Anda di halaman 1dari 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Bahaya dari merokok sudah sering sekali didokumentasikan. Data dari studi yang terkini mengatakan bahawa terdapat hubungan kuantitatif antara merokok dengan berbagai penyakit seperti penyakit jantung koroner, kanker paru, kanker usus, emfisema paru, penyakit vaskular perifer serta kematian neonatus (Dhala et al., 2004). Pada tahun 2002, diperkirakan sebanyak 4,83 juta kematian bayi prematur disebabkan oleh merokok, dimana sebanyak 50% di negara-negara membangun (Ezzati et al., 2003). Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, merokok terbukti merupakan salah satu faktor resiko yang terbesar untuk mati mendadak melalui penyakit jantung koroner (PJK). Resiko terjadinya PJK ini meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok, dengan bertambahnya jumlah rokok yang dihisap per hari serta lama merokok. Terdapat penelitian telah membuktikan bahwa faktor resiko merokok bekerja secara sinergis dengan faktor-faktor lain seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi terhadap tercetusnya PJK. Hal ini menyokong bahwa merokok mempunyai kaitan yang kuat dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (Kusmana, 2002). Merokok masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Dengan jumlah perokok di Indonesia saat ini mencapai 57 persen penduduk atau kurang lebih 100 juta orang, artinya kini Indonesia menduduki peringkat ke-7 dalam urutan negara yang jumlah perokoknya paling banyak. Jumlah perokok di seluruh dunia saat ini mencapai 1,1 miliar orang. Sebanyak 800 juta orang diantaranya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Peraturan Pemerintah (PP) No 81/1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan telah direvisi bagi melindungi masyarakat dari bahaya kesehatan akibat merokok dimana revisi tersebut mengharuskan penulisan jumlah kandungan tar dan nikotin dalam setiap batang rokok. Karena itu, setiap bungkus rokok kini harus ditulis bahaya merokok terhadap kesehatan. Misalnya, sakit jantung, paru-paru dan gangguan kehamilan (Health Today, 2003). Golongan yang didapati paling banyak merokok adalah golongan dewasa

Universitas Sumatera Utara

muda. Indonesia juga cetak rekor baru, yakni jumlah perokok remaja tertinggi di dunia. Sebanyak 13,2 persen dari total keseluruhan remaja di Indonesia adalah perokok aktif (Republika, 2005). Mahasiswa juga tidak terkecuali dari termasuk dalam golongan yang merokok ini. Termasuk juga mahasiswa yang belajar di Fakultas Kedokteran. Walaupun mahasiswa kedokteran mempelajari tentang bahaya dari merokok, namun masih juga terdapat mahasiswa fakultas kedokteran yang merokok. Ini akan menjadi masalah kepada mereka pada masa yang akan datang sebagai tenaga kesehatan karena mereka seharusnya menunjukkan contoh yang baik kepada pasien untuk menjalani cara hidup yang sehat (Geller et al., 2005).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang bahaya merokok?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) tentang bahaya merokok terhadap kebiasaan merokok. 1.3.2 Tujuan Khusus: 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan bahaya merokok di kalangan mahasiswa laki-laki FK USU. 2. Untuk mengetahui sikap mahasiswa laki-laki FK USU terhadap bahaya merokok.

1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk: 1. Sebagai informasi kepada bagian pendidikan universitas untuk menurunkan angka perokok di kalangan mahasiswa fakultas kedokteran di Indonesia. 2. Menambah wawasan dan sumber pustaka bagi orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai