Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
5. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
I. UMUM
E. PERSYARATAN TEKNIS
C. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
A. UMUM
B. STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI C. KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN D. PEMBIAYAAN KOMPONEN BANGUNAN
PEMBINAAN TEKNIS
PENGAWASAN TEKNIS
I. UMUM
PENGERTIAN
BANGUNAN GEDUNG adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya
BANGUNAN GEDUNG NEGARA adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN dan/atau perolehan lainnya yang sah PENGADAAN adalah kegiatan pengadaan bangunan gedung baik melalui proses pembangunan pembelian hibah tukar menukar maupun kerjasama pemanfaatan bangun guna serah dan bangun serah guna
PENGERTIAN
PEMBANGUNAN adalah kegiatan mendirikan bangunan gedung yang diselenggarakan melalui tahap persiapan perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi/manajemen konstruksi (MK) baik merupakan pembangunan baru, perbaikan sebagian atau seluruhnya maupun perluasan bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung yang belum selesai, dan/atau perawatan (rehabilitasi renovasi restorasi) INSTANSI TEKNIS SETEMPAT Instansi Teknis setempat dimaksud adalah: a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen. Cipta Karya Dep. PU untuk tingkat nasional dan wilayah DKI Jakarta. b. Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan bangunan gedung untuk wilayah provinsi di luar DKI Jakarta.
II. PERSYARATAN
adalah bangunan gedung negara dengan karakter sederhana serta memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana Masa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun
gedung kantor yang sudah ada disain prototipenya, atau gedung sd. 2 lantai dengan luas sd. 500 m2; bangunan rumah dinas tipe C, D, E yang tidak bertingkat; puskesmas; gedung pendidikan tingkat dasar tingkat lanjutan sd. 2 lantai.
adalah bangunan gedung negara dengan karakter tidak sederhana serta memiliki kompleksitas dan/atau teknologi tidak sederhana Masa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama paling singkat 10 (sepuluh) tahun
BG Kantor belum ada prototipe BG diatas 2 lantai/ >500 m2 Rumah Dinas Tipe A & B, atauC,D,&E bertingkat Rumah Sakit kelas A & B Universitas/Akademi
A B
II. PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARAC C. STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG NEGARA
1. GEDUNG KANTOR
a. klasifikasi sederhana rata-rata sebesar 9,6 m2 per -personil; b. klasifikasi tidak sederhana rata-rata sebesar 10 m2 per-personil; c. ruang-ruang khusus atau ruang pelayanan masyarakat, kebutuhannya dihitung secara tersendiri (studi kebutuhan ruang) diluar luas ruangan untuk seluruh personil yang akan ditampung
Luas Bangunan 400 m2 250 m2 120 m2 70 m2 50 m2 36 m2 Luas lahan 1 000 m2 600 m2 350 m2 200 m2 120 m2 100 m2
2. RUMAH NEGARA
Tipe Khusus A B C D E
tersedianya anggaran untuk pembiayaan kegiatan dapat berupa DIPA atau dokumen lainnya yang dipersamakan
dokumen pembiayaan sudah termasuk: a. biaya perencanaan teknis b. biaya pelaksanaan konstruksi fisik c. biaya manajemen konstruksi/pengawasan konstruksi d. biaya pengelolaan kegiatan
Status hak atas tanah ini dapat berupa sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah hak milik hak guna bangunan hak guna usaha kepemilikannya dikuasai oleh pihak lain, harus disertai perjanjian tertulis antara pemilik tanah dengan pemilik bangunan gedung, sebelum mendirikan bangunan gedung
bangunan harus dilengkapi dengan dokumen perizinan Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB), Sertifikat Laik Fungsi (SLF) atau keterangan kelaikan fungsi sejenis bagi daerah yang belum melakukan penyesuaian
adalah hasil dari proses perencanaan teknis, dibuat oleh Penyedia Jasa Perencana Konstruksi Tim Swakelola Perencanaan, atau yang berupa Disain Prototipe
yang terdiri atas: Dokumen Perencanaan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Dokumen Pelelangan Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi, dan
As Built Drawings hasil uji coba/test run operational Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan (dari penyedia jasa konstruksi)
Peruntukan lokasi Koefisien dasar bangunan (KDB) Koefisien lantai bangunan (KLB) Ketinggian bangunan Ketinggian langit-Iangit Jarak antar blok/massa bangunan Koefisien daerah hijau (KDH) Garis sempadan bangunan Wujud arsitektur Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan Keselamalan dan Kesehalan Kerja (K3), serta Asuransi
Bahan penutup lantai Bahan dinding Bahan langit-Iangit Bahan penutup atap Bahan kosen dan daun pintu/jendela Bahan struktur
Struktur pondasi Struktur lantai Struktur Kolom Struktur Atap Struktur Beton Pracetak Basemen
Tangga Darurat Pintu darurat Pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah EXIT/KELUAR Koridor/selasar Sistem Peringatan Bahaya Fasilitas Penyelamatan
SKRK
IMB
SLF
IH
PERENCANAAN
PERSIAPAN PELELANGAN
PELAKSANAAN
PENDAFTARAN
PEMANFAATAN
PENGHAPUSAN
TAHAPAN PEMBANGUNAN
A. PERSIAPAN
1. PENYUSUNAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN
Penyusunan program kebutuhan ruang dan fasilitas bangunan kebutuhan luas ruang bangunan prasarana dan sarana bangunan gedung kebutuhan lahan bangunan menyusun jadwal pelaksanaan pembangunan kebutuhan pembiayaan pembangunan 1) biaya pelaksanaan konstruksi fisik: 2) biaya perencanaan teknis konstruksi: 3) biaya manajemen konstruksi atau pengawasan konstruksi; 4) biaya pengelolaan kegiatan.
TAHAPAN PEMBANGUNAN
A. PERSIAPAN
1. PENYUSUNAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN 2. PERSIAPAN KEGIATAN
Pembentukan Organisasi Pengelola Kegiatan dan Pembentukan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Penyusunan Kerangka Acuan Kerja
Bangunan bertingkat diatas 4(empat) lantai, dan atau bangunan dengan luas total diatas 5.000 m2, dan atau bangunan khusus, dan atau pembangunan yang melibatkan lebih dari satu konsultan perencana atau kontraktor, dan atau pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap, tidak dapat selesai dalam 1(satu) tahun anggaran.
TAHAPAN PEMBANGUNAN
Gambar Rencana Teknis Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Rencana Anggaran Biaya (Engineering Estimate) Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) laporan arsitektur; laporan perhitungan struktur laporan penyelidikan tanah (soil test); laporan perhitungan mekanikal dan elektrikal; laporan perhitungan IT (Informasi & Teknologi); laporan tata Iingkungan.
TAHAPAN PEMBANGUNAN
C. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi
Gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings). Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta perubahan/addendum. laporan harian, mingguan, bulanan selama pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/ pengawasan laporan akhir pengawasan berkala. berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain foto-foto dokumentasi pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, petunjuk pengoperasian dan perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan
IV. PEMBIAYAAN
Standar Harga BGN Klasifikasi Sederhana dan Tidak Sederhana Standar Harga Bangunan Rumah Negara Ditetapkan oleh Bupati/Walikota secara berkala/tahun berdasarkan spesifikasi teknis dan klasifikasi BGN Biaya Biaya Biaya Biaya Konstruksi Fisik Perancangan Pengawasan/Manajemen Konstruksi Pengelolaan Proyek
Pembangunan > 1 tahun anggaran Bangunan dengan Desain Prototipe Bangunan dengan Desain Berulang
Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar, dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis PU; Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi/pengawasan, dihitung berdasarkan billing-rate
Jenis pekerjaan Alat Pengkondisian Udara Elevator/Escalator Tata Suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi & Teknologi) Elektrikal (termasuk genset) Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Interior (termasuk furniture) Gas Pembakaran Gas Medis Pencegahan Bahaya Rayap Pondasi dalam Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus Sarana/Prasarana Lingkungan Basement (per m2) Peningkatan Mutu *)
Prosentase 10-20% dari X 8-12% dari X 3-6% dari X 3-6% dari X 6-11 % dari X 7-12% dari X 7-12% dari X 2-5% dari X 2-4% dari X 15-25% dari X 1-2% dari X 2-4% dari X 1-3% dari X 7-12% dari X 3-8% dari X 3-8% dari X 120% dari Y 15-30% dari Z
a. hubungan kerja diwujudkan dalam bentuk kontrak b. bentuk Kontrak Lumpsum/Lumpsum Fixed Price Contract; c. Kontrak Lumpsum, daftar volume dan harga (bills of quantity /BQ ) bersifat tidak mengikat
A. TUJUAN PENDAFTARAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA 1. Terwujudnya tertib pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara; 2. Mengetahui status kepemilikan dan penggunaan gedung dan rumah negara; 3. Mengetahui secara tepat dan rinci jumlah aset negara yang berupa gedung dan rumah negara; 4. Menyusun program kebutuhan pembangunan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung dan rumah negara; 5. Menyusun perhitungan kebutuhan biaya pemeliharaan dan perawatan; 6. Mengetahui besarnya pemasukan keuangan kepada negara dari hasil sewa, penjualan, dan penghapusan gedung dan rumah negara.
TERIMA KASIH