Anda di halaman 1dari 15

EKONOMI MANAGERIAL

Definisi & Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial Keterkaitan denganTeori Ekonomi Keterkaitan dengan Ilmu Keputusan Keterkaitan dengan Berbagai Area Fungsional ilmu Administrasi Bisnis

Yoseph P. Hutabarat, SE., M.Si.

BAGIAN I
DEFINISI EKONOMI MANAJERIAL

Ilmu ekonomi Manajer

Adalah Ilmu pengetahuan tentang pengambilan keputusan optimal dalam kondisi kelangkaan sumberdaya Adalah seseorang yang berwenang mengarahkan dan mengatur sumberdaya perusahaan atau unit bisnis untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan Adalah kajian tentang pengelolaan sumberdaya sedemikian rupa sehingga tujuan manajerial dapat tercapai secara efisien

Ekonomi manajerial

Ekonomi manajerial dapat didefinisikan juga sebagai aplikasi dari teori ekonomi terutama teori ekonomi mikro, serta berbagai alat dalam analisis dalam ilmu pengambilan keputusan bisnis dan administrasi yaitu tentang bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuan atau sasarannya dengan cara yang paling efisien. Masalah keputusan manajemen ini muncul karena di dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan, organisasi menghadapi kendala

Tugas utama manajer : a. Membuat keputusan yang mampu meningkatkan performansi organisasi (bisnis) b. Mengambil keputusan agar tujuan organisasi (perusahaan, bisnis) tercapai Perusahaan adalah : organisasi yang dijalankan untuk merubah input menjadi output yang berupa barang dan jasa yang dapat diperjual belikan Tujuan perusahaan : 1. Mencapai laba maksimum 2. Bertahan sekedar hidup 3. Menguasai pasar 4. Mempertahankan kualitas 5. Menguasai politis

PERBEDAAN MANAJEMEN DAN LEADERSHIP


Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang-orang lain. Manajer / Leadership ialah orang-orang yang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi

TEORI DAN GAYA KEPEMIMPINAN


TEORI KEPEMIMPINAN
a. Teori Sifat (Trait Theory) Teori the Great Man menyatakan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin. b. Teori Kelompok Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakar dari psikologi sosial. Penelitian psikologi sosial dapat dipergunakan untuk mendukung konsep-konsep peranan dan pertukaran yang diterapkan dalam kepemimpinan. c. Teori Situational dan Model Kontijensi Dimulai pada sekitar tahun 1940-an ahli-ahli psikologi sosial memulai meneliti beberapa variabel situasional yang mempunyai pengaruh terhadap peranan kepemimpinan, kecakapan dan perilakunya. Sekitar tahun 1967, Fred Fiedler mengusulkan suatu model berdasarkan situasi untuk efektifitas kepemimpinan.

d. Teori Jalan Kecil Tujuan (Path-Goal Theory) Teori kepemimpinan selain berdasarkan pendekatan kontijensi, dapat pula didekati dari teori path-goal yang mempergunakan kerangka teori motivasi. Dalam pengembangannya yang modern, Martin Evans dan Robert House secara terpisah telah menulis karangan dalam subjek yang sama. Secara pokok teori path-goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Teori path-goal memasukkan empat tipe atau gaya kepemimpinan sebagai berikut : a) Kepemimpinan direktif. Kepemimpinan yang otokratis dari Lippitt dan White. Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. b) Kepemimpinan yang mendukung (Supportive Leadership). Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk menjalankan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap bawahannya c) Kepemimpinan partisipatif. Pemimpin berusaha untuk meminta dan mempergunakan saran-saran dari para bawahannya. d) Pemimpin yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berpartisipasi.

GAYA KEPEMIMPINAN
Selama bertaun-tahun ketika orang membicarakan gaya kepemimpinan ini, mereka mengidentifikasikan dua kategori yang ekstrem : gaya kepemimpinan otokrasi, dan gaya kepemimpinan demokratis. Kepemimpinan otokrasi dipandang sebagai gaya yang berdasar atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Tannenbaum dan Schimdt dalam artikel mereka yang dimuat dalam majalah Harvard Business Review ; How to Choose a Leadership Pattern berargumentasi bahwa gaya kepemimpinan otokratis dan demokratis, keduanya merupakan gaya kepemimpinan dan oleh karenanya dapat didudukan dalam suatu kontinum dari perilaku pemimpin yang sangat otokratis pada suatu ujung, sampai kepada suatu perilaku pemimpin yang sangat demokratis pada ujung yang lain. a. Gaya Kepemimpinan Kontinum b. Gaya Managerial Grid c. Gaya Efektif dan Tidak Efektif

GAYA KEPEMIMPINAN KONTINUM


Orang yang pertama sekali memperkenalkannya ialah Robert Tannenbaum dan Warren Schimdt. Ada 7 model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin. Ketujuh model ini masih dalam kerangka dua gaya otokratis dan demokratis.

Model keputusan pemimpin itu antara lain : a) Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan kepada bawahannya. b) Pemimpin menjual keputusan. c) Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide dan mengundang pertanyaan-pertanyaan. d) Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat diubah. e) Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan membuat keputusan. f) Pemimpin merumuskan batas-batasnya dan meminta kelompok bawahan untuk membuat keputusan. g) Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan.

GAYA MANAGERIAL GRID


Menurut R. Blake dan Jane S. Mouton, ada empat gaya kepemimpinanyang dikelompokkan sebagai gaya ekstrem, antara lain : a) Pada Grid 1.1, Dalam menjalankan tugas, manajer menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya mengkomunikasikan informasi dari atasan kepada bawahan b) Pada Grid 9.9, Seorang manajer yang mencoba merencanakan semua usaha-usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja pada organisasinya. c) Pada Grid 1.9, gaya kepemimpinan seorang manajer yang mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. d) Pada Grid 9.1, gaya kepemimpinan seorang manajer yang hanya mau memikirkan tentang usaha peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau sedikit rasa tanggungjawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.

GAYA EFEKTIF
Gaya Efektif

DAN

TIDAK EFEKTIF

Ada empat gaya yang efektif ini, antara lain :


a) Eksekutif, gaya ini banyak memberikan perhatian pada tugastugas pekerjaan dan hubungan kerja. b) Pencinta Pengembangan (developer), Gaya ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap hubungan kerja dan perhatian yang minimum terhadap tugas-tugas pekerjaan. c) Otokrasi yang baik (Benevolent Autocrat), Gaya ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap tugas dan perhatian yang minimum terhadap hubungan kerja. d) Birokrat, Gaya ini memberikan perhatian yang minimum terhadap baik tugas maupun hubungan kerja.

GAYA EFEKTIF

DAN

TIDAK EFEKTIF

Gaya Tidak Efektif


Ada empat gaya yang efektif ini, antara lain : a) Pecinta Kompromi (Compromiser), Gaya ini memberikan perhatian yang besar pada tugas dan hubungan kerja dalam suatu situasi yang menekankan pada kompromi. b) Missionari, Gaya ini memberikan penekanan yang maksimum pada orang-orang dan hubungan kerja, tetapi memberikan perhatian yang minimum terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai. c) Otokrat, Gaya ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap tugas dan minimum terhadap hubungan kerja dengan suatu perilaku yang tidak sesuai. d) Lari dari tugas (Deserter), Gaya ini sama sekali tidak memberikan perhatian baik pada tugas maupun pada hubungan kerja.

Setiap manajer pasti menghadapi masalah-masalah manajerial dalam kegiatan bisnisnya sehari-hari. Masalah timbul ketika terdapat kesenjangan antara kondisi empiris (di lapangan) dengan apa yang diinginkan oleh manajer.
Pappas (1995) memberi ilustrasi masalah-masalah yang biasa dihadapi para manajer, misalnya: Masalah dalam penentuan tingkat harga dan tingkat keluaran produk. Masalah apakah akan membuat produk sendiri atau membelinya dari pihak lain. Masalah keputusan teknik produksi dan pemilihan teknologi. Masalah tingkat persediaan (inventory). Masalah pemilihan media dan intensitas periklanan serta promosi. Masalah penerimaan dan pelatihan tenaga kerja. Masalah investasi dan pendanaan.

Untuk mengatasi masalah-masalah manajerial, manajer perlu mengambil keputusan yang efektif, dalam arti keputusan yang terbaik atau paling optimal. Keputusan optimal ini berarti maksimisasi dan minimisasi; maksimisasi untuk laba, tingkat produksi atau keluaran, tingkat layanan; dan minimisasi untuk biaya dan risiko.

Dalam rangka mencapai keputusan optimal itu biasanya manajer bergantung pada informasi yang didapatkan dari data kuantitatif (yang didapatkan dari analisis data) dan data kualitatif (yang diperoleh manajer dari intuisi dan pengalaman bisnisnya).

HUBUNGAN ANTARA MASALAH DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


APA MASALAH BISNIS

Informasi Kuantitatif Analisa Data

I N F OR M A S I

Informasi Kualitatif Intuisi Pengalaman Bisnis Dll

KEPUTUSAN BISNIS EFEKTIF

RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL


Masalah Keputusan Manajemen Teori Ekonomi : Mikro ekonomi Makro ekonomi
Ekonomi Mikro : Tingkah laku ekonomi Individual sbg pengbil keputusan

Ilmu Keputusan : Matematika Ekonomi Ekonometrika Ekonomi Manajerial : Aplikasi teori ekonomi dan Ilmu keputusan utk menga tasi masalah keputusan manajerial
Matematika Ekonomi : Memformalkan model ekonomi (dlm bentuk persamaan)

Ekonomi Makro : Total/agregat yg melht perekonomian secara keseluruhan

Solusi Optimum Untuk Masalah Keputusan Manajerial

Ekonometrika : Menerapkan peralatan Statistik untuk estimasi Parameter model ekonomi

Anda mungkin juga menyukai