SISTEM GPS
1.
2.
3.
1. SEGMEN SPACE/RUANG
Merupakan segmen yang berada diangkasa terdiri dari 24 buah satelit (21 aktif & 3 cadangan) yang mengorbit pada ketinggian 20.200 km. Ke-24 satelit tsb mengorbit dalam 6 bidang orbit, masingmasing bidang orbit memuat 4 satelit yang mempunyai o inklinasi sekitar 55 ke garis equator. Dengan konstelasi satelit seperti tersebut maka pada sembarang tempat di muka bumi akan dapat mengamati sekurang-kurangnya 4 satelit setiap saat.
2. SEGMEN KONTROL
Bagian dari sistem yang bekerja mengendalikan sistem, terdiri dari stasiun kontrol utama dan 5 stasiun monitor. Stasiun kontrol utama terletak di Colorado Springs, Colorado yang diberi nama Consolidated Space Operation Center (CSOC). Stasiun monitor terletak di Kwajalein, Diego Garcia, Ascension, Hawaii dan Colorado Springs. Setiap stasiun monitor dilengkapi dengan sistem penjejak satelit yang secara terus menerus mengamati/menerima sinyal satelit yang berada dalam medan lihat, selanjutnya data yang diterima diteruskan ke stasiun kontrol utama CSOC. Data yang diterima dari stasiun monitor oleh CSOC diproses untuk mendapatkan data prediksi ephemeris satelit. Data tersebut beserta informasi orbit yang lain diinjeksikan kembali ke satelit yang sesuai untuk menggantikan data lama yang ada dalam memorinya. Proses updating data ephemeris satelit oleh kontrol utama dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 24 jam.
3. SEGMEN PENGGUNA
Merupakan segmen yang memanfaatkan sinyal satelit GPS untuk navigasi dan penentuan posisi dimuka bumi (darat, udara, air) dengan menggunakan receiver GPS dan perangkat lunaknya. Perangkat receiver GPS umumnya terdiri dari komponen : antena, penerima & pemroses data, kontrol & display, penyimpan data (memori) dan unit catu daya. Pada prinsipnya receiver GPS dirancang untuk menerima sinyal dari satelit GPS, mencatat dan memroses data yang diterimanya untuk mendapatkan data koordinat titik pengamatan dalam sistem acuan global (WGS 84).
DI INDONESIA
3.
4.
5.
pergerakan kerak bumi pada lempeng tektonik aktif seperti di Jawa bagian selatan dan di patahan Sumatera. Jaringan Kontrol Horisontal Ordo Nol. Dilakukan pada tahun 1992 bersamaan dengan survey GPS untuk geodinamik berupa jaringan menyeluruh (continuous network) yang homogen di seluruh Indonesia sebanyak 60 stasiun pada tempat yang relatif mudah dicapai (bandara). Hitungan perataan dan pengamatan dilakukan bersamaan dengan data untuk geodinamik, ketelitiannya dalam fraksi mm sampai cm.