutup nabi-nabi. Katakanlah (Muhammad): Wahai manusia! Ketahuilah, aku adalah rasul Allah untuk kamu semua, (rasul) dari Dia yang menguasai langit dan bumi. Kita juga mendapat pandangan yang sama di dalam alhadis. Hadis berikut ini juga dikutip oleh Abdul Hamid Siddiq di dalam bukunya, Kenabian didalam islam, sebagai berikut : Terdapat rasul-rasul yang memimpin bani Israel (anak-anak Israel) kepada jalan kebenaran. Kapan saja seorang rasul meninggal dunia, dia digantikan oleh rasul yang lain. Akan tetapi, tidak aka nada seorang rasul pun yang dating setelah aku. Fungsi ini akan dilaksanakan oleh para khalifah. Penutup kenabian bisa juga dilihat dalam ayat-ayat berikut ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung : 1. Sesungguhnya pada diri rosul Allah terdapat contoh yang baik bagi siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat dan benar-benar ingat kepada Allah 2. Barang siapa yang menaati rosul, berarti menaati Allah. Ketahuilah ! Barang siapa bersumpah setia kepada kamu (Muhammad), dia

bersumpah setia kepada Allah. Tangan (kekuasaan) Allah berada diatas tangan mereka. Oleh karena itu, barang siapa mengkhianati sumpahnya, dia hanya mengkhianati dirinya; sedangkan barang siapa memelihara perjanjian dengan Allah, kepadanya Allah akan member pahala yang banyak. 3. Perkataan orang-orang beriman, apabila mereka menyeru kepada Allah dan rosul-Nya agar menjadi pemutus diantara mereka, perkataan yang mereka katakana hanyalah: kami mendengar dan kami taat. Dan merekalah yang beruntung. Barang siapa taat kepada Allah dan rosul-Nya, dan taku kepada Allah, dan tetap melaksanakan kewajiban (kepadaNya), sesungguhnya, mereka akan mendapat keberuntungan. 4. Akan tetapi, demi Tuhan, mereka tidak akan beriman sampai mereka membuat engkau menjadi hakim pemutus perkara yang mereka perselisihkan, dan engkau dapati mereka tidak membenci keputusan yang telah engkau putuskan, dan mereka tunduk dengan sepenuhpenuhnya. 5. Tidak patut seorang laki-laki muslim dan seorang perempuan muslim apabila Allah dan rasul-Nya telah memutuskan suatu urusan (bagi mereka), menuntut keputusan lain dalam urusan mereka; dan barang siapa yang menentang Allah dan rosul-Nya, sesungguhnya dia telah menempuh jalan yang benar-benar sesat. 6. Dan mereka berkata: kami beriman kepada Allah dan rosul-Nya, dan kami menanti mereka setelah itu sebagian dari mereka menyimpang. Orang-orang seperti itu bukanlah orang-orang beriman. 7. Katakanlah (kepada manusia, wahai Muhammad): jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, Allah akan mencintai kamu dan akan mengampuni kesalahan kamu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang 8. Katakanlah: jika bapak-bapakmu, dan anak-anakmu, dan saudarasaudaramu, dan istri-istrimu, dan suku bangsamu serta harta yang

kamu peroleh, dan barang dagangan yang ditakuti kerugiannya dan tempat tinggal yang kamu ingini (semua itu) lebih kamu cintai dari pada Allah dan rosul-Nya dan berjuan dijalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan perintahnya. Muhammad SAW adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi sesudahnya. Ini telah disepakati oleh kaum Muslim dan merupakan salah satu aksioma Islam. Sabda Nabi SAW : Perumpaan aku dengan Nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan, kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut, kecuali satu tempat batu bata disalah satu sudutnya. Ketika orang-orang mengitarinya, mereka kagum dan berkata, Amboi, jika batu bata ini diletakkan? Akulah batu bata itu, dan aku adalah penutup para Nabi (HR.Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai