Anda di halaman 1dari 3

Model corporate governance di negara negara yang menggunakan sistem hukum common law and anglo-saxon, seperti amerika

serikat dan inggris, secara efektif mampu melidungi kepentingan para pemegang saham dan selain itu model corporate governance juga mampu mendorong kemajuan dan peningkatan likuiditas di pasar moda. selanjutnya Wang, Liao, and deng (2003) mengemukakan bahwa perlindungan terhadap investor mempunyai dampak positif terhadap tingkatkeluasan pasar (market braedth) dan tingkat kedalaman pasar (market depth), serta pertumbuhan ekonomi (economic growth) Studi tentang corporate governance telah banyak dilakukan baik di negara maju maupun berkembang,dari berbagai studi yang dilakukan di negara maju pada umumnya ditunjukkan bahwa corporate governance merupakan faktor penting dan sangat menentukan perkembangan pasar modal dan pertumbuhan ekonomi(Classens and Fan, 2003), meningkatkan kepercayaan pasar dan mendorong aliran investasi yang lebih stabil dalam jangka waktu panjang (OECD, 1998). sedangakan dari hasil studi di negara yang berkembang pada umunya ditunjukkan bahwa berbagai kelemahan dan ketidakefektifan corporate governance telah mengakibatkan hilangnya kepercayaan investor dan bahkan menjadi penyebab utama terjadinya krisis di beberapa negara Asia (Choi, 1998) dan berbagai kelemahan corporate governance di negara yang sedang berkembang pada umumnya disebabkan oleh lemahnya sistem perlindungan investor (Ho and Wong, 2000) Selama ini penelitian yang mempelajari hubungan antara peraturan di bidang hukum dan keuangan terutama berkonsentrasi pada masalah tentang corporate governance yang terdapat di berbagai negara di dunia dan berfokus pada perbedaan yang terdapat di dalam sistem legal antar negara. Perkembangan yang demikian cepat di dalam literatur literatur tersebut diawali oleh adanya temuan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar negara di dalam sistem hukum yang melindungi kepentingan para investor, sebagian besar disebabkan oleh adanya perbedaan asal muasal sistem hukum yang digunakan (La Porta et al., 1998). Beberapa literatur yang ada akhir akhir ini menujukkan bahwa perbedaan antar negara di dalam sistem hukum dan penegakannya berpengaruh pada struktur kepemilikan, pembayaran dividen, ketersediaan dan besaran biaya pendanaan sumber eksternal, serta penilaian pasar (La Porta et al., 1999 and 2000; Claessens, Djankov and Lang, 2000; Lombardo and Pagano, 2000; Beck, Demirguc-Kunt and Levine, 2001; Berkovitz, Pistor, and Richard, 2002).

La Porta et al. (1996) menjelaskan bahwa kuat atau lemahnya perlindungan terhadap investor berhubungan dengan tatanan hukum yang diikuti oleh negara yang bersangkutan. Selanjutnya La Porta et al. juga menemukan bahwa sistem hukum yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap investor adalah Common Law, yang kemudian diikuti oleh Gernany Civil Law, serta Civil Law ( khususnya French Civil Law). Indonesia dan negara Asia pada umumnya termasuk dalam kelompok negara Civil Law, dengan salah satu cirinya adalah struktur kepemilikan perusahaan yang terkonsentrasi (Gunarsih, 2002). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Klapper and Love (2002) terhadap pelaksanaan corporate governance di beberapa pasar modal negara berkembang ditemukan bahwa terdapat variasi yang sangat luas di dalam mekanisme corporate governance tingkat perusahaan antar negara dan secara rata rata lebih lemah. Klapper and Love melakukan eksplorasi terhadap faktor faktoryang menentukan corporate governance berhubungan dengan tingkat asimetri informasi dan ketidaksempurnaan kontrak yang duhadapi perusahaan. Mereka juga menemukan bahwa corporate governance yang lebih baik mempunyai kolerasi yang sangat tinggi dengan kinerja operasi dan penilaian pasar yang lebih baik. Klapper and Love menemukan bukt bahwa keberadaan corporate governance pada tingkat perusahaan akan menjadi semakin penting di negara negara yang mempunyai lingkungan legal yang lemah. Hasil penelitian mereka menujukkan bahwa perusahaan dapat secara parsial mengkompensasikan ketidakefektifan pelaksanaan sistem hukum dengan menerapkan good corporate governance dan menyediakan perlindungan yang memadai bagi investor. Shleifer and Vishny (1997) mengartikan corporate governance sebagai economic and legal institutions yang dapat diubah melalui proses politik. Dalam perspektif ini, corporate governance lebih ditekankan pada berbagai aspek yang berhubungan dengan peraturan dan kebijakan srta institusi yang mengatur tentang pengelolaan perusahaan. Pemerintah berkepentingan terhadap pengelolaan perusahaan yang baik karena hal tersebut akan menentukan kredibilitas da efisiensi pasar modal. Pasar yang kredibel dan efisien pada giliranya akan menjamin alokasi sumbr daya yang optimal. Dalam hal ini, pasar modal berfungsi sebagai finansial intermediary, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kepada kegiatan ekonomi yang produktif. Adanya potensi agency problems dapat menurunkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Investor yang rasional akan menyadari bahwa dana yang itanamkan perusahaan tidak akan memberikan imbal hasil yang optimal apabila manajemen

mengalokasikan dana perusahaan kepada investasi yang hanya menguntungkan dirinya sendiri (manajemen). Investor akan memilih untuk tidak berinvestasi ke pasar modal apabila investasi tersebut dirasa tidak menguntungkan. Campur tangan pemerintah dalam hal ini diperlukan untuk menjamin bahwa dana yang disalurkan ke perusahaan akan dimanfaatkan untuk kepentingan investor. Campur tangan pemerintah dapat berupa penerapan undang undang dan peraturan lainnya yang mendorong pengelolaan perusahaan secara transparan. Peraturan tersebut dapat berupa undang undang perseroan, persyaratan go public, ketentuan pelaporan, persyaratan administratif, ketentuan take over, larangan insidertrading, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, agenda penelitian menyangkut masalah sampai sejauh mana kelengkapan peraturan mempengaruhi corporate governance dan mempunyai nilai ekonomik.
Namun karena penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan di dalam negara yang sama, maka diasumsikan tidak akan terdapat variasi antar peusahaan di dalam infrastruktur pengelolaan.

Anda mungkin juga menyukai