Anda di halaman 1dari 7

1 Potensi Tumbuhan Alam Kalimantan Sudrajat**) 1.

Pendahuluan Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai mega diversity jenis hayati dan merupakan mega center keanekaragaman hayati dunia. Kalimantan Timur memiliki variasi kondisi fisiografi mulai dari datar sampai berbukit serta bergunung tinggi, mampu menunjang kehidupan flora, fauna dan mikro organisme yang beranekaragam. Keanekaragaman hayati Indonesia cenderung menyusut, akibat perubahan penggunaan lahan dari hutan ke penggunaan lain, seperti pertanian, perindustrian, permukiman, fasilitas perkotaan dan sebagainya. Kekayaan sumber daya hayati tumbuhan Negara kita merupakan tertinggi di dunia. Dari sekitar 25.000-30.000 jenis Flora Malesia ( Malayasia, Indonesia, Filipina dan Papua), Pulau Kalimantan memiliki 10.000-15.000 jenis. Bandingkan dengan Semenanjung Malayasia yang hanya memiliki sekitar 8.500 jenis; Sumatera 8.000 jenis; Filipina 7000 jenis dan Papua 9000 jenis. Jumlah jenis flora di P.Kalimantan lebih banyak dibandingkan dengan jenis yang ada di seluruh Benua Afrika. Jenis Pohon di Pulau ini tercatat sebanyak 3000 jenis dan P. ini dikenal sebagai pusat penyebaran Dipterocarpaceae ( pohon penghasil kayu komersial terpenting di Asia Tenggara, terdiri atas 267 jenis yang 60 % diantaranya bersifat endemic).Jenis-jenis yang memiliki sebaran luas adalah Shorea leprosula, Shorea parvifolia, Shorea johorensis, Dipterocarpus cornutus, Dipterocarpus gracilis, Dipterocarpus crinitus, Dryobalanops beccarii, Hopea dryobalanoides dan Anisoptera marginata.Kekayaan flora di Pulau ini setara dengan hutan Amazon di Brazilia dan merupakan 2/3 kekayaan dunia flora, terdiri atas 3.000 jenis pohon, 2000 jenis anggret dan paku-pakuan, palem, lumut dan jamur. Dalam berbagai penelitian yang dilaksanakan oleh para peneliti dari berbagai lembaga, dalam kurun waktu 25 tahun terakhir telah ditemukan 422 spesies baru di Pulau Kalimantan dan masih banyak lagi yang menunggu untuk ditemukan dan diteliti, beberapa diantaranya berpotensi memiliki senyawa obat. Dibutuhkan waktu yang panjang sebelum
sebuah senyawa yang ditemukan dalam tumbuhan dapat dikembangkan menjadi obat yang efisien serta digunakan secara luas oleh para dokter",
*)

Di Kalimantan potensi non kayu cukup dominan seperti beberapa jenis Rotan, Getah Jelutung, beberapa jenis Damar, Kemedangan, Biji Tengkawang, Kulit Kayu Gemor, Gaharu, Sirap. Hutan di Kalimantan juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan akan tanaman/tumbuhan obat-obatan, seperti Pasak Bumi, Saluang Belum, Akar Kuning, Akar Ginseng, Sintuk, Akar Busi, Tusuk Kusung, Penawar Bisa, Anak Busi, Sula Adam, Akar Sutra, Akar Gusi, Sendi Adam, Kei Umbut, Ipung, Ikang Siau serta Akar Buli.

2 Di bebereapa lokasi pegunungan ( mis. Pegunungan Meratus) memiliki jenis flora endemis, diantaranya adalah 12 jenis tanaman endemik yang hanya ada di kalimantan. Mereka adalah keluarga palem paleman dan satu lagi adalah Rhododendron alborugosum. Jenis tersebut sangat dicari oleh banyak kolektor dan jenis endemik lainnya adalah lahung (Durio dulcis), damar merah (Shorea beccariana, S. parvistipulata), pitun (Shorea myrionerva), damar ( Shorea obscura, S. rugosa), tengkawang ( Shorea stenoptera), resak (vatica enderti) dan binturung (Artocarpus lanceifolius). Selain itu dikawasan ini juga terdapat hutan agathis (Aghatis beccari) yang kondisinya relatif masih baik di kalimantan Selatan. Di Pegunungan Muller, terdapat 695 jenis pohon terdiri 15 marga dengan 63 suku dan 50 jenis diantaranya endemis pulau Borneo. Kerabat kayu gaharu ( Amya pluricor), Musa lawitienisia, Neo uvaria, Acuminatissima, Castanopsis inermis, Lithocarpus phillipinensis, Chisocvheton caulifloris, Eugenia spicata, Shorea peltata. Suku Dipterocarpaceae terdapat 121 jenis, Shorea terdapat 30 jenis, Euphorbiaceae terdapat 73 jenis , Clusiaceae terdapat 33 jenis, Burseraceae terdapat 30 jenis, Myrtaceae terdapat 28 jenis. Pada tipe ekosistem hutan daratan rendah didominasi oleh jenis dari family Dipterocarpaceae seperti Tengkawang tungkul (Shorea sp). Jenis lainnya seperti Jelutung (Dyera costulata), Pulai (Alstonia scholaris) dan Belian/Ulin (Eusideroxylon zwageri). Dari family Palmae ditemukan jenis Bambu (Bambusa spp), Rotan (Calamus sp) dan Aren (Arenga pinata). Tipe vegetasi daratan sedang masih didominasi oleh jenis-jenis dari family Dippterocarpaceae seperti Meranti (Shorea sp), Resak (Vatica sp) dan Kapur (Driyobalanops sp). Jenis lainnya adalah Ubah (Syigium sp), Medang (Litsea sp), Bintangor (Callophylum inofilum) dan Durian burung (Durian carinatus). Pada Tipe vegetasi dataran tinggi masih ditumbuhi berbagai jenis meranti. Jenis lain yang khas pada tipe vegetasi ini adalah jenis Cemara gunung (Casuarina junghuniana) dan Ubah ribu (Syzigium sp). Perbedaan yang terlihat jelas pada tipe vegetasi ini adalah munculnya lumut-lumut hijau di setiap batang tumbuhan. Pada tipe vegetasi Puncak Pegunungan, ukuran tumbuhan semakin kecil dan lumut-lumut hijau semakin tebal menempel di kulit pohon. Di antaranya jenis Cemara gunung (Casuarina junghuniana), Pandan (Pandanus sp), Rotan (Calamus sp) dan beraneka ragam jenis Kantong semar (Nephentes sp). Potensi bahan obat-0batan. - Sifat anti jamur Pohon angsana (Pterocarpus indicus) adalah sumber obat alami untuk menyembuhkan infeksi kulit akibat jamur. Zat aktif yang diekstrak dari daun angsana ternyata memiliki

3 sifat antijamur. Salah satu flavonoid atau senyawa yang dikandung angsana adalah isoliquiritigenin. Senyawa aktif itu mampu mencegah pertumbuhan dan mematikan jamur Fusarium sp dan Trichoderma sp, dua jenis jamur patogen pada tumbuhan, serta Aspergillus dan Penicillium sp, jamur kontaminan makanan. Zat aktif sebagai biopestisda

Zat racun tikus : Tumbuh-tumbuhan tropis ada yang mengandung zat sebagai racun tikus. Zat tersebut ditemukan pada daun gamal, daun kulit manis, daun juar, daun sicerek, daun inai, kulit buah jeruk, biji pinang sirih, akar pinang sirih, dan biji pinang sinawa. Senyawa kumarin dengan rumus kimia 5,6 benzo-alfa-piron berhasil diisolasi/diidentifikasi dari tumbuhan daun gamal (gliricidiamaculata HBK), senyawa kandikanin dari daun kulit manis (Cinnamomun zeylanicum G), senyawa kromon yang berupa isomer dari kumarin yaitu 5-propanonil-7-hidorksi-2-metil-kromon dari daun juar (Cassia siamea Lam). Senyawa kumarin dengan nama Calanolide E2 dari tumbuhan nyamplung (Calophyllum inophyllum Linn), 8-(3-metil-2-buteniloxy)-7 -oxofuro-(3,2-g) kumarin dari tumbuhan daun sicerek (Clausena excavata burm ). Kumarin juga ada pada daun inai (impatiens balsamina L) dengan struktur zatnya 6 -metoksi-7-hidoksi-kumarin, kemudian dari kulit buah jeruk (citrus amblycarpa Harsak) juga telah berhasil diidentifikasi kumarinnya dengan nama 5,7 -dimetoksi kumarin.Dari biji pinang sirih (areca catechu L) diidentifikasi yaitu 4-metil-7-hidorksi-kumarin. juga dari akar pinang sirih (areca catechu L) 3-asam karbosiklat kumarin serta dari biji pinang sinawa (actinorhytis calapparia) yakni 7-amino-N, N-dietil-4-metil kumarin. Racun Serangga ( Insektisida) Rotenoid: Senyawa ini dihasilkan oleh jenis polong-polongan seperti Derris, Milletia, Tephrosia

Senyawa tameng sengatan ultraviolet Biji mangrove jenis Xylocarpus granatum dengan kandungan flavonoid dan tanin berperanan penting di dalam mencegah terjadinya kanker kulit akibat sengatan sinar matahari. Biji mangrove didestruksi dan kemudian dibuat ekstraknya dan dicampur dengan bahan lainnya berguna sebagai krim tabir surya ( sun protector filter). Senyawa anti kanker,. Senyawa bioaktif ditemukan pada tumbuhan Aglaia leptantha diketahui secara efektif telah membunuh 20 jenis sel kanker, termasuk sel kanker yang menyebabkan kanker otak, kanker payudara dan melanoma. Kandungan senyawa yang sama juga terdapat pada buah dan ranting Aglaia silvestris yang ditemukan di Kalimantan - Indonesia. Kelompok

4 Rutaceae seperti Euodia glabra, Meiope angulata, Merrillia claoxylon dan Tetractomia tetranda mengandung zat bioaktif antitumor.

Senyawa depresan dan antimikroba Senyawa goniothalamin dari Goniosthalamus andersonii mempengaruhi kegiatan urat syaraf pusat pada tikus dan bersifat antimkroba terhadap mikroba-mikorba tertentu.

Senyawa penghambat perkembangan Virus HIV Para ilmuwan juga menemukan senyawa unik dalam getah yang dihasilkan oleh pohon Bintangor (Calophyllum lanigerum). Senyawa tersebut, Calanolide A, secara efektif berpotensi untuk menghambat replikasi virus HIV, juga bakteri tuberculosis yang mempengaruhi penderita AIDS. Penemuan ini penting karena hingga saat ini belum ada satupun obat yang dapat menyembuhkan HIV. Bila secara klinis terbukti, Calanolide A akan menjadi salah satu pencapaian penting bagi kesehatan jutaan manusia di seluruh dunia. Senyawa bioaktif anti malaria Para ilmuwan telah menemukan agen anti malaria yang ampuh dan sebelumnya tidak dikenal luas pada kulit batang pohon langsat (Lansium domesticum), yang sebelumnya secara tradisional telah digunakan oleh masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan untuk menyembuhkan malaria. Senyawa tersebut - triterpenoid - dalam uji laboratorium mampu membunuh parasit malaria pada manusia - Plasmodium falciparum. Reserpin ( antihipertensi ) Senyawa ini dihasilkan oleh jenis Rauvolia serpentine (L) Bentham ex.Ku dari famili Apocynaceae. Diosgenin ( bahan untuk pil kehamilan ) Dihasilkan oleh Dioscorea sp. Alkohol diterpena ( bahan pengharum dalam industri parfum) Dihasilkan oleh Dacrydium sp. Minyak atsiri

5 Minyak ini dihasilkan oleh Aquilaria sp, Cananga odorata, Cinnamomum spp, Illicium spp dan Litzea spp.

Tanin dan Zat pewarna Banyak dijumpai pada Albizia spp, Adenanthera microsperma, Aporusa frutescens, Artocarpus heterophyllus, Baccaurea spp, Castanopsis spp, Casuarina equisetifolia, Daemonoropss spp, Eugenia spp, Garcinia spp, Peltophorum spp, Pithecellobius spp, Pterospermum spp, Terminalia catappa dan Uncaria spp.

Plasmanuftah tumbuhan buah-buahan - Durian Menurut Sastrapradja dkk (1989) durian di Kalimantan memiliki keanekaragaman jenis yang besar dengan 19 jenis durian liar dari keseluruhan 27 jenis kawasan Malesia. Meskipun durian budidaya memiliki persebaran luas di beberapa negara,seperti Malaysia, Thailand dan Filipina namun jenis durian liar berpusat di Kalimantan. Mangga

Di daerah ini terdapat 23 jenis mangga yang dapat dimakan antara lain Mangifera griffithii, M. torquenda, M. foetida dan M. caesia ( Wanyi) juga banyak tumbuh liar. - Nangka Buah-buah dari famili Moraceae seperti sukun Artocarpus elasticus, nangka liar Artocarpus intiger serta cempedak A. cempeden yang lezat rasanya terdapat di dalam hutan dan juga ditanam oleh beberapa suku dayak Kenyah. Marga Artocarpus ini ditemukan beberapa jenis liarnya di hutan sekitar perkampungan masyarakat suku Dayak dan mempunyai nilai komersil yang bersifat lokal di Kalimantan Timur. - Rambutan Buah-buahan dari famili Sapindaceae seperti halnya rambutan Nephelium eriopetalum, N. longana, N. mutabile dan Xerospermum.

6 Oleh karena diameternya besar-besar, mendorong eksploitasi besar-besaran terhadap tumbuhan kelompok ini. Sekarang hanya tinggal beberapa daerah yang tersisa, terutama di lokasi-lokasi yang susah dijangkau.

Plasmanuftah tumbuhan sumber pangan Sumber pangan di hutan termasuk jenis Alocasia, Amorphophallus, Antidesma, Arenga, Canarium, Colocasia, Cubilia, Cyrtosperma, Dioscorea, Flacourtia, Gnetum, Licuala, Musa, Oarkia, Pithecellobium, Smilax, Stelechocarpus, Sterculia dan Symplocos.

Penutup Keanekaragaman jenis yang luar biasa di Pulau Kalimantan ini sedang dalam proses kepunahan dengan kecepatan yang sangat tinggi akibat pembalakan, pertambangan batubara, konversi menjadi perkebunan sawit dan lainnya. Hal ini berarti kita sedang kehilangan plasma nuftah yang akan hilang selamanya dan banyak di antaranya yang belum sempat dipelajari dan dimanfaatkan. Hal ini berarti telah dan sedang terjadi krisis biologi di kawasan kita. Kita harus bergerak dan aktif melakukan pengelolaan sumber daya alam hayati secara rasional dan berkelanjutan. Beberapa jenis dan habitat memerlukan perlindungan khusus, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk memberikan keuntungan yang terus menerus bagi manusia. Konsep Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan ( GERHAN) merupakan upaya positif untuk mengurangi permasalahan hutan dan lahan, bahkan telah dicanangkan tanggal 21 Januari menjadi hari Tanam Pohon Nasional. Namun keberhasilannya banyak menghadapi kendala, mengingat faktor pemeliharaan dan perawatan kurang diperhatikan. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan pelibatan masyarakat setempat, pemilihan jenis tumbuhan tersebut apakah berguna bagi masyarakat, kesesuaiannya dengan iklim mikro, dll. Dalam kaitan tersebut, kita harus bersama-sama memahami terlebih dahulu potensi untuk membantu kesejahteraan manusia meliputi pengembangan tumbuhan obat, pertanian dan industri. Thomas Jefferson, 1821 mengatakan bahwa pelayanan terbesar yang dapat diberikan oleh suatu negara adalah meningkatkan pembudidayaan tumbuhan yang berguna. Berdasarkan atas uraian di atas, maka tumbuhan hutan tropik dapat dikonservasi melalui kegiatan pengembangannya dalam berbagai aspek :

7 a. Pendukung bidang pertanian dengan pengembangan sumber tumbuhan baru yang dapat dibudidayakan untuk bahan makanan, tanaman hias, sebagai sumber bahan bagi pemuliaan verietas tumbuhan yang lebih baik, sebagai sumber biopestisida. b. Pendukung bidang Industri, terutama pengembangan minyak nabati, tumbuhan serat untuk pembangunan rumah, pakaian, jala, keranjang, tali pancing, tali busur, dll c. Pendukung bidang obat-obatan, terutama pengembangan pengetahuan etnofarmakobotani menjadi dunia industri obat-obatan modern berbasiskan tanaman obat-obatan. Bahan Bacaan Mackinnon Kathy, Gusti Hatta, Hakimah Halim dan Arthur Mangalik. 2000.Ekologi Kalimantan. Seri Ekologi Indonesia , Buku III. Editor. S.N. Kartika Sari. Prehallindo, Jakarta. Heyne,K.1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I-IV. ( Terjemahan). Balitbang Kehutanan, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta. Setijati D.Sastrapradja. 2006. Mengelola Sumber Daya Tumbuhan : Mampukah Kita ? . Dalam. Soebagjo Soemodihardjo dan Setijati D.Sastrapradja (ed). Enam Dasawarsa Ilmu dan Ilmuwan di Indonesia. Naturindo, Bogor. Halaman 209-232. Sudrajat, Hartati, Dwi Susanto.1996. Laporan Studi Etnofarmakologis Tumbuhan Obat oleh Suku Pedalaman di Sekitar Hutan Tropis Dataran Rendah.Lembaga Penelitian Universitas Mulawarman. Rahayu Yanti Dwi. 2005. Kajian Potensi Tumbuhan Obat di Kawasan Malinau Research Forest ( MRF) CIFOR Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur. Thesis. Program Studi Kehutanan , Pasca Sarjana UNMUL.

Anda mungkin juga menyukai