Anda di halaman 1dari 4

Lamun

merupakan

tumbuhan

berbiji

tunggal

(monokotil)

dari

kelas

Angiospermae. Keunikan tumbuhan lamun dari tumbuhan laut lainnya adalah adanya perakaran dan sistem rhizoma yang ekstensif dan ditemukan antara batas terendah daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu dimana matahari masih dapat mencapai dasar laut. Di Indonesia tercatat ada 12 spesies lamun (dari 49 spesies yang ada diseluruh dunia) ditambah 1 spesies lagi, Halophila beccari yang diperkirakan ada (Hutomo, 1985; Fortes, 1989 dalam Indera,2005). Lamun merupakan tumbuhan air laut yang telah memiliki akar, batang, daun sejati dan bunga yang lengkap seperti tumbuhan yang hidup didarat. Bentuk lamun menyerupai rumput, namun dapat hidup terendam di perairan laut. Lamun

mengangkut nutrien, air, dan gas menggunakan jaringan pembuluh angkut. Pertukaran gas pada lamun dilakukan melalui mulut daun atau stomata. Daunnya mencuat dari tunas yang letaknya di dasar kadang tidak terlihat karena tertutup pasir. Batang lamu memiliki sistem akar yang meluas sehingga dapat mampu bertahan terhadap pengaruh ombak dan pasang surut di daerah pantai (Yusri et al. 2009). Umumnya banyak yang menyebutkan ekosistem lamun ini dengan sebutan padang lamun. Padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang terletak di daerah pesisir atau perairan laut dangkal. Mempunyai peranan penting bagi biota laut dan merupakan satu ekosistem yang produktif sehingga mampu mendukung potensi yang tinggi pula menurut Den Hartog (1977) dalam Zulkifli (2000). Di daerah padang lamun organisme melimpah, hal ini karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi juga merupakan sumber bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus. Jenis -jenis Polichaeta dan hewanhewan nekton juga banyak ditemukan di padang lamun. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna (Indera,2005). Lamun biasa ditemukan pada daerah yang dangkal dengan daerah berpasir pada kedalaman yang kurang dari 10 meter meskipun ada beberapa jenis yang hidup di kedalaman 30 meter sampai kedalaman masuknya cahaya matahari . Selain itu juga dapat ditemukan di daerah terumu karang. Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, Krustasea, Moluska ( Pinna sp., Lambis sp., dan Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Arcbaster sp., Linckia sp.) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001).

Menurut 16 hasil penelitian, diketahui bahwa peranan lamun di lingkungan perairan laut dangkal sebagai berikut: sebagai produsen primer, habitat biota, penangkap sedimen, dan pendaur zat hara. Menurut Thayer et al.( 1975) Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang. Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuhtumbuhan (alga). Disamping itu, padang lamun merupakan daerah pemijahan (spawning ground), padang pengembalaan (nursery ground) dan mencari makan (feeding ground) bagi berbagai jenis ikan herbivora dan ikanikan karang (coral fishes). Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai substrat yang berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang khas lebih sering ditemukan di substrat lumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang. Di daerah padang lamun organisme melimpah, hal ini karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi juga merupakan sumber bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna (Indera, 2005). Identifikasi lamun ini dapat ditentukan berdasarkan bentuk akar, batang, daun, bunga dan buah. Jenis-jenis lamun yang umumnya terdapat di Kepulauan seribu adalah Enhalus accroides, Halodule uninervis, Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, |Halophila minor, Halophila ovalis, dan Syringodium isoetifolium. Ciri-ciri khusus lamun secara morfologis dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1. Ciri khusus jenis-jenis lamun Spesies Enhalus accroides Keterangan Gambar (sumber: google) Daun bercabang dua tebal dan panjang, akarnya tertutupi jaringan hitam dan serat kasar, berbentuk sabuk dengan tepi rata dan tumpul, ukurannya mencapai 1 meter

Halodule uninervis

Thalassia hemprichii

Cymodocea serrulata

Pertumbuhannya lebih cepat dari lamun jenis lain, berdaun datar, dengan bunga tunggal dengan lembaran daun bunga, akar cenderung berserabut, tanpa cabang, dengan tonjolan kecil pada setiap buku-buku, ujung daun berbentuk M Daun bercabang dua tidak berpisah, berbentuk pita, tepi rata dengan ujung daun membulat, memiliki akar yang berbuku-buku pendek, umumnya ditemukan di dasar berlumpur dan berpasir, hidup bersama dengan jenis Enhalus acoroides, dan halophila ovalis Daunnya berbentuk selempang yang melengkung, dengan pangkal daun yang menyempit, dan ujung daun melebar dan bergerigi. Merupakan salah satu makanan dugong. Ujung daun tidak bergerigi memiliki tulang daun, mempunyai rimpang yang liat, daun berbentuk pita, tepinya ratadan ujungnya tumpul.

Cymodocea rotundata

Halophila minor

Bentuk daunnya kecil dan oval (sulit dibedakan dengan Halophila ovalis) namun daunnya lebih pendek. Selain itu urat-urat daunnya lebih pendek Daun berbentuk bulat telur dan pipih kadang dijumpai batangnya agak kemerahan, panjang mencapai 3,2 cm. Tumbuhan perintis yang hidup di rataan terumbu karang.

Halophila ovalis

Syringodium isoetifolium

Daun membulat atau meruncing, bunga menyebar, dijumpai di substrat berpasir atau berlumpur dan bertanah liat.

Reproduksi lamun dapat terjadi secara vegetatif dan generatif. Transplantasi lamun merupakan cara reproduksi lamun secara vegetatif sedangkan secara generatif lamun berkembang biak dengan bunga. Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yakni monoecious (dimana bunga jantan dan betina berada pada satu individu) dan dioecious (dimana jantan dan betina berada pada individu yang berbeda). Peyerbukan terjadi melalui media air (penyerbukan hydrophyllous) (Lipi,2010)

DAFTAR PUSTAKA Syari I.A.2004. Asosiasi Gastropoda Di Ekosistem Padang Lamun Perairan Pulau Lepar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung(terhubung berkala) http://www.repository.ipb.ac.id pada tanggal 18 Mei 2011

Zulkifli.2000.Sebaran Spasial Komunitas Perifiton dan Asosiasinya dengan Lamun di Perairan Teluk Pandan Lampung Selatan (terhubung berkala) http://www.repository.ipb.ac.id pada tanggal 18 Mei 2011 Yusri S. et al.2009.Mengenal Alam Pesisir Kepulauan Seribu.PT. Penerbit IPB press.Jakarta:x + 106 hlm Lipi.2010.Seagrass Indonesia(terhubung berkala) http://seagrassindonesia.oseanografi.lipi.go.id/id/tentang-lamun.html Pada tanggal 18 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai