Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

Strategi Dakwah Muhammadiyah dalam Menjawab Tantangan Era Globalisasi dan Teknologi

Oleh :
Barrirotun Nafiah Fery Nur Nashyiroh Indra Inneko Putri Jumadi Putri Tsalisati .A. Setyo Hadi

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN AJARAN 2009/2010

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT , yang telah menciptakan manusia tidak sekedar main-main, tidak dibiarkan begitu saja. Namun diciptakan untuk mengingat-Nya dan diwajibkan bersyukur kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Yang telah mengajak dan membimbing kita ke jalan Allah serta keridhaan-Nya yang sempurna dalam berdakwah. Alhamdullilah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul STRATEGI DAKWAH MUHAMMADIYAH tugas mata kuliah Kemuhammadiyaan. Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Drs. H. Budi Utomo, Amd Kep, M.Kes. Selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan 2. Arifal Aris S.Kep.Ns. Selaku kepala program studi S1 Keperawatan 3. Drs.Sucipto. Selaku pembimbing mata kuliah Kemuhammadiyaan 4. Semua pihak yang turut membantu dalam terselesaikannya makalah ini Dengan segala keterbatasan ilmu dan pangalaman, penulis menyadari jika masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Tiada daya dan upaya, kecuali dari Allah SWT.

Lamongan, 08 Juni 2010

Daftar Isi

Kata Pengantar.............. Daftar Isi........... BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang... 2. Rumusan masalah. 3. Tujuan............ 4. Manfaat................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN........ BAB III PENUTUP................. 1. Kesimpulan................................................................................................... 2. Saran................................................................................................................. Daftar Pustaka..

BAB I PENBAHASAN

A. Latar Belakang Muhammadiyah dalam usianya yang hampir seabad ( 94 tahun, tepat pada tangal 18 November 2006) merupakan sebuah fenomena tersendiri dalam khazanah sejarah Islam di Indonesia. Seiring perkembangan masyarakat yang dinamis dan sangat kompleks memaksa Muhammadiyah untuk menyesuaikan dirinya dengan perkembangan tersebut. Sebagaimana organisasi-organisasi keagamaan lainnya, Muhammadiyah dituntut oleh keadaan untuk menilai kembali identitasnya agar tetap relevan dan mampu mengatasi tantangan-tantangan yang ada yang semakin kompleks. Muhammadiyah dikenal sebagai suatu organisasi medernis (Tajdid). Kesediaan Muhammadiyah untuk mengadopsi metode-metode modern (Barat) dalam kehidupan organisasi sehari-hari, Misalnya dalam sistem pendidikan, Muhammadiyah mengambil alih sistem pendidikan barat yakni dengan tanpa memisahkan (dikhotomi) antara pendidikan agama dan pendidikan umum, Muhammadiyah hadir dengan memadukan mata pelajaran agama dan umum, ini merupakan upaya praktis modernisasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Itu salah satunya, dan salah satu studi kasus terbaru adalah Muhammadiyah tengah mengembangkan strategi dakwah terbaru dengan melibatkan teknologi informasi (TI) sebagai sarananya. Oleh karenanya, hal ini sangat menarik untuk dicermati bagaimana Muhammadiyah dalam dakwah amar maruf nahyi munkarnya menggunakan media teknologi informasi (TI). Apakah Ini merupakan proses penyesuaian strategi dakwah Muhammadiyah di era globalisasi seperti sekarang?

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah berdirinya Muhammadiyah? 2. Bagaimana Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid (pembaharuan) menjawab tantangan masa depan? 3. Bagaimana strategi dakwah Muhammadiyah dalam menjawab tantangan era globaliasi dan informasi seperti saat ini? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kemuhammadiyaan 2. Tujuan Khusus 2.1 Mengetahui seluk beluk muhammadiyah dari mulai berdiri sampai saat ini, serta upaya Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dalam menjawab tantangan masa depan. 2.2 Mengetahui strategi dakwah Muhammadiyah khususnya dalam menghadapi objek dan kondisi dakwah di tengah-tengah era globalisasi dan informasi.

D. Manfaat 1. Meningkatkan pemahaman perawat tentang seluk beli\uk muhammadiyah serta upaya Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dalam menjawab tantangan masa depan. 2. Sebagai landasan dalam mengaplikasikan strategi dakwah Muhammadiyah khususnya dalam menghadapi objek dan kondisi dakwah di tengah-tengah era globalisasi dan informasi.

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya Muhammadiyah Kata Muhammadiyah secara etimologi (bahasa) berasala dari bahasa arab Muhammad yang di tambah dengan yah nisbah ( ) yang berarti pengikut Nabi Muhammad. Penggunaan kata Muhammadiyah dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: Dengan nama itu dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. Secara terminologis (istilah) Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan berdasarkan Islam yang bersumber pada Al-Quranulkarim dan Al-Hadits Nabi Muhammad SAW yang shahih2. Muhammadiyah didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan 18 November 1912 M. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar maruf nahi munkar dan Tajdid yang bersumber pada Al-Quran dan As Sunnah. Kelahiran Muhammadiyah tidak lain kerena diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al Quran. Dan apa yang digerakkan oleh Muhammadiyah tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang riil dan konkrit. Gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, konkrit dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil alamin. Oleh Alasan tersebut Muhammadiyah disebut sebagai gerakan Islam.

B. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid (pembaharuan) dalam menjawab tantangan masa depan. Sebagai gerakan tajdid atau pembaharuan, Muhamamdiyah yakin bahwa dengan memahami secara sungguh-sungguh, baik, dan benar akan ajaran Islam, maka menjadi baik dan benar pula pengalamanya. Pembaharuan yang dilakukan Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid yaitu pembaharuan cara berpikir dan memahami ajaran Islam agar diterima oleh individu dan masyarakat pada setiap saat dan tempat. Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan menifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah membaca pemikiranpemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif. Adapun langkah pembaruan yang bersifat reformasi ialah dalam merintis pendidikan modern yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek iman dan kemajuan, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan Islam modern bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu. Pendidikan Islam modern itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum. Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang mampu

melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda. Kata modernis sendiri adalah kata yang bahasa Indonesia selalu dipakai kata modern, modernisasi dan modernisme yang terdapat umpamanya dalam aliran-aliran modern dalam Islam dan Islam dan modernisasi. Moderniasasi dalam masyarakat barat mengandung arti fikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk merubah faham-faham, adat-istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu-pengetahuan dan teknologi modern (Prof. Dr. Haruun Nasution, 1992: 11). Maka Muhammadiyah sebagai yang oleh pihak lain disebut-sebut- gerakan modernis, adalah sebuah keharuasan yang tidak bisa ditawar lagi bahwa Muhammadiyah harus memberi jawaban terhadap arus-arus yang dibawa oleh gelombang globalisasi dan informasi. Bagaimanapun Muhammadiyah harus berupaya untuk selalu up-to date, jangan sampai stagnan bahkan ketinggalan. Khususnya dalam merealiasasikan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar maruf nahyi munkar perlu startegi yang selalu baru, agar objek dari dakwah tersebut bisa lebih tepat sasaran.

C. Teknologi Informasi Sebagai Strategi Dakwah Baru. Tantangan terhadap Muhammadiyah kini tentu berbeda dengan tantangan di masa 'kecilnya'. Penjajahan telah selesai, namun saat ini Muhammadiyah dihadapkan pada situasi yang tidak kalah krusialnya, yaitu globalisasi. Muhammadiyah tidak boleh berpangku tangan melihat umat Islam menjadi korban dari arus globalisasi dan tenggelam didasarnya hanya lantaran tidak paham bagaimana berenang di atasnya. Globalisasi sebagai suatu proses pada akhirnya akan membawa seluruh penduduk planet bumi menjadi suatu world society dan global society. Hal ini harus dipandang dan dipahami sebagai proses wajar yang tak terhindarkan yang diakibatkan oleh semakin majunya peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), khususnya teknologi komunikasi dan informasi.

Sebagai

bagian

terbesar

dari

bangsa

Indonesia,

umat

Islam

dengan

kemampuannya menggali dan mendayagunakan ajaran agamanya untuk menjawab tantangan globalisasi, justru diharapkan untuk mampu memelopori dan membawa bangsa ini tampil di gelanggang percaturan dan persaingan global tanpa kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang beriman dan bertakwa. Ini sekaligus merupakan upaya konkrit untuk turut mengarahkan aliran arus globalisasi. Dengan teknologi komunikasi dan informasi dunia memang terasa menjadi sempit dan kecil. Tanpa keimanan kecanggihan produk Iptek tersebut dapat membawa manusia ke sikap sombong dan melupakan Tuhan. Namun dari sudut iman dunia yang terasa kecil itu justru mengugah agar manusia lebih merasa kecil dihadapan Tuhan Yang Maha Pencipta. Tanpa pegangan iman pola kehidupan yang makin mengglobal ini akan mudah membawa orang-orang terombang-ambing, terlanda stress dan keterasingan (alienated). Tetapi dengan keimanan orang akan tangguh menghadapinya karena proses tersebut dipahami sebagai bagian dari sunnatullah yang tak mungkin dihindari.

Pendakwah di zaman ini tidak lagi mapan dengan hanya kebolehan berpidato atau berceramah. Tetapi pendakwah zaman ini adalah penyelidik dan penggerak kepada penyelesaian masalah semasa secara praktis. Ia memerlukan kemahiran dan kebijaksanaan sebagai pendakwah dan sekaligus penyumbang kepada pembinaan tamadun yang dibentuk berasaskan acuan Islam. Artinya dalam posisi ini Muhammdiyah mempunyai kesadaran dan telah menempatkan pada posisi startegis dengan menghadirkan dan mengikutsertakan teknologi informasi sebagai mitranya dalam dakwah amar maruf nahyiu munkar. Relauncing website resmi muhammadiyah bagi penulis dapat diartikan sebagai proses Muhammadiyah menjawab tantangan era globaliasasi dan informasi, rupanya Muhammadiyah memang resfect terhadap tantangan ini karena bagaiamanapun kalaupun Muhammadiyah berpangku tangan dan hanya menjadi penonton atau pengawas dari besarnya arus gelombang globalisasi dan informasi tersebut, arus tersebut tetap akan menyeret Muhammadiyah baik secar pelahan atau bahakn dipaksa ikut serta didalamnya.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Label Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid (pembaharuan) bukan isapan jempol belaka, buktinya Muhammadiyah saat ini dan ke depan senantiasa memberi bukti untuk hadir yang terdepan dalam dakwah amar maruf nahyi munkar kapanpun dan dimanapun. Muhammadiyah harus sadar untuk menjadi pewarna, bukan yang diwarnai pada era globalisasi ini. Kita (muhammdiyah dan umat islam) tidak bisa menutup mata atau bahkan menghindar dari arus globalisasi ini, arus ini sangat elastis dan menampilkan dua wajah yang berbeda ia bisa sangat kejam menyeret kemanapun kalau kita tak pernah siap untuk menjadi pemain bukan hanya sebagai penonton, namun ia juga bisa berubah menjadi wajah malaikat yang membawa kita pada kemajuan. Dengan dilaunchingkannya website Muhammadiyah ini secara tidak langsung telah menjawab tantangan itu walaupun itu adalah bagian terkecil dari pertanyaan-pertanyaan tantangan tersebut, masih banyak tanda tanya-tanda tanya lain yang harus dijawab, diharapkan Muhammadiyah menjadi motor pendorong dan penggerak dalam menjawab tantangan masa depan tersebut.

B. Saran Penggunaan teknologi informasi bisa menjadi blunder bagi muhammadiyah sendiri, jika tidak bisa menyiapkan SDM yang kompetitif dan kreatif dalam mengelola dan memanage website tersebut, sebab secara tidak langsung Muhammadiyah akan bersaing musuh / lawan yang nyata (non-muslim), artinya kalau tampilan/ bungkusan dan program-program biasa-biasa saja bahkan tidak menarik bagi pengunjung websiet tersebut, bisa jadi muhammadiyah akan kalah bersaing dengan website-website umat non-islam yang lebih bagus tampilan/bungkusnya.

Daftar Pustaka 1. Nasution Harun, 1992, Pembaharuan dalam Islam. Yogyakarta: PT Bulan Bintang. 2. Sujarwanto, dkk. 1990, Muhammadiyah dan Tantangan Masa Depan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya. 3. Nasery, Akmal dan A.M Saefudin. 1994. Pembaharuan Pemikiran Islam Di Indonesia. Bandung: Mizan 4. Mulkhan, Abdul Munir.1990. Pemikiran KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. 5. Ali, Abdul Mukti. 1985. Interpretasi Amalan Muhammadiyah. Jakarta: Harapan Melati. 6. _____www.muhammadiyah.or.id 7. www.wikipedia.com 8. www.republika.com 9. http://oki-sukirman.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai