Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Perdagangan Globalisasi seperti sekarang ini kita tidak dapat memungkiri bahwa perekonomian dan teknologi terus berkembang dengan sangat pesat dan tanpa henti, seiring berjalan dengan diberlakukannya ACFTA ASEAN China Free Trade Agreement yang membebaskan perdagangan impor dari China untuk Negara Negara ASEAN yang dimulai per 1 Januari 2010. Pada kenyataannya bahwa perdagangan impor global China itu akan mendatangkan dampak positif dan negatif bagi kondisi perekonomian Negara kita ini, tak terkecuali perusahaan sekalipun. Dampak Positif hanya untuk segelintir kalangan tetapi dampak negatif dari ACFTA ini pun sudah dapat dirasakan oleh berbagai kalangan konsumen maupun perusahaan, hal itu ditandai dengan PHK di berbagai sektor usaha, kemudian penurunan omset, laba, kualitas dan juga melambungnya harga bahan produksi bagi produsen usaha di dalam negeri. Oleh karena itu manajemen perusahaan dituntut untuk dapat menerapkan strategi dan kebijakan yang tepat guna dan tepat sasaran. Kemajuan ini merupakan tolak ukur yang digunakan di negara-negara maju dalam pengembangan sains dan teknologi sehingga dapat bersaing dan tetap exist pada era global seperti saat ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah membawa angin perubahan yang signifikan bagi peradaban kehidupan manusia dan semakin pesatnya perkembangan industri di Indonesia. Perkembangan yang pesat dapat menimbulkan persaingan antar industri yang semakin ketat. Seiring dengan berubahnya kondisi dan tuntutan terhadap perusahaan, maka pengukuran kinerja keberhasilan perusahaan pun ikut berubah. Pengukuran kinerja ini sangat penting bagi perusahaan untuk masa kini dan masa depan. Pengukuran kinerja ini merupakan usaha memetakan strategi ke dalam tindakan pencapaian target tertentu. Tidak hanya target akhir yang perlu diukur dan menjadi ukuran kinerja perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kompetensi dan proses yang telah dilaksanakan.

Pengukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan pengukuran kinerja suatu perusahaan dapat memanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan operasional, sebagai dasar pendistribusian penghargaan, membantu dalam upaya pertimbangan dan

pengambilan keputusan serta mengidentifikasikan berbagai kebutuhan pelatihan dan pengembangan sumber daya personel. Pengukuran keberhasilan kinerja tidak lagi hanya bisa dilihat dari jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pengukuran secara konvensional itu kurang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengukur dan mengelola semua kompetensi perusahaan. Kinerja perusahaan tidak lagi dianggap baik jika hanya dilihat dari laporan keuangan yang dihasilkan. Ukuran ukuran finansial saja tidak mampu mencerminkan kompleksitas dan nilai yang melekat dalam perusahaan dengan orientasi proses. Oleh karena itu diperlukan sistem pengukuran baru yang menghubungkan ukuran ukuran finansial dan non finansial. Ukuran ukuran baru itu diharapkan akan bermanfaat karena lebih berfokus pada tindakan. Sistem pengukuran yang baru itu penting bagi inisiatif strategis. Salah satu sistem pengukuran kinerja strategis adalah Balanced Scorecard. Balanced ScoreCard adalah suatu konsep pengukuran kinerja bisnis yang diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan (Harvard Business School) dan David P. Norton (President of Renaissance Solutions, Inc). Konsep ini menyeimbangkan pengukuran kinerja sebuah organisasi bisnis yang selama ini dianggap terlalu menitikberatkan pada kinerja keuangan. Konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard ini memiliki keistimewaan tersendiri dalam hal cakupan pengukuran yang kompreherensif, karena selain mempertimbangkan kinerja finansial, juga mempertimbangkan pula kinerja non finansial. Selain itu Balanced Scorecard tidak hanya mengukur aktivitas akhir (out come) tetapi juga aktvitasaktivitas penentu hasil akhir (driver). Konsep Balanced Scorecard memiliki beberapa keunggulan diantaranya: memotivasi personel untuk berpikir dan bertindak strategik dalam membawa perusahaan menuju kemasa depan, menghasilkan total business plan yang komprehensif, menghasilkan total businesss plan koheren dan menghasilkan sasaran-sasaran stategik yang terukur. Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa balanced scorecard adalah kartu skor yang

digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan factor internal dan eksternal. Dari hasil studi dan riset yang dilakukan oleh pencetus BSC disimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran yang komprehensif yang mencakup Secara umum, terdapat empat macam kinerja bisnis yang diukur dalam 4 perspektif balanced scorecard, yaitu: 1. Perspektif keuangan (financial perspective) 2. Perspektif pelanggan / konsumen (customer perspective) 3. Perspektif proses internal bisnis (intenal business process perspective) 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective). Berdasarkan konsep balanced scorecard ini kinerja keuangan sebenarnya merupakan akibat atau hasil dari kinerja non keuangan (costumer, proses bisnis, dan pembelajaran). Balanced Scorecard mencoba untuk menciptakan suatu gabungan pengukuran strategis, pengukuran financial dan nonfinansial serta pengukuran ekstern dan intern. Keempat perspektif dalam Balanced Scorecard memberi keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, antara hasil yang diinginkan dengan factor pendorong tercapainya hasil tersebut dan antara ukuran objektif yang keras dengan ukuran subjektif yang lunak. Sementara keberagaman ukuran pada Balanced Scorecard yang dibuat dengan benar, mengandung kesatuan tujuan karena semua ukuran diarahkan kepada pencapaian strategi yang terpadu. Pada awal perkembangan penerapan konsep balanced scorecard, perusahanperusahaan yang ikut sebagai kelinci percobaan mengalami pelipat gandaan kinerja keuangan mereka. Keberhasilan ini membuka cakrawala baru bagi eksekutif akan pentingnya perspektif non keuangan yang berperan sebagai pemicu kinerja keuangan (measures that drive performance) di masa yang akan datang. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerapan Balanced Scorecard. (Pada Studi Kasus PT. Bujanaloka Adirasa)

1.2

Rumusan Dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Strategi manajemen konvensional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. Balanced scorecard menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Oleh sebab itu penulis mencoba menerapkan beberapa pengukuran sederhana dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard untuk menganalisis kinerja perusahaan. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penulisan ilmiah ini adalah Bagaimanakah perbandingan kinerja perusahaan yang diukur dengan metode konvensional dan juga dengan metode pendekatan Balanced Scorecard?

1.2.2 Batasan Masalah Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka agar mendapatkan arah pembahasan yang lebih baik dan tujuan penulisan ilmiah ini dapat tercapai, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu : 1. Membahas kinerja perusahaan pada tahun 2002 hingga 2004 yang diukur dengan menggunakan metode konvensional, yaitu metode yang hanya mengukur kinerja rasio keuangan saja dengan menggunakan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Rentabilitas. 2. Membahas kinerja perusahaan pada tahun 2005 hingga 2007 yang diukur dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.

1.3

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan bagaimana

kinerja perusahaan untuk tahun 2002 hingga 2004 yang diukur dengan menggunakan pendekatan metode konvensional dan pada tahun 2005 hingga 2007 yang diukur dengan menggunakan pendekatan metode balanced scorecard.

1.4

Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada manfaat yang dapat diambil bagi

semua pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan memberikan saran masukan tentang perbandingan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode konvensional dan metode Balanced Scorecard serta memberikan manfaat dalam menetapkan pengukuran kinerja yang lebih maju ke depan dan komprehensif. 2 Bagi penulis Manfaat penelitian bagi penulis yaitu untuk menambah pengetahuan di dunia kerja nantinya dan wawasan pribadi penulis dalam menerapkan beberapa teori yang diperoleh dalam perkuliahan. 3 Bagi pihak lain Dan manfaat penelitian bagi pihak lain yang berkepentingan adalah untuk memberikan informasi yang berkenaan dengan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan Balanced Scorecard.

1.5

Sistematika Penulisan Sebelum penulis memasuki pembahasan yang lebih luas lagi dibidang yang

diteliti ini, maka perlu ditunjukan terlebih dahulu isi tulisan secara ringkas agar dapat diketahui garis besar isi dari penulisan ini. Untuk memperoleh gambaran singkat, penelitian ini dibagi dalam lima bab yang secara garis besarnya bab demi bab disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitan dan manfaat penelitian. Penulis mencoba untuk memberikan paparan

mengenai kebutuhan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan perspektif-perspektif yang ada dalam metode Balance Scorecard.

BAB II

LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pengertian, tujuan, manfaat, dan karakteristik sistem pengukuran kinerja, rasio rasio, kelebihan dan kelemahannya serta mengenai balanced scorecard dan perspektif-perspektif yang ada didalamnya sebagai suatu sistem pengukuran kinerja.

BAB III

METODE PENELITIAN Bab ini berisi metode apa yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, objek dan sejarah perusahaan serta Indikator Variabel dan Struktur Organisasi yang akan di teliti.

BAB IV

OBJEK DAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini, penulis melakukan analisis data, baik data finansial maupun data non-finansial, serta pembahasan mendalam terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan keempat perspektif dalam metode Balanced Scorecard, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.

BAB V

PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan atas analisis data yang dilakukan di Bujanaloka Adirasa, selain itu penulis juga memberikan saran saran mengenai kemungkinan pengukuran kinerja metode

Balanced Scorecard sebagai alternatif untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai