htm
Lintas
Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Kalbar Ir Arman Malolongan kepadaPembaruan, Senin (10/2)
mengatakan, pencabutan izin itu dituangkan dalam SK Menhut No 10344/Kpts-II/2002. Sejak itu, pengelolaan
hutan diserahkan kepada provinsi.
Ia mengatakan, dengan dicabutnya izin untuk Perum Perhutani itu maka hingga saat ini sudah 10 izin HPH dan
1 izin penugasan yang dicabut oleh pemerintah. Alasan pencabutan, pengelolaan itu tidak layak lagi secara
ekonomis, tidak ada tanda-tanda kegiatan, dan pemilik HPH tidak melihat kenyataan di lapangan. SK Menhut
itu juga memerintahkan kepada Perum Perhutani untuk menghentikan semua aktivitas di areal hutan eks
Yamaker.
Dikatakan, hingga saat ini HPH yang aktif di Kalbar hanya 8. Dari jumlah itu hanya 4 HPH yang disahkan
rencana kerja tahunan (RKT) untuk tahun 2003. Sementara kuota tebangan untuk Kalbar tahun 2003 kurang
lebih 402.000 m3.
Menyinggung luas lahan yang masih berhutan di Kalbar, dikatakan, tinggal 6 juta ha. Sedang hutan produksi
yang masih "perawan" tinggal sekitar 500 ribu ha yang tereletak di Kabupaten Kapuashulu, Sintang, dan
Ketapang.
Luas lahan yang sudah terganggu hidrologinya atau lahan kritis mencapai 3 juta ha yang tersebar di seluruh
kabupaten. Hal itu dapat berpengaruh terhadap terjadinya banjir. (146)
Wali Kota Batu Drs Imam Kabul MSi saat dikonfirmasi, Selasa (11/2), membenarkan, surat pengunduran diri
Achmad Samudji diterima Jumat (7/2) lalu dan baru Senin (10/2) disetujuinya. "Saya sulit menolak,'' katanya.
Sekretaris Pemkot Batu Drs M Haryono Anwar secara terpisah mengatakan, walaupun yang bersangkutan
mengundurkan diri dari jabatan camat, namun tetap sebagai pegawai negeri sipil (PNS). "Hak-haknya tetap
dipenuhi sesuai pangkat dan golongannya yang sudah III-D," ujarnya. (070)
1 of 2 4/28/2008 9:35 AM
Lintas http://www.suarapembaruan.com/News/2003/02/13/Nusantar/nusa12.htm
PERAMBAHAN hutan cagar alam di Kelurahan Dusun Besar, Kota Bengkulu, belakangan ini meningkat,
Sebagian besar lahan cagar alam tersebut dibuka penduduk untuk dijadikan sawah tanah hujan.
Diperkirakan, warga yang membuka lahan di cagar alam Dusun Besar itu mencapai 100 kepala keluarga (KK).
Sebagian besar dari mereka berasal dari Kabupaten Bengkulu Selatan dan sebagian lagi penduduk setempat
yang tidak memiliki lahan pertanian.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Yayasan Lembak Usman Yassin Msi kepada wartawan, di Bengkulu,
baru-baru ini. Ia menambahkan, sebelumnya jumlah perambah di lahan cagar alam Dusun Besar mencapai 200
KK. Tapi, karena Dinas Kehutanan Bengkulu melakukan penertiban jumlahnya berkurang menjadi 100 KK.
Namun, penertiban oleh Dinas Kehutanan bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA)
Bengkulu sudah dihentikan sejak beberapa bulan lalu, karena itu aksi perambahan kembali meningkat.
Warga Lembak juga meminta KSDA Bengkulu melanjutkan program rehabilitasi lahan gundul di cagar alam
Dusun Besar. Dengan demikian, kondisi cagar alam itu kembali ke posisi semula.
Kepala Dinas Kehutanan Bengkulu Ir Hidayatullah MM mengatakan, pihaknya sudah meminta KSDA
Bengkulu untuk merehabilitasi hutan cagar alam di Kelurahan Dusun Besar.
"Yang jelas Dinas Kehutanan Bengkulu memperhatikan keluhan masyarakat Lembak atas kerusakan hutan
cagar alam di Dusun Besar, Kota Bengkulu. Kita akan upayakan hutan cagar alam itu dihijaukan kembali
sehingga dapat berfungsi sebagai sumber air untuk Danau Dendam Tak Sudah," ujar Hidayatullah, kepada
Pembaruan, baru-baru ini. (143)
2 of 2 4/28/2008 9:35 AM
Lebih dari sekadar dokumen.
Temukan segala yang ditawarkan Scribd, termasuk buku dan buku audio dari penerbit-penerbit terkemuka.
Batalkan kapan saja.