Anda di halaman 1dari 3

Matrix IR

Status Status Warna kode indikator (%) indikator)

IR

Indicator

Baseline & Target

Analisa singkat
Kebutuhan akan data yang valid dan reliable bagi sangat diperlukan bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan APM dan APK selain itu data juga diperlukan untuk meningkatkan dan memperbaiki akses serta kualitas pendidikan dasar. Untuk itu diperlukan mapping dan pendataan yang akan menjadi dasar bagi pengembangan kebijakan dan program. UNICEF Java office mendukung pemerintah propinsi Jawa Tengah untuk melakukan assessment kualitatif tentang anak tidak sekolah di kabupaten Brebes, Pemalang dan Klaten (bekerja sama dengan Universitas SoegiyoPranoto dan Universitas Surakarta. Hasil dari assessment ini telah disosialisasikan dan diadvokasikan ke tiga kabupaten tersebut.. Selain itu, Kabupaten Brebes juga melakukan pendataan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat (SIPBM) yang dilakukan secara menyeluruh di kecamatan Larangan. Sedangkan di kabupaten Klaten, kemungkinan akan dilakukan updated data. Hasil assessment data kualitatif dan kuantitatif dari SIPBM tersebut diharapkan akan dapat digunakan untuk alat advocacy bagi pemerintah propinsi dan kabupaten untuk mengembangkan program dan kebijakan Retrieval di tahun 2013. Tantangan:

IR 3.1.3 By 2013, program dan kebijakan retrieval programmes dibuat oleh Dinas Pendidikan kabupaten

3.1.3 (a) Kebijakan tentang retrieval tersedia di 3 kabupaten (Ya/Tidak). 3.1.3 (b) Peresentase anak tidak sekolah di tiap kabupaten

Baseline: Tidak ada program retrieval di 3 kabupaten terpilih. Target: ada kebijakan dan program Retrieval di 3 kabupaten terpilih. Baseline: % of Anak Tidak Sekolah yang berusia 13-15 di 3 kabupaten: - Klaten: 4.19% - Pemalang: 20.49% - Brebes: 26.51% (Sumber : Susenas 2010) Target: penurunan 10 % dari jumlah total anak tidak sekolah yang berusia 13-15 tahun.

70

Data dan informasi yang dihasilkan baik melalui assessment kualitatif maupun SIPBM mungkin akan menghasilkan sesuatu yang berbeda dengan yang diharapkan atau diketahui oleh para pengambil kebijakan. Sehingga kemungkinan hasil ini akan dikesampingkan. Rekomendasi: Melakukan Advocacy kepda pihak pengambil keputusan, termasuk anggota Dewan tentang bagaimana data ini dapat memperbaiki IPM di kabupaten atau propinsi Jawa Tengah. Dewan Pendidikan propinsiJawa Tengah telah mendiskusikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pendidikan yang salah satunya adalah juga merancang pembuatan Pergub tentang PAUD Holistic Integratif. Kabupaten Pemalang sedang melakukan modeling PAUD HI di 8 unit sedangkan kabupaten Brebes di 17 unit. Kabupaten Brebes juga telah bekerja sama dengan Bank Jateng, dan mendapat dukungan sejumlah 350 juta rupiah untuk PAUD HI pada tahun ini. Kabupaten Brebes juga dalam proses untuk menyelenggarakan lokakarya PAUD HI dengan pihak swasta, pengusaha dan pihak-pihak lain Yang diharapkan untuk bias mendapatkan masukan masukan bagi pengembangan Frame work kemitraan antara PAUD dengan sector swasata. Tantangan: 1. Dalam melaksanakan PAUD, pendekatan yang dilakukan masih fragmented dan sektoral karena memang dalam kenyataan pembiayaan /.dana untuk PAUD berada di masing masing kementrian dan Lembaga (Pendidikan, Agama, Sosial dan BKKBN).

IR 3.2.3 Sampai akhir tahun2013 Kerangka kerja kemitraan tentang PAUD bagi anak yang paling kurang beruntung dikembangkan di kabupaten Brebes dan Pemalang.

3.2.3. Tersedianya strategi kerangka kerja PAUD (Ya/Tidak)

Baseline: Tidak ada Strategi Kerangka kerja di Kabupaten Brebes dan Pemalang. Target: Kerangka Kerja Kemitraan antara kabupaten dan sector swasta dikembangkan di kabupaten Brebes dan Pemalang.

75

2. Kurangnya keterlibatan sector swasta dalam PAUD HI dikarenakan kurangnya informasi. 3. Tidak ada grand Design PAUD HI baik di tingkat propinsi maupun di kabupaten terpilih (Brebes, Pemalang dan Klaten). Rekomendasi : 1. Advokasi yang rutin dan regular kepada gubernur dan Bupati untuk melkukan koordinasi dan integrasi budget untuk PAUD HI dan pengembangan kebijakan dan guideline untuk pelaksanaan PAUD HI. 2. Diperlukan kerjasama dengan PKK serta organisasi wanita yang lain (selain organisasi profesi seperti Himpaudi, IGTKI, dll) untk melaksanakn PAUD HI.

Anda mungkin juga menyukai