Siantar
TOPIK : AUTOPSI II
Insisi I dimulai di bawah tulang rawan krikoid di garis tengah sampai prosesus xifoideus kemudian 2 jari paramedian kiri dari puat sampai simfisis, dengan demikian tidak perlu melingkari pusat. Insisi Y, merupakan salah satu tehnik khusus otopsi dan akan dijelaskan sebagai berikut: Pada beberapa keadaan tertentu, diperlukan berbagai prosedur khusus dalam tindakan otopsi, antara lain : insisi Y, insisi pada kasus dengan kelainan leher, tes emboli udara, tes apung paru, tes pada pneumothorax, dan tes alphanaphthylamine.
Insisi Y, dilakukan semata-mata untuk alasan kosmetik, sehingga jenazah yang sudah diberi pakaian, tidak memperlihatkan adanya jahitan setelah dilakukan bedah mayat. Ada dua macam insisi Y, yaitu :
Lanjutan,,
1. Insisi yang dilakukan dangkal (shallow incision) yang dilakukan pada tubuh pria. 2. Insisi yang lebih dalam (deep incision), yang dilakukan untuk kaum wanita. Insisi melalui lekukan suprastenal menuju simfisis pubis, lalu dari lekukan suprasternal ini dibuat sayatan melingkari bagian leher.
a) Tehnik Virchow : Tehnik ini mungkin merupakan tekhnik autopsi tertua Setelah dilakukan pembukaan rongga tubuh, organorgan dikeluarkan satu per satu dan langsung diperiksa. Dengan demikian kelainan-kelainan yang terdapat pada masing-masing organ dapat segera dilihat, namun hubungan anatomik antar beberapa organ yang tergolong dalam satu sistem menjadi hilang. Dengan demikian, tekhnik ini kurang baik bila digunakan pada autopsi forensik, terutama pada kasus penembakan dengan senjata api dan penusukan dengan senjata tajam, yang perlu dilakukan penentuan saluran luka, arah serta dalamnya penetrasi yang terjadi.
b) Tehnik Rokitansky : Setelah rongga tubuh dibuka, organ dilihat dan diperiksa dengan melakukan beberapa irisan in situ, baru kemudian seluruh organ-organ tersebut dikeluarkan dalam kumpulan-kumpulan organ (en bloc). Tekhnik ini jarang dipakai, karena tidak menujukkan keunggulan yang nyata. Tekhnik ini pun tidak baik digunakan autopsi forensik.
Lanjutan,,,
c) Tehnik Letulle: Esofagus dilepaskan dari trakea, tetapi hubungannya Setelah rongga tubuh dibuka, dengan lambung organ leher, dada, diafragma, dipertahankan. Vena cava dan perut dikeluarkan sekaligus inferior serta aorta diputus di (en masse), Kepala diletakkan atas diafragama dan dengan diatas meja dengan permukaan demikian organ leher dan dada posterior menghadap ke atas. dapat dilepas dari organ perut Plexus coeliacus dan kelenjar Dengan pengangkatan organparaaorta diperiksa. Aorta organ tubuh secara en masse dibuka sampai arcus aorta dan ini, hubungan antar organ Aa. Renales kanan dan kiri tetap dipertahankan setelah dibuka serta diperiksa. seluruh organ dikeluarkan dari Aorta diputus di atas muara a. tubuh. Kerugian tekhnik ini renalis. Rektum dipisahkan dari adalah sukar dilakukan tanpa sigmoid. Organ urogenital pembantu serta agak sukar dipisahkan dari organ lain. dalam penanganan karena Bagian proksimal jejunum diikat panjangnya kumpulan organpada dua tempat dan kemudian organ yang dikeluarkan diputus antara dua ikatan sekaligus. tersebut dan usus dapat dilepaskan.
d) Tehnik Ghon: Setelah rongga tubuh dibuka, organ leher dan dada, organ pencernaan bersama hati dan limpa, organ urogenital diangkat keluar sebagai tiga kumpulan organ (bloc).
Bila memungkinkan (ada gergaji listrik),diatas kuping pemotongan tulang kepala diteruskan miring kebelakang atas sehingga terbentuk sudut 120dengan garis pertama. Tujuanya agar tulang kepala lebih kokoh letaknya pada penutupan nanti. Hindari terpotongnya duramater dan jaringan otak Lalu atap tengkorak dilepaskan dengan sedikit pencongkelan dengan pahat berbentuk T (Tchisel) dan otak dapat diperiksa
- Prinsip pembuktianya dengan melihat adanya udara yang keluar dari pemotongan pembuluh darah dibawah permukaan air.
- pemeriksaaan ini kepala dan bahu tidak diganjal dengan balok. Pembukaan dimulai dengan insisi dari incisura jugularis ke bawah sepanjang garis median.
- Dengan pisau ujung tajam arteri pulmonalis atau atrium kanan ditusuk menembus pembuluh darah/rongga jantung kanan. - Bila ada udara emboli, maka akan tampak gelembung udara keluar dari pembuluh atau rongga jantung ini.
Lanjutan
Ujung pisau dimasukkan melalui katup mitral keluar di insisi bilik kiri dan bagian ini dipotong. Ujung pisau kemudian dimasukkan melalui katup aorta dan otot jantung dari apeks dipotong sejajar dengan septum inetrventrikulorum. Jantung sekarang sudah terbuka, diperiksa katup, otot kapiler, chorda tendinea, foramen ovale, septum interventrikulorum. Arteri koronaria diiris dengan pisau yang tajam sepanjang 4-5 mm mulai dari lubang dikatup aorta. Otot jantung bilik kiri diiris di pertengahan sejajar dengan epikardium dan endokardium, demikian pula dengan septum interventrikulorum.
Lanjutan
Pemeriksa berdiri dibagian kepala jenazah.Melepaskan daerah clavicula dengan memotong iga kesatu kearah lateral dan medial pada sendi sternoclavicula. Tulang dada diangkat dan dilepaskan dari diafragma kanan dan kiri kemudian dilepaskan mediastinum anterior. Rongga paru-paru diperiksa adanya perlengketan, darah, pus atau cairan lain kemudian diukur.Lakukan pemeriksaan lebar mediastinum dan periksa juga apa yang ada di rongga dada kiri dengan menarik paru kiri dan jantung untuk mengetahui apakah ada cairan atau darah. Kantung jantung dibuka dengan melakukan pengguntingan pada dinding depan mengikuti bentuk huruf Y terbalik dari tengah. Perhatikan apah rongga kandung jantung terisi cairan atau darah. Periksa pula akan adanya luka baik pada kandung jantung maupun pada permukaan jantung sendiri. Cairan jantung normal: kuning, jernih, ukuran bervariasi 1020 mL
Adanya darah dan busa yang berlebihan menunjukkan adanya oedema paru dan perbendungan. Paru-paru ditimbang.
Paru paru yang normal memiliki berat kurang lebih antaa 225 300 gram. Pada paru-paru ini terlihat lebih dari 400, mungkin sedikit oedema.
Teknik autopsi melihat pusat penulangan bayi di daerah distal,femur,proksimal tibia dan talus serta calcaneus
Ada 2 tempat yang lazim diperiksa yaitu pada telapak kaki & lutut. Pada telapak kaki pemeriksaan ditujukan kepada tulang talus,calcaneus,dan cuboid Ketiga tulang ini dapat di periksa melalui sayatan (pemotongan) dari sela jari 3-4 kerah tumit adanya pusat penulangan di tulang talus bayi tela berumur 7 bln,tulang calcaneus 8 bln,tulang ciboid 9 bln, Di lutut ditujukan untuk meriksaan pusat penulangan di proximal tulang tibia & distal femur.. Untuk mencapai kedua tulang ,tulang patella harus di singkirkan. Setelah tampak tulang femur,maka tulang dipotong melintang selapis demi selapis seperti mengiris bawang. Demikian juga pada tulang tibia.adanya pusat penuangan pada keddua tulang menunjukan bayi berumur 9 bln dalam kandungan (cukup umur)
Volume normal darah & berat organ orang dewasa (otak besar-kecil,jantung,paru-paru,hati,limpa,ginjal,rahim)
Volume darah
Volume darah normal dewasa 4-6 liter
Otak besar
laki-laki : 13501400gr perempuan : 1250-1300gr
Otak kecil
Cerebellum merupakan bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya 1/8 dari massa otak
jantung
laki-laki : 275300gr perempuan :225-250gr
Paru-paru
laki-laki: ka : 360-540gr ki : 325-425gr perempuan ka: 360-450gr Ki : 300-400gr
Hati
1400-1500gr
Lanjutan,,
limpa
Limpa pada manusia dewasa yang sehat adalah sekitar 11 cm panjangnya. Biasanya berat 150 gram
rahim
Uterus hillus paraus Multiparaus 130gr Ovarium :30-40gr :100:6-7gr
Ki : 130-150gr
perempuan ka : 130-150gr
Ki : 120-140gr
Setelah autopsi selesai, semua organ tubuh dimasukkan ke dalam rongga tubuh. Lidah dikembalikan ke dalam rongga mulut sedangkan jaringan otak dikembalikan ke dalam rongga tengkorak. Jahitkan kembali tulang dada dan iga yang dilepaskan pada saat membuka rongga dada. Jahitlah kulit dengan rapi menggunakan benang yang kuat, mulai dari bawah dagu sampai ke daerah simfisis. Atap tengkorak diletakkan kembali pada tempatnya dan difiksasi dengan menjahit otot temporalis, baru kemudian kulit kepala dijahit dengan rapi. Bersihkan tubuh mayat dari darah sebelum mayat diserahkan kembali pada pihak keluarga.
Sekian ,,,