Anda di halaman 1dari 3

DAFTAR PUSTAKA

1.

Depkes RI, Poster Kusta,2000, dalam : Widoyono, edisi kedua, Jakarta, Erlangga Medical Series. 2011. Hal 48-51

2.

Sari, D. Jumlah penderita kusta di Indonesia terbesar ketiga di dunia. Jakarta:2008.URL:http/www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/06/11/br k,20080611-125100.id.html. (diakses 20 Maretl 2012).

3. 4.

Pusat Pelatihan Kusta Nasional. Modul ilmu penyakit kusta. Makassar: 2006. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : 2006

5.

Weekly Epidemiological Record. 2009.Global Leprosy Situation (Online). http://www.searo-who.int/linkFiles?GLP_REH 33.pdf. (Diakses tanggal 20 Maret 2

6.

012)Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan. (2008). Derajat Kesehatan di Sulsel tahun 2008.http://datinkessulsel.wordpress.com/2009/07/22/derajat-

kesehatan-disulsel-tahun 2008/. [e-book], (diakses tanggal 22 Maret 2012) 7. Kosasih A, Made Wisnu I, Emmy S.J, Linuwih S. M, Kusta, dalam : Juanda, Adhi, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi IV, FKUI, Jakarta,2005;73-88. 8. 9. Bustan M.N, Pengantar Epidemiologi, Rhineka Cipta, Jakarta, 1997; 4-7. Amiruddin, D. Penyakit kusta di Indonesia: masalah penanggulangannya. Dalam Jurnal Medika Nusantara, volume 26, no.3 Suplement. Makassar : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: 2005, 1-6.

10. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta :2006 11. Depkes RI Direktorat P2ML, Ditjen PPM & PLP. Kemitraan dan komitmen yang kuat modal eliminasi kusta 2005. Disampaikan pada Konfrensi Pers hari Kusta Sedunia,Jakarta, 26 Januari,2003, dalam : Boediarja SA, Sugito TL, Kurniati DD, Elandari, Infeksi Kulit pada Bayi dan Anak, edisi kedua,Jakarta, Fakultas Kedokteran UI.2005. 104-105. 12. Mansjoer A., Suprohaita, Wardani, W, I. & Setiowulan, W. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, ed. 3, jillid II, Media aesclapius, FK-UI: Jakarta. 13. World health Organization. A guide to eliminating leprosy as a public health problem, edisi ke-1. Geneva : WHO, 1995.h. 15-21, dalam : Boediarja SA, Sugito TL, Kurniati DD, Elandari, Infeksi Kulit pada Bayi dan Anak, edisi kedua,Jakarta, Fakultas Kedokteran UI.2005. 106-109. 14. Tangraj RH, Yawalkar SJ. Leprosy for medical protectitioners and paramedical workers.Basle: Giba Geigy,1986.h.16-22, dalam : Boediarja SA, Sugito TL, Kurniati DD, Elandari, Infeksi Kulit pada Bayi dan Anak, edisi kedua,Jakarta, Fakultas Kedokteran UI.2005. 106-109. 15. Ridley DS. Skin biopsy in leprsy, edisi ke-2. Basle : Giba-

Geigy,1997.h.25:35, dalam : Boediarja SA, Sugito TL, Kurniati DD, Elandari, Infeksi Kulit pada Bayi dan Anak, edisi kedua,Jakarta, Fakultas Kedokteran UI.2005. 106-109. 16. Ashadi LN. Kesesuaian antara diagnosis klinis kusta pada anak di Bagian Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Jakarta, Tesis. Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, 1997, dalam : Boediarja SA, Sugito TL, Kurniati DD, Elandari, Infeksi Kulit pada Bayi dan Anak, edisi kedua,Jakarta, Fakultas Kedokteran UI.2005. 106109. 17. Agusni I. Perubahan pola imuno patologik sebagai indikator untuk penanganan kusta stadium subklinik. Disertasi. Surabaya : Universitas Airlangga,1997. 18. Kresno S.B, Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI, Jakarta, 2001; 10-1. 19. Ditjen PPM & PL Dep.Kes. RI, Modul Epidemiologi Penyakit Kusta dan Program Pemberantasan Penyakit Kusta, Jakarta, 2001 ; 1-10.

Anda mungkin juga menyukai