Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR - 5 MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK

PENGENALAN NETWORK PLANNING


oleh Dr. Ir. Yogi Sirodz Gaos, MT A. TUJUAN Agar Mahasiswa mampu memahami tentang bagaimana membuat diagram network dalam suatu pengelolaan proyek yang meliputi pembahasan antara lain : simbol (anak panah, lingkaran dan anak panah terputus-putus), hubungan antar simbol (anak panah dengan lingkarandan anak panah terputus-putus dengan lingkaran), hubungan antar kegiatan (hubungan seri, hubungan paralel dan hubungan kegiatan yang paling menentukan), hubungan elementer antar kegiatan (permasalahan, definisi permasalahan dan elemen network diagram). Dalam Bahan Ajar ini disampaikan materi kuliah antara lain; proyek dan kegiatan, network planning sebagai ilmu pengetahuan, letak network planning pada penyelenggaraan proyek, definisi network planning, tahap-tahap aplikasi, proyek dan kegiatan.

B. 1.

MATERI KULIAH Proyek dan Kegiatan Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang dapat ditembakan dari kapal selam menuju sasarannya di darat atau di udara. Semula proyek tersebut direncanakan akan membutuhkan waktu penyelenggaraan selama lima tahun. Kemudian suatu tim ahli memperbaiki rencana tersebut sedemikian rupa sehingga waktu penyelenggaraan proyek menjadi hanya tiga tahun. Jadi manfaat perbaikan rencana tersebut berupa kecepatan kerja, yang kira-kira lebih cepat manfaat perbaikan rencana tersebut berupa kecepatan kerja, yang kira-kira lebih cepat 1,7 kali dari rencana semula. Metode yang mampu memperbaiki rencana semula tersebut kemudian dikenal sebagai PERT singkatan dari Programme Evaluation and Review Technique. Pada tahun yang sama, sebuah proyek pembuatan pabrik kimia milik perusahaan industri kimia du Pont, semula direncanakan akan membutuhkan biaya total sebanyak US$ 10.000.000, kemudian rencana ini diperbaiki sehingga biaya total proyek dapat ditekan menjadi US$ 9.000.000. Jadi manfaat perbaikan rencana tersebut berupa penghematan biaya proyek sebesar 10% dari biaya rencana semula. Metode yang mampu memperbaiki rencana semula tersebut kemudian dikenal sebagai CPM singkatan Critical Path Method. 1 of 10

Tinjauan 1. Tahun Diciptakan 2. Nama Proyek 3. Pemilik Proyek 4. Manfaat 4a. Rencana Semula 4b. Rencana Disempurnakan 5. Komponen Proyek 6. Model Visual

PERT* 1957 POLARIS US-NAVY WAKTU 5 Tahun 3 Tahun PERISTIWA** NETWORK DIAGRAM

CPM* 1957 PABRIK KIMIA du PONT BIAYA US$ 10.000.000 US$ 9.000.000 KEGIATAN** NETWORK DIAGRAM

*) PERT = Programme Evaluation nad Review Technique CPM = Critical Path Method. **) Sebuah KEGIATAN selalu dimulai pada PERISTIWA awal dan selesai pada PERISTIWA akhir. Perbedaan antara CPM dengan PERT terletak pada anggapan terhadap proyek. PERT menganggap proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang susul-menyusul, sedangkan menurut CPM proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk lintasan atau beberapa lintasan. Persamaan antara CPM dengan PERT terletak pada visualisasi proyek. Visualisasi proyek menurut CPM dengan PERT terletak pada visualisasi proyek. Visualisasi proyek menurut CPM maupun PERT berbentuk diagram. Kedua macam diagram tersebut mempunyai bentuk dan disusun berdasarkan prinsip yang sama. Perbedaan anggapan terhadap proyek menurut CPM dan PERT tidak merupakan perbedaan yang prinsipil sebab meskipun peristiwa berbeda dengan kegiatan tetapi kegiatan dan peristiwa adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya setiap kegiatan harus dimulai dari peristiwa awal dan harus selesai pada peristiwa akhir. Keputusan untuk memilih salah satu dari kedua metode tersebut, yaitu CPM atau PERT, bergantung pada kemampuan mengenal proyek yang akan diselenggarakan. Bila proyek yang bersangkutan lebih dikenal peristiwa-peristiwanya, maka dipakai metode PERT, tetapi bila proyek yang bersangkutan lebih dikenal kegiatan-kegiatannya, maka dipakai metode CPM. 2. Network Planning sebagai Ilmu Pengetahuan Berdasarkan pengalaman ternyata dengan menggunakan CPM atau PERT dalam penyelenggaraan proyek, akan didapat manfaat penghematan biaya sebesar 5% netto untuk biaya proyek lebih besar dari US$ 40.000.000. Oleh karena itu, metode-metode CPM dan PERT tersebut disusun secara sistematik sehingga menjadi sebuah ilmu pengetahuan baru yang kemudian dikenal sebagai network planning, dan pada beberapa literature disebut juga sebagai network analysis. Yang dimaksud dengan network analysis di sini tidak ada hubungannya dan tidak ada kaitannya dengan network analysis dalam electrical atau electronic engineering.

2 of 10

Pada buku-buku mengenai operational research atau operation research, network planning disebut sebagai salah satu teknik probabilistic and statistical model. Oleh karena itu, sesuai dengan operation research dalam arti umum, maka network planning dapat dikatakan sebagai salahs atu alat para manajer untuk pengambilan keputusan. Selain itu, ditinjau dari sudut kepentingan para systems analyst, network planning adalah salah satu model yang termasuk dalam logico mathematical model. Logico mathematical model adalah perangkat para systems analyst dalam menganalisa persoalan-persoalan yang dihadapinya. Sedangkan bagi para perencana dan pelaksana pekerjaan, network planning adalah alat untuk mengkoordinasikan berbagai macam pekerjaan yang ada yang satu sama lainnya bebas dan atau saling bergantung berdasarkan pertimbangan sumberdaya yang digunakan, logika proses yang berlangsung, dan hasil proses itu sendiri. Dalam pemakaiannya, yaitu pada penyelenggaraan proyek, network planning menggunakan model yang berupa diagram yang disebut network diagram. Network diagram adalah visualisasi proyek berdasarkan network planning berupa diagram yang berisi lintasan-lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan dan terdiri dari peristiwa-peristiwa yang harus terjadi selama penyelenggaraan proyek. Ada dua macam diagram yang dikenal dalam network planning, pertama adalah cetwork diagram versi CPM/PERT, dan kedua adalah diagram yang dikenal sebagai precedence diagram. Pada precedence diagram tidak dikenal adanya peristiwa, sedang pada network diagram versi CPM/PERT dikenal adanya peristiwa pada setiap awal kegiatan dan pada setiap akhir kegiatan. Pada precedence diagram dimungkinkan suatu kegiatan dimulai sebelum kegiatan pendahuluan selesai seluruhnya. Hal ini tidak mungkin terjadi pada network diagram versi CPM/PERT. Yang terakhir ini merupakan kelemahan dari network diagram versi CPM/PERT, tetapi kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan modul operasi yaitu pekerjaan yang jenisnya sama dibagi-bagi berdasarkan lokasi dan kemampuan gerak sumberdaya yang tersedia. Mengingat yang paling umum dipakai adalah network diagram versi CPM/PERT, maka untuk selanjutnya precedence diagram tidak akan dibahas dan jika tidak dijelaskan secara khusus yang dimaksud dengan network diagram adalah network diagram versi CPM/PERT. Oleh karena proyek-proyek yang cukup besar membutuhkan kecepatan pengolahan data yang tinggi, maka dalam network planning digunakan alat pengolahan data elektronik (komputer). Telah banyak program komputer yang dibuat (siap pakai dengan menyediakan data dalam format yang telah ditentukan) khusus untuk memproses network planning. Program yang telah jadi ini disebut package program atau application program. Package program ini sangat bergantung pada jenis dan tipe komputer yang digunakan. PCS atau Project Control System adalah package program yang mampu memproses network planning dengan menggunakan komputer IBM S/360. Ternyata dalam pemakaiannya, PCS ini masih banyak kekurangankekurangannya, sehingga diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. PCS yang telah disempurnakan ini dikenal sebagai PROJACS atau Project Analysis and Control System. PROJACS bias diproses pada komputer IBM S/370. PROJACS mampu memproses 500 proyek. Masing-masing proyek, maksimum terdiri dari 15.00 kegiatan. Di 3 of 10

samping biaya juga sebanyak 100 macam sumberdaya (upah, bahan, dan atau alat) bisa diproses. Juga misalnya masalah hari-hari tidak kerja karena berbagai alasan serta kaitan kegiatan dengan tingkatan dan macam organisasi bisa dimaksukkan datanya untuk diproses. Juga misalnya masalah sehari-hari tidak kerja karena berbagai alasan serta kaitan kegiatan dengan tingkatan dan macam organisasi bisa dimasukkan datanya untuk diproses. Pada pemakaian selama pelaksanaan proyek, yang diproses adalah data kegiatan, baik dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif, baik secara kumulatif maupun periodik. Package program menghasilkan laporan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan proyek antara lain : tentang kemajuan pekerjaan, biaya bulanan, dan histogram seta kurva S dari sumberdaya yang dikendalikan. Kelemahan utama dalam pemakaian PROJACS ini terletak pada dua hal yaitu: rendahnya kemampuan utnuk melaksanakan pekerjaan secara konsekuensi, dan rendahnya kemampuan dalam melaporkan kemajuan pekerjaan lapangan sesuai dengan format yang ditentukan oleh package program. 3. Letak Network Planning pada Penyelenggaraan Proyek Mengingat network planning adalah salah satu model yang dipakai pada penyelenggaraan proyek, maka perlu ditegaskan letak atau peranan network planning pada penyelenggaraan proyek. Sebelumnya perlu diuraikan apa yang dimaksud dengan penyelenggaraan proyek. Pada penyelenggaraan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya masukan informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi agar dapat melaksanakan pengambilan keputusan. Keputusan yang telah diambil sesuai dengan arah yang telah ditetapkan. Supaya dapat melaksanakan keputusan yang telah diambil tersebut perlu adanya sumberdaya yang dibutuhkan dalam keadaan siap pakai dan perlu adanya kemampuan yang tinggi untuk melaksanakan proses pengolahan sumberdaya tersebut guna mencapai produk yang diharapkan. Kedua macam proses ini, yaitu proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijaksanaan serta proses pelaksanaannya merupakan sistem operasi pada penyelenggaraan proyek. Jika antara proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijaksanaan dengan proses pelaksanaannya terdapat jarak yang cukup besar, yang disebabkan antara lain oleh lokasi, waktu, volume pekerjaan, macam disiplin/keahlian, dan atau wewenang, maka diperlukan adanya mekanisme yang mampu menyampaikan hal-hal yangtelah diputuskan atau ditetapkan kepada para pelaksana. Mekanisme ini berupa jalur informasi yang mampu menyampaikan informasi untuk pelaksanaan berupa hal-hal yang telah diputuskan dan ditetapkan tadi. Demikian pula halnya bila terdapat bila terdapat jarak yang cukup besar antara proses pelaksanaan dengan proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijaksanaan. Agar dapat menyampaikan informasi tentang kemajuan pelaksanaan kepada para pimpinan yang dipakai sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan, perlu adanya mekanisme yang dapat menyampaikan informasi untuk pimpinan tersebut. Kedua macam mekanisme tersebut membentuk sebuah sistem yang dapat menyalurkan informasi, disebut sistem informasi pada penyelenggaraan proyek.

4 of 10

Jadi, bila penyelenggaraan proyek merupakan sebuah total system, maka penyelenggaraan proyek tersebut terdiri dari dua buah subsistem yaitu : subsistem operasi dan subsistem informasi. Subsistem operasi menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan kegiatan sedang subsistem informasi menjawab pertanyaan kegiatan apa saja yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Network planning termasuk dalam subsistem informasi. Yang menjadi sokoguru dalam penyelenggaraan proyek adalah sistem operasi, sedangkan sistem informasi berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dari suatu sistem informasi, bila kemampuan operasinya sangat rendah maka praktis penyelenggaraan proyek menjadi sangat lambat atau macet sama sekali. Sebaliknya suatu network planning yang tepat yang diterapkan pada penyelenggaraan proyek dengan kemampuan operasi hampir nihil tidak dapat diatasi dengan network planning, tetapi dapat diatasi dengan pengambilan keputusan yang tepat, dengan mengganti pekerjaan yang tidak terdidik dan tidak trampil dengan pekerja terdidik yang trampil. 4. Definisi Network Planning Meskipun network planning termasuk sistem informasi pada penyelenggaraan proyek, tetapi tidak semua informasi bisa diberikan kepada network planning untuk diproses dan tidak semua informasi dapat dilaporkan oleh network planning. Informasi yang ada kaitannya dengan network planning hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam network diagram saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan. Informasi tersebut mengenai sumberdaya yang digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaannya. NETWORK PLANNING ADALAH : SALAH SATU MODEL YANG DIPAKAI DALAM PENYELENGGARAAN PROYEK PRODUK DARI MODEL INI ADALAH INFORMASI KEGIATAN-KEGIATAN YANG ADA DALAM MODEL TERSEBUT. INFORMASI YANG DIHASILKAN MENGENAI SUMBERDAYA YANG DIBUTUHKAN OLEH KEGIATAN-KEGIATAN BESERTA JADWALNYA. Prasyarat yang Harus Dipenuhi Prasyarat yang harus dipenuhi agar aplikasi network planning pada penyelenggaraan proyek dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Model harus lengkap. Seperti diketahui, network planning merupakan model informasi kegiatan yang ada dalam network diagram. Jadi terdapat masalah mengenai kegiatan-kegiatan yang berdasarakan pertimbangan tertentu tidak termasuk dalam network diagram. Di samping informasi kegiatan, masih diperlukan informasi sumberdaya, yang bertujuan memberi informasi yang tepat agar sumberdaya yang dibutuhkan selalu dalam keadaan siap pakai. Kedua hal terakhir ini perlu didisain modelnya, agar penyelenggaraan proyek dan pemakaian network planning berhasil. 5 of 10

2. Model harus cocok. Network diagram untuk proyek pembangunan jembatan berbeda dengan network diagram untuk perayaan hari ulang tahun kemerdekaan, dan berbeda pula dengan network diagram proyek penelitian dan pengembangan. 3. Asumsi yang dipakai tepat. Network planning sebagai metode perencanaan mau tidak mau harus menggunakan asumsi. Sama dengan metode-metode yang lain, network planning pun keberhasilannya sangat bergantung pada ketepatan asumsi yang digunakan. 4. Sikap pelaksanaan. Dalam sistem apa pun juga, sikap para pelaksana atau petugas yang bersangkuan dianggap dan harus mendukung agar penyelenggaraan proyek berhasil. Uraian selanjutnya adalah mengenai prasyarat yang kedua dan ketiga di atas yaitu untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara membuat model network planning yang cocok dan asumsi-asumsi apa yang digunakan untuk membuat model tersebut. Sedangkan prasyarat yang lainnya dianggap telah terpenuhi. 5. Tahap-tahap Aplikasi Aplikasi atau penerapan network planning pada penyelenggaraan proyek memerlukan prasyarat yang harus dipenuhi agar dapat dilaksanakan. Prasyarat tersebut yaitu adanya kepastian tentang proyek yang harus dilaksanakan atau diselenggarakan. Jika sudah ada ketetapan mengenai proyek yang harus diselenggarakan, maka selanjutnya perlu diikuti dengan tahap aplikasi network planning yang terdiri dari tiga kelompok utama : pembuatan, pemakaian, dan perbaikan. TAHAP-TAHAP APLIKASI NETWORK PLANNING PADA PENYELENGGARAAN PROYEK A. PEMBUATAN A1. INVENTARISASI KEGIATAN A2. HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN A3. NETWORK DIAGRAM A4. DATA KEGIATAN A5. ANALISA WAKTU DAN SUMBERDAYA A6. BATASAN DAN PERSYARATAN A7. LEVELING B. PEMAKAIAN B1. LAPORAN B2. EVALUASI C. PERBAIKAN a. Pembuatan (Disain) Tujuan akhir dari tahap pembuatan ini adalah terciptanya suatu model yang dapat dipakai sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek, yaitu serupa pelaksanaan dipakai sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek, yaitu berupa pelaksanaan

6 of 10

berbagai kegiatan, baik jadwal pelaksanaan maupun penyediaan dan pemakaian sumberdaya. Proses pembuatan (disain) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : a1. Inventarisasi kegiatan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menguraikan atau menurunkan proyek menjadi kegiatan-kegiatan. Inventarisasi umumnya berlaku untuk proyek-proyek yang telah sering diselenggarakan. a2. Hubungan antar kegiatan. Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Hubungan yang menentukan adalah hubungan ketergantungan antar kegiatan yang secara logika menuntut ketergantungan tersebut. Sebab-sebab ketergantungan lainnya tiak turut diperhitungkan dalam tahapan ini. a3. Menyusun network diagram. Dengan ditentukannya hubungan antar kegiatan, maka dapat dirangkaikan (disambung-sambungkan) berbagai kegiatan yang berkaitan sehingga keseluruhan kegiatan menyusun jaringan kerja (network diagram0 yang mencerminkan proyek secara keseluruhan. a4. Data kegiatan. Setelah network diagram tersusun yang terdiri atas kegiatankegiatan, maka dicari data kegiatan meliputi : lam kegiatan, biaya dan sumberdaya yang akan dikendalikan (sebab sesuai dengan hukum Pareto pada umumnya tidak semua sumberdaya perlu dikendalikan). a5. Analisa waktu dan sumberdaya. Tujuan analisa waktu adalah untuk mengetahui saat mulai dan saat selesai pelaksanaan setiap kegiatan, sehingga bila terjadi keterlambatan bisa diketahui bagaimana pengaruhnya dan selanjutnya ditetapkan tindakan apa yang harus diambil. Tujuan analisa sumberdaya adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan sumberdaya sehingga persiapan agar sumberdaya selalu dalam keadaan siap pakai bisa diselenggarakan setepat-tepatnya. Secara nyata, pada tahap ini dihitung atau dientukan : saat mulai, saat selesai, dan tenggang waktu tiap kegiatan, tenggang waktu peristiwa, histogram dan kurva S sumberdaya yang dikendalikan. a6. Batasan. Pada tahap ini diinventarisasikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar, baik mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumberdaya. a7. Leveling. Leveling adalah suatu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat tidak sesuainya keadaan ideal (tahap a1 sampai dengan a5) dengan batasanbatasan yang berlaku (tahap a6). b. Pemakaian Bila pembuatan telah selesai, maka model yang telah jadi tersebut dipakai pada proses pelaksanaan proyek dengan cara melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap kegiatan sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam network iagram. Terdapat beberapa alternatif cara pelaporan berdasarkan kuantitas dalam bentuk satuan pekerjaan/kegiatan atau dalam bentuk relatif atau persentase; dan berdasarkan jangka waktunya secara kumulatif atau periodik. c. Perbaikan Perbaikan dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai pada saat pembuatan yang disebabkan oleh berbagai alasan. Cara dan proses perbaikan hampir sama dengan cara dan proses pembuatan, perbedaan hanya terdapat pada ruang lingkup masingmasing. Tahap perbaikan mempunyai ruang lingkup yang terbatas karena tidak seluruh kegiatan ditinjau. Kegiatan yang ditinjau hanya yang mempunyai kaitan dengan perubahan asumsi dan yang dipengaruhi oleh perubahan. 7 of 10

6.

Proyek dan Kegiatan Proyek adalah lintasan atau lintasan-lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat awal dan selesai pada suatu saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai. Jika pertanyaan ini dianggap sebagai kerangka, maka isi dari kerangka tersebut adalah : keadaan awal untuk saat awal, keadaan akhir untuk saat akhir, dan teknologi untuk (lintasan-lintasan) kegiatan. Bila proyek diangap sebagai sebuah sistem, maka inputnya adalah keadaan awal, output-nya adalah keadaan akhir, dan prosesnya adalah teknologi. Kegiatan pada hakikatnya adalah proses interaksi input yaitu sumberdaya dengan keterampilan, untuk menghasilkan output, berupa produk tertentu. Jadi kegiatan juga dapat dikatakan sebagai suatu sistem. Sehingga hubungan proyek dengan kegiatan adalah adalah : kegiatan merupakan komponen-komponen sistem yang tersusun membentuk sebuah proyek, dan merupakan turunan dari sebuah proyek, sedangkan proyek adalah hasil integrasi dari beberapa kegiatan. Untuk menguraikan proyek menjadi kegiatan-kegaitan, caranya adalah menurunkan atau menjabarkan proyek yang bersangkutan sampai pada suatu tingkat tertentu sehingga hasil uraian bisa diterjemahkan dalam waktu pelaksanaan, biaya, dan sumberdaya yang dibutuhkan masing-masing hasil uraian. Hasil uraian tersebut dinamakan kegiatan. Pada umumnya untuk mendapatkan kegiatan yang dimaksud di atas, proyek yang bersangkutan diturunkan menurut dimensi : tingkatan proyek, tahapan proyek (sequential development project atau project cycle), lokasi, dan macam informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dalam keadaan seperti ini sudah dapat dipastikan akan terdapat perbedaan pandangan terhadap proyek sehingga timbul berbagai alternatif mengenai macam dan banyaknya oleh para ahli yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek tersebut, sehingga semua pihak sepakat bahwa dalam proyek tersebut hanya ada satu daftar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan.

C.

LATIHAN Dalam rangka membantu usaha memenuhi syarat 6 ini, berikut ini dikemukakan beberapa persoalan/kasus dasar beserta jawabannya. Kasus 1. Elemen network diagram Gambar 2.27 (a) tidak memenuhi ketentuan pokok 6.1. Elemen network diagram tersebut diperbaiki menjadi elemen network diagram 2.27 (b) yang memenuhi ketentuan pokok 6.1, 6.2, dan 6.3.

Elemen network diagram 2.27 (a) dan Gambar 2.27 (b) kedua-duanya mempunyai logika ketergantungan antar kegiatan yang sama, terbukti bahwa tabel 2.13 (a) tabel 2.13 (b) memenuhi dan sesuai dengan kedua elemen network diagram tersebut di atas. Tabel 2.13 (a) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pengikutnya. 8 of 10

Kegiatan A1 B1

Kegiatan Pengikut P1 P1

Tabel 2.13 (b) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pendahuluan. Kegiatan P1 Kegiatan Pengikut A1, B1

Kasus 2. Elemen network diagram Gambar 2.28 (a) tidak memenuhi ketentuan pokok 6.1 dan 6.2. Elemen network diagram tersebut diperbaiki menjadi elemen network diagram Gambar 2.28 (b) yang memenuhi ketentuan pokok 6.1, 6.2, dan 6.3. Elemen network diagram Gambar 2.28 (a) dan Gambar 2.28 (b) kedua-duanya mempunyai logika ketergantungan antar kegiatan yang sama, terbukti bahwa Tabel 2.14 (a) dan Tabel 2.14 (b) memenuhi dan sesuai dengan kedua elemen network diagram tersebut di atas.

Tabel (a) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pengikutnya. Kegiatan A2 B2 Kegiatan Pengikut P2 P2

Tabel (b) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pendahulunya Kegiatan P2 Kegiatan Pengikut A2, B2

D. DAFTAR PUSTAKA Ali, Tubagus Haedar. 1989. Prinsip Prinsip Network Planning. Cetakan Keua. Jakarta. Penerbit PT. Gramedia Fahrenkrog, Steve, PMP. 2004. A guide to the Project Management Body of Knowledge. Third Edition. Global Standard, ANSI. Project Mangement Institute. Newtown Square Pennsylvania USA. 9 of 10

OBrien, James A. 2002. Management Information Systems : Mannagement Information Technology in the E-Bussiness Enterprice. Fifth Edition. New York. McGraw-Hill USA.

10 of 10

Anda mungkin juga menyukai