Anda di halaman 1dari 22

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Efektivitas Antifungi Ekstrak Daun Mangrove (Rhizopora mucronata) terhadap Pertumbuhan

Candida albicans BIDANG KEGIATAN : PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh : Annisa Yuristia G1G009009 Asyidqyana Irsyadita G1G009054 Fikratul Ulya R. G1G009024 Oshada Dewi Herdifa G1G009040 Doni Mardianto S.P. G1G011026

2009 2009 2009 2009 2011

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2012

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Efektivitas Antifungi Ekstrak Daun Mangrove (Rhizoporamucrotans) terhadap Pertumbuhan Candida albicans Bidang Kegiatan : () PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKMKC ( ) PKM-T ( ) PKM-M Bidang Ilmu : () Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Annisa Yuristia b. NIM : G1G009009 c. Jurusan : Kedokteran Gigi d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Jenderal Soedirman e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jln.Gunung Kelud No.2A Purwokerto Utara 53124 f. Alamat email : nisayuristia@gmail.com Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 (empat) orang Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : drg. Fanni Kusuma Djati b. NIP : 19810321 200810 2 001 c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jl. M Yamin No. 21 Karang Klesem HP: 081802723196 Biaya Kegiatan Total : a. Dikti : Rp 8.500.000,00 b. Sumber lain :Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 (satu) bulan Purwokerto, 09 Juli 2012 Menyetujui Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran dan Ilmu ilmu Kesehatan

2. 3.

4.

5. 6.

7.

8.

Ketua Pelaksana

(Drs. Bambang Haryadi, M. Kes.) NIP. 19600411 198603 1001

Annisa Yuristia. NIM G1G009009

Pembantu Rektor III Universitas Jenderal Soedirman

Dosen Pembimbing

Drs. Kusbiyanto, M.Si. NIP. 19560607 198403 1 004

drg. Fanni Kusuma Djati NIP.19810321 2008 12 2 001

A. JUDUL Efektivitas Antifungi Ekstrak Daun Mangrove (Rhizoporamucrotans) terhadap Pertumbuhan Candida albicans

B. LATAR BELAKANG MASALAH Rongga mulut merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya beragam mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang merupakan flora normal. Flora normal tersebut memiliki hubungan komensalisme dengan

mikroorganisme lain yang dapat berubah sifat menjadi patogen apabila terjadi ketidakseimbangan jumlah. Salah satu penyebab ketidakseimbangan flora normal adalah penurunan imunitas tubuh yang dapat menjadi faktor pencetus terjadinya infeksi bakteri dan jamur di dalam mulut. Candidiasis merupakan penyakit infeksi rongga mulut yang disebabkan oleh jamur Candida sp. Beberapa spesies penyebab Candidiasis antara lain Candida albicans, Candida tropicalis, dan Candida glabrata. Sekitar 80% jamur Candida sp. yang menyebabkan Candidiasis berasal dari spesies jamur Candida albicans. Faktor predisposisi lokal yang menyebabkan Candidiasis adalah penggunaan protesa, merokok, penggunaan steroid inhalasi, dan topikal steroid, sedangkan faktor predisposisi umum antara lain gangguan imunitas, gangguan endokrin, kemoterapi, dan obat-obatan yang

menyebabkan penurunan imunitas tubuh (Burket, 2008). Prevalensi penderita Oral Candidiasis di Indonesia sejak Januari hingga Maret 2011 sejumlah 7.098 kasus (Depkes, 2011). Jumlah tersebut menunjukkan bahwa Candidiasis merupakan penyakit gigi dan mulut yang sering ditemukan. Salah satu usaha untuk mengurangi angka kejadian Candidiasis adalah dengan pemberian medikasi yang tepat dan efektif untuk mengobati Candidiasis. Nystatin merupakan salah satu obat antifungi yang sering digunakan dalam pengobatan Candidiasis. Nystatin bersifat fungisid dan fungistatik serta tidak mempunyai sifat antibakterial dan bekerja dengan cara mengikat sterol pada membran sel jamur (Pedersen, 1998). Pengobatan alternatif berbasis herbal dapat menjadi pilihan dengan pertimbangan bahwa tanaman memiliki kandungan senyawa yang dapat

digunakan sebagai antibakteri, antifungi, antioksidan, ataupun antiinflamasi. Pertimbangan tersebut mendorong penemuan-penemuan baru mengenai alternatif obat yang lebih efektif dan berasal dari tanaman. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Mangrove jenis Rhizophora mucronata. Eksplorasi kandungan kimia tumbuhan Mangrove sangat diperlukan untuk menemukan agen-agen terapi baru. Terdapat dua alasan penting perlunya studi kandungan kimia tumbuhan Mangrove. Pertama, Mangrove merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang mudah berkembang dan belum banyak dimanfaatkan. Kedua, aspek kimia tumbuhan Mangrove sangat penting karena potensinya untuk mengembangkan agrokimia dan senyawa bernilai medis. Selain kedua aspek tersebut, tanaman Mangrove juga merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Kabupaten Cilacap sebagai suatu potensi lokal yang perlu dibudidayakan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengkaji lebih jauh tentang efektivitas senyawa antifungi pada ekstrak daun Mangrove (Rhizophora mucronata) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah efektivitas antifungi ekstrak daun Mangrove (Rhizophora mucronata) pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans?.

D. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengkaji perbedaan efektivitas antifungi ekstrak daun Mangrove (Rhizophora mucronata) pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan efektivitas antifungi ekstrak daun Mangrove pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% terhadap pertumbuhan Candida albicans. b. Mencari konsentrasi minimal ekstrak daun Mangrove yang

berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. c. Mencari konsentrasi ekstrak daun Mangrove yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan alternatif baru dalam bidang pengobatan penyakit pada rongga mulut terutama Candidiasis yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat banyak.

F. KEGUNAAN 1. Manfaat Teoritis a. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Farmakologi Kedokteran Gigi tentang potensi antifungi ekstrak daun Mangrove terhadap pertumbuhan Candida albicans. b. Menambah ilmu pengetahuan mengenai bahan-bahan alami tumbuhan yang bermanfaat sebagai penghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. 2. Manfaat Praktis Memberi alternatif pengobatan bagi penderita Candidiasis, dengan memanfaatkan ekstrak daun Mangrove.

G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Gambaran Umum Mangrove Kata Mangrove berasal dari gabungan dua bahasa yaitu (Portugis) mangue dan bahasa (Inggris) dengan kata grove. Mangrove merupakan komunitas tanaman yang hidupnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut

dan muara sungai yang mempunyai peranan penting terhadap ekosistem perairan (Macnae, 1968). 2. Rhizophora Mucronata Salah satu jenis Mangrove yang banyak ditemukan di perairan Indonesia adalah Rhizophora mucronata. Berikut adalah uraian mengenai Rhizophora mucronata (Bandaranayake, 1998) : a. Klasifikasi Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies b. Deskripsi Pohon Pohon Mangrove biasanya memiliki ketinggian mencapai 27m dan jarang melebihi 30m. 1) Akar dan Batang a) Akar: Akar tunjang yang besar dan berkayu dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah. : Plantae : Magnoliopya : Magnoliopsa : Malpighiales : Rhizophoraceae : Rhizophora : Rhizophora mucronata

(a)

(b)

Gambar 2.1, (a) Pohon Bakau, (b) Daun Mangrove (Bandaranayake, 1998).

b) Batang: Batang memiliki diameter hingga 70cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah horizontal/memecah datar. 2) Daun, Bunga, Buah, dan Biji Berikut adalah uraian mengenai daun, bunga, buah, dan biji Rhizophora mucronata (Bandaranayake, 1998) : a) Daun: Daun berkulit, gagang daun berwarna hijau, panjang 2,5-5,5cm. Bentuk elips melebar hingga bulat memanjang dengan ujung meruncing berukuran 11-23 x 5-13cm. b) Bunga: Gagang kepala bunga seperti cagak bersifat biseksual, masing-masing menempel pada gagang individu yang panjangnya 2,5-5cm. Kelopak bunga masing-masing berjumlah 4, berwarna kuning pucat, dan panjangnya 1319mm. c) Buah: Buah lonjong/panjang hingga berbentuk telur berukuran 5-7cm, berwarna hijau kecoklatan, seringkali kasar di bagian pangkal, berbiji tunggal. d) Biji: Tipe biji vivipar (biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon), berbiji tunggal. Hipokotil silindris, kasar, dan berbintil. c. Manfaat Rhizophora Mucronata Rhizophora mucronata memiliki banyak manfaat, antara lain (Bandaranayake, 1998): 1) Fungsi ekologi hutan Mangrove jenis Rhizophora mucronata meliputi tempat sekuestrasi karbon, remediasi bahan pencemar, menjaga stabilitas pantai dari abrasi, intrusi air laut, dan gelombang badai, menjaga kealamian habitat, menjadi tempat bersarang, pemijahan dan pembesaran berbagai jenis ikan, udang, kerang, burung dan fauna lain, serta pembentuk daratan. 2) Sebagai bahan obat tradisional, kandungan bioaktif tumbuhan Rhizophora mucronata banyak digunakan sebagai bahan obat, yang mencakup antihelmintik, antimikrobia, anti virus,

antijamur, antikanker, antitumor, antidiare, antiperdarahan, analgesik, antiinflamasi, disinfektan, serta antioksidan, dan astringen. d. Kandungan Senyawa Fitokimia Daun Mangrove Kandungan senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun Mangrove yaitu steroid, triterpene, saponin, flavonoid, alkaloid, dan tanin. 1) Steroid Steroid merupakan triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantrena (Harborne, 1987). Tiga senyawa yang biasa disebut fitosterol yang terdapat pada tumbuhan tinggi yaitu sitosterol, stigmasterol, dan kampesterol. 2) Triterpene Senyawa triterpenoid berupa senyawa tanpa warna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan aktif optik, umumnya sukar dicirikan karena tidak ada kereaktifan kimianya (Harborne, 1987). 3) Saponin Saponin memiliki sifat menghasilkan busa dalam air dan mengendapkan kolesterol. Secara sistemik saponin berfungsi sebagai antikanker, antiinflamasi, antiviral, antifungi,

antihepatotoksik, dan sebagainya (Pengelly, 2004). 4) Flavonoid Flavonoid merupakan kelompok aromatik, mengandung zat warna heterosiklik beroksigen, tampak sebagai jarum, tidak berwarna, kebanyakan berwarna kuning, merah, atau biru dalam buah-buahan atau bunga. Flavonoid memiliki efek antioksidan, antiviral, hepatoprotective, antiatheromatous,

antiinflamasi, dan antihipertensi. Efek tersebut tergantung pada derajat absorbsi flavonoid oleh tubuh (Pudjaatmaka, 2002).

5) Alkaloid Alkaloid merupakan senyawa bersifat basa yang

mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid ditemukan pada 15-30% dari seluruh tanaman berbunga khususnya ditemukan pada famili Fabaceae, Liliaceae, Ranunculaceae, Apocynaceae, Solanaceae, dan Papaveraceae (Harborne, 1987). 6) Tanin Tanin merupakan komponen molekular berukuran besar (500-5000) terdiri dari kelompok hidroksil yang cukup untuk membentuk ikatan silang protein yang stabil dan hasil ikatan silang enzim dapat dihambat (Pudjaatmaka, 2002). Tanin tersebar luas pada daun, buah yang belum matang, batang, dan kulit kayu. Tanin berfungsi sebagai antioksidan kuat, antiradang, dan antikanker (Pengelly, 2004). 3. Candida albicans Candida sp. dikenal sebagai jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan germ tube yang akan membentuk pseudohifa. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya yaitu suhu, pH, dan sumber energi. Secara normal jamur ini terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernafasan bagian atas dan mukosa genital pada mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal banyak menimbulkan penyakit baik pada manusia maupun hewan adalah (Kusumaningtyas, 2005). a. Klasifikasi ilmiah Candida albicans (Tanjong, 2011) : Kingdom Filum Subfilum Kelas : Fungi : Ascomycota : Saccharomycotina : Saccharomycetes Candida albicans

Ordo Famili Genus Spesies Sinonim

: Saccharomycetales : Saccharomycetaceae : Candida : Candida albicans : Candida stellatoidea dan Oidium albicans

b. Sifat Umum Candida albicans Candida albicans adalah sebagian dari mikroorganisme flora normal rongga mulut, mukosa membran, dan saluran

gastrointestinal. Jamur ini berbentuk lonjong, kecil, berdinding tipis, gram positif, berukuran 2-3x4-6 m dan bertunas yang menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat (Simatupang, 2009). Candida albicans dianggap spesies terpatogen dan menjadi penyebab utama kandidiasis. Candida terdapat dalam rongga mulut sebagai saprofit tanpa menyebabkan lesi apapun. Candida albicans dapat ditemukan dalam rongga mulut yang sehat pada konsentrasi rendah (20 sel/cc saliva). Dalam konsentrasi ini, organisme tidak bisa terdeteksi di bawah mikroskop, tetapi hanya dapat dideteksi melalui kultur dalam media tertentu seperti pada Sabouroud Dextroxe Agar dalam bentuk koloni (Tanjong, 2011). c. Media Hidup Candida albicans Morfologi koloni Candida albicans pada medium padat agar Sabouraud Dekstrosa (SDA), umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan kadang kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. Dalam medium cair seperti glucose yeast, ekstrak pepton, Candida albicans

tumbuh di dasar tabung (Tanjong, 2011). d. Penyakit yang Diakibatkan Candida albicans Candida albicans dapat menimbulkan serangkaian penyakit pada beberapa tempat, antara lain (Simatupang, 2009):

1) Mulut: infeksi mulut (sariawan), terutama pada bayi, terjadi pada selaput mukosa pipi dan tampak sebagai bercak-bercak putih. Penyakit ini sering disebut Trush. 2) Genitalia wanita (vulvovaginitis): menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan pengeluaran sekret. 3) Genitalia pria (balanopostitis): lesi berupa erosi dan pustula dengan dindingnya yang tipis. Infeksi terjadi akibat kontak dengan wanita yang menderita vulvovaginitis. 4) Kulit (kandidiasis kutis): infeksi kulit terutama terjadi pada bagian-bagian tubuh yang basah, hangat, seperti ketiak, lipatan paha, skrotum atau lipatan di bawah payudara. 5) Kuku (Paronikia dan Onikomikosis): rasa nyeri, bengkak kemerahan pada lipatan kuku yang dapat mengakibatkan penebalan dan alur transversal pada kuku sehingga pada akhirnya dapat kehilangan kuku. 6) Paru-paru dan organ lain: infeksi Candida dapat menyebabkan invasi sekunder pada paru-paru, ginjal, dan organ lain yang sebelumnya telah menderita penyakit lain (misalnya

tuberkulosis atau kanker). 7) Kandidiasis monokutan menahun: kelainan ini merupakan tanda kekurangan fungsi leukosit atau sistem hormonal, umumnya pada anak-anak.

H. METODE PELAKSANAAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Kedokteran Umum, Laboratorium Farmasi Jurusan, Fakultas Kedokteran dan Ilmuilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman dengan variabel-variabel yang dikendalikan.

2. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman. Pembuatan ekstrak daun Mangrove dilaksanakan di Laboratorium Biologi Farmasi Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman. 3. Cara Pengumpulan Data Berikut ini merupakan langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam mendapatkan data penelitian. a. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman dengan mencocokan ciri khas daun Mangrove dari sampel dengan jenis-jenis daun Mangrove yang ada di Indonesia. b. Pembuatan Simplisia Daun Mangrove 1) Daun Mangrove dicuci dengan air bersih yang mengalir 2) Dikeringkan di bawah panas matahari langsung 3) Setelah kering, daun Mangrove tersebut ditumbuk atau digiling sampai menjadi serbuk c. Pembuatan Ekstrak Daun Mangrove 1) Serbuk ditimbang sampai 50gr 2) Selanjutnya menyiapkan etanol 96% 250ml 3) Serbuk dan etanol dimasukkan dengan perbandingan 1:1 yaitu 5 gram serbuk simplisia dengan 25ml pelarut etanol 96% ke dalam alat soxhlet 4) Larutan ekstrak yang didapat selanjutnya diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 100C untuk menghilangkan etanol dan didapat ekstrak murni d. Identifikasi Senyawa pada Ekstrak Daun Mangrove 1) Uji Alkalis a) Ekstrak kira-kira sebanyak 0,3gr dilarutkan dalam 10ml kloroform-ammonia lalu disaring.

b) Filtrat hasil penyaringan ditambahkan beberapa tetes H2SO4 2M, kemudian dikocok sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisan asam (tidak berwarna) dipipet ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan pereaksi Mayer, Dragendorf, dan Wagner. c) Jika terdapat endapan putih dengan pereaksi mayer, endapan merah dengan jingga dengan pereaksi Dragendorf dan endapan coklat dengan pereaksi Wagner, maka terdapat alkaloid ekstrak tersebut. 2) Uji TriterpenoidSteroid a) Ekstrak kira-kira sebanyak 0,3gr ditambahkan 25ml dietileter dan dikocok. b) Lapisan dietileter dipisahkan dan ditambahkan pereaksi Lieberman-Buchard. c) Adanya triterpenoid atau steroid ditunjukkan dengan

terbentuknya warna hijau-biru. 3) Uji Saponin a) Residu yang tidak larut dalam dietil eter pada uji triterpenoidsteroid dilarutkan dalam 5ml air dan dipanaskan selama 5 menit, lalu didinginkan dan dikocok kuat-kuat. b) Terbentuknya busa yang mantap selama 15 menit menunjukkan adanya saponin. 4) Uji Tanin a) Ekstrak kira-kira sebanyak 0,1gr ekstrak dilarutkan dengan 1ml metanol, lalu disaring. b) Filtratnya ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1% c) Adanya tanin ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru, atau ungu. 5) Uji Flavanoid a) Ekstrak kira-kira sebanyak 0,1gr ekstrak dilarutkan dengan 1ml metanol, lalu disaring. b) Filtratnya ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1% c) Reaksi positif apabila terbentuk warna hijau.

e.

Pembuatan Media Saboroud Dextrose Agar 1) Sebanyak 65gr NA dilarutkan dalam 1 liter akuades, sehingga untuk 125ml air digunakan 8,125gr media SDA 2) Memasukan media SDA ke labu erlenmeyer, kemudian

menambahkan 125ml air. 3) Memanaskan bahan di kompor listrik sambil mengaduk sehingga semua bahan terlarut sempurna. 4) Menutup rapat labu erlenmeyer dengan kapas, kemudian melapisinya dengan aluminium foil. 5) Mensterilkan media dengan autoklaf pada tekanan 1atm, temperatur 121Celcius selama 15 sampai 20 menit. 6) Memanaskan media kembali, lalu menuangkannya pada cawan petri secara aseptik hingga merata. 7) Cawan petri kemudian dinginkan pada suhu kamar. f. Pemindahan Candida albicans secara Aseptik dengan Metode Gores 1) Bagian bawah cawan petri berisi SDA dibagi menjadi 3 bagian dengan menggunakan spidol. 2) Membuka tutup cawan petri dengan mulutnya didekat api bunsen. 3) Memijarkan ujung lup pada tabung yang berisi jamur Candida albicans dan memasukan lup pada tabung yang berisi jamur Candida albicans. 4) Ujung lup yang berisi jamur Candida albicans digoreskan di atas cawan petri dimulai dari bagian 1, melanjutkan ke bagian 2, kemudian terakhir bagian 3. Ujung lup yang mengandung jamur tidak boleh keluar dari cawan petri. 5) Menutup cawan petri, kemudian memberi isolasi sekeliling cawan, sehingga cawan tertutup rapat. 6) Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung di ruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar. g. Uji Efektivitas dengan Uji Cakram

1) Uji Konsentrasi Minimum Ekstrak Daun Mangrove terhadap Penghambatan Pertumbuhan Candida albicans a) Mempersiapkan cawan petri dengan biakan Candida albicans. b) Sebanyak 5 lembar kertas saring bundar atau cakram dicelupkan pada larutan ekstrak daun Mangrove dengan konsentrasi 0%, 20%, dan 40% untuk cawan pertama. Kemudian pada konsentrasi 60%, 80%, dan 100% pada cawan petri kedua. Kertas cakram diletakkan tanpa tumpang tindih pada permukaan Agar di cawan petri yang mengandung biakan Candida albicans. c) Cawan petri tersebut lalu diinkubasi selama 16-18 jam pada suhu 37C, maka akan terlihat zona hambatan (zones of inhibition) di sekeliling kertas cakram. d) Mengamati dan menentukan konsentrasi ekstrak daun Mangrove yang paling albicans. e) Melakukan replikasi langkah kerja sebanyak 3 kali. 2) Uji Perbandingan Efektivitas Penghambatan Pertumbuhan Candida albicans a) Melakukan langkah kerja yang sama dengan uji konsentrasi minimum ekstrak daun Mangrove. Namun, dengan tiga perlakuan yang berbeda, yaitu sebagai berikut: (1) Cawan A, kertas cakram dicelupkan pada larutan ekstrak daun Mangrove. (2) Cawan B, kertas cakram dicelupkan pada larutan Nystatin (3) Cawan C, kertas cakram dicelupkan pada aquades b) Cawan petri tersebut lalu diinkubasi selama 16-18 jam pada suhu 37C, maka akan terlihat zona hambatan (zones of inhibition) di sekeliling kertas cakram. Hambatan akan terlihat sebagai daerah yang tidak efektif menghambat pertumbuhan Candida

memperlihatkan adanya pertumbuhan jamur disekitar cakram. Apabila jarak antara cakram dengan jamur 14mm atau lebih, maka dapat

dinyatakan bahwa jamur peka terhadap larutan sehingga bisa dinyatakan bahwa larutan dapat menghambat pertumbuhan jamur, tetapi apabila jarak antara cakram dengan koloni jamur 11mm atau kurang, maka dapat dikatakan bahwa jamur resisten terhadap larutan atau dengan kata lain larutan tidak dapat menghambat pertumbuhan jamur.

4. Instrumen Penelitian Alat a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. Tabung reaksi, Tempat tabung reaksi, Erlenmeyer, Mikropipet, Vortex mixer, Cawan petri, Bunsen, Inkubator, Drugalsky, Jangka sorong, Autoclave, Pisau, Kertas cakram 1cm Spidol Aluminium Foil Spirtus Blender j. k. l. m. n. e. f. g. h. i. a. b. c. d. Bahan Nystatin, Daun Mangrove, Aquades, Koloni senyawa Candida albicans, H2SO4 2M, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorf, pereaksi Wagner, pereaksi Buchard, FeCl3 1%. Chloroform Amoniak Etanol 96% Dietil eter Metanol Lieberman-

I. JADWAL KEGIATAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012. Berikut tabel jadwal penelitian:

Tabel 3.2. Jadwal Penelitian No 1 Uraian Kegiatan Pembuatan Simplisia 2 3 Pembuatan Ekstrak Pembuatan Media SDA 4 5 Isolasi C. albicans Pemberian Perlakuan 6 Analisis Hasil Minggu Ke 1 2 3 4

J. RANCANGAN BIAYA Jumlah Satuan Harga Satuan ( Rp ..,00 ) Jumlah Harga ( Rp ..,00 )

No.

Spesifikasi

Bahan habis pakai a) Daun Mangrove b) Etanol 96% c) Media Kultur SDA d) pereaksi Mayer e) pereaksi Dragendorf f) pereaksi Wagner g) pereaksi Lieberman-Buchard h) H2SO4 2M i) FeCl3 1% j) Aquades k) Nystatin l) Kertas cakram 1cm m) Koloni albicans n) Kloroform-ammonia o) Dietileter p) Metanol q) Spidol r) Aluminium foil s) Spirtus 1 liter 1 liter 1 liter 1 pack 1 gulung 1 liter 150.000 150.000 100.000 25.000 100.000 50.000 150.000 150.000 100.000 25.000 100.000 50.000 senyawa Candida 2 liter 2 liter 2 liter 2 liter 1 liter 1 liter 2 liter 2 liter 2 liter 5 kg 2,5 liter 100.000 150.000 300.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 500.000 500.000 375.000 300.000 200.000 200.000 200.000 200.000 100.000 100.000 200.000 200.000 200.000 500.000

2.

Peralatan a) Sewa Lab. Mikrobiologi 5 orang 200.000 1.000.000

Ked. Umum Unsoed

b) Sewa Alat c) Sewa Lab. Biologi Farmasi Unsoed d) Transportasi e) Laboran f) Blender Jumlah K. DAFTAR PUSTAKA 5 orang 4 orang 5 orang

500.000 200.000

500.000 1.000.000

170.000 200.000 500.000

850.000 800.000 500.000 8.500.000

Agoes, G., 2007, Teknologi Bahan Alam, Penerbit ITB, Bandung. Aqil, F., dkk., 2010, Antifungal actifity of medicinal plants extract and phytocomponds: A Review, Combating Fungal Infection: Problems and Remedy, Springer-Verlaag, Berlin. Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia, Penerbit ITB, Bandung. Heinrich, dkk., 2004, Fundamentals of Pharmacognosy and Phytotherapy, Churchill Livingstone Elsevier, United Kingdom. Kustanti, A., 2011, Manajemen Hutan Mangrove, Penerbit IPB, Bogor. Kusumaningtyas, E., 2005, Mekanisme Infeksi Candida albicans Pada Permukaan Sel, diakses 8 Mei 2012, <http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/lkzo0548.pdf>. Makfoeld, D., dkk., 2002, Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi, Kanisius, Yogyakarta. Pengelly, A., 2004, Constituent of Medicinal Plants, Allen&Unwin, New South Wales. Pudjaatmaka, A. H., 2002, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta. Simatupang, M. M., 2009, Candida albicans, Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU, Sumatera Utara. Tanjong, A., 2011, Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L) Terhadap Koloni Candida albicans yang Terdapat Pada Plat Gigi Tiruan, Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.

L. LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK a. Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Annisa Yuristia NIM Tempat/Tanggal Lahir No.Telp / HP Jurusan Fakultas Universitas Alamat Rumah : G1G009009 : Purbalingga, 25 Mei 1991 : 085747139914 : Kedokteran Gigi : Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan : Universitas Jenderal Soedirman : Jln.Gunung Kelud No.2A Pabuaran Purwokerto Utara 53124 Alamat e-mail : nisayuristia@gmail.com Purwokerto, 09 Juli 2012

(Annisa Yuristia) NIM. G1G009009 b. Anggota Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Asyidqyana Irsyadita NIM Tempat/Tanggal Lahir No.Telp / HP Jurusan Fakultas Universitas Alamat Rumah : G1G009004 : Cilacap, 17 Desember 1990 : 085799955808 : Kedokteran Gigi : Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan : Universitas Jenderal Soedirman : Jalan Damar Raya No. 159 Perumahan Teluk Purwokerto Alamat e-mail : dita_dicha17@yahoo.com Purwokerto, 09 Juli 2012

(Asyidqyana Irsyadita) NIM. G1G009004

c. Anggota Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Fikratul Ulya Rahmawati NIM Tempat/Tanggal Lahir No.Telp / HP Jurusan Fakultas Universitas Alamat Rumah : G1G009024 : Kudus, 27 Mei 1990 : 085640038298 : Kedokteran Gigi : Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan : Universitas Jenderal Soedirman : Jalan Patimura No. 25 Rt. 01 Rw. 02 Mlati Kidul Kec. Kota Kab. Kudus 59319 Jawa Tengah Alamat e-mail : ulya_moetz@yahoo.co.id Purwokerto, 09 Juli 2012

(Fikratul Ulya R.) NIM. G1G009024 d. Anggota Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Oshada Dewi Herdifa NIM Tempat, Tanggal Lahir No.Telp / HP Jurusan Fakultas Universitas Alamat Rumah : G1G009040 : Purwokerto, 5 Oktober 1991 : 085227536777 : Kedokteran Gigi : Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan : Universitas Jenderal Soedirman : Jalan Nyi Meleng Gang Masjid Al Irsyad No. 6 Arcawinangun Purwokerto Alamat e-mail : adenoid05@yahoo.com Purwokerto, 09 Juli 2012

(Oshada Dewi H.) NIM. G1G009040

e. Anggota Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Doni Mardianto S.P. NIM Tempat, Tanggal Lahir Jurusan Fakultas Universitas Alamat Rumah : G1G011026 : Purbalingga, 21 Maret 1993 : Kedokteran Gigi : Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan : Universitas Jenderal Soedirman : Desa Pakuncen RT. 04 RW. 02, Kec. Bobotsari, Kab. Purbalingga, Jawa Tengah, 53353 No.Telp / HP Alamat e-mail : 085727559373 : donimardiantosp@ymail.com Purwokerto, 09 Juli 2012

(Doni Mardianto) NIM. G1G011026 2. BIODATA DOSEN PENDAMPING Nama lengkap dan gelar Golongan pangkat NIP Jabatan Fungsional Jabatan Struktural Jurusan Fakultas Universitas : drg. Fanni Kusuma Djati : IIIb/Penata Muda Tk.I/ : 19810321200810 2 001 : : -

: Kedokteran Gigi : Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan : Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, 09 Juli 2012 Dosen Pembimbing

(drg. Fanni Kusuma Djati) NIP. 19810321 200812 2 001

Anda mungkin juga menyukai