Anda di halaman 1dari 9

Nama : Debora Ismelin Aruan Kelas : 2AH Akuntansi Pemerintahan NPM : 09 / 1030 6001 7307 Tugas I, Pertemuan IV Hukum

m Keuangan Negara (HKN) 1. Sebutkan kewenangan Presiden / Menteri Keuangan terkait penyusunan kebijakan fiskal / Anggaran? Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara Menurut UU No. 17 Tahun 2003 Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 (UU No. 17 Tahun 2003) tentang Keuangan Negara mengatur kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara sebagai berikut (Pasal 6): Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan Kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud di sini meliputi kewenangan yang bersifat umum dan kewenangan yang bersifat khusus. Kewenangan yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi, dan prioritas dalam pengelolaan APBN, antara lain penetapan pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan rencana kerja kementerian negara/lembaga, penetapan gaji dan tunjangan, serta pedoman pengelolaan penerimaan negara. Kewenangan yang bersifat khusus meliputi keputusan/kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan APBN, antara lain keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan APBN, keputusan rincian APBN, keputusan dana perimbangan, dan penghapusan aset dan piutang negara. Presiden merupakan Chef Executive Officer (CEO) dimana presiden memiliki kekuasaan paling sentral dan tertinggi dalam mengatur keuangan negara dengan fungsi :

Pembinaan dan koordinasi pembagian kekuasaan keuangan negara Penelitian dan pengembangan tertentu dalam rangka mendukung kebijakan yang telah berlaku dalam
Undang-Undang

Pelaksanaan pembuatan dan pengajuan RAPBN

Tugas Menteri Keuangan dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal meliputi (Pasal 8): (a) menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro (b) menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN (c) mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran (d) melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan (e) melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang (f) melaksanakan fungsi bendahara umum negara (g) menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN (h) melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan undangundang. Menteri Keuangan berperan dan berfungsi sebagai Chef Financial Officer (CFO) yaitu sebagai pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan negara dalam kekayaan negara yang dipisahkan.

2. Sebutkan fungsi, prinsip, asas dari penganggaran? (UU No 17) Fungsi APBN Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah sebagai berikut : 1. Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan, dan taman umum. 2. Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun. 3. Fungsi stabilisasi, yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keunagn negara teratur sesuai dengan di terapkan.Jika pemndapatan dipakai sesuai dengan yang di terapkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai stabilisator. Prinsip penyusunan APBN Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu: Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.

Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda. Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN adalah: Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional. Azas penyusunan APBN APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas: o Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri. o Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas. o Penajaman prioritas pembangunan. o Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara.

3. Uraikan dan Jelaskan siklus penyusunan APBN! (PP No 90 tahun 2010) dan PMK 93/PMK.06/2011 Siklus Penyusunan Anggaran terdiri dari : - Pagu Indikatif Bulan Januari s.d April merupakan rentang waktu bagi Pemerintah untuk menyusun dan menetapkan Pagu Indikatif. Untuk APBN T.A 2010 Pagu Indikatif Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dikeluarkan oleh Pemerintah pada tanggal 16 April 2009 melalui Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 0080/M.PPN/04/2009 & SE-1223/MK/2009 perihal Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2010. Untuk Anggaran Tahun 2010, Ditjen Badan Peradilan Agama menerima informasi Pagu Indikatif sebanyak dua kali dengan pagu yang berbeda. Informasi Pertama tanggal 16 April 2009 dengan Pagu Indikatif sebesar Rp. 38.735.729.000; Informasi Kedua pada 11 Mei 2009 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp. 33.526.013.000,-. Dari masing-masing Pagu tersebut kemudian dituangkan ke dalam aplikasi RKA-KL. - Pagu Sementara

Mei s.d Agustus merupakan rentang waktu bagi Pemerintah untuk menyusun dan menelaah RKA-KL Pagu Sementara K/L serta menyiapkan RUU APBN. Untuk APBN T.A 2010 Pagu Sementara K/L dikeluarkan oleh Pemerintah pada tanggal 6 Juli 2009 melalui Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-1927/MK.02/2009 tentang Pagu Sementara Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2010 Untuk Anggaran Tahun 2010, Ditjen Badan Peradilan Agama menerima informasi Pagu Sementara sebesar Rp. 33.526.013.000,-. Ditjen Badan Peradilan Agama segera menyesuaikan RKA-KL berdasarkan Pagu Semnetara tersebut, dan segera menyusun data pendukung yang dibutuhkan. Penelaahan terhadap RKA-KL Pagu sementara Ditjen Badan Peradilan Agama T.A. 2010, dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009 antara Ditjen Badan Peradilan Agama dengan Ditjen Anggaran Departemen Keuangan RI. Hal-hal yang ditelaah antara lain : a. Kesesuaian Pagu antara Pagu dalam RKA-KL Ditjen dengan Pagu dari MA RI; b. Kesesuaian antara output masing-masing kegiatan dengan sasaran Program; c. Ketepatan Volume kegiatan; d. Kesesuaian Standar Biaya dalam RKA-KL dengan SBU dan SBK. e. Ketepatan penggunaan akun belanja berdasarkan BAS (Bagan Akun Standar) f. Kelengkapan data pendukung untuk masing-masing kegiatan; g. Kesesuaian antara kegiatan dengan data pendukung yang dilampirkan. - Pagu Definitif September s.d Desember merupakan rentang waktu bagi Pemerintah unutk membahas RUU APBN menjadi UU APBN (Pagu Definitif) dan menyusun KEPRES tentang Rincian APBN serta menerbitkan dokumen pelaksanaan anggaran. Untuk APBN T.A 2010 Pagu Definitif K/L dikeluarkan oleh Pemerintah pada tanggal 24 September 2009 melalui Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-2679/MK.02/2009 tentang Pagu Definitif Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2010. Untuk Anggaran Tahun 2010, Ditjen Badan Peradilan Agama menerima informasi Pagu Definitif sebesar Rp. 33.526.013.000. Penelaahan terhadap RKA-KL Pagu Definitif Ditjen Badan Peradilan Agama T.A. 2010, dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2009 antara Ditjen Badan Peradilan Agama dengan Ditjen Anggaran Departemen Keuangan RI.

Hal yang ditelaah sama dengan penelaahan pada Pagu Sementara, hasilnya akan diterbitkan SAPSK (Satuan Anggaran Per Satuan Kerja) Penyusunan DIPA Penyusunan Konsep DIPA sebagai dokumen pelaksanaan anggaran Ditjen Badan Peradilan Agama dilakukan setelah SAPSK (Hasil Akhir Penelaahan Pagu Definitif) diterbitkan oleh Departemen Keuangan.

4. Jelaskan pengertian Unified Budget (Anggaran Terpadu), Performance Based Budgeting (Penganggaran Berdasarkan Kinerja), Kerangka Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework) sebagai pilar reformasi penganggaran!

Penganggaran Terpadu( Unified Budget )

Penganggaran Terpadu( Unified Budget ) Kepala Satuan Kerja / KPA, satu-satunya penanggungjawab kegiatan atas anggaran yg dikuasainya Penyatuan anggaran rutin dan pembangunan ke dalam satu jenis akun belanja, meniadakan terjadinya duplikasi anggaran dan kegiatan Adanya keterpaduan yang sinergis antara pelaksanaan fungsi, program dan kegiatan pada masing-masing satker

Performance Budgeting System

Performance Budgeting System Merupakan sistem penganggaran yang didasari atas rencana kinerja instansi pemerintah yang telah mendapat persetujuan Mempresentasikan gambaran aspek keuangan dari seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagaimana diuraikan dalam Rencana Kinerja, dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi

Medium Term Expenditure Framework (Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah)

Medium Term Expenditure Framework(Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah) Pernyataan Bank Dunia (World Bank ) 1. Proses pengambilan keputusan penganggaran harus menjadi lebih akuntabel, sesuai dengan hukum dan kredibel. 2. Akuntabilitas politik seharusnya meningkat baik pada level politisi, maupun pada level manajerial melalui transparansi yang lebih besar. 3. Mendorong para politisi untuk mengedepankan prioritas- prioritas sebagaimana dana yang disediakan/diinginkan. 4. Meningkatkan manajer tingkat sektoral untuk lebih akuntabel dalam pencapaian skala prioritas. 5. Melakukan spesifikasi sumber daya yang lebih baik dalam konteks MTEF

Tugas II, Pertemuan V Hukum Keuangan Negara (HKN) 1. Apa pengertian Pengelolaan Keuangan Daerah ?

Peraturan pemerintah No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mendefinisikan Keuangan Daerah sebagai semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. yang dimaksud daerah di sini adalah pemerintah daerah yang merupakan daerah otonom berdasarkan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom ini terdiri dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. karena pemerintah daerah merupakan bagian dari pemerintah (pusat) maka keuangan daerah merupakan bagian tak terpisahkan dari keuangan negara Timbulnya hak akibat penyelenggaraan pemerintah daerah tersebut menimbulkan aktivitas yang tidak sedikit. Hal itu harus diikuti dengan adanya suatu sistem pengelolaan keuangan daerah untuk mengelolanya. Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud, merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keungan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahaan daerah. Untuk menjamin pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah tersebut maka hendaknya sebuah pengelolaan keuangan daerah meliputi keseluruhan dari kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah 2. Apa yang dimaksud hubungan keuangan antara pusat dan daerah (Sebutkan jenis

transfer dana dari pemerintah (APBN) ke APBD) (1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan provinsi, daerah kabupaten,

dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.**) (2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.**) Keterangan :

Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dibingkai dalam hubungan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah , yang diejawantahkan dalam pembagian urusan antara pemerintah pusat dan daerah.

Dalam hubungan antara pemerintah pusat dan daerah terdapat hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

Dalam hubungan keuangan tersebut terdapat perimbangan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelengaraan pemerintah daerah.

Sedangkan dalam dinamika penyelengaraan pemerintah daerah yang diikuti dengan pemberian kewenangan, diikuti dengan pemberian sumber-sumber pembiayaan, dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan UU.

Transfer daerah terdiri dari 1. Dana Bagi Hasil (DBH)

2. Dana Alokasi Umum (DAU) 3. Dana Alokasi Khusus (DAK) 4. Dana Otonomi Khusus (Otsus) NAD, Papua

3. Gambarkan Struktur utama APBD !

4. Apa yang disebut pinjaman Daerah, Hibah Daerah, Penerusan Pinjaman Daerah , Penerusan Hibah ke Daerah 1. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkandaerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uangdari pihak lain sehingga daerah tersebut terbebani kewajiban untuk membayar kembali (Ketentuan Umum UU No. 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah) 2. Pengelolaan Penerusan Pinjaman Daerah Dalam rangka perencanaan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Presiden menetapkan Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri selama 5 (lima) tahun, berdasarkan usulan Menteri dan Menteri Perencanaan yang disusun sesuai dengan prioritas bidang pembangunan yang dapat dibiayai dengan pinjaman luar negeri. Penyusunan Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri dan prioritas bidang pembangunan, dilakukan berdasarkan RPJM. Dalam menyusun Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri, Presiden dapat meminta pertimbangan Gubernur Bank Indonesia. 3. Hibah PP No. 57/2005 Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan atau jasa, termasuk tenagatenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali. PMK No. 168 Hibah daerah adalah bantuan dari pemerintah atau pihak lain kepada pemerintah daerah atau sebaliknya yang tidak perlu dibayar kembali. 4. Penerusan Hibah Daerah Hibah yang diteruskan kepada daerah-daerah melalui pemerintah pusat.

Anda mungkin juga menyukai